Category: <span>berita</span>

Keluarga Keren Cegah Stunting

Oleh : Nur Handayani, S.KM

              Hari Keluarga Nasional baru saja kita peringati kemarin tanggal 29 Juni 2022. Tema pada tahun ini adalah “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting”. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Di Indonesia angka stunting menurut Hasil Pemantaun Status Gizi (PSG) 2017 sebesar 29,6%. Sedangkan berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka stunting turun 3,3% dari tahun 2019. Tahun 2021 angka stunting menjadi 24,4%. Angka ini menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih dianggap tinggi karena lebih dari 20%.

              Stunting disebakan karena kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Penyebab lainnya antara lain karena salah dalam pola asuh, lingkungan yang buruk seperti rumah yang tidak higienis, sanitasi air kurang baik, minim air bersih, dan jamban yang kurang layak.  Hal-hal tersebutlah yang kemudian berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Gejala stunting sendiri antara lain : anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya, proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya, berat badan rendah untuk anak seusianya, dan pertumbuhan tulang tertunda. Masalah stunting tidak dapat kita anggap remeh, karena dampaknya berpengaruh terhadap kesehatan dan kualitas generasi penerus bangsa ini. Dampak jangka pendek stunting meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.

              Melihat dampak yang ditimbulkan oleh stunting, tentu perlu diambil tindakan pencegahan. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran penting didalam  upaya pencegahan stunting. Berdasarkan penelitian “Hubungan Peran Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia Toddler Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember” mengungkapkan bahwa terrdapat hubungan Peran Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia Toddler. Keluarga berperan penting mencegah stunting pada setiap fase kehidupan. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya. Untuk itu penting Langkah awal untuk penguatan keluarga sebagai pilar awal pencegahan stunting. Upaya pencegahan dapat dilakukan dari awal perencanaan keluarga, Upaya pencegahan stunting dapat dimulai dari masa sebelum kehamilan. Rencanakan dengan baik kehamilan yang diinginkan oleh calon orangtua, memastikan gizi ibu hamil tercukupi, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai dengan gizi seimbang serta pemeriksaan selama kehamilan.

              Langkah pencegahan stunting lainnya tidak terlepas dari pola makan keluarga. Berdasarkan salah satu studi dari  Nutrients Journal telah membuktikan bahwa, kebiasaan makan anak dipengaruhi oleh kebiasaan makan dalam keluarga terutama orang tua. Ini dikarenakan anak memiliki kecenderungan untuk mengikuti kebiasaan yang dilakukan orang tuanya. Bahkan, pemilihan makan saat masih anak-anak bisa terus terbawa sampai anak menjadi dewasa. Penelitian lainnya oleh Robson et al. juga melaporkan bahwa, pemilihan makan pada anak seperti frekuensi makan, konsumsi sayur dan buah, serta makanan atau minuman manis sangat berhubungan dengan konsumsi makanan keluarga. Hal ini menunjukkan peran keluarga sangat kuat dalam mempengaruhi pola makan anak dan berdampak pada status gizi anak, termasuk kondisi stunting dan obesitas.

              Pola makan di masyarakat Indonesia beberapa masih belum menjalankan pola makan yang sehat. Masih ada kecenderungan rendahnya akses dari segi jumlah maupun kualitas makanan yang sehat. Untuk itu perlu keluarga memahami dan menerapkan “Isi Piringku”, dimana dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. Penting memperkenalkan ragam makanan dengan gizi seimbang dan membiasakan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, dapat memperbanyak makanan dengan kandungan protein tinggi selain tetap membiasakan makan sayur dan buah.

              Pola asuh yang benar dan diiringi dengan gaya hidup sehat juga digadang-gadang dapat mencegah terjadinya stunting dalam keluarga. Untuk itu, orangtua diharapkan mau memperkaya diri dengan informasi yang benar tentang pola asuh terkait dengan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan aktifitas anak serta tentang kesehatannya. Pola asuh yang baik dapat dengan menerapkan praktik pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan kemudian dilanjutkan ASI kembali hingga 2 tahun dan didampingi oleh makanan pendamping ASI (MP-ASI). Orangtua juga dapat membekali diri anak-anak dengan kesehatan reproduksi dan pemenuhan gizi mereka.

              Keluarga juga disarankan untuk menjaga kebersihan tempat tinggal, mencakup sanitasi lingkungan dan air bersih. Pastikan sumber air layak pakai. Mata air juga sebaiknya jauh dari tempat pembuangan kotoran atau limbah dengan minimal jarak 10 meter. Lingkungan dan sumber air yang tidak bersih membuat anak rawan terkena infeksi penyakit. Data WHO menyebutkan bahwa infeksi, seperti diare, pneumonia, dan cacingan, dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Paparan bakteri menimbulkan dampak inflamasi, kerusakan sistem pencernaan, dan berkurangnya kemampuan tubuh anak menyerap nutrisi. Selain itu orangtua juga perlumemberikan edukasi dan membiasakan tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat, contohnya orangtua dapat mengajarkan anak untuk dapat membiasakan membuang sampah pada tempatnya, rutin gosok gigi dan rutin cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Kebiasaan tersebut tentunya juga sejalan dengan apa yang dilakukan orangtua sehingga kebiasaan yang diajarkan ke anak dapat konsisten.

              Setiap keluarga tentunya mengharapkan kelak anak-anak bisa tumbuh sehat dan sukses. Dengan menjadi keluarga keren yang mampu dan berdaya guna dalam memberikan nutrisi terbaik untuk anak, memberikan pola asuh yang benar, mengupayakan terciptanya sanitasi lingkungan yang bersih, pemenuhan air bersih, memperkaya diri dengan informasi pola hidup sehat, serta selalu berupaya memantau dan menjaga kesehatan anggota keluarganya, tentu dapat meminimalisir tejadinya resiko stunting pada anak. Anak akan mendapat kesempatan untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Sehingga kelak akan muncul generasi penerus yang berkualitas. Yuk, kita mulai ciptakan keluarga keren dari sekarang, dan sebarkan hal positif dilingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Maulid, dkk. 2019. Hubungan Peran Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia Toddler Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember. repository.unmuhjember.ac.id

Harfika, Aviani. 2022. Peran Keluarga dalam Cegah Stunting dan Obesitas. https://linisehat.com tanggal 27 Januari 2022

Humas Litbangkes Kementrian Kesehatan RI. 2021. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. https://www.litbang.kemkes.go.id tanggal 28 Desember 2021

Humas Litbangkes Kementrian Kesehatan RI. 2021. Angka Stunting Turun di Tahun 2021. https://www.litbang.kemkes.go.id tanggal 28 Desember 2021

Kementrian Sekretariat Negara RI. 2022. Tahun 2022 Angka Prevalensi Stunting Harus Turun Setidaknya 3%. https://stunting.go.id tanggal 11 Mei 2022

Kementrian Kesehatan RI. 2019. Pencegahan Stunting Pada Anak. https://promkes.kemkes.go.id tanggal 28 Maret 2019

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. http://p2ptm.kemkes.go.id tanggal 10 April 2018

TIPS SEHAT SELAMA LIBURAN

Oleh : Susilawati, SKM

Berlibur diantara kesibukan harian memberi begitu banyak manfaat pada diri seseorang apalagi jika kita bisa sehat selama liburan. Bukan hanya menyeimbangkan hidup, tapi juga mampu menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Kegiatan liburan dapat melepas hormon kortisol yang kerap menjadi biang keladi stres sehari-hari. Selain itu saat liburan juga bukan berarti kamu bebas mengkonsumsi makanan dan minuman apapun serta melakukan kebiasaan tidak sehat lainnya. Supaya tubuh tetap fit, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berlibur.

  1. Perhatikan asupan makanan

Usahakan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Jika makan diluar, pastikan tempat makannya bersih dan tetutup, tidak terpapar debu dan kotoran yang membawa kuman penyakit. Perhatikan juga batasan makanan dan hindari makanan yang dapat mengganggu kesehatan, terutama pencernaan.

  • Penuhi kebutuhan Cairan

Jangan lupa membawa bekal air minum pada saat melakukan perjalanan. Saat melakukan aktifitas yang tinggi selama liburan, tubuh akan lebih banyak membutuhkan air. Saat kamu kurang minum air putih, tubuh akan mengalami dehidrasi. Hal ini dapat menyebabkan kamu kurang konsentrasi, lemas, mudah mengantuk hingga sakit kepala. Pastikan anda mengonsumsi air putih delapan gelas perhari (dua liter) dan kurangi asupan minuman bersoda atau minuman manis.

  • Olahraga Ringan

Agar tetap sehat, sempatkan untuk selalu berolahraga di tengah liburanmu. Olahraga ringan saja sudah cukup untuk menjaga tubuh tetap bugar. Anda bisa melakukan peregangan ringan saat bangun tidur atau sebelum melaksanakan aktifitas. Berjalan kaki juga merupakan pilihan olahraga yang paling tepat di tengah liburan. Ayo, lawan rasa malasmu dengan waktu 30 menit saja untuk berolahraga.

  • Tidur Cukup

Pernahkah kamu merasa sangat bersemangat hingga sulit untuk tidur? Perasaan yang menggebu-gebu pasti akan menyelimuti perjalanan liburan kamu dan keluarga. Namun kamu harus tetap tidur untuk menjaga agar tubuh selalu fit selama liburan. Pada saat tidur tubuh akan melakukan proses dan mengisi energi sehingga kamu lebih segar dan berenergi keesokan harinya. Selain itu berdasarkan penelitian, tidur setidaknya 6 jam perhari akan mengurangi resiko kematian hingga 14 tahun kedepan.

  • Hindari Stres

Tujuan liburan adaah untuk membuat hati menjadi tenang dan bahagia. Macet dan kondisi tak mengenakan lainnya memang tak bisa hindari, namun jangan sampai anda ikut terbawa stres. Sering-seringlah menarik nafas agar pikiran tetap tenang dan selalu ingat bahwa liburan adalah untuk merefresh diri agar lebih baik lagi dan bukan untuk membuat menjadi terbebani.

            Selain beberapa tips diatas, jangan lupa untuk menyiapkan obat-obatan yang biasa anda konsumsi sebelum pergi. Ini penting untuk antisipasi jika anda atau salah satu anggota keluarga mengalami sakit selama perjalanan. Semoga tips ini bermanfaat, selamat menikmati liburanmu.

Aromaterapi Lavender Sebagai Salah Satu Intervensi Komplementer Relaksasi

Terapi komplementer adalah terapi tradisional yang diberikan untuk mendukung terapi pengobatan modern (pengobatan medis). Dalam perkembangannya, terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara, bahkan di negara-negara maju seperti Amerika, China, dan Taiwan, terapi komplementer menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Changhua Christian Hospital (CCH) adalah salah satu rumah sakit besar dan ternama di Taiwan, adalah salah satu penggagas rumah sakit yang memasukkan terapi komplementer pada layanan kesehatan. Terapi komplementer yang ada di CCH antara lain yoga, terapi musik, terapi seni, aromaterapi, acupuntur, pijat, tai chi, dan herbal China. Untuk pemilihan jenis terapi komplementer disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Misalnya pada pasien kanker yang mengalami masalah nyeri dan gangguan tidur, dipilih terapi komplementer aromaterapi dengan menggunakan minyak atsiri (minyak esensial). Penggunaan aromaterapi minyak esensial dapat membantu merelaksasikan tubuh sehingga nyeri berkurang dan kualitas tidur meningkat.

            Minyak esensial adalah minyak yang dihasilkan dari jenis tumbuhan tertentu. Minyak ini berwujud cairan kental yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas. Manfaat dari minyak esensial beragam, tergantung dari tanaman apa minyak tersebut dihasilkan. Lavender adalah salah satu jenis tanaman esensial yang hasil olahannya dapat digunakan sebagai aromaterapi. Kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool. Linalool ini yang mempunyai peran memunculkan efek anti cemas atau relaksan. Adapun hasil olahan dari minyak esensial lavender, selain digunakan untuk aromaterapi, bisa juga digunkan sebagai pengusir nyamuk, antioksidan, perawatan kulit, dan perawatan rambut.

            Aromaterapi lavender biasanya dalam bentuk water diffuser atau dalam bentuk variasi jenis parfum yang lainnya. Penggunaan aromaterapi lavender tidak hanya terbatas pada pasien kanker yang mengalami nyeri dan gangguan tidur. Pasien yang mengalami kecemasan dalam mengahadapi suatu keputusan medis seperti menjelang dilakukannya operasi, cemas karena adanya vonis diagnosa kronis, nyeri post operasi, kebingungan mengambil keputusan, kehilangan fungsi tubuh, dan kecemasan akibat yang lainnya, dapat diberikan intervensi pemberian aromaterapi lavender untuk mendukung terapi medis yang telah diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa tahun 2020 menyatakan bahwa aromaterapi lavender dapat digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Senada dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Maharani pada tahun 2021 menyatakan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan insomnia pada remaja.

            Dengan adanya evidance based yang ada, dan juga telah digunakannya aromaterapi sebagai terapi komplementer di beberapa rumah sakit negara maju seperti di CCH Taiwan, aromaterapi lavender dapat dijadikan salah satu pilihann terapi komplementer pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan, nyeri, dan gangguan pola tidur. Selain karena manfaatnya, aromaterapi lavender juga memiliki efek samping yang kecil dan cocok ditanam di iklim tropis seperti di Indonesia.

Pengolahan tanaman lavender pun tergolong mudah. Seperti kebanyakan tanaman atsiri yang lainnya, bahwa ketika akan dipanen, dua minggu sebelumnya tanaman akan dibuat “stress” terlebih dahulu dengan cara tidak dipupuk dan disiram. Dengan adanya kondisi “stress” pada tanaman atsiri, berakibat semakin banyak minyak esensial yang dihasilkan. Kemudian setelah dilakukan panen, bunga lavender masih perlu didiamkan pada ruang kering paling tidak dua hari. Setelah mengering, bunga lavender siap untuk diolah untuk menghasilkan minyak esensial. Salah satu proses mengolah bunga lavender menjadi minyak esensial adalah dengan proses penyulingan (distilasi), adapun jenis penyulingan ada tiga yaitu penyulingan rebus, penyulingan kukus, dan penyulingan uap. Dan dari ketiga jenis penyulingan tersebut, penyulingan kukus lebih banyak dipilih karena kualitas dan kuantitas minyak esensial yang dihasilkan lebih baik. Kemudian minyak esensial lavender hasil pengolahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku beberapa produk, misalnya water diffuser, parfum, dupa lavender,lotion anti nyamuk, dan bahkan digunakan sebagai campuran bahan makanan.

Nah sekarang sudah tau kan manfaat lavender?? Ya…salah satunya dapat digunakan untuk menunjang kesehatan, sebagai terapi komplementer yaitu aromaterapi lavender yang jika digunakan baik dengan difusser ataupun parfum, dapat menurunkan kecemasan, mengurangi nyeri, dan membuat tidur lebih nyenyak.

Oleh: Agung Rejecky, S.Kep., Ns

Perawat IGD RS Paru Respira DIY/ Pasca Sarjana Magister Keperawatan UMY

Daftar Pustaka

AP, I. P. D. (2013). Lavender Aromateraphy As a Relaxant. E-Jurnal Medika        Udayana, 21-53.

Maharani, A. P. (2021). Aroma Terapi Lavender untuk Mengatasi Insomnia pada   Remaja. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(1), 159-164.

Yi – Min, Chen. 2020. Complementary Therapy in Palliative Care,   https://www.youtube.com/watch?v=-_og-epgbzk&t=33s

Sampah Puntung Rokok : Sampah Kecil yang Ternyata….

Jumlah perokok aktif di Indonesia jumlahnya tidak sedikit. Berdasarkan data BPS jumlah perokok aktif dengan usia ≥15 tahun ada sekitar 28,96% dari total jumlah penduduk Indonesia. Rokok tidak saja menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, tetapi ternyata juga mengganggu lingkungan. Asap rokok dapat menimbulkan polusi bahkan dapat membahayakan ketika terhirup oleh paru-paru. Kemudian puntung rokok yang selama ini dianggap sepele ternyata juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Setiap harinya perokok aktif dapat merokok lebih dari satu batang rokok. Bisa kita bayangkan berapa banyak setiap perokok menghasilkan sampah puntung rokok setiap harinya.

              Berbicara mengenai sampah puntung rokok, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) ada jutaan perokok yang membuang puntung rokok secara sembarangan. Sering kita lihat sampah puntung rokok dijalan-jalan, selokan, taman dan lain sebagainya. Sampah-sampah ini nantinya lambat laun dapat berujung hingga ke laut. Pada tahun 2019, pernah terjadi belasan penyu di suatu pantai di daerah Bengkulu mati. Belum diketahui secara jelas penyebab pasti matinya belasan penyu. Akan tetapi pada bagian pencernaan penyu banyak ditemukan sampah plastik, karet hingga puntung rokok. Hasil riset yang dilakukan peneliti Universitas Georgia, Jenna Jambeck yang dirilis pada 2015, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah di laut setelah China. Setidaknya, ada 187,2 juta ton sampah dari Indonesia ada di laut. Dari jumlah tersebut sampah puntung rokok menjadi sampah terbanyak yang ditemukan. Penelitian lain yang dilakukan di  Pantai Batu Payung, Desa Sedau,  Kabupaten Bengkayang dan Pantai Pasir Panjang, Desa Karimunting, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat juga menemukan bahwa  jenis sampah terbanyak adalah sampah plastik, yang berupa bungkus makanan, sedotan, dan puntung rokok.(Dian Rahayu Jati, dkk, 2020).

              Dengan adanya hal tersebut, kita dapat melihat bahwa ternyata sampah puntung rokok sudah meresahkan lingkungan. Dan sampah puntung rokok ternyata bukan sampah biasa, melainkan termasuk sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Namun, hal ini tidak sepenuhnya disadari oleh semua orang terutama perokok aktif. Bahkan ada studi dari Keep America Beautiful (KAB) melaporkan bahwa 77% responden survei berpikir bahwa puntung rokok itu bukan sampah. Puntung rokok tidak saja menjadi sampah visual yang menganggu keindahan lingkungan, tapi juga mengancam kehidupan makhluk hidup maupun lingkungan. Puntung rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat yang merupakan filter pada batang rokok, meskipun dapat terurai secara biologis, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai . Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi di dasar laut dalam.

              Filter rokok bekas juga mengandung ribuan bahan kimia yang dapat membunuh tanaman, serangga, tikus, jamur, dan makhluk hidup lainnya. Bahkan, beberapa bahan kimia dalam filter rokok bekas dikenal sebagai karsinogen, senyawa penyebab kanker.      Kemudian ada penelitian dari Departemen Biologi Anglia Ruskin University pada 2019, menyebutkan bahwa puntung rokok mengurangi tumbuhnya kecambah pada rumput dan semanggi hingga 25 persen. Selain itu, puntung rokok juga mengurangi jumlah biomassa akar semanggi hampir 60 persen. Kemudian, penelitian dari Slaughter, dkk. (2014) menyatakan racun yang terkandung di dalam 1 puntung yang diencerkan dengan 1 liter air cukup untuk membunuh ikan dan biota laut lainnya yang dapat dimasukkan ke dalamnya. Penelitian lain yang hampir serupa juga mengungkap bahwa semakin lama waktu paparan limbah tembakau puntung rokok maka akan semakin menganggu perkembangan embrio ikan yang ada di perairan (Diyah Ayu, 2018).

              Tidak berhenti disitu, mikroplastik yang berasal dari rokok dapat masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan mengendap di alveolus paru. Selain itu, mikroplastik dapat masuk ke dalam pencernaan manusia. Mikroplastik yang ada di perairan seringkali tertelan oleh biota perairan dimana biota tersebut yang sering dikonsumsi manusia. Tentu ini membahayakan kesehatan manusia. Lebih lanjut, ternyata mikroplastik juga mengganggu siklus hidrologi air. Ketika mikroplastik menguap akan mengikat molekul air, sehingga air menjadi terkontaminasi zat berbahaya.

              Terkait sampah puntung rokok tidak terlepas dari jumlah perokok itu sendiri. Semakin meningkatnya jumlah perokok dan jumlah konsumsi rokok tentu berdampak pada peningkatan sampah puntung rokok. Untuk itu, dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei, mengajak kita untuk sadar dan memahami tidak saja rokok dan asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan, namun sampah puntung rokok pun juga berbahaya bagi lingkungan. Perlu bagi semua orang memahami sampah puntung rokok bukan sampah rumah tangga,melainkan sampah bahan berbahaya dan beracun. Edukasi oleh pihak yang berkompeten tentang hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama perokok aktif untuk tidak membuang sampah puntung rokok sembarangan. Edukasi dapat dilakukan melalui kampanye maupun iklan layanan masyarakat. Pemerintah dengan kolaborasi masyarakat dapat menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah puntung rokok. Pemerintah juga dapat memberikan sanksi tegas tentang larangan membuang sampah puntung rokok sembarangan bagi masyarakat. Selain itu juga pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi terkait pemanfaatan limbah puntung rokok untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Bisa kita liat dalam salah satu penelitian dimana pemisahan nikotin dari puntung rokok dapat dimanfaatkan sebagai bahan insektisida. (Amri Aji, dkk, 2015). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa limbah puntung rokok filter dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan beton ringan berpori. (Agata Iwan Candra, dkk, 2019). Tapi perlu kita ingat, bagaimanapun yang terbaik adalah bagaimana perokok dapat berhenti merokok atau setidaknya mengurangi jumlah perokok dan jumlah konsumsi rokok. Karena pemanfaatan limbah puntung rokokpun tidak akan berguna ketika tingkat konsumsi rokok masih tinggi. Sampah puntung rokok akan tetap menggunung dan semakin tidak terkendali dampaknya bagi kesehatan maupun lingkungan. Yuk kita mulai dari diri sendiri untuk tidak merokok dan menjaga lingkungan kita mulai dari sekarang.

By : Nur Handayani, S.KM

Daftar Pustaka

Agata Iwan Candra, dkk. 2019. Pemanfaatan Limbah Puntung Rokok Filter Sebagai Bahan Campuran Beton Ringan Berporihttps://scholar.google.com

Amri Aji, dkk. 2015. Isolasi Nikotin Dari Puntung Rokok Sebagai Insektisida. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 1 (Mei 2015) 100 – 12

Adinda Permatasari, dkk. 2019. Indonesia Penyumbang Limbah Puntung Rokok Terbesar Kedua di Dunia. https://www.viva.co.id tanggal 25 November 2019

BPS. 2021. Persentase Merokok Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut Provinsi (Persen), 2019-2021. https://www.bps.go.id

Dian Rahayu Jati, dkk. 2020. Identifikasi Jenis Dan Jumlah Sampah Laut Di Kabupaten Bengkayang Dan Kota Singkawang (Monitoring Of Marine Litter In Bengkayang District And Singkawang City). Jurnal Teknologi Lingkungan Basah Vol. 8 No. 1

Fatma Fitrianuari Fatima,dkk. 2021. Sampah puntung rokok, si kecil pembawa petaka yang diacuhkan. https://www.ekuatorial.com tanggal 24 Maret 2021

Lenny Isnaeni Sugianto, dkk. 2020. Perancangan Kampanye Sampah Puntung Rokok Di Taman Kota Bandung (Studi Kasus : Alun-Alun Bandung, Alun-Alun Regol Dan Taman Lansia). https://journalkreatif.sttbandung.ac.id/index.php/files/issue/view/2

Lestari, Diyah Ayu. 2018. Pengaruh Paparan Limbah Tembakau Puntung Rokok Dengan Waktu Yang Berbeda Terhadap Perkembanagan Embrio Ikan Zebra (Danio Rerio). http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11682

Prisca Triferna Violetta, dkk. 2022. Peneliti: Sampah puntung rokok ikut sebabkan cemaran mikroplastik. https://www.antaranews.com tanggal 27 Mei 2022

Swastika, Amira. 2019. Tak Hanya Sampah Plastik, Puntung Rokok Juga Berbahaya Bagi Lingkungan. https://nationalgeographic.grid.id tanggal 15 Agustus 2019

Waste Management. 2020. Sampah Puntung Rokok: Kecil, Berbahaya, dan Ada Dimana-mana. https://waste4change.com tanggal 23 Oktober 2020

SEHAT SETELAH LEBARAN

Oleh : Susilawati, SKM

Perayaan Idul Fitri di Indonesia selalu identik dengan menu tradisional yang penuh rempah dan kaya bumbu. Dari Opor Ayam, Rendang sampai sambal goreng ati, hampir semua menu lebaran ini tinggi lemak. Jika anda tidak mengontrol asupannya, kolesterol, asam urat, gula darah dan tekanan darah bisa naik.

Saat lebaran tiba, hampir setiap orang ingin menikmati seluruh hidangan yang tersedia. Memang sulit menahan godaan hidangan lebaran yang lezat. Di balik kelezatannya, ada bahaya kesehatan yang mengancam dari hidangan hari raya. Pasalnya, berbagai menu hidangan cenderung tinggi karbohidrat dan lemak.Ada pula sajian makanan ringan dan minuman manis yang bisa membuat kadar gula darah pasien diabetes meningkat.

            Mengatur pola makan sehat setelah lebaran perlu kamu terapkan agar terhindar dari penyakit. Mengkonsumsi makanan sehat sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan. Selain menghindari makanan lebaran yang tidak sehat, konsumsi buah dan sayur adalah yang paling utama. Kamu bisa mengembalikan gaya hidup sehat setelah lebaran agar kondisi kesehatan kembali optimal.

  1. Pola Makan Yang Baik

Menjalani puasa selama satu bulan penuh membuat pola makan jadi berantakan. Untuk itu, mulailah kembali membuat pola makan atau rutinitas yang tepat agar kondisi kesehatan tetap optimal. Utamakan konsumsi buah dan sayur karena kandungan protein dari beberapa jenis sayur dan biji-bijian sangat baik untuk kesehatan. Perbanyak konsumsi protein seperti daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan hingga biji-bijian. Pastikan untuk tidak mengkonsumsi makanan dengan kalori yang berlebihan, berlemak dan bersantan, serta hindari junk food.

  • Pola Minum

Ketika menjalani puasa kamu menkonsumsi air putih pada saat sahur, berbuka puasa dan saat setelah berbuka puasa. Saat ini setelah selesai merayakan lebaran, sebaiknya perbaiki pola minum dengan mengkonsumsi 2-3 liter air putih setiap harinya. Kurangi mengkonsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan atau gula.

  • Perbaiki Pola Tidur

Saat bepuasa, pola tidur akan berbeda dari biasanya, karena harus bangun di pagi hari untuk makan sahur. Dengan pola tidur yang berubah dan tidak teratur membuat kamu menjadi lebih mudah capek pada siang hari dan cenderung tidur lebih malam. Dengan pola tidur yang tidak teratur ini membuat badan menjadi lebih cepat lelah dan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu setelah selesai lebaran ini kamu dapat memperbaiki pola tidur dengan tidur 7-8 jam perhari.

  • Aktif Melakukan Olahraga

Setelah satu bulan berpuasa membuat orang menjadi malas berolahraga. Saat puasa orang jadi sering bermalas-malasan karena tidak mau menguras energi. Saat lebaran pun orang lebih cenderung untuk makan-makan dan malas berolahraga. Jika kebiasaan buruk ini terus dilakukan maka kamu dapat mengalami obesitas dan dapat mengganggu kesehatan. Olahraga sebaiknya dilakukan secara rutin 2-3 kali seminggu. Kamu bisa memulainya dengan melakukan olahraga yang ringan terlebih dahulu.

  • Lakukan Pemeriksaan Kesehatan

Tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan kolesterol, gula darah maupun tekanan darah. Dengan mengetahui hasil pemeriksaan, tentunya kamu bisa mencegah penyakit yang dialami semakin memburuk dengan pengobatan yang tepat oleh dokter.

HARI KESEHATAN DUNIA : PLANET KITA, KESEHATAN KITA

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari, S.KM

Hari Kesehatan Dunia diperingati setiap tanggal 7 April. Setiap tahun WHO membuat sebuah tema yang dipilih untuk menyoroti area yang menjadi perhatian prioritas. Dalam menghadapi pandemi saat ini, planet yang tercemar, dan meningkatnya insiden penyakit, tema Hari Kesehatan Dunia 2022 adalah “Our Planet, Our Health” atau Planet kita, Kesehatan kita.

Seperti yang kita ketahui bahwa di masa sekarang ini, dengan masifnya pembangunan menyebabkan banyak masalah, seperti polusi udara, air yang terkontaminasi, sanitasi yang tidak memadai termasuk pengelolaan limbah padat, dan dampak negatif dari perubahan iklim adalah ancaman kesehatan masyarakat lingkungan yang mendesak di Indonesia.

Tema “Planet Kita, Kesehatan Kita” ini harus menjadi pengingat yang kuat bagi kita bahwa penyelesaian berbagai masalah ini adalah tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya pemerintah dan LSM tapi juga dukungan dan partisipasi masyarakat.

Bayangkan kesehatan kita, masyarakat, lingkungan, dan dunia kita, sedangkan kita hanya punya satu planet yang dapat kita tinggali. Kesehatan kita tergantung pada planet ini, seperti kesehatan bergantung pada perilaku kita.

Selamat Hari Kesehatan Dunia Tahun 2022. Mari jaga planet kita untuk kesehatan kita semua.

Sumber :

PAHO. 2022. World Health Day : Our Planet, Our Health, https://www.paho.org/en/events/virtual-commemoration-world-health-day-april-7th-2022-our-planet-our-health diakses pada tanggal 05 April 2022.

Aditya, Ivan. 2020. DPD RI Bahas Masalah Lingkungan DIY, Ini yang Ditemukan, https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/dpd-ri-bahas-masalah-lingkungan-diy-ini-yang-ditemukan/2/ diakses pada tanggal 05 April 2022. KR Jogja.

Kembali Mengenal TBC

Oleh : Kristi Riyandini, SKM

Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari TBC Sedunia/ HTBS, tema nasiona HTBS tahun ini adalah ‘Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa’. Pengambilan tema ini mengandung harapan agar hati setiap orang tergerak untuk menyadari pentingnya investasi upaya sekecil apapun yang bahkan seorang individu lakukan untuk menanggulangi TBC akan sangat bermakna demi pencapaian eliminasi TBC karena upaya eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja tetapi tanggung jawab semua sektor dan setiap individu yang ada. Untuk bisa menjadi bagian dari tugas mulia eliminasi TBC untuk selamatkan bangsa, tentunya kita harus lebih mengenal tentang TBC.

TB atau kalau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan TBC, tentunya nama penyakit ini sudah tidak asing ditelinga kita. Indonesia adalah negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi nomer tiga di dunia setelah Cina dengan estimasi 824.000 jumlah kasus dengan kematian sebanyak 13.110 dan hanya 47% kasus yang terlaporkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (Global TB Report 2021, WHO). TBC juga menjadi penyebab komplikasi terbesar pada orang dengan HIV dengan jumlah 18.000 kasus orang menderita TBC-HIV sementara kematian akibat TBC pada Orang dengan HIV adalah 4.800 jiwa.

Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan cakupan pengobatan TBC secara nasional mengalami penurunan dari 67% di tahun 2019 menjadi 42% di tahun 2020. Ditambah pandemi COVID-19 yang melanda 2 tahun terakhir, menyebabkan upaya penanggulangan TBC berbasis masyarakat mengalami hambatan yang signifikan. Semenjak Pandemi Covid-19 agaknya keberhasilan penanganan TBC mengalami beberapa kendala. Seperti yang terlaporkan dalam Global TB Report 2021, penemuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menurun tajam akibat pandemi COVID-19. Adanya wabah virus corona baru ini menyebabkan sebagian besar sumber daya yang ada di masyarakat ditujukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Akibatnya, penanggulangan penyakit lainnya menjadi terabaikan, termasuk TBC. Penurunan penemuan kasus TBC ini dikhawatirkan akan menjadi sumber penularan baru karena mereka yang belum ditemukan adalah sumber penularan TBC di masyarakat. Situasi pandemi memberikan tantangan baru bagi pemangku kepentingan program TBC untuk memulihkan upaya-upaya mengejar Eliminasi TBC secara lebih efektif.

Tuberkulosisatau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis dikenal orang dengan sebutan TBC, penyakit 3 huruf, paru-paru basah, flek paru dll. Kuman TBC paling sering menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, kulit dll. TBC ini bukan penyakit keturunan atau guna-guna .

GEJALA TBC

Gejala Utamanya yaitu batuk terus – menerus (berdahak maupun tidak berdahak) Gejala lainnya :

  • Demam meriang berkepanjangan
  • Sesak nafas dan nyeri dada
  • Berat badan menurun
  • Kadang dahak bercampur darah
  • Nafsu Makan Menurun

PENULARAN TBC

Penularan TBC terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TBC yang batuk tanpa menutup mulut. Jika udara yang mengandung kuman TBC tadi terhirup, maka terdapat kemungkinan kita terkena infeksi TBC namun tidak selalu berarti kita akan sakit TBC, bisa jadi kuman TBC tersebut ‘tidur ’(dormant) dalam badan kita.

Kuman ‘tidur’ tidak membuat kita sakit TBC dan kita juga tidak dapat menularkan ke orang lain. Jika daya tubuh menurun kuman TBC yang ‘tidur’ ini menjadi aktif dan memperbanyak diri, maka kita menjadi sakit TBC. TBC tidak menular melalui perlengkapan pribadi si pasien yang sudah dibersihkan seperti peralatan makan, pakaian atau tempat tidur yang digunakan oleh pasien TBC.

PEMERIKSAAN TBC

  • TB dapat diketahui melalui pemeriksaan dahak
  • Kuman TB dilihat dengan mikroskopis atau dengan menggunakan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM)
  • Dibutuhkan 2 kali pengambilan dahak pasien yaitu saat datang kelayanan (Sewaktu) dan dahak pagi sesaat setelah bangun tidur (Pagi) atau sebaliknya Pagi dan sewaktu (saat pasien mengantar dahak pagi ke layanan)
  • Petugas bisa menambahkan informasi fasilitas pemeriksaan yang ada di layanannya, mikroskop atau TCM

MENCEGAH PENULARAN TBC

  • Minumlah obat teratur. Setelah 2 minggu minum obat, maka jumlah kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain.
  • Pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu batuk atau bersin.
  • Tidak membuang dahak sembarangan. Membuang dahak di tempat khusus dan tertutup seperti ke lubang wc atau wastafel dengan mengalirkan atau menyiram air pada dahak yang telah dibuang.
  • Rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar sirkulasi udara berjalan lancar dan ruang/kamar mendapatkan cahaya matahari

PENGOBATAN TBC

Pasien diberikan obat selama 6 bulan atau lebih, diminum secara teratur, lengkap, sesuai dengan dosis yang diberikan sesuai jadwal berobat sampai sembuh. Sebaiknya obat diminum dalam keadaan perut kosong di pagi hari.

Tahap pemberian obat:

  • Tahap awal: 2 bulan atau 3 bulan diminum setiap hari (tergantung hasil konversi dahak)
  • Tahap lanjutan: 4 bulan atau 5 bulan diminum 3x/minggu

Bila tidak patuh dapat menyebabkan pasien menjadi resistan terhadap Obat Anti TBC (OAT) atau yang paling parah menyebabkan kematian. Obat TBC gratis disediakan oleh pemerintah, dapat diperoleh di Puskesmas, Fasyankes lainnya (petugas dapat memberikan informasi Fasyankes yang menyediakan obat TB gratis dan berkualitas).

APA AKIBATNYA BILA PASIEN TBC TIDAK MINUM OBAT TERATUR?

  • Penyakit tidak akan sembuh atau bahkan menjadi lebih berat.
  • Penderita tetap dapat menularkan penyakitnya pada orang lain.
  • Penyakit menjadi makin sukar diobati karena ada kemungkinan bakteri TBC menjadi kebal, sehingga diperlukan obat yang lebih kuat dan lebih mahal (regimen pengobatan TBC kebal obat). Obat untuk bakteri yang kebal belum tersedia di semua fasilitas kesehatan.
  • Perlu waktu lebih lama untuk sembuh.
  • Penderita dapat juga menularkan bakteri yang sudah kebal obat pada orang lain.

Sumber:

www.stoptbindonesia.org

https://tbindonesia.or.id/

Global TB Report 2021, WHO

48 tahun PPNI: Perawat RS Paru Respira Lakukan Edukasi Vaksin Booster

Oleh: Agung Rejecky, S. Kep., Ns

Keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan profesional kesehatan. UU 38 tahun 2014 menjelaskan bahwa keperawatan dalam memberikan pelayanan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maapunun sakit. Tercapainya pelayanan profesional keperawatan saat ini, tidak terlepas dari panjangnya perjalanan sejarah keperawatan. Keperawatan masuk di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda yang mana pada saat itu perawat disebut sebagai velpeger. Pada tahun 1962 dengan didirikan Akper milik Departemen Kesehatan di Jakarta, menggambarkan awal mula pendidikan profesional keperawatan mulai dirintis.

            Dengan semakin kompleksnya dinamika pelayanan kesehatan dan pesatnya perkembangan keperawatan di Indonesia, tentu saja perlu adanya sebuah wadah yang mampu menjadi sarana pemersatu, pembuat kebijakan, pembina, pengembang, dan pengawas keperawatan di Indonesia. 17 Maret 1974 didirikan wadah organisasi keperawatan di Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Tahun 2022 tepatnya tanggal 17 Maret, genap 48 tahun usia PPNI. Sebagai organisasi profesi keperawatan, PPNI adalah perwujudan semangat profesi keperawatan, yaitu mewujudkan inti pelayanan keperawatan yang berfokus pada menjaga dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

            Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PPNI, Harif Fadillah mengatakan “Maka perlulah kita peringati bersama di hari yang berbahagia ini, atas keteguhan semangat kita bersama sehingga organisasi PPNI dapat berdiri 48 tahun lamanya”. Melalui Surat Edaran DPP PPNI Nomor 0115/DPP.PPNI/SE/K.S/II/2022 tentang Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT), DPP PPNI menyerukan kepada seluruh pimpinan PPNI mulai dari tingkat Wilayah hingga Komisariat untuk mengadakan kegiatan Peringatan HUT PPNI ke-48 secara menyeluruh dan serentak dengan tema “Perawat Bersama Rakyat, Menuju Bangsa Sehat, Bebas Covid 19”.

            Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) PPNI RS Paru Respira merupakan salah satu DPK PPNI yang berada di bawah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPNI Bantul. Menindaklanjuti SE tentang Peringatan HUT PPNI ke-48, DPK PPNI RS Paru Respira memperingati HUT PPNI ke-48 dengan mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu edukasi vaksin booster kepada pengunjung RS Paru Repira. Kegiatan dilakukan oleh jajaran pengurus beserta seluruh anggota DPK PPNI RS Paru Respira yang bekerjasama dengan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit RS Paru Respira. Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh pengunjung baik pasien maupun pengantar pasien di Poliklinik RS Paru Respira dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

            Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat tentang edukasi vaksin booster dimulai pada pukul 08.15 bertempat di ruang tunggu poliklinik RS Paru Respira. Mustofa, AMK selaku Ketua DPK PPNI RS Paru Respira dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam kesempatan peringatan HUT PPNI ke 48 ini dimanfaatkan sebagai sarana edukasi vaksin booster agar masyarakat khususnya pengunjung RS Paru Respira memahami pentingnya dilakukan vaksinasi booster. Pemaparan materi vaksin booster disampaikan oleh Dwi Setyawati, SST sekitar 15 menit dan dilanjutkan dengan tanya jawab dengan pengunjung. Sementara dari Unit PKRS menambahkan materi yang berjudul “Ada Apa dengan TBC dan Covid 19” yang disampaikan oleh Nur Handayani, SKM.

            Dalam kegiatan juga diberikan souvenir kepada pengunjung berupa handsanitizer, masker, gantungan kunci, dan kalender. Secara umum acara berjalan dengan lancar dan menarik, yang ditandai dengan antusias pengunjung rumah sakit dalam memperhatikan penyampaian materi dan banyaknya pertanyaan terkait materi seputar vaksin booster, covid 19, dan TBC.

            Dengan adaya kegiatan pengabdian masyarakat pada HUT PPNI ke 48, menunjukkan eksistensi perawat dalam ikut mewujudkan bangsa yang sehat dan bebas covid 19. Tentunya bukan hanya dalam moment ini saja, akan tetapi dalam keseharian menjalankan tugas sebagai perawat harus senantiasa membaktikan dirinya dalam berperan mewujudkan masyarakat yang sehat. DIRGAHAYU PPNI KE 48, semoga selalu diberikan kemudahan dan perlindungan dalam menjalankan tugas. PPNI JAYA…!! (agg*)

TBC BUKAN PENYAKIT KETURUNAN ATAU GUNA-GUNA

Oleh : Susilawati, SKM

TBC atau Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang paru-paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, kulit dll. TBC sering juga disebut dengan paru-paru basah atau flek paru. Banyak orang yang menganggap bahwa TBC adalah penyakit keturunan, akibat guna-guna atau di racuni orang lain.

Hal ini disebabkan karena pada  beberapa orang yang terkena penyakit TBC di temui ada yang batuk bercampur darah, gelisah dan sering berkeringat di malam hari, nafsu makan berkurang sampai berat badan yang menurun drastis. Gejala-gejala tersebut sering sekali dikaitkan dengan guna-guna. TBC adalah penyakit menular sehingga sangat memungkinkan apabila di rumah ada yang positif terkena TBC maka tidak menutup kemungkinan yang tinggal serumah juga positif

TAHUKAH KAMU ?

            Penularan TBC terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TBC yang batuk tanpa menutup mulut. Jika udara yang mengandung kuman TBC tadi terhirup maka terdapat kemungkinan kita terkena infeksi TBC namun tidak selalu berarti kita akan sakit TBC, bisa jadi kuman tersebut ‘ tidur ‘ (dormant) dalam badan kita. Kuman ‘ tidur ‘ tidak membuat kita sakit TBC dan kita juga tidak dapat menularkan ke orang lain. Jika daya tahan tubuh menurun, kuman TBC yang ‘ tidur ‘ ini menjadi aktif dan memperbanyak diri, maka kita menjadi sakit TBC.

SIAPA YANG PALING BERISIKO SAKIT TBC ?

  1. Siapa saja dapat tertular TBC tetapi belum tentu menjadi sakit.
  2. Orang dengan imunitas atau daya tahan tubuh rendah yang paling berisiko, yaitu :
  3. Anak
  4. Orang dengan HIV / AIDS
  5. Orang usia lanjut
  6. Penyandang Diabetes Mellitus
  7. Perokok
  8. Orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TBC

GEJALA TBC

  • Batuk terus menerus (berdahak maupun tidak berdahak)
  • Demam meriang berkepanjangan
  • Sesak nafas dan nyeri dada
  • Berat badan menurun
  • Kadang dahak bercampur darah
  • Nafsu makan berkurang
  • Berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan

Bila mengalami gejala di atas segera lakukan pemeriksaan dahak. Dibutuhkan 2 kali pengambilan dahak pasien yaitu saat datang ke layanan (sewaktu) dan dahak pagi sesaat setelah bangun tidur (pagi).

Kanker dan Serba-Serbinya (Hari Kanker Sedunia 2022)

Oleh : Nur Handayani, S.KM

Kanker adalah penyakit yang sering menjadi momok yang menakutkan. Setiap tanggal 4 Februari 2022 diperingati sebagai hari kanker sedunia dimana pada momen ini kita diingatkan untuk meningkatkan kesadaran kita dalam upaya mencegah penyakit kanker. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Sedangkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus.

              Berdasarkan grafik disamping kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di  Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker. Kanker paru-paru menyusul di urutan ketiga dengan jumlah 34.783 kasus (8,8% dari total kasus), lalu kanker hati sejumlah 21.392 kasus (5,4% dari total kasus), dan kanker nasofaring (area di sebelah atas bagian belakang tenggorokan) sejumlah 19.943 kasus (5% dari total kasus).

              Tingginya kasus kanker tentu bisa menjadi kewaspadaan awal kita untuk mau meminimalisir faktor yang terkait dengan penyakit kanker tersebut. Ada beberapa hal yang kemudian terkait dengan kejadian kanker. Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), salah satu penyebab tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang terus menghasilkan bahan karsinogen, seperti rokok, daging olahan, dsb. Penyebab lain yang juga mempengaruhi seperti kebiasaan begadang, kurang olah raga, dan makan terlalu banyak.

              Penyakit kanker sendiri di Indonesia adalah salah satu penyakit yang mengakibatkan jumalah kematian cukup besar. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh . Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia. Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan diobati setelah mencapai stadium lanjut. Itulah makanya penting untuk kita pemeriksaan skrining atau cek kesehatan secara berkala, agar kanker dapat terdeteksi secara dini.

              Munculnya permasalahan kanker berdampak tidak saja hanya kepada pasien saja, tetapi sosial, ekonomi masyarakat dan negara. Semisal saja apabila ada ibu yang yang menderita penyakit kanker, anak-anak akan dapat kehilangan kesempatan mendapatkan Airs Susu Ibu (ASI), pengasuhan optimal untuk tumbuh kembangnya. Belum lagi bila yang menderita penyakit kanker adalah ayah pencari nafkah, tentu ini akan mengganggu stabilitas perekonomian keluarga. Permasalahan lain adalah masalah akses keperawatan. Terkait masalah akses keperawatan, Hari Kanker sedunia tahun ini tema global “Close the Care Gap” yang artinya “Tutup Kesenjangan Perawatan”. Kampanye baru Hari Kanker Sedunia untuk membangun akses perawatan kanker yang lebih adil dan merata untuk semua. Tapi pada kenyataannya, tidak bisa dipungkiri ada beberapa masyarakat yang kurang percaya dengan mutu pelayanan kanker di Indonesia, sehingga mereka memilih pengobatan di luar negeri. Ada lagi yang sebagian memilih pengobatan alternatif yang kurang dapat dipercaya efektifitasnya. Layanan medis terkait kanker di Indonesia sebenarnya sudah mengalami kemajuan, akan tetapi terkadang pada pasien muncul rasa takut untuk periksa dan menjalani pengobatan. 

                 Permasalahan terkait perawatan kanker tidak bisa kita lihat hanya sebagian saja, tetapi harus secara keseluruhan. Disini perlunya kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait dan masyarakat itu sendiri dalam upaya penanganan dan pencegahan penyakit kanker. Bagi pemerintah tentunya dapat dilakukan dengan terus meningkatkan pelayanan medis terkait penanganan pasien maupun layanan deteksi dini. Selain itu juga perlu peningkatan pelayanan jaminan kesehatan yang adil dan merata bagi masyarakat terutama pasien kanker.  Pelayanan kesehatan yang memadai serta adil dan merata akan dapat membantu pada sisi kualitas hidup pasien kanker. Hal ini serupa juga diungkap dalam penelitian Made Ririn Sri Wulandari “Hubungan Kepuasan Selama Perawatan dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Ovarium di RSUP Sanglah”, dimana hasilnya menyebutkan ada hubungan antara kepuasan selama pengobatan dengan kualitas hidup pasien kanker ovarium di Rumah Sakit Umum Sanglah. 

                 Dalam sisi pencegahan perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan lembaga terkait misalnya saja yayasan kanker atau komunitas/kelompok pendukung sesama penderita kanker untuk pemberian edukasi terkait pencegahan dan penanganan khususnya pasien kanker. Masyarakat juga berperan penting dalam upaya mencegah penyakit kanker dengan upaya mencegah munculnya penyakit kanker dengan pola hidup sehat, dan pentingnya masyarakat khususnya keluarga pasien untuk dapat memberikan dukungan kepada pasien dalam upaya keberhasilan pengobatan. Dari dukungan sosial kepada pasien inilah dapat memberikan efek positif terhadap kualitas hidup pasien kanker. Hal ini pernah diungkapkan pada penelitian Witdiawati,dkk dengan judul “Dukungan Sosial Dalam Adaptasi Kehidupan Klien Kanker Payudara di Kabupaten Garut” dimana hasil penelitiannya menyebutkan ukungan sosial sangat bermakna dan menjadi satu kekuatan dalam adaptasi kehidupan klien kanker payudara, sehingga terbentuk mekanisme koping yang adaptif  dalam menghadapi kondisi penyakitnya dan aktivitas sosial sebagai wujud adaptasinya.

              Gejala kanker dapat bervariasi tergantung dari jenis kanker nya dan pada organ tubuh mana yang terkena kanker. Beberapa gejala yang sering dialami penderita kanker adalah:

Orang yang berisiko terkena kanker perlu menjalani skrining dan pemeriksaan rutin ke dokter. Contohnya, seorang perokok yang anggota keluarganya pernah terkena kanker, atau seseorang yang sering bergonta-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. Seseorang juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala kanker, seperti munculnya benjolan di tubuh, penurunan berat badan secara drastis, atau batuk kronis. Deteksi dini kanker dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.

              Tapi bagaimanapun juga, pencegahan lebih baik daripada mengobati. Untuk pencegahan kanker kita disarankan untuk melakukan gaya hidup sehat. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pencegahan penyakit kanker, antara lain :

  • CERDIK : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin Aktifitas Fisik, Diet Seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress dengan baik
  • Batasi konsumsi daging dimasak sangat matang atau dibakar
  • Terapkan “Isi Piringku” : Porsi Isi Piringku Kemenkes terdiri dari makanan pokok, yakni sumber karbohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring. Lalu dilengkapi dengan lauk pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring. Untuk setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3
  • Jaga berat badan ideal
  • HIndari perilaku berisiko, misal : Berbagi jarum dengan orang yang menggunakan obat intravena dapat menyebabkan HIV, serta hepatitis B dan hepatitis C, yang dapat meningkatkan risiko kanker hati.
  • Tidak merokok
  • Berjemur di bawah matahari secukupnya
  • Tidak mengkonsumsi alkohol
  • Memakai masker bila perlu saat harus berada atau dekat dengan asap pabrik
  • Batasi penggunaan handphone yang tidak tepat
  • HIndari makanan dan minuman yang mengandung zat carsinogen (pengawet)
  • Hindari cara pengolahan dan penyajian makanan yang salah misalanya penggunaan minyak goreng bekas secara berulang

                        Begitu bahayanya penyakit kanker, untuk itu kita perlu menyadari pentingnya hidup sehat. Yuk mulai sekarang kita biasakan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit kanker.

Daftar Pustaka

Atika Dwi Damayanti, dkk. 2008. Penanganan Masalah Sosial dan Psikologis Pasien Kanker Stadium Lanjut dalam Perawatan Paliatif. Indonesian Journal of Cancer, Vol 2 No. 1 (2008)

Kementrian Kesehatan Republik Indoensia. 2013. Menkes Ungkap 4 Masalah Utama pada Penanggulangan Kanker. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id diunggah 21 februari 2013

dr. Tjin Willy. 2019. Kanker. https://www.alodokter.com diunggah 3 Juli 2019

Vania Rosa, dkk. 2019. Rumitnya Permasalahan Pengobatan Kanker di Indonesia. https://www.suara.com diunggah 15 Juli 2019

Mardana, Andi. 2022. Hari Kanker Sedunia 2022 “Tutup Kesenjangan Perawatan”. https://www.womanindonesia.co.id diunggah 26 Januari 2022

Sapto Adhi, Irawan. 2020. 12 Cara Mencegah Kanker Secara Alami. https://health.kompas.com diunggah 11 Juli 2020

Pranita, Ellyvon. 2021. Kasus Baru dan Kematian akibat Kanker di Indonesia Naik 8,8 Persen. https://www.kompas.com diunggah 3 April 2021

Pranita, Ellyvon. 2021. Situasi Kanker Paru di Indonesia Saat Ini, Prevalensi Kematian Meningkat. https://www.kompas.com diunggah 10 Desember 2021

Witdiawati, dkk. 2018. Dukungan Sosial Dalam Adaptasi Kehidupan Klien Kanker Payudara di Kabupaten Garut. Indonesia Journal of nursing Research Ngudi Waluyo Ungaran University, Vol 1, No. 1 (2108)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riskesdas 2018.

Wulandari, Made Ririn Sri. 2020. Hubungan Kepuasan Selama Perawatan dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Ovarium di RSUP Sanglah. Jurnal Keperawatan PolKesyo, Vol.9, No. 2 (2020)