Category: <span>Uncategorized</span>

Bagaimana kita bisa mengenali batuk TBC?

Oleh: Gina Lutviana, Paula Sivananda, Irmayani

TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman bakteri Mycobacterium Tuberculosis.  TBC adalah penyakit menular, bakteri Tuberculosis (TB) dapat menyebar dengan cara yang sama dengan flu, tetapi penularannya tidak mudah. Infeksi TB biasanya menyebar antar anggota keluarga yang tinggal serumah. Pasien aktif (orang yang terinfeksi TB) dapat menularkan TBC kepada 10-15 orang disekelilingnya setiap tahun. Seseorang bisa terinfeksi saat duduk disamping penderita di dalam bus atau kereta api. Penyakit ini ditularkan melalui cairan atau cipratan air liur yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara dari seseorang yang terinfeksi kuman TB. Kuman TB ini menyebar ke udara saat penderita batuk atau bersin. Di udara kuman TBC akan melayang selama 1 sampai 2 jam. Sebagian bakteri akan mati akibat terkena sinar matahari dan sebagian menyebar bersama angin. Kuman TBC akan bertahan selama berjam-jam bahkan berbulan-bulan ketika berada diruangan lembab dan gelap. Gejala paling khas yang ditimbulkan penyakit tuberkulosis yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Keluhan batuk TBC dan batuk biasa tentu berbeda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali perbedaan batuk biasa dengan batuk TBC.

Batuk merupakan respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan benda asing seperti bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, batuk yang berkepanjangan mengindikasikan suatu gejala yang patut kita waspadai. Batuk lama dapat mengindikasikan terdapat masalah pada saluran pernapasan. Berikut adalah perbedaan batuk biasa dengan batuk yang disebabkan oleh kuman TBC:

  1. Berdasarkan penyebabnya

Batuk biasa pada umumnya disebabkan oleh virus, polusi, asma, dan penyakit-penyakit lainnya. Beberapa orang akan mengalami batuk jika memiliki saluran pernapasan yang sensitif dan terpapar udara yang kotor. Ketika tubuh terinfeksi virus ini, saluran pernapasan menjadi meradang yang menghasilkan batuk sebagai respons tubuh untuk membersihkan lendir dan bahan asing dari saluran pernapasan. Sedangkan, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tersebar melalui udara. Selain paru, bakteri ini dapat menyerang organ lain di tubuh seperti kelenjar getah bening, tulang belakang, lapisan otak, hingga ke saluran pencernaan. Penyakit ini sangat mudah menular melalui udara yang terpapar bakteri. Penularan akan lebih rentan terjadi jika penderita TBC tidak menutup mulut dengan benar ketika batuk atau bersin.

  • Lama batuk dan warna dahak

Pada batuk biasa yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu atau pilek. Batuk cenderung berlangsung dalam rentang waktu singkat, biasanya hanya beberapa hari hingga maksimal dua minggu. Selama periode ini, batuk dapat bersifat kering atau produktif dengan dahak, yang umumnya berwarna putih atau kuning.

Di sisi lain, batuk TBC menunjukkan karakteristik yang berbeda. Batuk yang terkait dengan TBC memiliki durasi yang lebih panjang, yaitu setidaknya tiga minggu atau bahkan lebih lama. Selama periode ini, batuk cenderung berdahak yang dapat memiliki beberapa perbedaan dari batuk biasa. Dahak yang muncul dalam kasus TBC dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning kehijauan atau bahkan berdarah. Adanya darah dalam dahak menjadi salah satu ciri khas yang membedakan batuk TBC dari batuk biasa.

Oleh karena itu, jika seseorang mengalami batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu dengan dahak berwarna berdarah atau mencurigakan, penting untuk segera mencari evaluasi medis yang mendalam untuk mengidentifikasi kemungkinan tuberkulosis.

Sedangkan batuk biasa, pada umumnya bisa sembuh dalam beberapa hari tanpa harus melakukan perawatan khusus.Salah satu perbedaan batuk TBC dengan batuk biasa adalah durasi lamanya batuk. Batuk TBC biasanya berlangsung lebih dari 2 minggu. Sementara itu batuk biasa pada umumnya sembuh dalam beberapa hari tanpa harus meminum obat tertentu atau melakukan perawatan, tergantung dari penyebabnya.

  • Tahap munculnya batuk

Tahap kemunculan batuk dapat menjadi perbedaan batuk TBC dengan batuk biasa. Batuk biasa umumnya muncul secara tiba-tiba, lalu menghilang dengan cepat dalam beberapa hari.

Sementara itu, penderita TBC melalui dua tahapan setelah terinfeksi, yakni tahap awal dan tahap aktif. Pada tahap awal, bakteri sudah masuk masuk ke dalam paru, tetapi belum menyebabkan keluhan dan belum menularkan karena bakteri belum aktif. Saat memasuki tahap aktif, penderita akan mengalami keluhan seperti batuk yang cukup parah. Pada tahap ini, penyakit TBC dapat menular kepada orang lain. Nah, waktu peningkatan dari tahap awal ke tahap aktif berbeda-beda, tergantung dari sistem imunitas masing – masing individu. Jika daya tahan tubuh lemah, orang tersebut menjadi sakit TBC, namun bila daya tahan tubuh kuat, orang tersebut akan tetap sehat.

  • Gejala lain yang menyertai

Perbedaan batuk TBC dengan batuk biasa dapat dilihat dari gejala penyerta yang muncul. Penyakit TBC biasanya disertai gejala lain, sedangkan batuk biasa umumnya tidak disertai gejala-gejala lain yang khas. Gejala penyerta batuk TBC, antara lain: batuk terus menerus, kadang disertai darah, demam meriang yang hilang timbul, menggigil, berkeringat pada malam hari tanpa aktivitas, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, nyeri dada dan sesak napas. Sementara gejala penyerta dari batuk biasa umumnya hanya demam ringan, sakit kepala atau bahkan tanpa gejala penyerta.

  • Waktu pengobatan

Penyakit TBC dapat disembuhkan. Namun, penting bagi pasien untuk meminum obat secara teratur dan disiplin selama 6-9 bulan atau lebih lama tergantung ada tidaknya organ lain yang ikut terinfeksi bakteri TBC. TBC yang resisten obat akan lebih sulit diobati, biayanya lebih mahal, dan bisa berakibat fatal. Obat anti TBC lini pertama yang membentuk inti dari rejimen pengobatan adalah: Isoniazid, Rifampisin, Etambutol dan Pirazinamid. Rejimen pengobatan TBC terdiri dari fase intensif selama dua bulan, diikuti dengan fase lanjutan selama empat atau enam bulan (atau lebih lama lagi). Sementara itu, pengobatan batuk jenis lainnya akan bergantung dari penyebabnya. Jika batuk disebabkan oleh bakteri lain, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik selama 5-14 hari tergantung dari jenis bakterinya, sementara bila penyebabnya virus atau alergi hanya diberikan obat-obatan suportif untuk mengurangi gejala.

Referensi:

Aditama T. Tuberkulosis, Diagnosis, Terapi dan Masalah. Jakarta: Lab Mikrobakteriologi RSUP Persahabatan; 2013. 249.

Danususanto (2011). Buku saku ilmu penyakit paru. Jakarta: EGC. hal:139- 154.

Darliana D, Keilmuan B, Medikal K. Manajemen Pasien Tuberculosis Paru. Idea Nurs J. 2011;2(1):27–31.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. 2011.

Maitra K dan Kumar V.(2007). Paru dan saluran nafas, Dalam : Kumar V, Cortan R, Robbins S (7). Buku ajar patologi robbins dalam volume 2, Jakarta : EGC. hal: 544.

PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). 2006. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Indah Offset Citra Grafika. Jakarta

Setiati S et. al. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2017. 863–868.

Widyanto, F. C. & Triwibowo, C. trend disease trend penyakit saat ini. (CV. Trans Info Media, 2013).

Maitra K dan Kumar V.(2007). Paru dan saluran nafas, Dalam : Kumar V, Cortan R, Robbins S (7). Buku ajar patologi robbins dalam volume 2, Jakarta : EGC. hal: 544.

Hari Kesehatan Nasional

              Pandemi hingga saat ini belum usai, bahkan telah muncul varian baru lagi dari virus Covid-19 dan jumlah kasus Covid-19 belakangan ini mulai merambat naik. Tentu hal ini jangan menjadikan kita semua lengah. Hari kesehatan Nasional yang tepat jatuh pada hari ini 12 November 2022, menjadikan momen berharga terkait bidang kesehatan. Dengan mengambil tema “ Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku”, mengingatkan kepada kita bahwa pentingnya kesadaran setiap individu bangsa Indonesia untuk mau bersama menerapkan pola hidup sehat agar dapat bangkit walaupun masa pandemi belum usai sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai dengan baik.  

              Pola hidup sehat dapat tercermin melalui GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Hal yang penting dari GERMAS ini sendiri adalah pembiasaan pola hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami oleh masyarakat Indonesia. Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Di antaranya :

  1. Melakukan aktifitas fisik

Dalam era digital seperti sekarang ini, mendorong masyarakat menjadi minim bergerak. AKibatnya masyarakat menjadi kurang aktifitas fisik baik dalam bekerja maupun olahraga. Dengan GERMAS ini, masyarakat diajak untuk mau membiasakan diri untuk melakukan aktifitas fisik lakukan minimal 30 menit/hari selama 5 kali seminggu.Tentu pelaksanaan aktifitas fisik disesuaikan dengan kemampuan atau dapat berkonsultasi terlbih dahulu dengan tenaga kesehatan yang berkompeten.

  • Makan buah dan sayur

Masyarakat Indonesia seringkali porsi makan buah sayurnya belum mencukupi. Apalagi sekarang banyak bermunculan makanan cepat saji yang lebih menarik dari tekstur, tampilan maupun rasanya. Pola makan sehat dapat diterapkan sejak dini oleh keluarga kepada anak-anaknya. Pola makan sehat dapat diterapkan dengan memakai panduan “Isi Piringku”. Isi Piringku  menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

  • Tidak merokok

Jumlah perokok aktif di Indonesia semakin meningkat, terutama perokok remaja. Semakin muda umur pertama kali merokok akan menjadikan ketergantungan kuat terhadap rokok. Hal ini dapat menyebabkan beban kesehatan yaitu beban penyakit akibat merokok semakin meningkat. Hal ini akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu pentingnya masyarakat menyadari bahwa rokok sangat berbahaya bahi kesehatan dan dapat memiliki prinsip yang kuat untuk tidak merokok.

  • Tidak mengkonsumsi alkohol

Alkohol sangat berbahaya bagi kesehatan, sehingga tidak ada manfaatnya bila kita mengkonsumsinya.

  • Melakukan cek kesehatan berkala

Langkah ini memiliki manfaat untuk dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini.

  • Menjaga kebersihan lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu perlu kita budayakan 6 langkah cuci tangan dalam kehidupan seharai-hari. Cuci tangan dapat mencegah penularan penyakit seperti : diare, Covid-19, flu burung, infeksi bakteri, ISPA.

  • Menggunakan jamban

              Perubahan perilaku masyarakat tentu tidak saja menjadi tanggungjawab pemerintah, tetapi ini menjadi tanggungjawab kita semua. Kita dapat memulai perilaku hidup sehat dari diri-sendiri. Dengan menerapkan perilaku sehat dari diri-sendiri diharapkan dapat menjadi contoh kepada orang lain untuk mau juga menerapkan perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat tentu akan berdampak pada derajat kesehatan suatu negara yang mana akan berdampak pada generasi-generasi penerus yang nantinya dapat membangun bangsa ini menjadi bangsa yang sehat, maju dan makmur.

Daftar Pustaka

  1. Kementrian Kesehatan RI. 2022. Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional. www.kemkes.go.id Oktober 2022
  2. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Isi Piringku Sekali Makan. https://p2ptm.kemkes.go.id tanggal 23 Juli 2018
  3. Promkes Kemkes RI. 2017. GERMAS –Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. https://promkes.kemkes.go.id/ tanggal 1 Desember 2017
  4. P2PTM Kemkes RI. 2018. Aktivitas Fisik 150 Menit per minggu agar jantung sehat. https://p2ptm.kemkes.go.id tanggal 27 september 2018.

In House Training (IHT) Medication Error

Oleh: Pokja PKPO

Medication error merupakan setiap kejadian yang dapat dicegah, yang menyebabkan penggunaan obat tidak tepat (membahayakan pasien), saat pengobatan berada dalam kendali professional perawatan kesehatan, pasien, atau konsumen (NCCMERP). Klasifikasi medication error antara lain prescribing error, dispensing error, medicine preparation error, administration error, monitoring error. Beberapa penyebab terjadinya medication error antara lain kurangnya pelatihan terapeutik, pengetahuan dan pemahaman yang tidak memadai, dan komunikasi yang buruk antara professional perawatan kesehatan dan dengan pasien.

Kejadian medication error dapat mengakibatkan pasien meninggal, cidera, cacat tetap, pemanjangan lama rawat, dan kerugian lain bagi pasien, oleh karena itu perlu dilakukan suatu update atau refresh pengetahuan dan pemahaman tentang medication error bagi tenaga medik, farmasi, keperawatan, dan fisioterapi. Kegiatan tersebut merupakan upaya rumah sakit dalam meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka Pokja PKPO RS Paru Respira bermaksud menyelenggarakan IHT Medication Error agar seluruh petugas yang berwenang dapat memahami keselamatan pasien terkait obat dan meningkatkan kualitas pelayanan.

Rumah Sakit Paru Respira memiliki tenaga medik sejumlah 21 orang, tenaga farmasi sejumlah 17 orang, tenaga keperawatan sejumlah 48 orang, dan tenaga fisioterapi sejumlah 4 orang. Pelayanan obat dilakukan  Instalasi Farmasi kepada tenaga professional kesehatan lain untuk selanjutnya diberikan kepada pasien di Instalasi Rawat Inap, instalasi Gawat Darurat, dan Instalasi Rehabilitasi Medik. Selain itu Instalasi Farmasi memberikan pelayanan obat langsung kepada pasien rawat jalan.

Rumah Sakit Paru Respira mengatur tentang medication safety untuk mengarahkan penggunaan obat yang aman serta meminimalkan resiko kesalahan penggunaan obat melalui Pedoman Pelayanan di Instalasi Farmasi. Kejadian medication error dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertugas kepada tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit untuk selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi dalam rangkan peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Upaya deteksi dan pencegahan, serta upaya menurunkan kejadian medication error dilakukan oleh rumah sakit melalui analisis RCA  yang melibatkan Instalasi Farmasi. Rumah sakit juga melakukan update dan refresh pemahaman tentang medication error kepada tenaga kesehatan yang berwenang secara berkala.

Berdasar latar belakang tersebut, Rumah Sakit Paru Respira mengadakan IHT medication eror yang dilaksanakan pada tanggal 26 September 2022 di aula RS paru Respira dengan narasumber dr. Diana Septiyanti, Sp.P., FAPSR. Adapun materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut adalah:

  1. Materi 1 (Medication Error):
  2. Pengertian medication safety.
  3. Faktor resiko kejadian medication error.
  4. Klasifikasi medication error.
  5. Upaya pencegahan kejadian medication error.
  • Materi 2 (Manajemen Resiko Pelayanan Obat Rumah Sakit):
  • Dokumentasi medication error
  • Pelaporan medication error.
  • Sistem pencegahan.
  • Monitoring dan evaluasi medication error.

 Perserta IHT tersebut adalah seluruh tenaga medik, farmasi dan keperawatan RS Paru Respira yang bekerja di Instalasi Farmasi, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah, Instalasi Rehabilitasi Medik  dan Instalasi Gawat Darurat. Dengan diadakannya In House Training ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang medication error terhadap petugas baru dan memberikan refresh and up date pengetahuan bagi petugas lama di RS Paru Respira.

In House Training Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS Paru Respira

Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) merupakan hal yang dipersyaratkan oleh peraturan dan tuntutan ini semakin tinggi karena sumber daya manusia (SDM) rumah sakit, pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana prasarana yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standar.
Dalam peraturan menteri kesehatan nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit, seluruh karyawan rumah sakit harus mendapat pelatihan dan sosialisasi mengenai K3RS, serta simulasi dilakukan minimal 1 tahun sekali.

Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta menyelenggarakan in house training K3RS serta simulasi kebakaran yang dilaksanakan pada tanggal 20, 22, 27, 29 September 2022 diikuti oleh seluruh civitas hospitalia RS Paru Respira.

Kegiatan ini rutin di adakan setiap tahun di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta dikoordinasi oleh Tim K3RS Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta


ihtk3rs #k3rs #iht #simulasi #redcode #codered #respira #rsrespirabantul

Indeks Kepuasan Masyarakat 2023

Sahabat Paru,

Dalam mewujudkan upaya peningkatan kualitas layanan di RS Paru Respira, pada tahun 2023 ini telah dilaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) di RS Paru Respira dengan hasil Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 83,29 dengan Mutu Pelayanan B dan Kinerja Unit Layanan dalam kategori Baik.

SKM dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna layanan dan memperoleh umpan balik berupa keluhan, saran atau masukan guna meningkatkan kualitas pelayanan. RS Paru Respira Dinas Kesehatan DIY senantiasa akan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama pengguna layanan yang telah berpartisipasi dalam Survei Kepuasan Masyarakat ini.

#SKM #rsprespira

Rangkul Pasien Tuberkulosis Resisten Obat dengan Diskusi Bersama

Tuberkulosis Resistan Obat (TB-RO) merupakan penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat, dengan jumlah kasus yang semakin meningkat sehingga memerlukan upaya penanggulangan yang komprehensif dari semua pihak. Tatalaksana penanggulangan TB-RO telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2009 dan telah ditetapkan menjadi bagian dari Program Penanggulangan TB Nasional.

Tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (M.TBC). TB
dapat disembuhkan dengan pengobatan obat anti Tuberkulosis (OAT) yang tepat. Namun kuman TB dapat berkembang menjadi resistan atau kebal terhadap OAT, salah satunya dikarenakan
ketidakpatuhan pengobatan. Munculnya resistansi terhadap OAT telah menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang signifikan di sejumlah negara dan menjadi ancaman dalam
pengendalian TB.

Menderita TB-RO merupakan suatu kondisi sulit dalam melakukan kehidupan dan
diperlukan kemampuan untuk menghadapi kondisi tersebut. Jangka waktu pengobatan
yang panjang, efek samping pengobatan yang ditimbulkan, biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan, stigma, diskriminasi serta perasaan bahwa penyakitnya tidak akan sembuh
membuat banyak pasien TB RO tidak ingin melanjutkan proses penyembuhan dan lebih
memilih untuk berhenti (dropped out). Pasien TB RO rentan mengalami stress dan
menghadapi stigma sosial dan karenanya memiliki suatu kebutuhan yang mendesak untuk
dilakukan intervensi dalam aspek ini.

RS Paru Respira bersinergi dengan LSM Siklus Indonesia melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk pasien TB-RO yang masih melaksanakan pengobatan rutin. Kegiatan ini merupakan momen kebersamaan antar pasien dan membangun ikatan antar personal untuk bisa berbagi apa yang menjadi kendala dalam pengobatan mereka. Diskusi ini menjadi media untuk belajar dari kasus satu sama lain dan menemukan solusi atas permasalahannya. Sehingga kesulitan yang dihadapi selama pengobatan dapat diatasi dan tetap melanjutkan terapi sampai tuntas dan sembuh.

Kami mendukung kegiatan ini dengan menghadirkan pembicara untuk memberikan informasi mengenai kesehatan. Pada pertemuan ini diisi oleh tim ahli gizi RS Paru Respira dengan tema zat gizi makro dan mikro. Bapak Tito Arianto Nugroho, A.Md Gz menjelaskan pola makan, porsi makan dan kandungan zat gizi makro dan mikro yang baik untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit dan meningkatkan kekebalan tubuh. Diskusi juga didampingi fasilitator medis lain yang membantu memperdalam materi tersebut.

Harapannya dengan FGD rutin ini pasien TB-RO dapat lebih semangat untuk sembuh, rutin berobat dan kontrol, disiplin minum obat, tetap aktif beraktivitas dan bekerja dengan semangat dan sehat. Dengan demikian kasus putus berobat dapat berkurang dan keberhasilan terapi dapat meningkat menuju Indonesia bebas TB tahun 2030.

Rencana Pengembangan RS Paru Respira

Rencana Pengembangan Rumah Sakit Paru Respira Di Kalurahan Palbapang, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari Pengembangan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan paru dan Pernapasan bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berikut Kami lampirkan Surat Pemberitahuan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta

Aromaterapi Lavender Sebagai Salah Satu Intervensi Komplementer Relaksasi

Terapi komplementer adalah terapi tradisional yang diberikan untuk mendukung terapi pengobatan modern (pengobatan medis). Dalam perkembangannya, terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara, bahkan di negara-negara maju seperti Amerika, China, dan Taiwan, terapi komplementer menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Changhua Christian Hospital (CCH) adalah salah satu rumah sakit besar dan ternama di Taiwan, adalah salah satu penggagas rumah sakit yang memasukkan terapi komplementer pada layanan kesehatan. Terapi komplementer yang ada di CCH antara lain yoga, terapi musik, terapi seni, aromaterapi, acupuntur, pijat, tai chi, dan herbal China. Untuk pemilihan jenis terapi komplementer disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Misalnya pada pasien kanker yang mengalami masalah nyeri dan gangguan tidur, dipilih terapi komplementer aromaterapi dengan menggunakan minyak atsiri (minyak esensial). Penggunaan aromaterapi minyak esensial dapat membantu merelaksasikan tubuh sehingga nyeri berkurang dan kualitas tidur meningkat.

            Minyak esensial adalah minyak yang dihasilkan dari jenis tumbuhan tertentu. Minyak ini berwujud cairan kental yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas. Manfaat dari minyak esensial beragam, tergantung dari tanaman apa minyak tersebut dihasilkan. Lavender adalah salah satu jenis tanaman esensial yang hasil olahannya dapat digunakan sebagai aromaterapi. Kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool. Linalool ini yang mempunyai peran memunculkan efek anti cemas atau relaksan. Adapun hasil olahan dari minyak esensial lavender, selain digunakan untuk aromaterapi, bisa juga digunkan sebagai pengusir nyamuk, antioksidan, perawatan kulit, dan perawatan rambut.

            Aromaterapi lavender biasanya dalam bentuk water diffuser atau dalam bentuk variasi jenis parfum yang lainnya. Penggunaan aromaterapi lavender tidak hanya terbatas pada pasien kanker yang mengalami nyeri dan gangguan tidur. Pasien yang mengalami kecemasan dalam mengahadapi suatu keputusan medis seperti menjelang dilakukannya operasi, cemas karena adanya vonis diagnosa kronis, nyeri post operasi, kebingungan mengambil keputusan, kehilangan fungsi tubuh, dan kecemasan akibat yang lainnya, dapat diberikan intervensi pemberian aromaterapi lavender untuk mendukung terapi medis yang telah diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa tahun 2020 menyatakan bahwa aromaterapi lavender dapat digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Senada dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Maharani pada tahun 2021 menyatakan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan insomnia pada remaja.

            Dengan adanya evidance based yang ada, dan juga telah digunakannya aromaterapi sebagai terapi komplementer di beberapa rumah sakit negara maju seperti di CCH Taiwan, aromaterapi lavender dapat dijadikan salah satu pilihann terapi komplementer pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan, nyeri, dan gangguan pola tidur. Selain karena manfaatnya, aromaterapi lavender juga memiliki efek samping yang kecil dan cocok ditanam di iklim tropis seperti di Indonesia.

Pengolahan tanaman lavender pun tergolong mudah. Seperti kebanyakan tanaman atsiri yang lainnya, bahwa ketika akan dipanen, dua minggu sebelumnya tanaman akan dibuat “stress” terlebih dahulu dengan cara tidak dipupuk dan disiram. Dengan adanya kondisi “stress” pada tanaman atsiri, berakibat semakin banyak minyak esensial yang dihasilkan. Kemudian setelah dilakukan panen, bunga lavender masih perlu didiamkan pada ruang kering paling tidak dua hari. Setelah mengering, bunga lavender siap untuk diolah untuk menghasilkan minyak esensial. Salah satu proses mengolah bunga lavender menjadi minyak esensial adalah dengan proses penyulingan (distilasi), adapun jenis penyulingan ada tiga yaitu penyulingan rebus, penyulingan kukus, dan penyulingan uap. Dan dari ketiga jenis penyulingan tersebut, penyulingan kukus lebih banyak dipilih karena kualitas dan kuantitas minyak esensial yang dihasilkan lebih baik. Kemudian minyak esensial lavender hasil pengolahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku beberapa produk, misalnya water diffuser, parfum, dupa lavender,lotion anti nyamuk, dan bahkan digunakan sebagai campuran bahan makanan.

Nah sekarang sudah tau kan manfaat lavender?? Ya…salah satunya dapat digunakan untuk menunjang kesehatan, sebagai terapi komplementer yaitu aromaterapi lavender yang jika digunakan baik dengan difusser ataupun parfum, dapat menurunkan kecemasan, mengurangi nyeri, dan membuat tidur lebih nyenyak.

Oleh: Agung Rejecky, S.Kep., Ns

Perawat IGD RS Paru Respira DIY/ Pasca Sarjana Magister Keperawatan UMY

Daftar Pustaka

AP, I. P. D. (2013). Lavender Aromateraphy As a Relaxant. E-Jurnal Medika        Udayana, 21-53.

Maharani, A. P. (2021). Aroma Terapi Lavender untuk Mengatasi Insomnia pada   Remaja. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(1), 159-164.

Yi – Min, Chen. 2020. Complementary Therapy in Palliative Care,   https://www.youtube.com/watch?v=-_og-epgbzk&t=33s

Sampah Puntung Rokok : Sampah Kecil yang Ternyata….

Jumlah perokok aktif di Indonesia jumlahnya tidak sedikit. Berdasarkan data BPS jumlah perokok aktif dengan usia ≥15 tahun ada sekitar 28,96% dari total jumlah penduduk Indonesia. Rokok tidak saja menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, tetapi ternyata juga mengganggu lingkungan. Asap rokok dapat menimbulkan polusi bahkan dapat membahayakan ketika terhirup oleh paru-paru. Kemudian puntung rokok yang selama ini dianggap sepele ternyata juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Setiap harinya perokok aktif dapat merokok lebih dari satu batang rokok. Bisa kita bayangkan berapa banyak setiap perokok menghasilkan sampah puntung rokok setiap harinya.

              Berbicara mengenai sampah puntung rokok, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) ada jutaan perokok yang membuang puntung rokok secara sembarangan. Sering kita lihat sampah puntung rokok dijalan-jalan, selokan, taman dan lain sebagainya. Sampah-sampah ini nantinya lambat laun dapat berujung hingga ke laut. Pada tahun 2019, pernah terjadi belasan penyu di suatu pantai di daerah Bengkulu mati. Belum diketahui secara jelas penyebab pasti matinya belasan penyu. Akan tetapi pada bagian pencernaan penyu banyak ditemukan sampah plastik, karet hingga puntung rokok. Hasil riset yang dilakukan peneliti Universitas Georgia, Jenna Jambeck yang dirilis pada 2015, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah di laut setelah China. Setidaknya, ada 187,2 juta ton sampah dari Indonesia ada di laut. Dari jumlah tersebut sampah puntung rokok menjadi sampah terbanyak yang ditemukan. Penelitian lain yang dilakukan di  Pantai Batu Payung, Desa Sedau,  Kabupaten Bengkayang dan Pantai Pasir Panjang, Desa Karimunting, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat juga menemukan bahwa  jenis sampah terbanyak adalah sampah plastik, yang berupa bungkus makanan, sedotan, dan puntung rokok.(Dian Rahayu Jati, dkk, 2020).

              Dengan adanya hal tersebut, kita dapat melihat bahwa ternyata sampah puntung rokok sudah meresahkan lingkungan. Dan sampah puntung rokok ternyata bukan sampah biasa, melainkan termasuk sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Namun, hal ini tidak sepenuhnya disadari oleh semua orang terutama perokok aktif. Bahkan ada studi dari Keep America Beautiful (KAB) melaporkan bahwa 77% responden survei berpikir bahwa puntung rokok itu bukan sampah. Puntung rokok tidak saja menjadi sampah visual yang menganggu keindahan lingkungan, tapi juga mengancam kehidupan makhluk hidup maupun lingkungan. Puntung rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat yang merupakan filter pada batang rokok, meskipun dapat terurai secara biologis, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai . Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi di dasar laut dalam.

              Filter rokok bekas juga mengandung ribuan bahan kimia yang dapat membunuh tanaman, serangga, tikus, jamur, dan makhluk hidup lainnya. Bahkan, beberapa bahan kimia dalam filter rokok bekas dikenal sebagai karsinogen, senyawa penyebab kanker.      Kemudian ada penelitian dari Departemen Biologi Anglia Ruskin University pada 2019, menyebutkan bahwa puntung rokok mengurangi tumbuhnya kecambah pada rumput dan semanggi hingga 25 persen. Selain itu, puntung rokok juga mengurangi jumlah biomassa akar semanggi hampir 60 persen. Kemudian, penelitian dari Slaughter, dkk. (2014) menyatakan racun yang terkandung di dalam 1 puntung yang diencerkan dengan 1 liter air cukup untuk membunuh ikan dan biota laut lainnya yang dapat dimasukkan ke dalamnya. Penelitian lain yang hampir serupa juga mengungkap bahwa semakin lama waktu paparan limbah tembakau puntung rokok maka akan semakin menganggu perkembangan embrio ikan yang ada di perairan (Diyah Ayu, 2018).

              Tidak berhenti disitu, mikroplastik yang berasal dari rokok dapat masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan mengendap di alveolus paru. Selain itu, mikroplastik dapat masuk ke dalam pencernaan manusia. Mikroplastik yang ada di perairan seringkali tertelan oleh biota perairan dimana biota tersebut yang sering dikonsumsi manusia. Tentu ini membahayakan kesehatan manusia. Lebih lanjut, ternyata mikroplastik juga mengganggu siklus hidrologi air. Ketika mikroplastik menguap akan mengikat molekul air, sehingga air menjadi terkontaminasi zat berbahaya.

              Terkait sampah puntung rokok tidak terlepas dari jumlah perokok itu sendiri. Semakin meningkatnya jumlah perokok dan jumlah konsumsi rokok tentu berdampak pada peningkatan sampah puntung rokok. Untuk itu, dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei, mengajak kita untuk sadar dan memahami tidak saja rokok dan asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan, namun sampah puntung rokok pun juga berbahaya bagi lingkungan. Perlu bagi semua orang memahami sampah puntung rokok bukan sampah rumah tangga,melainkan sampah bahan berbahaya dan beracun. Edukasi oleh pihak yang berkompeten tentang hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama perokok aktif untuk tidak membuang sampah puntung rokok sembarangan. Edukasi dapat dilakukan melalui kampanye maupun iklan layanan masyarakat. Pemerintah dengan kolaborasi masyarakat dapat menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah puntung rokok. Pemerintah juga dapat memberikan sanksi tegas tentang larangan membuang sampah puntung rokok sembarangan bagi masyarakat. Selain itu juga pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi terkait pemanfaatan limbah puntung rokok untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Bisa kita liat dalam salah satu penelitian dimana pemisahan nikotin dari puntung rokok dapat dimanfaatkan sebagai bahan insektisida. (Amri Aji, dkk, 2015). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa limbah puntung rokok filter dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan beton ringan berpori. (Agata Iwan Candra, dkk, 2019). Tapi perlu kita ingat, bagaimanapun yang terbaik adalah bagaimana perokok dapat berhenti merokok atau setidaknya mengurangi jumlah perokok dan jumlah konsumsi rokok. Karena pemanfaatan limbah puntung rokokpun tidak akan berguna ketika tingkat konsumsi rokok masih tinggi. Sampah puntung rokok akan tetap menggunung dan semakin tidak terkendali dampaknya bagi kesehatan maupun lingkungan. Yuk kita mulai dari diri sendiri untuk tidak merokok dan menjaga lingkungan kita mulai dari sekarang.

By : Nur Handayani, S.KM

Daftar Pustaka

Agata Iwan Candra, dkk. 2019. Pemanfaatan Limbah Puntung Rokok Filter Sebagai Bahan Campuran Beton Ringan Berporihttps://scholar.google.com

Amri Aji, dkk. 2015. Isolasi Nikotin Dari Puntung Rokok Sebagai Insektisida. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 1 (Mei 2015) 100 – 12

Adinda Permatasari, dkk. 2019. Indonesia Penyumbang Limbah Puntung Rokok Terbesar Kedua di Dunia. https://www.viva.co.id tanggal 25 November 2019

BPS. 2021. Persentase Merokok Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut Provinsi (Persen), 2019-2021. https://www.bps.go.id

Dian Rahayu Jati, dkk. 2020. Identifikasi Jenis Dan Jumlah Sampah Laut Di Kabupaten Bengkayang Dan Kota Singkawang (Monitoring Of Marine Litter In Bengkayang District And Singkawang City). Jurnal Teknologi Lingkungan Basah Vol. 8 No. 1

Fatma Fitrianuari Fatima,dkk. 2021. Sampah puntung rokok, si kecil pembawa petaka yang diacuhkan. https://www.ekuatorial.com tanggal 24 Maret 2021

Lenny Isnaeni Sugianto, dkk. 2020. Perancangan Kampanye Sampah Puntung Rokok Di Taman Kota Bandung (Studi Kasus : Alun-Alun Bandung, Alun-Alun Regol Dan Taman Lansia). https://journalkreatif.sttbandung.ac.id/index.php/files/issue/view/2

Lestari, Diyah Ayu. 2018. Pengaruh Paparan Limbah Tembakau Puntung Rokok Dengan Waktu Yang Berbeda Terhadap Perkembanagan Embrio Ikan Zebra (Danio Rerio). http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11682

Prisca Triferna Violetta, dkk. 2022. Peneliti: Sampah puntung rokok ikut sebabkan cemaran mikroplastik. https://www.antaranews.com tanggal 27 Mei 2022

Swastika, Amira. 2019. Tak Hanya Sampah Plastik, Puntung Rokok Juga Berbahaya Bagi Lingkungan. https://nationalgeographic.grid.id tanggal 15 Agustus 2019

Waste Management. 2020. Sampah Puntung Rokok: Kecil, Berbahaya, dan Ada Dimana-mana. https://waste4change.com tanggal 23 Oktober 2020