Berlibur diantara kesibukan harian
memberi begitu banyak manfaat pada diri seseorang apalagi jika kita bisa sehat
selama liburan. Bukan hanya menyeimbangkan hidup, tapi juga mampu menjaga
kesehatan tubuh dan pikiran. Kegiatan liburan dapat melepas hormon kortisol
yang kerap menjadi biang keladi stres sehari-hari. Selain itu saat liburan juga
bukan berarti kamu bebas mengkonsumsi makanan dan minuman apapun serta
melakukan kebiasaan tidak sehat lainnya. Supaya tubuh tetap fit, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan saat berlibur.
Perhatikan
asupan makanan
Usahakan untuk mengkonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi seimbang. Jika makan diluar, pastikan tempat makannya
bersih dan tetutup, tidak terpapar debu dan kotoran yang membawa kuman
penyakit. Perhatikan juga batasan makanan dan hindari makanan yang dapat
mengganggu kesehatan, terutama pencernaan.
Penuhi
kebutuhan Cairan
Jangan lupa membawa bekal air minum
pada saat melakukan perjalanan. Saat melakukan aktifitas yang tinggi selama
liburan, tubuh akan lebih banyak membutuhkan air. Saat kamu kurang minum air
putih, tubuh akan mengalami dehidrasi. Hal ini dapat menyebabkan kamu kurang
konsentrasi, lemas, mudah mengantuk hingga sakit kepala. Pastikan anda
mengonsumsi air putih delapan gelas perhari (dua liter) dan kurangi asupan
minuman bersoda atau minuman manis.
Olahraga
Ringan
Agar tetap sehat, sempatkan untuk
selalu berolahraga di tengah liburanmu. Olahraga ringan saja sudah cukup untuk
menjaga tubuh tetap bugar. Anda bisa melakukan peregangan ringan saat bangun
tidur atau sebelum melaksanakan aktifitas. Berjalan kaki juga merupakan pilihan
olahraga yang paling tepat di tengah liburan. Ayo, lawan rasa malasmu dengan
waktu 30 menit saja untuk berolahraga.
Tidur
Cukup
Pernahkah kamu merasa sangat
bersemangat hingga sulit untuk tidur? Perasaan yang menggebu-gebu pasti akan
menyelimuti perjalanan liburan kamu dan keluarga. Namun kamu harus tetap tidur
untuk menjaga agar tubuh selalu fit selama liburan. Pada saat tidur tubuh akan
melakukan proses dan mengisi energi sehingga kamu lebih segar dan berenergi
keesokan harinya. Selain itu berdasarkan penelitian, tidur setidaknya 6 jam
perhari akan mengurangi resiko kematian hingga 14 tahun kedepan.
Hindari
Stres
Tujuan liburan adaah untuk membuat
hati menjadi tenang dan bahagia. Macet dan kondisi tak mengenakan lainnya
memang tak bisa hindari, namun jangan sampai anda ikut terbawa stres.
Sering-seringlah menarik nafas agar pikiran tetap tenang dan selalu ingat bahwa
liburan adalah untuk merefresh diri agar lebih baik lagi dan bukan untuk
membuat menjadi terbebani.
Selain
beberapa tips diatas, jangan lupa untuk menyiapkan obat-obatan yang biasa anda
konsumsi sebelum pergi. Ini penting untuk antisipasi jika anda atau salah satu
anggota keluarga mengalami sakit selama perjalanan. Semoga tips ini bermanfaat,
selamat menikmati liburanmu.
Terapi komplementer adalah terapi tradisional yang diberikan untuk mendukung terapi pengobatan modern (pengobatan medis). Dalam perkembangannya, terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara, bahkan di negara-negara maju seperti Amerika, China, dan Taiwan, terapi komplementer menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Changhua Christian Hospital (CCH) adalah salah satu rumah sakit besar dan ternama di Taiwan, adalah salah satu penggagas rumah sakit yang memasukkan terapi komplementer pada layanan kesehatan. Terapi komplementer yang ada di CCH antara lain yoga, terapi musik, terapi seni, aromaterapi, acupuntur, pijat, tai chi, dan herbal China. Untuk pemilihan jenis terapi komplementer disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Misalnya pada pasien kanker yang mengalami masalah nyeri dan gangguan tidur, dipilih terapi komplementer aromaterapi dengan menggunakan minyak atsiri (minyak esensial). Penggunaan aromaterapi minyak esensial dapat membantu merelaksasikan tubuh sehingga nyeri berkurang dan kualitas tidur meningkat.
Minyak
esensial adalah minyak yang dihasilkan dari jenis tumbuhan tertentu. Minyak ini
berwujud cairan kental yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas.
Manfaat dari minyak esensial beragam, tergantung dari tanaman apa minyak
tersebut dihasilkan. Lavender adalah salah satu jenis tanaman esensial yang
hasil olahannya dapat digunakan sebagai aromaterapi. Kandungan utama dari bunga
lavender adalah linalyl asetat dan linalool. Linalool ini
yang mempunyai peran memunculkan efek anti cemas atau relaksan. Adapun hasil
olahan dari minyak esensial lavender, selain digunakan untuk aromaterapi, bisa
juga digunkan sebagai pengusir nyamuk, antioksidan, perawatan kulit, dan
perawatan rambut.
Aromaterapi
lavender biasanya dalam bentuk water diffuser atau dalam bentuk variasi
jenis parfum yang lainnya. Penggunaan aromaterapi lavender tidak hanya terbatas
pada pasien kanker yang mengalami nyeri dan gangguan tidur. Pasien yang
mengalami kecemasan dalam mengahadapi suatu keputusan medis seperti menjelang
dilakukannya operasi, cemas karena adanya vonis diagnosa kronis, nyeri post
operasi, kebingungan mengambil keputusan, kehilangan fungsi tubuh, dan
kecemasan akibat yang lainnya, dapat diberikan intervensi pemberian aromaterapi
lavender untuk mendukung terapi medis yang telah diberikan. Penelitian yang
dilakukan oleh Annisa tahun 2020 menyatakan bahwa aromaterapi lavender dapat
digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Senada dengan penelitian
tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Maharani pada tahun 2021 menyatakan
bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan insomnia pada remaja.
Dengan
adanya evidance based yang ada, dan juga telah digunakannya aromaterapi sebagai
terapi komplementer di beberapa rumah sakit negara maju seperti di CCH Taiwan,
aromaterapi lavender dapat dijadikan salah satu pilihann terapi komplementer
pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan, nyeri, dan gangguan pola tidur.
Selain karena manfaatnya, aromaterapi lavender juga memiliki efek samping yang
kecil dan cocok ditanam di iklim tropis seperti di Indonesia.
Pengolahan tanaman lavender pun
tergolong mudah. Seperti kebanyakan tanaman atsiri yang lainnya, bahwa ketika
akan dipanen, dua minggu sebelumnya tanaman akan dibuat “stress” terlebih
dahulu dengan cara tidak dipupuk dan disiram. Dengan adanya kondisi “stress” pada
tanaman atsiri, berakibat semakin banyak minyak esensial yang dihasilkan.
Kemudian setelah dilakukan panen, bunga lavender masih perlu didiamkan pada
ruang kering paling tidak dua hari. Setelah mengering, bunga lavender siap
untuk diolah untuk menghasilkan minyak esensial. Salah satu proses mengolah
bunga lavender menjadi minyak esensial adalah dengan proses penyulingan
(distilasi), adapun jenis penyulingan ada tiga yaitu penyulingan rebus,
penyulingan kukus, dan penyulingan uap. Dan dari ketiga jenis penyulingan
tersebut, penyulingan kukus lebih banyak dipilih karena kualitas dan kuantitas
minyak esensial yang dihasilkan lebih baik. Kemudian minyak esensial lavender
hasil pengolahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku beberapa produk,
misalnya water diffuser, parfum, dupa lavender,lotion anti nyamuk, dan bahkan
digunakan sebagai campuran bahan makanan.
Nah sekarang sudah tau kan manfaat lavender?? Ya…salah satunya dapat digunakan untuk menunjang kesehatan, sebagai terapi komplementer yaitu aromaterapi lavender yang jika digunakan baik dengan difusser ataupun parfum, dapat menurunkan kecemasan, mengurangi nyeri, dan membuat tidur lebih nyenyak.
Jumlah perokok aktif di
Indonesia jumlahnya tidak sedikit. Berdasarkan data BPS jumlah perokok aktif
dengan usia ≥15 tahun ada sekitar 28,96% dari total jumlah penduduk Indonesia. Rokok
tidak saja menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, tetapi ternyata juga
mengganggu lingkungan. Asap rokok dapat menimbulkan polusi bahkan dapat
membahayakan ketika terhirup oleh paru-paru. Kemudian puntung rokok yang selama
ini dianggap sepele ternyata juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Setiap
harinya perokok aktif dapat merokok lebih dari satu batang rokok. Bisa kita
bayangkan berapa banyak setiap perokok menghasilkan sampah puntung rokok setiap
harinya.
Berbicara mengenai sampah puntung rokok, menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO) ada jutaan perokok yang membuang puntung rokok secara
sembarangan. Sering kita lihat sampah puntung rokok dijalan-jalan, selokan,
taman dan lain sebagainya. Sampah-sampah ini nantinya lambat laun dapat
berujung hingga ke laut. Pada tahun 2019, pernah terjadi belasan penyu di suatu
pantai di daerah Bengkulu mati. Belum diketahui secara jelas penyebab pasti
matinya belasan penyu. Akan tetapi pada bagian pencernaan penyu banyak
ditemukan sampah plastik, karet hingga puntung rokok. Hasil riset yang
dilakukan peneliti Universitas Georgia, Jenna Jambeck yang dirilis pada 2015,
menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah di laut
setelah China. Setidaknya, ada 187,2 juta ton sampah dari Indonesia ada di
laut. Dari jumlah tersebut sampah puntung rokok menjadi sampah terbanyak yang
ditemukan. Penelitian lain yang dilakukan di Pantai Batu Payung, Desa Sedau, Kabupaten Bengkayang dan Pantai Pasir
Panjang, Desa Karimunting, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat juga
menemukan bahwa jenis sampah terbanyak
adalah sampah plastik, yang berupa bungkus makanan, sedotan, dan puntung rokok.(Dian
Rahayu Jati, dkk, 2020).
Dengan adanya hal tersebut, kita dapat melihat bahwa
ternyata sampah puntung rokok sudah meresahkan lingkungan. Dan sampah puntung
rokok ternyata bukan sampah biasa, melainkan termasuk sampah bahan berbahaya
dan beracun (B3). Namun, hal ini tidak sepenuhnya disadari oleh semua orang
terutama perokok aktif. Bahkan ada studi dari Keep America Beautiful (KAB)
melaporkan bahwa 77% responden survei berpikir bahwa puntung rokok itu bukan
sampah. Puntung rokok tidak saja menjadi sampah visual yang menganggu keindahan
lingkungan, tapi juga mengancam kehidupan makhluk hidup maupun lingkungan. Puntung
rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat yang merupakan filter pada
batang rokok, meskipun dapat terurai secara biologis, membutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk terurai . Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik
lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan
terakumulasi di dasar laut dalam.
Filter rokok bekas juga mengandung ribuan bahan kimia
yang dapat membunuh tanaman, serangga, tikus, jamur, dan makhluk hidup lainnya.
Bahkan, beberapa bahan kimia dalam filter rokok bekas dikenal sebagai
karsinogen, senyawa penyebab kanker. Kemudian
ada penelitian dari Departemen Biologi Anglia Ruskin University pada 2019, menyebutkan
bahwa puntung rokok mengurangi tumbuhnya kecambah pada rumput dan semanggi
hingga 25 persen. Selain itu, puntung rokok juga mengurangi jumlah biomassa
akar semanggi hampir 60 persen. Kemudian, penelitian dari Slaughter, dkk.
(2014) menyatakan racun yang terkandung di dalam 1 puntung yang diencerkan
dengan 1 liter air cukup untuk membunuh ikan dan biota laut lainnya yang dapat
dimasukkan ke dalamnya. Penelitian lain yang hampir serupa juga mengungkap
bahwa semakin lama waktu paparan limbah tembakau puntung rokok maka akan
semakin menganggu perkembangan embrio ikan yang ada di perairan (Diyah Ayu,
2018).
Tidak berhenti disitu, mikroplastik yang berasal dari
rokok dapat masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan mengendap di
alveolus paru. Selain itu, mikroplastik dapat masuk ke dalam pencernaan
manusia. Mikroplastik yang ada di perairan seringkali tertelan oleh biota
perairan dimana biota tersebut yang sering dikonsumsi manusia. Tentu ini
membahayakan kesehatan manusia. Lebih lanjut, ternyata mikroplastik juga
mengganggu siklus hidrologi air. Ketika mikroplastik menguap akan mengikat
molekul air, sehingga air menjadi terkontaminasi zat berbahaya.
Terkait sampah puntung rokok tidak terlepas dari jumlah perokok itu sendiri. Semakin meningkatnya jumlah perokok dan jumlah konsumsi rokok tentu berdampak pada peningkatan sampah puntung rokok. Untuk itu, dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei, mengajak kita untuk sadar dan memahami tidak saja rokok dan asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan, namun sampah puntung rokok pun juga berbahaya bagi lingkungan. Perlu bagi semua orang memahami sampah puntung rokok bukan sampah rumah tangga,melainkan sampah bahan berbahaya dan beracun. Edukasi oleh pihak yang berkompeten tentang hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama perokok aktif untuk tidak membuang sampah puntung rokok sembarangan. Edukasi dapat dilakukan melalui kampanye maupun iklan layanan masyarakat. Pemerintah dengan kolaborasi masyarakat dapat menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah puntung rokok. Pemerintah juga dapat memberikan sanksi tegas tentang larangan membuang sampah puntung rokok sembarangan bagi masyarakat. Selain itu juga pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi terkait pemanfaatan limbah puntung rokok untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Bisa kita liat dalam salah satu penelitian dimana pemisahan nikotin dari puntung rokok dapat dimanfaatkan sebagai bahan insektisida. (Amri Aji, dkk, 2015). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa limbah puntung rokok filter dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan beton ringan berpori. (Agata Iwan Candra, dkk, 2019). Tapi perlu kita ingat, bagaimanapun yang terbaik adalah bagaimana perokok dapat berhenti merokok atau setidaknya mengurangi jumlah perokok dan jumlah konsumsi rokok. Karena pemanfaatan limbah puntung rokokpun tidak akan berguna ketika tingkat konsumsi rokok masih tinggi. Sampah puntung rokok akan tetap menggunung dan semakin tidak terkendali dampaknya bagi kesehatan maupun lingkungan. Yuk kita mulai dari diri sendiri untuk tidak merokok dan menjaga lingkungan kita mulai dari sekarang.
By : Nur Handayani, S.KM
Daftar
Pustaka
Agata Iwan Candra, dkk. 2019.
Pemanfaatan Limbah Puntung Rokok Filter Sebagai Bahan Campuran Beton Ringan
Berpori. https://scholar.google.com
Amri Aji, dkk. 2015. Isolasi
Nikotin Dari Puntung Rokok Sebagai Insektisida. Jurnal Teknologi Kimia Unimal
4 : 1 (Mei 2015) 100 – 12
Adinda Permatasari, dkk.
2019. Indonesia Penyumbang Limbah Puntung Rokok Terbesar Kedua di Dunia. https://www.viva.co.id
tanggal 25 November 2019
BPS. 2021. Persentase
Merokok Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut Provinsi (Persen), 2019-2021.
https://www.bps.go.id
Dian Rahayu Jati, dkk. 2020. Identifikasi
Jenis Dan Jumlah Sampah Laut Di Kabupaten Bengkayang Dan Kota Singkawang
(Monitoring Of Marine Litter In Bengkayang District And Singkawang City).
Jurnal Teknologi Lingkungan Basah Vol. 8 No. 1
Fatma Fitrianuari Fatima,dkk.
2021. Sampah puntung rokok, si kecil pembawa petaka yang diacuhkan. https://www.ekuatorial.com
tanggal 24 Maret 2021
Lestari, Diyah Ayu. 2018. Pengaruh
Paparan Limbah Tembakau Puntung Rokok Dengan Waktu Yang Berbeda Terhadap
Perkembanagan Embrio Ikan Zebra (Danio Rerio). http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11682
Prisca Triferna Violetta,
dkk. 2022. Peneliti: Sampah puntung rokok ikut sebabkan cemaran mikroplastik.
https://www.antaranews.com
tanggal 27 Mei 2022
Swastika, Amira. 2019. Tak
Hanya Sampah Plastik, Puntung Rokok Juga Berbahaya Bagi Lingkungan. https://nationalgeographic.grid.id
tanggal 15 Agustus 2019
Waste Management. 2020. Sampah
Puntung Rokok: Kecil, Berbahaya, dan Ada Dimana-mana. https://waste4change.com
tanggal 23 Oktober 2020
Perayaan
Idul Fitri di Indonesia selalu identik dengan menu tradisional yang penuh
rempah dan kaya bumbu. Dari Opor Ayam, Rendang sampai sambal goreng ati, hampir
semua menu lebaran ini tinggi lemak. Jika anda tidak mengontrol asupannya,
kolesterol, asam urat, gula darah dan tekanan darah bisa naik.
Saat
lebaran tiba, hampir setiap orang ingin menikmati seluruh hidangan yang
tersedia. Memang sulit menahan godaan hidangan lebaran yang lezat. Di balik
kelezatannya, ada bahaya kesehatan yang mengancam dari hidangan hari raya.
Pasalnya, berbagai menu hidangan cenderung tinggi karbohidrat dan lemak.Ada
pula sajian makanan ringan dan minuman manis yang bisa membuat kadar gula darah
pasien diabetes meningkat.
Mengatur pola makan sehat setelah
lebaran perlu kamu terapkan agar terhindar dari penyakit. Mengkonsumsi makanan
sehat sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan. Selain menghindari
makanan lebaran yang tidak sehat, konsumsi buah dan sayur adalah yang paling
utama. Kamu bisa mengembalikan gaya hidup sehat setelah lebaran agar kondisi
kesehatan kembali optimal.
Pola
Makan Yang Baik
Menjalani
puasa selama satu bulan penuh membuat pola makan jadi berantakan. Untuk itu,
mulailah kembali membuat pola makan atau rutinitas yang tepat agar kondisi
kesehatan tetap optimal. Utamakan konsumsi buah dan sayur karena kandungan
protein dari beberapa jenis sayur dan biji-bijian sangat baik untuk kesehatan.
Perbanyak konsumsi protein seperti daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan
hingga biji-bijian. Pastikan untuk tidak mengkonsumsi makanan dengan kalori
yang berlebihan, berlemak dan bersantan, serta hindari junk food.
Pola
Minum
Ketika
menjalani puasa kamu menkonsumsi air putih pada saat sahur, berbuka puasa dan
saat setelah berbuka puasa. Saat ini setelah selesai merayakan lebaran,
sebaiknya perbaiki pola minum dengan mengkonsumsi 2-3 liter air putih setiap
harinya. Kurangi mengkonsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan atau gula.
Perbaiki
Pola Tidur
Saat
bepuasa, pola tidur akan berbeda dari biasanya, karena harus bangun di pagi
hari untuk makan sahur. Dengan pola tidur yang berubah dan tidak teratur
membuat kamu menjadi lebih mudah capek pada siang hari dan cenderung tidur
lebih malam. Dengan pola tidur yang tidak teratur ini membuat badan menjadi
lebih cepat lelah dan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu setelah selesai
lebaran ini kamu dapat memperbaiki pola tidur dengan tidur 7-8 jam perhari.
Aktif
Melakukan Olahraga
Setelah
satu bulan berpuasa membuat orang menjadi malas berolahraga. Saat puasa orang
jadi sering bermalas-malasan karena tidak mau menguras energi. Saat lebaran pun
orang lebih cenderung untuk makan-makan dan malas berolahraga. Jika kebiasaan
buruk ini terus dilakukan maka kamu dapat mengalami obesitas dan dapat
mengganggu kesehatan. Olahraga sebaiknya dilakukan secara rutin 2-3 kali
seminggu. Kamu bisa memulainya dengan melakukan olahraga yang ringan terlebih
dahulu.
Lakukan
Pemeriksaan Kesehatan
Tidak
ada salahnya melakukan pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan
kolesterol, gula darah maupun tekanan darah. Dengan mengetahui hasil
pemeriksaan, tentunya kamu bisa mencegah penyakit yang dialami semakin memburuk
dengan pengobatan yang tepat oleh dokter.
Hari Kesehatan Dunia diperingati setiap tanggal 7 April.
Setiap tahun WHO membuat sebuah tema yang dipilih untuk menyoroti area yang
menjadi perhatian prioritas. Dalam menghadapi pandemi saat ini, planet yang
tercemar, dan meningkatnya insiden penyakit, tema Hari Kesehatan Dunia 2022
adalah “Our Planet, Our Health” atau Planet kita, Kesehatan kita.
Seperti yang kita ketahui bahwa di masa sekarang ini,
dengan masifnya pembangunan menyebabkan banyak masalah, seperti polusi udara,
air yang terkontaminasi, sanitasi yang tidak memadai termasuk pengelolaan
limbah padat, dan dampak negatif dari perubahan iklim adalah ancaman kesehatan
masyarakat lingkungan yang mendesak di Indonesia.
Tema “Planet Kita, Kesehatan Kita” ini harus menjadi
pengingat yang kuat bagi kita bahwa penyelesaian berbagai masalah ini adalah
tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya pemerintah dan LSM tapi juga dukungan
dan partisipasi masyarakat.
Bayangkan kesehatan kita, masyarakat, lingkungan, dan
dunia kita, sedangkan kita hanya punya satu planet yang dapat kita tinggali. Kesehatan
kita tergantung pada planet ini, seperti kesehatan bergantung pada perilaku
kita.
Selamat
Hari Kesehatan Dunia Tahun 2022. Mari jaga planet kita untuk kesehatan kita
semua.
Aditya, Ivan. 2020. DPD RI Bahas Masalah Lingkungan
DIY, Ini yang Ditemukan, https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/dpd-ri-bahas-masalah-lingkungan-diy-ini-yang-ditemukan/2/
diakses pada tanggal 05 April 2022. KR Jogja.
Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari TBC Sedunia/ HTBS, tema nasiona HTBS tahun ini adalah ‘Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa’. Pengambilan tema ini mengandung harapan agar hati setiap orang tergerak untuk menyadari pentingnya investasi upaya sekecil apapun yang bahkan seorang individu lakukan untuk menanggulangi TBC akan sangat bermakna demi pencapaian eliminasi TBC karena upaya eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja tetapi tanggung jawab semua sektor dan setiap individu yang ada. Untuk bisa menjadi bagian dari tugas mulia eliminasi TBC untuk selamatkan bangsa, tentunya kita harus lebih mengenal tentang TBC.
TB atau kalau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan TBC, tentunya nama penyakit ini sudah tidak asing ditelinga kita. Indonesia adalah negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi nomer tiga di dunia setelah Cina dengan estimasi 824.000 jumlah kasus dengan kematian sebanyak 13.110 dan hanya 47% kasus yang terlaporkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (Global TB Report 2021, WHO). TBC juga menjadi penyebab komplikasi terbesar pada orang dengan HIV dengan jumlah 18.000 kasus orang menderita TBC-HIV sementara kematian akibat TBC pada Orang dengan HIV adalah 4.800 jiwa.
Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan cakupan pengobatan TBC secara nasional mengalami penurunan dari 67% di tahun 2019 menjadi 42% di tahun 2020. Ditambah pandemi COVID-19 yang melanda 2 tahun terakhir, menyebabkan upaya penanggulangan TBC berbasis masyarakat mengalami hambatan yang signifikan. Semenjak Pandemi Covid-19 agaknya keberhasilan penanganan TBC mengalami beberapa kendala. Seperti yang terlaporkan dalam Global TB Report 2021, penemuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menurun tajam akibat pandemi COVID-19. Adanya wabah virus corona baru ini menyebabkan sebagian besar sumber daya yang ada di masyarakat ditujukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Akibatnya, penanggulangan penyakit lainnya menjadi terabaikan, termasuk TBC. Penurunan penemuan kasus TBC ini dikhawatirkan akan menjadi sumber penularan baru karena mereka yang belum ditemukan adalah sumber penularan TBC di masyarakat. Situasi pandemi memberikan tantangan baru bagi pemangku kepentingan program TBC untuk memulihkan upaya-upaya mengejar Eliminasi TBC secara lebih efektif.
Tuberkulosisatau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis dikenal orang dengan sebutan TBC, penyakit 3 huruf, paru-paru basah, flek paru dll. Kuman TBC paling sering menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, kulit dll. TBC ini bukan penyakit keturunan atau guna-guna .
GEJALA TBC
Gejala Utamanya yaitu batuk terus – menerus (berdahak maupun tidak berdahak) Gejala lainnya :
Demam meriang berkepanjangan
Sesak nafas dan nyeri dada
Berat badan menurun
Kadang dahak bercampur darah
Nafsu Makan Menurun
PENULARAN TBC
Penularan TBC terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TBC yang
batuk tanpa menutup mulut. Jika udara yang mengandung kuman TBC tadi terhirup,
maka terdapat kemungkinan kita terkena infeksi TBC namun tidak selalu berarti
kita akan sakit TBC, bisa jadi kuman TBC tersebut ‘tidur ’(dormant)
dalam badan kita.
Kuman ‘tidur’ tidak membuat kita sakit TBC dan kita juga tidak dapat menularkan ke orang lain. Jika daya tubuh menurun kuman TBC yang ‘tidur’ ini menjadi aktif dan memperbanyak diri, maka kita menjadi sakit TBC. TBC tidak menular melalui perlengkapan pribadi si pasien yang sudah dibersihkan seperti peralatan makan, pakaian atau tempat tidur yang digunakan oleh pasien TBC.
PEMERIKSAAN TBC
TB dapat diketahui melalui pemeriksaan dahak
Kuman TB dilihat dengan mikroskopis atau dengan menggunakan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM)
Dibutuhkan 2 kali pengambilan dahak pasien yaitu saat datang kelayanan (Sewaktu) dan dahak pagi sesaat setelah bangun tidur (Pagi) atau sebaliknya Pagi dan sewaktu (saat pasien mengantar dahak pagi ke layanan)
Petugas bisa menambahkan informasi fasilitas pemeriksaan yang ada di layanannya, mikroskop atau TCM
MENCEGAH PENULARAN TBC
Minumlah obat teratur. Setelah 2 minggu minum obat, maka jumlah kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain.
Pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu batuk atau bersin.
Tidak membuang dahak sembarangan. Membuang dahak di tempat khusus dan tertutup seperti ke lubang wc atau wastafel dengan mengalirkan atau menyiram air pada dahak yang telah dibuang.
Rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar sirkulasi udara berjalan lancar dan ruang/kamar mendapatkan cahaya matahari
PENGOBATAN TBC
Pasien diberikan obat selama 6 bulan atau lebih, diminum secara teratur, lengkap, sesuai dengan dosis yang diberikan sesuai jadwal berobat sampai sembuh. Sebaiknya obat diminum dalam keadaan perut kosong di pagi hari.
Tahap pemberian obat:
Tahap awal: 2 bulan atau 3 bulan diminum setiap hari (tergantung hasil konversi dahak)
Tahap lanjutan: 4 bulan atau 5 bulan diminum 3x/minggu
Bila tidak patuh dapat menyebabkan pasien menjadi resistan terhadap Obat Anti TBC (OAT) atau yang paling parah menyebabkan kematian. Obat TBC gratis disediakan oleh pemerintah, dapat diperoleh di Puskesmas, Fasyankes lainnya (petugas dapat memberikan informasi Fasyankes yang menyediakan obat TB gratis dan berkualitas).
APA AKIBATNYA BILA PASIEN TBC TIDAK MINUM OBAT TERATUR?
Penyakit tidak akan sembuh atau bahkan menjadi lebih berat.
Penderita tetap dapat menularkan penyakitnya pada orang lain.
Penyakit menjadi makin sukar diobati karena ada kemungkinan bakteri TBC menjadi kebal, sehingga diperlukan obat yang lebih kuat dan lebih mahal (regimen pengobatan TBC kebal obat). Obat untuk bakteri yang kebal belum tersedia di semua fasilitas kesehatan.
Perlu waktu lebih lama untuk sembuh.
Penderita dapat juga menularkan bakteri yang sudah kebal obat pada orang lain.
Keperawatan adalah bagian integral dari
pelayanan profesional kesehatan. UU 38 tahun 2014 menjelaskan bahwa keperawatan
dalam memberikan pelayanan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maapunun
sakit. Tercapainya pelayanan profesional keperawatan saat ini, tidak terlepas
dari panjangnya perjalanan sejarah keperawatan. Keperawatan masuk di Indonesia
pada zaman penjajahan Belanda yang mana pada saat itu perawat disebut sebagai
velpeger. Pada tahun 1962 dengan didirikan Akper milik Departemen Kesehatan
di Jakarta, menggambarkan awal mula pendidikan profesional keperawatan mulai
dirintis.
Dengan
semakin kompleksnya dinamika pelayanan kesehatan dan pesatnya perkembangan
keperawatan di Indonesia, tentu saja perlu adanya sebuah wadah yang mampu
menjadi sarana pemersatu, pembuat kebijakan, pembina, pengembang, dan pengawas
keperawatan di Indonesia. 17 Maret 1974 didirikan wadah organisasi keperawatan
di Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Tahun 2022 tepatnya
tanggal 17 Maret, genap 48 tahun usia PPNI. Sebagai organisasi profesi
keperawatan, PPNI adalah perwujudan semangat profesi keperawatan, yaitu
mewujudkan inti pelayanan keperawatan yang berfokus pada menjaga dan
meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Ketua
Umum Dewan Pengurus Pusat PPNI, Harif Fadillah mengatakan “Maka perlulah kita
peringati bersama di hari yang berbahagia ini, atas keteguhan semangat kita
bersama sehingga organisasi PPNI dapat berdiri 48 tahun lamanya”. Melalui Surat
Edaran DPP PPNI Nomor 0115/DPP.PPNI/SE/K.S/II/2022 tentang Peringatan Hari
Ulang Tahun (HUT), DPP PPNI menyerukan kepada seluruh pimpinan PPNI mulai dari
tingkat Wilayah hingga Komisariat untuk mengadakan kegiatan Peringatan HUT PPNI
ke-48 secara menyeluruh dan serentak dengan tema “Perawat Bersama Rakyat,
Menuju Bangsa Sehat, Bebas Covid 19”.
Dewan
Pimpinan Komisariat (DPK) PPNI RS Paru Respira merupakan salah satu DPK PPNI
yang berada di bawah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPNI Bantul. Menindaklanjuti
SE tentang Peringatan HUT PPNI ke-48, DPK PPNI RS Paru Respira memperingati HUT
PPNI ke-48 dengan mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu edukasi
vaksin booster kepada pengunjung RS Paru Repira. Kegiatan dilakukan oleh
jajaran pengurus beserta seluruh anggota DPK PPNI RS Paru Respira yang
bekerjasama dengan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit RS Paru Respira. Sasaran
dari kegiatan ini adalah seluruh pengunjung baik pasien maupun pengantar pasien
di Poliklinik RS Paru Respira dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Rangkaian
kegiatan pengabdian masyarakat tentang edukasi vaksin booster dimulai pada pukul
08.15 bertempat di ruang tunggu poliklinik RS Paru Respira. Mustofa, AMK selaku
Ketua DPK PPNI RS Paru Respira dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam
kesempatan peringatan HUT PPNI ke 48 ini dimanfaatkan sebagai sarana edukasi
vaksin booster agar masyarakat khususnya pengunjung RS Paru Respira memahami
pentingnya dilakukan vaksinasi booster. Pemaparan materi vaksin booster
disampaikan oleh Dwi Setyawati, SST sekitar 15 menit dan dilanjutkan dengan
tanya jawab dengan pengunjung. Sementara dari Unit PKRS menambahkan materi yang
berjudul “Ada Apa dengan TBC dan Covid 19” yang disampaikan oleh Nur Handayani,
SKM.
Dalam
kegiatan juga diberikan souvenir kepada pengunjung berupa handsanitizer,
masker, gantungan kunci, dan kalender. Secara umum acara berjalan dengan lancar
dan menarik, yang ditandai dengan antusias pengunjung rumah sakit dalam
memperhatikan penyampaian materi dan banyaknya pertanyaan terkait materi
seputar vaksin booster, covid 19, dan TBC.
Dengan
adaya kegiatan pengabdian masyarakat pada HUT PPNI ke 48, menunjukkan
eksistensi perawat dalam ikut mewujudkan bangsa yang sehat dan bebas covid 19.
Tentunya bukan hanya dalam moment ini saja, akan tetapi dalam keseharian
menjalankan tugas sebagai perawat harus senantiasa membaktikan dirinya dalam berperan
mewujudkan masyarakat yang sehat. DIRGAHAYU PPNI KE 48, semoga selalu diberikan
kemudahan dan perlindungan dalam menjalankan tugas. PPNI JAYA…!! (agg*)
TBC
atau Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacteriumtuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang paru-paru tetapi
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang,
otak, kulit dll. TBC sering juga disebut dengan paru-paru basah atau flek paru.
Banyak orang yang menganggap bahwa TBC adalah penyakit keturunan, akibat
guna-guna atau di racuni orang lain.
Hal
ini disebabkan karena pada beberapa orang
yang terkena penyakit TBC di temui ada yang batuk bercampur darah, gelisah dan
sering berkeringat di malam hari, nafsu makan berkurang sampai berat badan yang
menurun drastis. Gejala-gejala tersebut sering sekali dikaitkan dengan
guna-guna. TBC adalah penyakit menular sehingga sangat memungkinkan apabila di
rumah ada yang positif terkena TBC maka tidak menutup kemungkinan yang tinggal
serumah juga positif
TAHUKAH KAMU ?
Penularan TBC terjadi melalui udara
dari percikan dahak pasien TBC yang batuk tanpa menutup mulut. Jika udara yang
mengandung kuman TBC tadi terhirup maka terdapat kemungkinan kita terkena
infeksi TBC namun tidak selalu berarti kita akan sakit TBC, bisa jadi kuman
tersebut ‘ tidur ‘ (dormant) dalam badan kita. Kuman ‘ tidur ‘ tidak membuat
kita sakit TBC dan kita juga tidak dapat menularkan ke orang lain. Jika daya
tahan tubuh menurun, kuman TBC yang ‘ tidur ‘ ini menjadi aktif dan
memperbanyak diri, maka kita menjadi sakit TBC.
SIAPA YANG PALING BERISIKO SAKIT TBC ?
Siapa
saja dapat tertular TBC tetapi belum tentu menjadi sakit.
Orang
dengan imunitas atau daya tahan tubuh rendah yang paling berisiko, yaitu :
Anak
Orang dengan HIV / AIDS
Orang usia lanjut
Penyandang Diabetes Mellitus
Perokok
Orang
kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TBC
GEJALA TBC
Batuk terus menerus (berdahak maupun tidak
berdahak)
Demam meriang berkepanjangan
Sesak nafas dan nyeri dada
Berat badan menurun
Kadang dahak bercampur darah
Nafsu makan berkurang
Berkeringat di malam hari meski tanpa
melakukan kegiatan
Bila
mengalami gejala di atas segera lakukan pemeriksaan dahak. Dibutuhkan 2 kali
pengambilan dahak pasien yaitu saat datang ke layanan (sewaktu) dan dahak pagi
sesaat setelah bangun tidur (pagi).
Kanker
adalah penyakit yang sering menjadi momok yang menakutkan. Setiap tanggal 4 Februari
2022 diperingati sebagai hari kanker sedunia dimana pada momen ini kita
diingatkan untuk meningkatkan kesadaran kita dalam upaya mencegah penyakit
kanker. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi
1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Sedangkan data Global Burden of Cancer
Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus
kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar
234.511 kasus.
Berdasarkan
grafik disamping kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari
total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan kedua
dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker. Kanker paru-paru
menyusul di urutan ketiga dengan jumlah 34.783 kasus (8,8% dari total kasus),
lalu kanker hati sejumlah 21.392 kasus (5,4% dari total kasus), dan kanker
nasofaring (area di sebelah atas bagian belakang tenggorokan) sejumlah 19.943
kasus (5% dari total kasus).
Tingginya kasus kanker tentu bisa
menjadi kewaspadaan awal kita untuk mau meminimalisir faktor yang terkait
dengan penyakit kanker tersebut. Ada beberapa hal yang kemudian terkait dengan
kejadian kanker. Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), salah satu penyebab
tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang terus
menghasilkan bahan karsinogen, seperti rokok, daging olahan, dsb. Penyebab lain
yang juga mempengaruhi seperti kebiasaan begadang, kurang olah raga, dan makan
terlalu banyak.
Penyakit
kanker sendiri di Indonesia adalah salah satu penyakit yang mengakibatkan
jumalah kematian cukup besar. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh . Pertumbuhan sel
abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang
lain. Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia.
Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak
menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan
diobati setelah mencapai stadium lanjut. Itulah makanya penting untuk kita pemeriksaan
skrining atau cek kesehatan secara berkala, agar kanker dapat terdeteksi secara
dini.
Munculnya permasalahan kanker
berdampak tidak saja hanya kepada pasien saja, tetapi sosial, ekonomi
masyarakat dan negara. Semisal saja apabila ada ibu yang yang menderita penyakit
kanker, anak-anak akan dapat kehilangan kesempatan mendapatkan Airs Susu Ibu
(ASI), pengasuhan optimal untuk tumbuh kembangnya. Belum lagi bila yang
menderita penyakit kanker adalah ayah pencari nafkah, tentu ini akan mengganggu
stabilitas perekonomian keluarga. Permasalahan lain adalah masalah akses
keperawatan. Terkait masalah akses keperawatan, Hari Kanker sedunia tahun ini tema
global “Close the Care Gap” yang artinya “Tutup Kesenjangan Perawatan”.
Kampanye baru Hari Kanker Sedunia untuk membangun akses perawatan kanker yang
lebih adil dan merata untuk semua. Tapi pada kenyataannya, tidak bisa
dipungkiri ada beberapa masyarakat yang kurang percaya dengan mutu pelayanan
kanker di Indonesia, sehingga mereka memilih pengobatan di luar negeri. Ada lagi
yang sebagian memilih pengobatan alternatif yang kurang dapat dipercaya
efektifitasnya. Layanan medis terkait kanker di Indonesia sebenarnya sudah
mengalami kemajuan, akan tetapi terkadang pada pasien muncul rasa takut untuk
periksa dan menjalani pengobatan.
Permasalahan
terkait perawatan kanker tidak bisa kita lihat hanya sebagian saja, tetapi
harus secara keseluruhan. Disini perlunya kerjasama antara pemerintah, lembaga
terkait dan masyarakat itu sendiri dalam upaya penanganan dan pencegahan
penyakit kanker. Bagi pemerintah tentunya dapat dilakukan dengan terus
meningkatkan pelayanan medis terkait penanganan pasien maupun layanan deteksi
dini. Selain itu juga perlu peningkatan pelayanan jaminan kesehatan yang adil
dan merata bagi masyarakat terutama pasien kanker. Pelayanan kesehatan yang memadai serta adil
dan merata akan dapat membantu pada sisi kualitas hidup pasien kanker. Hal ini
serupa juga diungkap dalam penelitian Made Ririn Sri Wulandari “Hubungan
Kepuasan Selama Perawatan dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Ovarium di RSUP
Sanglah”, dimana hasilnya menyebutkan ada hubungan antara kepuasan selama
pengobatan dengan kualitas hidup pasien kanker ovarium di Rumah Sakit Umum
Sanglah.
Dalam
sisi pencegahan perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan lembaga terkait
misalnya saja yayasan kanker atau komunitas/kelompok pendukung sesama penderita
kanker untuk pemberian edukasi terkait pencegahan dan penanganan khususnya
pasien kanker. Masyarakat juga berperan penting dalam upaya mencegah penyakit
kanker dengan upaya mencegah munculnya penyakit kanker dengan pola hidup sehat,
dan pentingnya masyarakat khususnya keluarga pasien untuk dapat memberikan
dukungan kepada pasien dalam upaya keberhasilan pengobatan. Dari dukungan
sosial kepada pasien inilah dapat memberikan efek positif terhadap kualitas
hidup pasien kanker. Hal ini pernah diungkapkan pada penelitian Witdiawati,dkk
dengan judul “Dukungan Sosial Dalam Adaptasi Kehidupan Klien Kanker Payudara di
Kabupaten Garut” dimana hasil penelitiannya menyebutkan ukungan sosial sangat
bermakna dan menjadi satu kekuatan dalam adaptasi kehidupan klien kanker
payudara, sehingga terbentuk mekanisme koping yang adaptif dalam menghadapi kondisi penyakitnya dan aktivitas
sosial sebagai wujud adaptasinya.
Gejala kanker dapat bervariasi
tergantung dari jenis kanker nya dan pada organ tubuh mana yang terkena kanker.
Beberapa gejala yang sering dialami penderita kanker adalah:
Orang
yang berisiko terkena kanker perlu menjalani skrining dan pemeriksaan rutin ke
dokter. Contohnya, seorang perokok yang anggota keluarganya pernah terkena
kanker, atau seseorang yang sering bergonta-ganti pasangan seksual tanpa
menggunakan kondom. Seseorang juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami
gejala kanker, seperti munculnya benjolan di tubuh, penurunan berat badan
secara drastis, atau batuk kronis. Deteksi dini kanker dapat meningkatkan
keberhasilan pengobatan.
Tapi bagaimanapun juga, pencegahan
lebih baik daripada mengobati. Untuk pencegahan kanker kita disarankan untuk
melakukan gaya hidup sehat. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk
pencegahan penyakit kanker, antara lain :
CERDIK
: Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin Aktifitas Fisik,
Diet Seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress dengan baik
Batasi
konsumsi daging dimasak sangat matang atau dibakar
Terapkan
“Isi Piringku” : Porsi Isi Piringku Kemenkes terdiri dari makanan pokok, yakni
sumber karbohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring. Lalu dilengkapi dengan
lauk pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring. Untuk setengah piring lainnya diisi
dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3
Jaga
berat badan ideal
HIndari
perilaku berisiko, misal : Berbagi jarum dengan orang yang menggunakan obat
intravena dapat menyebabkan HIV, serta hepatitis B dan hepatitis C, yang dapat
meningkatkan risiko kanker hati.
Tidak
merokok
Berjemur
di bawah matahari secukupnya
Tidak
mengkonsumsi alkohol
Memakai
masker bila perlu saat harus berada atau dekat dengan asap pabrik
Batasi
penggunaan handphone yang tidak tepat
HIndari
makanan dan minuman yang mengandung zat carsinogen (pengawet)
Hindari
cara pengolahan dan penyajian makanan yang salah misalanya penggunaan minyak
goreng bekas secara berulang
Begitu bahayanya
penyakit kanker, untuk itu kita perlu menyadari pentingnya hidup sehat. Yuk
mulai sekarang kita biasakan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit
kanker.
Daftar Pustaka
Atika
Dwi Damayanti, dkk. 2008. Penanganan
Masalah Sosial dan Psikologis Pasien Kanker Stadium Lanjut dalam Perawatan
Paliatif. Indonesian Journal of Cancer, Vol 2 No. 1 (2008)
Kementrian
Kesehatan Republik Indoensia. 2013. Menkes
Ungkap 4 Masalah Utama pada Penanggulangan Kanker. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id diunggah 21 februari 2013
Vania
Rosa, dkk. 2019. Rumitnya Permasalahan
Pengobatan Kanker di Indonesia. https://www.suara.com diunggah 15 Juli 2019
Mardana,
Andi. 2022. Hari Kanker Sedunia 2022
“Tutup Kesenjangan Perawatan”. https://www.womanindonesia.co.id diunggah 26 Januari 2022
Sapto
Adhi, Irawan. 2020. 12 Cara Mencegah
Kanker Secara Alami. https://health.kompas.com diunggah 11 Juli 2020
Pranita,
Ellyvon. 2021. Kasus Baru dan Kematian
akibat Kanker di Indonesia Naik 8,8 Persen. https://www.kompas.com diunggah 3 April 2021
Pranita,
Ellyvon. 2021. Situasi Kanker Paru di Indonesia Saat Ini, Prevalensi Kematian
Meningkat. https://www.kompas.com diunggah 10 Desember 2021
Witdiawati,
dkk. 2018. Dukungan Sosial Dalam Adaptasi
Kehidupan Klien Kanker Payudara di Kabupaten Garut. Indonesia Journal of
nursing Research Ngudi Waluyo Ungaran University, Vol 1, No. 1 (2108)
Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riskesdas
2018.
Wulandari,
Made Ririn Sri. 2020. Hubungan Kepuasan
Selama Perawatan dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Ovarium di RSUP Sanglah.
Jurnal Keperawatan PolKesyo, Vol.9, No. 2 (2020)
Masa Pandemi memasuki tahun
kedua pada 2022 ini. Tentunya kita berharap pandemi ini segera berakhir.
Terkait dengan masa pandemi, banyak kemudian berimbas pada banyak sektor.
Contohnya saja pada sektor ekonomi dan kesehatan. Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi
29,12 juta penduduk usia kerja di Indonesia. Kebijakan pembatasan aktivitas
ekonomi untuk menekan laju penyebaran COVID-19 telah menyebabkan tingkat
pengangguran meningkat tajam dari 5% pada Februari 2020 menjadi 7% pada Agustus
2020 (atau sekitar 42% lebih tinggi). Selain itu, survei J-PAL (2020)
melaporkan bahwa sekitar 56% pria dan 57% wanita telah kehilangan pekerjaan
atau tidak lagi bekerja pada Maret 2020. Fenomena kehilangan pekerjaan ini
terjadi secara tidak proporsional di daerah perkotaan dibandingkan dengan
daerah pedesaan dan sangat parah di Jawa. Dalam sektor kesehatan juga mengalami
imbas yang luar biasa. Negara harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk
biaya perawatan penderita Covid-19, obat-obatan dan vaksin .
Kondisi masyarakat sendiri akibat pandemi terlihat pada
perekonomian keluarga dan kesehatan keluarga. Seperti kita ketahui, dampak dari
menurunnya persentase ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah peningkatan
angka pengangguran dan penduduk miskin yang disebabkan karena PHK selama masa
pandemi Covid-19. Hal ini membuat daya beli masyarakat juga menurun untuk
masyarakat kalangan ekonomi ke bawah. Hal ini mempengaruhi jumlah dan kualitas
konsumsi keluarga. Banyak masyarakat yang kemudian konsumsi makanan tanpa
memperhatikan aspek nilai gizinya. Dan kemudian akhirnya dapat mempengaruhi
munculnya permasalahan beban ganda malnutrisi dimana muncul stunting dan
obesitas pada anak.
Stunting
adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penyebab
dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan,
yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Selain itu, buruknya fasilitas
sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga
menjadi penyebab stunting. Kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat tubuh
harus secara ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan
gizi. Sedangkan obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan
(energy expenditure) dalam waktu lama. (WHO,2000)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2021 mengadakan survei Studi Status Gizi Indonesia dimana hasilnya terdapat
angka stunting sebesar 24,4%. Angka ini telah mengalami penurunan dimana tahun
2018 angka stunting mencapai 30,8% dan tahun 2019 berada pada angka 27,7%.
Sedangkan obesitas anak pada 2018 angkanya masih 8 persen, lalu turun 3,5
persen menjadi 4,5 persen di 2019, dan saat ini turun lagi 0,7 persen menjadi
3,8 persen di 2021. Walaupun angka kedua permasalahan gizi tersebut mengalami
penurunan, kita belum bisa lega, karena hal ini menjadi pekerjaan rumah yang
tidak ringan. Seperti stunting, prevalensi
stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), tetapi masih lebih
tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%). Untuk obesitas, walaupun sudah menurun tapi
masalah ini tidak boleh dianggap enteng, karena berawal dari obesitas inilah
nantinya kan berimbas pada kesehatan di masa mendatang.
Masalah stunting dan obesitas dapat dipengaruhi banyak
hal. Kedua permasalahan ini musti dilihat secara keseluruhan, jangan dari satu
sisi saja. Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan dalam banyak hal, dari sistem
ekonomi, kesehatan, sosial hingga pendidikan. Selama pandemi, faktor ekonomi
menjadi ancaman bagi masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Pandemi menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan penghasilan
akibat kegiatan ekonomi terhenti karena adanya pembatasan sosial untuk menekan
penyebaran virus. Sulitnya mendapatkan penghasilan akan berdampak pada
ketahanan ekonomi keluarga dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan sehingga
masyarakat menjadi memiliki keterbatasan akses, ketersediaan dan keterjangkauan
makanan sehat. Dari sinilah kemudian dapat menyebabkan kekurangan zat gizi
keluarga. Anak yang sedang membutuhkan nutrisi untuk tumbuh kembangnya bila
kekurangan zat gizi akan meningkatkan risiko stunting pada anak. Hal ini senada
dengan penelitian “Berdampakkah Pandemi Covid-19 terhadap Stunting di Bangka
Belitung?”, dimana hasil yang diperoleh menunjukkan pembatasan kegiatan sosial
masyarakat berakibat pada perubahan pola sosial ekonomi. Pembatasan terhadap
akses konsumsi dan pelayanan kesehatan akan mempengaruhi status gizi anak.
Penurunan status gizi anak dapat berdampak pada peningkatan prevalensi anak
berisiko stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama pandemi
covid-19.(Wiwin, Efrizal, 2020)
Stunting sebenarnya dapat dicegah, yaitu dimulai dari
saat ibu masih remaja. Asupan dan pola makan yang sehat tentunya akan membuat
tubuh sehat sekaligus akan mempersiapkan tubuh kelak saat mengandung hingga
menjadi ibu. Janin yang dikandung pun tentunya diharapkan juga tidak kekurangan
zat gizi saat dalam kandungan. Selanjutnya menyusui eksklusif selama enam bulan
pertama kehidupan dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat
dimulai pada usia enam bulan dan menyusui hingga dua tahun atau lebih akan
dapat mencegah terjadinya stunting bahkan obesitas. Inilah yang kemudian
mengapa 1000 Hari Pertama Kehidupan(HPK) menjadi salah satu momen penting dalam
pemenuhan kebutuhan gizi dalam upaya pencegahan stunting.
Penyebab stunting terkait dengan beberapa hal antara
lain, sosial ekonomi, status gizi ibu, pola pengasuhan, kebiasaan makan,
tingkat pendidikan, informasi terkait gizi, infeksi, ketersediaan air bersih,
keamanan pangan, asupan makanan, kekurangan zat gizi (defisiensi mikronutrien),
keterjangkauan fasilitas kesehatan dan lingkungan. Dalam beberapa penelitian juga
sebagian telah diteliti, seperti penelitian “Faktor yang Berhubungan dengan
Pengetahuan Orangtua tentang Stunting pada Balita” yang menyimpulkan bahwa faktor
yang berhubungan dengan pengetahuan tentang stunting yaitu usia(p=0,017),
pendidikan (p=0,043), informasi (p=0,002). Penelitian lain “Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018” dimana
hasil penelitian menyebutkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
asupan energi, riwayat durasi penyakit infeksi, berat badan lahir, tingkat
pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian stunting.
Pandemi tidak saja memunculkan masalah
stunting tetapi juga masalah obesitas pada anak. Pandemi mengakibatkan
perubahan kebiasaan bahkan sistem pendidikan kita. Kebijakan pemerintah dimana
pembatasan sosial dalam rangka menekan angka penyebaran virus membuat kita
harus banyak menghabiskan waktu di rumah. Sistem bekerja diubah dengan
pembelakukan sistem work from home (WFH). Sistem pembelajaran yang awalnya
tatap muka diubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh dengan sistem
pembelajaran online di rumah. Penurunan ekonomi akibat pandemi bagi sebagian
orang membuat kemampuan daya beli atas makanan sehat berkurang sehingga tak
jarang asupan makanan lebih banyak makanan tidak sehat dimana kandungan kalorinya
tinggi. Anak sekolah menghabiskan waktunya sekitar 3-4 jam untuk kegiatan
pembelajaran. Sisanya, anak menghabiskan waktu yang tidak bermanfaat untuk
kebugaran tubuh, contoh saja karena sistem pembelajaran seringkali menggunakan
gadget atau computer, anak-anak cenderung menghabiskan waktunya didepan layar
gadget atau computer. Kebiasaan ini biasa disebut dengan Sedentary lifestyle, dimana gaya hidup anak yang tidak banyak
melakukan suatu gerakan karena sudah membiasakan diri untuk berdiam diri
dikamar dengan bermalas-malasan sehingga anak tidak aktif dalam beraktivitas
fisik. Gaya hidup Sedentary lifestyle diikuti
asupan makanan tidak terkontrol, energi yang dikeluarkan sedikit sehingga tubuh
menyimpan banyak lemak. Inilah kemudian akan menyebabkan peningkatan berat
badan. Hal serupa juga dipaparkan dalam penelitian Nourmayansa yang berjudul “Hubungan Belajar Dari Rumah Dan Peningkatan
Berat Badan Pada Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi COVID- 19, dimana hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara belajar dari rumah
dengan peningkatan berat badan pada anak usia sekolah di SD.(Nourmayansa, dkk,
2021). Peningkatan berat badan yang tidak terkontrol lambat laun akan menjadi
obesitas. Penelitian lain yang terkait dengan obesitas anak yaitu penelitian
yang berjudul “Hubungan Sedentary Life Style Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak
Selama Pandemic Covid-19” dimana hasil penelitian menyebutkan terdapat hubungan
sedentary lifestyle dengan kejadian obesitas pada anak selama pandemi covid-19.
Baik stunting maupun obesitas banyak
faktor yang membelakangi terjadinya risiko tersebut. Untuk itu dalam moment
Hari Gizi Nasional yang diperingati pada tanggal 25 Januari 2022 yang mengambil
tema “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”, mari kita tingkatkan kesadaran
akan pentingnya mencegah stunting dan obesitas mulai dari diri-sendiri dan
lingkungan keluarga. Pentingnya peran orangtua dalam hal pengasuhan anak dan
memperoleh informasi yang benar dengan pola hidup sehat termasuk didalamnya
terkait penerapan pola makan yang sehat, menjadi poin penting pencegahan
stunting maupun obesitas. Pada masa kanak-kanak merupakan kesempatan membentuk
kebiasaan anak untuk makan sehat. Kebiasaan makan sehat, pemilihan asupan makan
yang sesuai “isi piringku” diikuti dengan penerapan pola hidup sehat lainnya
seperti olahraga teratur, istirahat cukup serta ketersediaan air bersih dan
keamanan pangan yang memadai, akan banyak membantu mencegah terjadinya risiko
stunting dan obesitas. Dalam isi piringku telah digambarkan setengah isi piring
berisi 2/3 bagian dengan karbohidrat, 1/3 bagian berisi lauk pauk. Setengah
porsi lagi berisi sayur dan buah. Dalam slogan “isi piringku” juga mengajarkan
bagaimana sebaiknya ketercukupan kebutuhan air dan pembatasan konsumsi garam,
gula dan lemak. Yuk, mulai sekarang kita terapkan pola hidup sehat demi generasi
yang sehat dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 2018. Isi Piringku
Sekali Makan. http://p2ptm.kemkes.go.id diunggah 24 Juli 2018
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 2018. 1 dari 3 Balita
Indonesia Derita Stunting. http://p2ptm.kemkes.go.id diunggah 9 April 2018
Kementreian Kesehatan
Republik Indonesia. 2018. Ini Penyebab
Stunting pada Anak. www.kemkes.go.id diunggah 24 Mei 2018
Wiwin, Efrizal. 2020. Berdampakkah Pandemi Covid-19 terhadap
Stunting di Bangka Belitung? Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. Vol.9 ,
No 3 September 2020.
Anita Rahmawati, dkk. 2019.
Faktor yang Berhubungan dengan
Pengetahuan Orang Tua tentang Stunting pada Balita. Jurnal Ners dan
Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 389–395
Eko Setiawan,dkk.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia
24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2018; 7(2)
Nourmayansa Vidya
Anggraini, dkk. 2021. Hubungan Belajar
Dari Rumah Dan Peningkatan Berat Badan Pada Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi
COVID-19. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (4) 2021
Razdkanya Ramadhanty. 2021. Status
Gizi Anak Indonesia Meningkat, Obesitas Turun jadi 3,8 Persen! https://health.detik.com diunggah 27 Desember 2021
dr. Tri Setiana Kusumadewi, Sp.PD.,Subsp.PMK(K)
Selamat datang di website kami dengan konsep minimalis namun interaktif.Semoga website RS Paru Respira Yogyakarta dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pelayanan & memberikan informasi secara cepat dan akurat pada masyarakat.