Category: <span>Artikel</span>

BUGAR SAAT SUDAH LANJUT USIA


Arifah Budi Nuryani, SKM

Menjadi tua adalah mutlak, semua orang pasti akan mengalaminya. Orang tua kita pun tidak akan selamanya muda. Seiring berjalannya waktu, mereka akan memiliki kulit yang keriput. Bagi lansia, persoalan kemunduran fisik berkorelasi dengan kesehatan. Namun, upaya membangun kebugaran sejak muda juga akan menentukan kualitas kesehatan saat memasuki usia senja.

Hal-hal berikut ini merupakan masalah kesehatan yang seringkali dijumpai pada lansia namun, meskipun masalah kesehatan ini berkaitan dengan lansia, sebaiknya kaum muda pun memahami permasalahan kesehatan ini, dengan tujuan agar kaum muda dapat memahami permasalahan kesehatan pada lansia di sekitarnya maupun untuk persiapan diri sendiri dalam rangka pencegahan permasalahan kesehatan di kemudian hari.

Risiko penyakit degeneratif meningkat pada lansia yang disebabkan penurunan fungsi organ tubuh. Menurut WHO, penyakit degeneratif menjadi penyebab kematian lansia sebanyak 38 juta jiwa setiap tahunnya. Bahkan, tak hanya pada lansia saja, namun sekitar 16 juta kematian terjadi di bawah usia 70 tahun. Sedangkan di Indonesia, menurut data Riskesdas tahun 2013, penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, kanker, dan stroke menempati peringkat atas sebagai penyakit dengan kasus terbanyak. Fungsi organ tubuh lansia yang semakin menurun seiring bertambahnya usia menyebabkan tubuh menjadi lebih rentan terkena penyakit.

Penyakit yang tak asing dijumpai pada lansia, yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Faktor penuaan menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah menjadi pencetus hipertensi, yang juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti genetik, stres, asupan natrium dan kalium, serta obesitas. Selain hipertensi, penyakit kronis yang banyak dijumpai pada lansia yaitu artritis sendi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, hingga penurunan fungsi penglihatan.

Faktor terbesar penyebab penyakit degeneratif yaitu pola hidup yang kurang sehat yang sudah diterapkan selama bertahun-tahun sebelumnya. Hal ini menjadi tantangan besar mengingat kebanyakan masyarakat usia produktif memiliki gaya hidup kurang sehat. Mulai dari kruangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, hingga masalah pencemaran lingkungan yang berdampak buruk pada kesehatan yang kian meningkat seiring berjalannya waktu.

Namun, tak hanya penyakit yang menyerang fisik saja, orang lanjut usia juga rentan mengalami gangguan psikologi, salah satunya adalah merasa kesepian. Misalnya, lansia yang mengeluh sakit kepala bisa saja sebenarnya sedang mengalami stres berkepanjangan. Angka stres pada lansia yang berujung pada depresi cukup tinggi. Padahal, stres juga bisa mengakibatkan gangguan kognitif, seperti demensia (penurunan fungsi kognitif otak).

Di samping itu, pola perilaku saat muda juga bisa menyebabkan stres jangka panjang. Seperti, tuntutan agar selalu tepat waktu, menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna, tidak pecaya dengan orang lain, dan sebagainya. Sikap terlalu cemas juga bisa menyebabkan gangguan otak pada lansia. Jika stres dan depresi cenderung tidak memiliki semangat hidup, sikap cemas justru sebaliknya

Penurunan fungsi sel-sel tubuh memang tidak bisa dihindari, namun bila kita memiliki gaya hidup sehat sejak muda, penyakit kronik seperti diabetes, hipertensi, atau pun gangguan kogntif seperti demensia yang sekarang ini belum ada obatnya, bisa dicegah.

Banyak orang takut menjadi tua karena tahap kehidupan ini identik dengan tubuh yang lemah digerogoti penyakit. Padahal, tetap produktif saat usia tua bukanlah hal yang tidak mungkin. Semua terkait pilihan investasi pada saat muda. Pemeriksaan kesehatan secara berkala yang harus dilakukan antara lain memeriksa tekanan darah, gula darah, fungsi penglihatan, hingga kondisi psikis. Kesehatan yang baik adalah kunci agar lansia tetap mandiri dan berperan dalam keluarga dan masyarakat. Sementara itu, Kementerian Kesehatan sebetulnya memiliki program untuk mengendalikan penyakit tidak menular lewat perilaku “CERDIK”. C= Cek kesehatan rutin, E= Enyahkan asap rokok, R= Rutin atau rajin aktivitas fisik, D= Diet seimbang, I= Istirahat cukup, dan K= Kelola stres. Dan tak lupa olahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran. Mari kita jaga kesehatan kita agar tetap bugar dan sehat di masa mendatang.

Referensi:

Jeo-Insight. 2019. Tips Bugar Lansia, yang Anak Muda Perlu Bersiap Juga. https://jeo.kompas.com/tips-bugar-lansia-yang-anak-muda-perlu-bersiap-juga#section3

Kemenkes. 2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-lansia.pdf

Pijar Psikologi. 2017. Sayangi Lansia di Sekitar Anda. https://pijarpsikologi.org/sayangi-lansia-di-sekitar-anda/

5 Tips Agar Tetap Produktif Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan

Oleh : Arifah Budi Nuryani, S.KM

Puasa seringkali membuat Sahabat Paru merasa lemas dan malas beraktivitas sehingga memilih untuk rebahan. Apalagi dengan adanya aturan physical distancing membuat kita harus membatasi aktivitas diluar rumah dan cenderung tidak produktif. Tak sedikit pula yang terpaksa harus bekerja dari rumah (work from home) dan rentan mengalami kebosanan sehingga lebih banyak menghabiskan waktu untuk nonton film atau bermain game. Padahal, sebagai umat muslim kita dituntut untuk tetap produktif baik itu dalam hal menyelesaikan pekerjaan sehari-hari atau ibadah di Bulan Ramadhan agar mendapatkan pahala yang berlipat. Berikut ini 5 tips agar tetap produktif saat berpuasa di bulan ramadhan yang bisa menjadi referensi untuk Sahabat Paru.

1. Mengonsumsi makanan sehat saat sahur dan berbuka

Tips agar tetap produktif saat berpuasa yang pertama adalah pastikan Sahabat Paru sekalian mengonsumsi makanan yang sehat baik itu saat sahur maupun berbuka. Pasalnya, makanan yang kita konsumsi tentunya akan berdampak besar terhadap tubuh kita. Hindari makanan yang berminyak terutama saat sahur karena bisa membuat kita mudah merasa haus dan lemas. Pilihlah makanan yang sehat dan memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang cukup, yaitu dengan memperbanyak mengonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan segar. Terutama buah-buahan yang memiliki kandungan air yang banyak. Serta jangan lupa minum segelas susu saat sahur. Dan saat berbuka puasa jangan langsung makan makanan berat namun cukup dengan minum air putih dan kurma. Setelah itu baru makan makanan besar dengan porsi yang secukupnya.

2. Jangan tidur setelah sahur

Tips agar tetap produktif saat berpuasa yang berikutnya adalah usahakan jangan tidur setelah sahur. Seringkali tidur setelah sahur membuat kita bangun kesiangan dan terlambat solat subuh. Hal itu membuat aktivitas lain menjadi ikut berantakan. Lebih baik jika kita mengakhirkan waktu sahur agar bisa lanjut ke sholat subuh. Setelah itu, kita bisa mengerjakan beberapa pekerjaan penting karena di pagi hari setelah sahur energi kita masih penuh, sehingga pekerjaan bisa terselesaikan secara maksimal.

3. Membuat daftar kegiatan

Buat Sahabat Paru baik itu yang bekerja di rumah aja atau di kantor, jangan lupa untuk membuat daftar kegiatan sehari-hari. Mulai dari kapan waktu untuk bekerja, membaca Alquran, olahraga, masak untuk keluarga, bersih-bersih rumah dan lain sebagainya. Dengan begitu, kita bisa paham apa saja yang perlu dikerjakan setiap harinya agar terhindar dari malas-malasan dan tidak produktif.

4. Istirahat yang cukup

Seringkali saat berpuasa tubuh kita menjadi lemas terutama di siang hari. Untuk itu, Sahabat Paru perlu mengatur waktu istirahat agar tubuh tetap fit. Usahakan untuk tidur yang cukup saat berpuasa agar tidak lemas dan tetap fokus di siang hari. Hindari lembur atau begadang di malam hari dan manfaatkan waktu istirahat siang untuk istirahat sejenak. Dengan begitu, stamina kita akan tetap terjaga dan bisa tetap produktif setiap harinya.

5. Olahraga ringan

Tips agar tetap produktif saat berpuasa yang terakhir adalah dengan melakukan olahraga ringan secara rutin. Seperti jogging, yoga, stretching ringan, sit up, jalan kaki, dan bersepeda. Pilihlah waktu yang sesuai untuk berolahraga khususnya saat menjelang berbuka puasa atau setelah berbuka puasa. Dengan begitu, tubuh kita akan tetap fit dan bugar sehingga bisa tetap produktif setiap harinya. Selain itu, dengan berolahraga secara rutin juga bisa menjaga imunitas kita sehingga tidak mudah sakit.

Nah, itu dia 5 tips agar tetap produktif saat berpuasa. Sahabat Paru pasti tidak mau kan kalau selama puasa ramadhan ini produktivitas malah semakin menurun? Untuk itu mari kita lakukan 5 tips diatas.

Minum Es Saat Berbuka Puasa, Apakah Baik untuk Kesehatan?

Oleh : Susilawati, S.Km

Di Bulan Ramadhan, berbuka puasa dengan minum es memang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Tak heran jika beragam varian es khususnya es teh dan es buah tidak pernah absen dari daftar menu buka puasa. Hal itu wajar adanya mengingat saat berpuasa, Sahabat Paru harus menahan dahaga selama seharian penuh. Sehingga, minum es saat berbuka puasa bisa membantu melepaskan dahaga dan menyegarkan tenggorokan. Apalagi jika yang kita minum adalah es buah atau es kekinian tentunya akan menambah kenikmatan tersendiri. Namun, apakah minum es saat berbuka puasa baik untuk kesehatan? Yuk kita simak ulasannya berikut ini.

Efek Minum Es Saat Berbuka Puasa

Sahabat Paru di rumah jarang sekali melewatkan berbuka puasa tanpa minum es. Tapi tahukah bahwa jika minum es saat berbuka puasa ternyata memiliki beberapa efek samping yang kurang baik bagi kesehatan. Berikut informasi lengkapnya.

1. Gangguan pencernaan

Minum es saat berbuka puasa akan menyebabkan kinerja lambung menjadi lambat. Pasalnya, lambung kita harus menyesuaikan suhu es yang kita minum dengan suhu tubuh terlebih dahulu. Selain itu, selama berpuasa perut tidak terisi makanan dan minuman selama 13 jam sehingga akan kaget atau mengalami kontraksi ketika langsung menerima air dingin. Hal itu akan membuat perut mudah penuh dan cenderung terkena gangguan perut kembung dan mules. Kondisi ini sering terjadi pada penderita maag sehingga sangat disarankan untuk mengurangi konsumsi es saat berbuka puasa.

2. Mudah terserang penyakit

Selain memicu gangguan pencernaan, minum es saat berbuka puasa ternyata juga bisa memicu beragam gangguan kesehatan. Khususnya buat Sahabat Paru yang memiliki imunitas rendah, minum es saat berbuka puasa bisa menyebabkan kita menjadi lebih mudah sakit. Pasalnya, minum es saat berbuka puasa bisa memicu produksi lendir yang berlebih pada tubuh. Padahal produksi lendir yang berlebih bisa menurunkan fungsi sistem pertahanan tubuh sehingga membuat tubuh mudah terserang penyakit.

Terutama di bagian tenggorokan, saat imun turun akan membuat bakteri atau virus cepat masuk yang seringkali memicu radang dengan salah satu gejalanya yaitu demam. Selain demam, radang yang dipicu oleh virus juga sering menimbulkan sakit kepala meskipun tarafnya ringan. Namun, jika terjadi selama berhari-berhari pastinya akan mengganggu produktivitas saat berpuasa.

Minum Air Hangat Lebih Baik

Alih-alih minum air es, Sahabat Paru disarankan untuk berbuka puasa dengan air hangat atau air biasa dengan suhu ruang saat berbuka puasa. Air hangat memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan. Pertama, air hangat bisa membantu melancarkan proses pencernaan makanan. Selain itu air hangat lebih cepat mengembalikan suhu tubuh sehingga tidak memperlambat kinerja lambung.

Minum air hangat saat berbuka juga bisa membantu mengembalikan energi saat seharian berpuasa. Apalagi jika ditambah dengan makanan manis seperti kurma yang bermanfaat untuk menormalkan kembali kadar gula darah dalam tubuh setelah seharian tidak mendapatkan asupan makanan. Namun ingat, jangan berlebihan. Dan ada baiknya untuk mengonsumsi buah-buahan manis dengan kandungan air yang tinggi seperti semangka karena justru bisa membantu menyegarkan tubuh.

Sahabat Paru boleh-boleh saja minum es saat berbuka puasa baik itu es sirup, es buah atau es lainnya, tetapi sebaiknya dilakukan setelah makan besar dan setelah minum air hangat atau air biasa terlebih dahulu.

5 Cara Meningkatkan Imunitas Saat Puasa Ramadhan Agar Tetap Bugar

Oleh : Kristiriyandini, S.KM

Saat berpuasa, imunitas kita cenderung akan menurun karena kurangnya asupan makanan dan minuman serta padatnya kegiatan di Bulan Ramadhan. Akibatnya, tubuh akan terasa lemas dan kurang fokus. Tentunya, Sahabat Paru tidak ingin kalau sampai ibadah puasa justru membuat aktivitas harian menjadi terganggu dan cenderung bermalas-malasan, walaupun kita sedang mengikuti himbauan pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 ini tubuh yang imunitasnya rendah juga rawan terserang virus corona. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk meningkatkan imunitas saat berpuasa agar tubuh tetap fit dan bugar. Sehingga kita bisa tetap produktif dan beribadah secara optimal. Berikut ini 5 cara meningkatkan imunitas saat puasa ramadhan yang bisa kita jadikan referensi.

1. Memperhatikan pola makan

Cara meningkatkan imunitas saat puasa ramadhan yang pertama adalah dengan memperhatikan pola makan. Hampir 80% sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita. Untuk itu, sangat penting menjaga imunitas dengan memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh bisa tetap sehat. Perbanyak makan protein seperti ikan laut dan daging, sayur-sayuran dan buah-buahan.  Selain itu, perhatikan porsi makan saat berbuka atau sahur agar jangan sampai berlebihan atau kekurangan. Jangan lupa untuk mengonsumsi suplemen makanan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh jika dibutuhkan.

2. Tidur yang cukup

Cara meningkatkan imunitas saat puasa yang berikutnya adalah dengan menjaga pola tidur yang cukup. Waktu tidur yang kurang bisa memicu peningkatkan hormon stress kortisol. Peningkatkan hormon ini bisa memicu reaksi peradangan dalam tubuh serta bisa menekan fungsi kekebalan tubuh anda dalam melawan infeksi. Akibatnya, tubuh akan menjadi lemah dan rentan terserang penyakit. Sehingga sangat penting untuk menjaga pola tidur agar imunitas anda bisa terjaga. Kurangi begadang dan usahakan untuk tidur lebih awal agar tubuh bisa fresh saat bangun sahur.

3. Olahraga secara teratur

Puasa bukanlah halangan untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Justru olahraga bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh Sahabat Paru sekalian. Pilihlah olahraga ringan dengan intensitas rendah seperti yoga, sit up, jogging, dan juga bersepeda. Kita bisa berolahraga sebelum berbuka puasa atau setelah puasa. Tentunya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

4. Mengelola stress

Kelamaan di rumah aja cenderung membuat kita menjadi stress dan mudah bosan. Itu adalah hal yang wajar. Namun, stress yang berlarut-larut juga akan berakibat buruk pada kesehatan karena bisa menurunkan kekebalan tubuh. Untuk itu, kita perlu mengelola stress dengan baik agar tubuh tidak mudah terserang penyakit. Lakukan kegiatan yang bisa mengurangi stress seperti melukis, bermain musik, main game, memasak atau sekadar berkumpul bersama anggota keluarga di rumah.

5. Menjaga kebersihan tubuh

Cara meningkatkan imunitas saat puasa yang terakhir yaitu dengan selalu menjaga kebersihan tubuh. Apalagi, di masa pandemi Covid-19 ini kita harus ekstra menjaga kebersihan seperti rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir agar terhindar dari virus dan bakteri. Jangan lupa untuk rajin mandi meskipun bekerja di rumah agar kuman dan bakteri yang menempel di tubuh anda menghilang. Selain itu, pastikan rumah dan pakaian anda juga bersih agar terbebas dari segala jenis kuman maupun bakteri jahat.

Nah, itulah 5 cara meningkatkan imunitas saat puasa. Mudah kan? Jadi, tidak ada alasan untuk bermalas-malasan dalam menjaga kekebalan tubuh karena kesehatan itu mahal harganya.

Sering Merasa Dehidrasi Saat Puasa? Simak Tips Berikut Ini

Oleh : Susilawati, S.KM

Berpuasa sebulan penuh di Bulan Ramadan membuat pola makan dan minum umat muslim berubah. Meskipun demikian, Sahabat Paru dituntut untuk tetap produktif dan aktif menjalankan rutinitas harian seperti biasa. Apalagi buat Sahabat Paru yang pekerja kantoran yang harus tetap menjaga performa kerja meskipun tubuh tidak diberi asupan air selama seharian penuh. Untuk itu, Sahabat Paru harus memastikan bahwa tubuh terhidrasi dengan baik agar tidak lemas dan kehausan. Berikut ini 5 tips menjaga tubuh tetap terhidrasi saat puasa di Bulan Ramadan.

1. Minum Air Putih Yang Cukup Saat Sahur dan Berbuka

Tips menjaga tubuh tetap terhidrasi saat puasa yang pertama adalah dengan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka. Yaitu 6-8 gelas per hari yang dibagi saat berbuka, sahur dan menjelang tidur. Selain itu, Sahabat Paru juga bisa mengonsumsi air kelapa sebagai selingan. Pasalnya, selain kandungan air yang bisa menjaga cairan tubuh, air kelapa juga mengandung senyawa elektrolit yang bisa menahan cairan dalam tubuh agar tidak  mudah terhidrasi.  

2. Mengonsumsi Buah Semangka

Selain minum air kelapa dan air putih yang cukup, tips menjaga tubuh tetap terhidrasi saat puasa yang berikutnya adalah dengan mengonsumsi buah semangka. Pasalnya, buah semangka memiliki kandungan air yang cukup tinggi yaitu sebesar 92%. Dan cairan mengandung beberapa senyawa seperti magnesium, kalsium dan garam yang sangat baik untuk menghidrasi tubuh selama seharian penuh. Sahabat Paru bisa mengonsumsi jus semangka atau potongan semangka dalam bentuk salad saat sahur atau berbuka puasa.

3. Mengonsumsi Smoothie

Buat Sahabat Paru yang terbiasa mengonsumsi smoothie di hari-hari biasa, jangan lupa untuk tetap rutin mengonsumsinya di Bulan Ramadhan khususnya saat sahur. Pilihlah aneka buah yang memiliki kandungan air yang banyak seperti strawberry, blueberry, apel, jeruk dan buah persik. Selain rasanya yang enak serta bisa menjaga tubuh agar tetap terhidrasi, buah-buahan tersebut juga memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Jangan lupa untuk menambahkan chia seed yang kaya akan manfaat untuk kesehatan.

4. Mengonsumsi Sayuran Hijau

Sayuran hijau diketahui memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Seperti contoh daun selada Iceberg yang memiliki kandungan air hingga 98% sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat salad. Selain selada, ada beberapa jenis sayuran lain yang juga memiliki kandungan air cukup tinggi seperti brokoli, wortel, mentimun, kubis dan bayam. Sehingga sangat disarankan untuk mengonsumsi sayuran hijau baik itu dalam bentuk salad atau sup saat berbuka puasa dan sahur. Sahabat Paru juga bisa membuat sayur bayam bening atau sop dengan menambahkan tomat yang memiliki banyak kandungan air. Dengan begitu, tubuh akan tetap terhidrasi saat berpuasa seharian penuh.

5. Minum Segelas Susu

Tips menjaga tubuh tetap terhidrasi saat puasa yang terakhir adalah dengan minum segelas susu saat sahur. Seperti yang kita ketahui bersama, susu merupakan salah satu sumber energi yang paling bagus untuk tubuh karena memiliki kandungan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang. Dengan minum segelas susu saat sahur bisa membuat tubuh tetap berenergi dan terhidrasi dengan baik selama menjalankan ibadah puasa. Apalagi buat anak-anak yang baru belajar berpuasa, sangat dianjurkan untuk minum susu dengan rutin saat sahur. Pilihlah susu rendah lemak atau susu cokelat agar tubuh terhidrasi sepanjang hari.

Agar Tetap Fit Selama Berpuasa

Oleh:
Shukhalita Swasti Astasari, S.KM

Setelah berpuasa selama seharian penuh, seringkali kita menjadi kalap dengan mengonsumsi banyak makanan saat berbuka maupun sahur. Padahal, selama puasa kita diperintahkan untuk menahan hawa nafsu termasuk keinginan untuk berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Apalagi jika makanan yang kita konsumsi kurang sehat atau tidak memenuhi kadar nutrisi yang kita butuhkan. Untuk itu, agar tetap fit selama berpuasa di bulan ramadhan maka kita perlu menjaga pola makan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini kita perlu cermat untuk memilih makanan yang akan kita konsumsi bersama keluarga. Pastikan jika makanan yang kita konsumsi memiliki kandungan gizi yang seimbang serta bisa meningkatkan imunitas. Berikut ini 5 jenis makanan yang baik dikonsumsi saat berbuka dan sahur yang bisa menjadi referensi buat Sahabat Paru sekalian.

1. Kurma

Seperti yang sahabat paru ketahui, kurma adalah salah satu makanan yang baik dikonsumsi saat berbuka. Bahkan, buah kurma juga menjadi buah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW untuk dikonsumsi saat berbuka puasa sebelum makan berat. Pasalnya, buah kurma mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Seperti kalium, tembaga dan serat yang bisa membantu melancarkan pencernaan. Selain itu, kandungan gula alami dalam buah kurma juga bermanfaat untuk mengembalikan energi dalam tubuh.

2. Smoothies atau jus

Kabar gembira buat Sahabat Paru yang gemar mengonsumsi smoothies ataupun jus. Health Promotion Board (HPB) sangat merekomendasikan kita semua untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayuran sebanyak dua porsi setiap harinya untuk dua kali makan. Pasalnya, buah-buahan segar memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan. Pertama, buahan-buahan mengandung banyak serat yang bisa membantu mengenyangkan perut saat lapar serta memperlancar pencernaan. Buah-buahan juga mengandung banyak  vitamin yang bisa membantu meningkatkan imunitas. Selain itu, buah-buahan yang mengandung banyak air seperti semangka dan melon juga bisa mencegah dehidrasi saat berpuasa. Jadi buat Sahabat Paru yang ingin tetap fit saat berpuasa, jangan lupa untuk mengonsumsi smoothies atau jus saat berbuka maupun sahur.

3. Sup sayur-sayuran

Selain buah-buahan, sahabat paru juga sangat dianjurkan untuk mengonsumsi sayur-sayuran saat berbuka maupun sahur baik itu dalam bentuk sup atau salad. Selain memiliki banyak kandungan serat yang bisa memperlancar pencernaan, sayuran juga memiliki beragam nutrisi yang penting untuk kesehatan dan pemeliharaan imunitas tubuh. Seperti asam folat, kalium, zat besi, vitamin A, C dan E. Jadi, jangan lupa untuk makan sayur-sayuran ya, Sahabat Paru.

4. Ikan

Ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik sehingga termasuk ke dalam makanan yang baik dikonsumsi saat berbuka dan sahur. Selain memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, ikan juga mengandung vitamin D yang bisa membantu menjaga kekebalan tubuh. Selain itu, ikan juga mengandung omega 3 (asam lemak terbaik) yang bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan otak. Sehingga menghidangkan ikan sebagai pendamping nasi saat berbuka atau sahur adalah pilihan yang bijak.

5. Sereal

Buat sahabat paru yang malas makan nasi saat sahur bisa menggantinya dengan sereal. Selain rasanya yang enak dan mengenyangkan, sereal juga memiliki kandungan serat dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti vitamin dan mineral. Agar semakin nikmat, kita juga bisa menambahkannya dengan susu yang mengandung banyak sekali kalsium , vitamin B dan mineral yang bisa mencegah dehidrasi saat berpuasa.

Nah, itu dia 5 jenis makanan yang baik dikonsumsi saat berbuka dan sahur. Jadi, buat Sahabat Paru sekalian, yuk kita jaga pola makan agar tubuh tetap sehat dan fit saat berpuasa. Sehingga kita bisa tetap produktif dan beribadah dengan khusyuk.

Yuk Olahraga Saat Ramadhan Agar Tubuh Tetap Bugar

Oleh: Kristi Riyandini, S.KM

Pandemi corona membuat bulan ramadan tahun ini berbeda dengan bulan ramadan di tahun-tahun sebelumnya. Dimana hampir semua ibadah dan aktivitas harian umat muslim dilakukan di rumah saja. Meskipun demikian, jangan sampai jadi betah rebahan sehingga tidak produktif. Sahabat Paru harus tetap melakukan aktivitas normal seperti biasanya. Tentunya ritme kerja harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Agar tetap bugar saat berpuasa, Sahabat Paru bisa mengimbanginya dengan berolahraga secara rutin. Berikut ini 5 pilihan olahraga saat puasa ramadan yang bisa Sahabat Paru lakukan di rumah aja.

1. Jogging

Pilihan olahraga saat puasa ramadan yang pertama adalah jogging. Tidak perlu jauh ke luar rumah untuk melakukan joging. Walaupun hanya di halaman depan rumah saja, tetap bisa melakukan jogging. Bahkan sambil menunggu berbuka puasa bisa berlari-lari kecil di sekitar rumah atau kompleks sembari menunggu waktu berbuka puasa. Namun, jangan lupa untuk tetap menggunakan masker dan lakukan physical distancing. Lakukan jogging dengan ritme yang santai selama kurang lebih 20-30 menit. Ingat jangan sampai berlebihan karena bisa membuat tubuhmu mengalami dehidrasi. Jogging sendiri memiliki beberapa manfaat untuk tubuh seperti membantu membakar lemak, membuat badan dan pikiran agar lebih fresh dan membantu menurunkan berat badan.

2. Yoga

Yoga adalah salah satu pilihan olahraga saat puasa ramadan yang paling cocok karena bisa dilakukan di rumah. Berlatih yoga saat berpuasa tidak hanya membuat tubuh menjadi sehat dan bugar tapi juga membuat fikiran menjadi lebih rileks. Selain itu, gerakan-gerakan yoga juga berfokus pada teknik pernapasan yang bisa menambah suplai oksigen dalam jaringan serta bisa menyeimbangkan produksi hormon dalam tubuh. Yoga juga bisa membantu membakar kalori dalam tubuh serta memperbaiki postur tubuh agar lebih ideal. Sama seperti jogging, yoga bisa melakukan sembari menunggu waktu berbuka puasa.

3. Stretching ringan

Selain yoga, stretching ringan juga termasuk salah satu jenis olahraga yang cocok untuk dilakukan saat puasa. Stretching atau peregangan ringan bisa membuat tubuhmu menjadi lebih bugar. Selain itu, peregangan ringan juga bisa membantu mengatasi kecemasan ringan atau stress, memperbaiki kualitas tidur serta meningkatkan fleksibilitas tubuh. Luangkan waktu sekitar 10 menit untuk melakukan stretching ringan sebelum masuk waktu berbuka puasa.

4. Jalan kaki

Jalan kaki menjelang waktu berbuka dianggap sebagai olahraga ringan yang boleh dilakukan saat puasa. Bahkan jalan kaki di tempat sekalipun. Sebab, jalan kaki memiliki banyak manfaat untuk tubuh, termasuk menjaga kebugaran jantung dan paru-paru, menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke, memperkuat tulang dan menstabilkan tubuh, meningkatkan kekuatan serta ketahanan otot, hingga mengurangi lemak tubuh.

 5. Bersepeda

Pilihan olahraga saat puasa ramadan yang terakhir adalah bersepeda di sore hari menjelang waktu berbuka puasa. Pasalnya selain menyenangkan, bersepeda juga memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan. Seperti mengencangkan otot dan menyehatkan jantung. Selain itu, dengan bersepeda akan membuat pikiran lebih tenang dan fresh karena asupan oksigen dalam tubuh bisa terkontrol dengan mudah. Ada beberapa trik yang perlu diperhatikan agar manfaat bersepeda saat  puasa bisa  didapatkan secara maksimal. Pertama, perhatikan irama kayuhan sepeda dengan ritme ideal 60-80 putaran per meter. Kedua, pastikan ukuran sepeda yang  digunakan sesuai dengan postur tubuh agar nyaman saat bersepeda. Dan yang terakhir adalah posisi tubuh yang benar agar terasa nyaman dan rileks.

Nah itu dia, 5 pilihan olahraga saat puasa ramadan yang bisa menjadi referensi. Pilihlah jenis olahraga sesuai kebutuhan dan kondisimu. Dan yang penting lakukan secara rutin agar Sahabat Paru bisa mendapatkan manfaatnya secara maksimal.

Ibu Menyusui dan Bekerja

By : Nur Handayani, SKM

Menyusui langsung adalah dambaan seorang ibu untuk anaknya. Karena saat itulah terjadi kedekatan erat (bonding) antara ibu dan anaknya. Prinsip ASI adalah keluar berdasarkan permintaan (demand) dan persediaan (supplai). Semakin sering menyusui dan memerah semakin banyak produksi ASI ibu. Pada ibu yang keseharian, menyusui langsung dapat dilakukan. Tapi Bagaimana pada ibu bekerja?

            Awalnya ibu bekerja dapat menyusui secara langsung saat masih cuti melahirkan. Nah setelah masuk kerja kegiatan menyusui langsung tidak dapat dilakukan. Akan tetapi ibu bekerja tetap menyusui dengan cara yang berbeda saat bekerja. Untuk tetap dapat memberikan ASI, ibu harus memerah ASI. Memerah ASI dapat menggunakan tangan langsung dengan teknik pijatan. Tapi Sekarang sudah dipermudah dengan bantuan alat pompa ASI. Alat pompa ASI sendiri ada yang manual dan elektrik sehingga memudahkan ibu yang bekerja.

            Proses menyusui bukanlah perkara yang mudah. Butuh dedikasi, usaha dan waktu. Baik ibu yang sehari-hari dirumah maupun ibu yang bekerja masing-masing butuh perjuangan untuk memberikan ASI untuk anak bayinya. Makanya ibu menyusui sering disebut “pejuang ASI”. Pada ibu bekerja tidak leluasa menyusui langsung seperti pada ibu yang kesehariannya dirumah. Ibu bekerja dapat menyusui dengan memberikan asi perah. Ibu bekerja harus meluangkan waktu di sela-sela jam kerja untuk memompa ASI. Hasilnya berupa ASI perah dapat dikemas dan disimpan sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi.

            Ada beberapa tantangan dalam pemberian ASI pada ibu bekerja. Antara lain : harus menyisihkan waktu di sela-sela jam kerja untuk memompa ASI, apakah ada dukungan dari lingkungan dan tempat kerja apakah ada ruangan khusus untuk memompa ASI, apakah ada waktu untuk memompa ASI, apakah ada tempat penyimpanan ASI yang sudah dipompa, apakah rekan kerja bisa memahami dan memberikan toleransi terhadap ibu yang menyusui yang harus meluangkan waktunya disela-sela bekerja untuk memompa ASI, apakah ada privasi untuk melakukan tersebut.

            Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif telah memberi aturan bahwa kantor pemerintah dan swasta harus mendukung program ASI eksklusif dan memberikan fasilitas ruang laktasi sehingga ibu menyusui bisa memerah ASI. Jadi sekarang ibu bekerja dipermudah untuk dapat memerah ASI. Nah, ada baiknya seorang calon ibu mulai belajar tentang menyusui dan manajemen penyimpanan ASI hingga pemberian ASI. Sehingga untuk ibu yang keseharian di rumah maupun bekerja, akan lebih baik persiapannya saat waktu menyusui tiba.

            Setelah melahirkan, ibu bisa rutin memerah ASI dan menyimpannya di kulkas, sehingga ibu tetap bisa memberikan ASI Eksklusif dengan cara memberikan bayi ASI Perah (ASIP). Begitu mulai bekerja, ibu juga dianjurkan untuk terus rutin memerah di tempat kerja. Memerah ASI juga bermanfaat bagi ibu yang tidak bekerja di luar rumah. Memiliki ASIP akan membantu, misalnya saat ibu mendadak harus bepergian, atau sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Dengan rutin memerah ASI, ibu juga membantu payudara untuk menghasilkan lebih banyak ASI. Semakin sering ASI dikeluarkan dari payudara ibu, maka payudara akan semakin gencar memproduksi ASI. Jadi, kunci utama untuk bisa menghasilkan ASI yang cukup adalah dengan sering mengeluarkan ASI baik dengan menyusui bayi secara langsung atau dengan memerah ASI.

            Ibu bekerja dapat membuat jadwal rutin memerah ASI. Rutinitas memerah saat sudah bekerja inilah yang sebetulnya berperan besar dalam menjaga stok ASIP ibu. Kalau memerah nya sudah rutin dengan jadwal dan interval rutin, maka hasil perahan akan menjadi stabil dan cukup untuk bayi. Kalau hasil perahan stabil, tidak perlu terjadi kejar tayang, dan ASIP selalu dalam sirkulasi yang ideal, baik yang ada di freezer maupun di kulkas. Jangan lupa jaga mood ibu saat memerah karena memerah bisa menjadi hal yang sangat membosankan.

            Untuk penyimpanan ASI, ibu bisa menggunakan botol kaca maupun kantong plastik yang memang khusus diperuntukkan untuk menyimpan ASI. Baik botol kaca maupun kantong ASI mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing. Akan tetapi botol kaca yang paling direkomendasikan. Botol kaca sifatnya tahan lama sehingga ibu dapat menggunakannya berulang dan jangka panjang. Mengisi botol dengan ASIP sebaiknya tidak lebih dari ¾ botol untuk menghindari tutup botol terbuka atau botol pecah saat ASIP membeku. Jika tidak mendapatkan botol kaca, ASIP dapat disimpan dalam plastik khusus ASIP maupun botol plastik BPA free dengan tutup rapat (bukan dot terbuka). Pada protocol 8 dari Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) lama (sebelum direvisi akhir 2017) ada saran bahwa penggunaan plastik penyimpanan ASI disarankan untuk periode penyimpanan maksimum 3×24 jam atau 3 hari dan disarankan untuk tidak dibekukan karena penyimpanan dengan plastic atau bahan yang todak solid cenderung membuat nutrisi yang menempel atau tertinggal pada permukaan palstik. Protokol 8 dari Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) 2017  tidak menuliskan secara spesifik periode keamanan ASIP dalam plastik. Namun, ada beberapa bagian dalam protocol yang menjelaskan bahwa kandungan ASIP dinilai aman jika disimpan kurang lebih 3 bulan. Studi membuktikan bahwa kadar lemak, protein dan kalori ASIP mulai menurun pada ASIP yang disimpan 90 hari atau lebih diabanding ASIP yang segar. Keasaman  ASIP juga sudah berubah setelah disimpan selama 3 bulan, yang berpotensi mengubah bau dan rasa ASIP. Kadar vitamin E biasanya cukup stabil dalam ASIP beku, namun vitamin C yang merupakan elemen antibodi biasanya berkurang setelah 1-1,5 bulan penyimpanan.

ASIP dapat digabungkanbila ASIP yang ada pada dua botol berbeda adalah hasil perahan dalam jarak maksimal 24 jam atau satu hari yang sama. Selain itu, kedua botol ASIP tersebut harus sudah memiliki suhu yang sama. Jika ibu sudah menyimpan satu botol ASIP yang diperah pada pagi hari di kulkas, maka pada sesi memerah berikutnya sebaiknya perah ASI pada botol terpisah, untuk disimpan juga di dalam kulkas. Beberapa jam kemudian, ASIP pada botol pertama dapat digabungkan dengan botol kedua, yaitu  setelah keduanya memiliki suhu yang sama.

ASIP yang paling ideal adalah yang paling baru diperah atau segar, karena kandungannya paling mendekati kebutuhan bayi dan kualitasnya lebih baik dibandingkan yang sudah disimpan lebih lama. Namun, jika ibu memiliki cukup banyak stok ASIP, metode LIFO (Last In First Out) dapat digabungkan dengan metode FIFO (First In First Out). Pemberian label tanggal dan jam pada botol ASIP penting dilakukan untuk memudahkan saat memberikan ASIP untuk bayi.

Pemberian ASIP kepada bayidilakukan setelahASIP yang ada di dalam kulkas dikeluarkan lalu direndam dengan air hangat. Jika ASIP berada di freezer, maka sebaiknya ASIP diturunkan ke kulkas bawah pada satu malam sebelumnya, sehingga dapat mencair secara perlahan dan keesokan harinya pengasuh dapat merendam botol ASIP di air hangat saat akan memberikan ASIP untuk bayi. Hindari memanaskan ASIP di atas kompor atau dengan microwave karena akan merusak kandungannya dan terlalu panas untuk bayi.

Media pemberian ASIP yang ideal adalah cangkir. Gunakan cangkir yang kecil untuk bayi yang masih kecil, dan dapat menggunakan cangkir yang lebih besar seiring dengan bertambahnya umur bayi. Selain itu sendok atau pipet juga dapat digunakan (umumnya untuk bayi baru lahir). Penggunaan botol dot tidak dianjurkan karena sangat berpotensi membuat bayi mengalami bingung puting. Penggunaan dot juga meningkatkan resiko bayi terkena diare karena lebih sulit untuk dicuci dan disterilkan. Resiko lain penggunaan dot antara lain mengganggu kesehatan gigi dan mulut, resiko radang telinga serta menghambat perkembangan wicara.

Ibu yang bekerja disarankan untuk mengajarkan memberikan ASIP kepada orang yang akan mengasuh bayi selama ibu tidak bersama bayi. Waktu yang tepat adalah saat bayi sedang tenang, tidak mengantuk dan tidak dalam kondisi terlalu haus, sehingga bayi tidak rewel dan menangis. Posisi bayi agak ditegakkan atau setengah duduk dan ditopang dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memegang cangkir. Cangkir ditempelkan ke bibir bawah mulut bayi, sehingga bayi akan belajar menjilat dan meminum ASIP-nya dengan perlahan-lahan. Hindari menuangkan ASIP ke mulut bayi agar bayi tidak tersedak. Mulailah latihan sejak jauh hari, sehingga pengasuh dan bayi mendapat lebih banyak kesempatan untuk menemukan kondisi yang nyaman dalam memberikan ASIP dan meminum ASIP.

Berikut tips Ibu bekerja untuk tetap menyusui

  • Pahami hak Anda sebagai ibu bekerja

Secara hukum, Anda memiliki hak untuk menyusui (jika Anda membawa bayi Anda ke kantor) dan/atau memompa di tempat kerja.

  • Pilih metode yang ternyaman dan tercepat untuk memerah

Sekitar dua minggu sebelum ibu berencana untuk kembali bekerja, pelajari metode yang paling sesuai dengan ibu. Apakah akan memerah dengan tangan, atau memerah dengan alat pompa manual atau memerah dengan alat pompa elektrik. Untuk alat pompa elektrik pun pilih yang nyaman buat ibu.

  • Buat Jadwal Memompa ASI/menyusui
  • Simpan di freezer

Sebelum berangkat kerja, pompa dan simpan persediaan kecil ASI di freezer. ASI yang telah dibekukan kehilangan beberapa enzim pelindung dan antibodi yang hadir dalam susu segar. Namun, ASI yang didinginkan masih memiliki lebih banyak antibodi dan gizi lebih tepat untuk bayi daripada susu formula, sehingga aman dan boleh-boleh saja untuk memberikan si kecil stok susu simpanan, khususnya jika Anda tidak mampu memompa banyak dalam beberapa hari. Pastikan untuk melabel botol susu dengan nama Anda serta tanggal dan jam berapa Anda memompa susu.

  • Kenakan pakaian yang mudah untuk dibuka
  • Untuk memudahkan memompa, kenakan bra menyusui. Bra jenis ini memungkinkan Anda untuk memompa “lepas tangan” — tanpa harus memegangi botol — sehingga Anda masih mampu mengerjakan hal lainnya di saat bersamaan.
  • Siapkan di malam sebelumnya

Persiapkan dan kemas semua perlengkapan memompa ASI yang Anda butuhkan di malam sebelumnya: alat pompa bersih, kotak pendingin untuk menyimpan stok ASI perah, sikat untuk mencuci botol dan pompa, botol susu bersih, bra menyusui cadangan, tisu basah dan kering, dan suplemen menyusui (opsional). Anda juga ingin membawa pompa tangan manual untuk cadangan.

  • Jangan lupa juga untuk menyiapkan tas bayi terpisah untuk perlengkapan bayi Anda jika Anda membawanya ke kantor, ke tempat penitipan anak, atau untuk bawaan pengasuhnya. Siap sedia stok ASI perah di kulkas untuk makan bayi di rumah sementara Anda bekerja di kantor.

            Penjelasan di atas cukuplah untuk pengetahuan ibu menyusui ya. Jadi tidak ada alasan lagi bagi ibu bekerja untuk tetap menyusui. Semangat “Pejuang ASI”.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sekarsari, Bebby. 2016. 4 Tantangan Ibu Menyusui. www.1health.id tanggal 14 Oktober 2016
  2. _____.2016. 5 Tantangan Ibu Menyusui. www.littlebaby.co.id tanggal 3 Februari 2016
  3. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Berikan ASI Eksklusif Agar Anak Sehat dan Cerdas. www.depkes.go.id tanggal 5 Agustus 2016
  4. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pengetahuan dan Tekad Kuat Ibu Berdampak Pada Keberhasilan Menyusui. www.depkes.go.id tanggal 21 Agustus 2018
  5. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Beri ASI Sampai 2 Tahun Untuk Wujudkan Keluarga Sehat. www.depkes.go.id tanggal 10 Agustus 2016
  6. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Rahasia Anak Berkembang Optimal dan Tidak Mudah Sakit : beri ASI Eksklusif dan Pola Asuh yang Tepat. www.depkes.go.id tanggal 20 Agustus 2018
  7. Dewi, Marsia. 2016. Hari-hari Awal Menyusui. https://aimi-asi.org tanggal 6 Oktober 2016
  8. Prawindarti, Lianita. 2017. Manajemen ASI Perahan. https://aimi-asi.org tanggal 3 Januari 2017
  9. Iswandiari, Yuliati. 6 Hal yang Wajib Anda Ketahui di Minggu Pertama Menyusui. www.hellosehat.com
  10. Rezkisari, Indira. 2015. Tantangan Ibu Menyusui. www.republika.co.id tanggal 12 Februari 2015
  11. Andriani, Dewi. 2018. Kualitas ASI Maksimal Jika Ibu Rileks dan Tidak Stress Saat Menyusui. https://m.bisnis.com tanggal 1 Agustus 2018
  12. Kementrian Kesehatan RI. 2017. Menyusui Dapat Menurunkan Angka Kematian Bayi. www.depkes.go.id tanggal 9 Agustus 2017

Coronavirus: Waspada Boleh, Panik Jangan

By : Shukhalita Swasti Astasari, S.K.M

Pada awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan munculnya virus yang berpusat di Wuhan, China. Virus varian baru dari coronavirus, yaitu Novel Coronavirus atau disebut dengan Covid-19 ini menyebar dengan cepat dan menginfeksi ribuan penduduk China serta beberapa tersebar di negara lain seperti Amerika, Singapura, Thailand, Jepang, Malaysia, dan lain sebagainya. Bagaimana di Indonesia?

Menurut Kementerian Kesehatan, hingga saat ini Covid-19 tidak ditemukan di Indonesia terbukti dari hasil pemeriksaan 71 spesimen dengan 67 spesimen di antaranya negatif Covid-19, sisanya dalam proses pemeriksaan. Berdasarkan data pemetaan ARCGIS oleh John Hopkins CSSE total terkonfirmasi COVID-19 hingga 17 Februari 2020, yaitu 71.329 orang, total meninggal dunia 1.775 orang, dan total yang sudah sembuh 10.972 orang. Angka tersebut menunjukkan betapa banyak dan cepat virus tersebut menginfeksi orang. Menanggapi kondisi tersebut, Badan Kesehatan Dunia menetapkan status Darurat Global Coronavirus. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat menjadi panik, tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan saat pemerintah Indonesia akan mengkarantina WNI dari Wuhan China di Natuna, warga natuna menolak keras keputusan pemerintah menempatkan karantina di Natuna disebabkan kurangnya sosialisasi dan pengetahuan masyarakat mengenai proses karantina dan mengenai coronavirus sendiri.

Maka sangat penting untuk kita tahu apa itu Covid-19 dan yang terpenting adalah bagaimana pencegahan agar tidak terinfeksi Covid-19?

Apakah Covid-19 itu?

  • Novel coronavirus (Covid-19) merupakan virus varian baru dari coronavirus yang menyebabkan infeksi paru.
  • Virus ini masih keluarga besar dari virus penyebab MERS dan SARS.

Bagaimana penularan Covid-19?

Awalnya virus ini menginfeksi hewan kemudian menular ke manusia. Saat ini penularan dari manusia ke manusia melalui droplet penderita

Bagaimana gejala infeksi Covid-19?

Gejala yang ditimbulkan yaitu mirip dengan pneumonia pada umumnya, yaitu:

  • Demam >38oC
  • Batuk
  • Sesak napas
  • Lemas
  • Gejala ini semakin berat jika penderita adalah orang lanjut usia, balita, dan mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.

Jika mengalami gejala tersebut di atas dan dalam 14 hari terakhir bepergian ke negara yang terkonfirmasi Covid-19, maka segera kunjungi layanan kesehatan terdekat.

Bagaimana supaya tidak tertular Covid-19 ?

Pencegahan dapat dilakukan dengan :

  • Hindari kontak dengan orang yang sakit infeksi saluran nafas
  • Sering cuci tangan pakai sabun
  • Gunakan masker saat batuk atau pilek
  • Hindari menyentuh hewan/ungags
  • Rajin olahraga dan istirahat cukup
  • Konsumsi gizi seimbang

Dengan pengetahuan diatas diharapkan masyarakat tidak panik dan dapat memahami tentang Covid-19 serta dapat melakukan pencegahan bagi diri sendiri dan keluarga.

Sumber :

Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) Novel Coronavirus (2019-nCoV)

Kementerian Kesehatan “Covid-19 Menyebar ke Berbagai Negara, Indonesia Perkuat Pencegahan”

Press Release “Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Outbreak Pneumonia di Tiongkok”

Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia Outbreak Pneumonia Virus Wuhan ARCGIS ”Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE”

VAPE: APAKAH LEBIH AMAN DARI ROKOK?

Dr. Diana Septiyanti, Sp.P, FAPSR

Rokok elektrik atau vape adalah suatu alat dengan baterai sebagai daya untuk memanaskan suatu cairan dan menghantarkan suatu produk aerosol kepada penggunanya. Herbert A Gilbert adalah orang yang pertama kali mendaftarkan paten atas rokok elektrik pada tahun 1965 dan akhirnya diproduksi secara massal pada tahun 2003 berdasarkan hak paten atas nama Hon Lik dari Cina. Selang 1 tahun, rokok elektrik mulai beredar di dunia.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2019 bahwa peredaran vape di seluruh dunia mengalami peningkatan, dan sebagaimana provinsi lain di Indonesia, Yogyakarta juga mengalami fenomena baru menjamurnya penggunaan vape. Global Youth Survey tahun 2011 menyatakan 0.3% remaja di Indonesia adalah pengguna rokok elektrik. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2018 juga mengadakan survei dengan hasil yang menunjukkan anak usia sekolah dasar juga merupakan kelompok yang menggunakan vape secara aktif. Hal ini sejalan dengan mudahnya mendapatkan toko yang menyediakan kebutuhan vape di sekitar kita. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan no 146 tahun 2017, peredaran rokok elektrik di Indonesia bersifat legal dengan diberlakukan cukai sebesar 57%. Hal ini yang menjadi payung peredaran rokok elektrik ke semua kalangan termasuk anak dan remaja. Anak dan remaja merupakan target penyebaran penggunaan vape karena iming-iming berbagai wangi buah dan permen pada saat menggunakan vape, sehingga mereka tidak menyadari bahaya dan efek kecanduan menghirup vape.

Informasi bahwa rokok elektrik itu aman karena tidak mengeluarkan asap dan tidak beracun masih bisa ditemui di masyarakat awam, bahkan sebagian orang menganggap rokok elektrik merupakan alternatif pengganti rokok atau merupakan media jembatan bagi perokok yang ingin berhenti merokok. Informasi dan penelitian yang dapat dijadikan sumber referensi bahaya atau tidaknya rokok elektrik sudah semakin banyak seiring dengan berjalannya waktu. Pemilihan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, sehingga diharapkan masyarakat lebih bijak dalam menerima informasi mengenai rokok elektrik.

Berdasarkan berbagai penelitian yang ada saat ini, rokok elektrik mengandung berbagai zat sama bahayanya dengan rokok konvensional. Beberapa zat berbahaya tersebut antara lain:

  1. Bahan karsinogenik.

Bahan karsinogenik adalah zat tersebut dapat memicu munculnya kanker. Zat karsinogenik memiliki kemampuan merangsang sel tubuh normal untuk berubah sifatnya menjadi sulit dikendalikan. Bahan karsinogen yang terdapat di vape antara lain propylene glycol, gliserol, formaldehid, nitrosamine. Zat tersebut tidak hanya menyebabkan kanker paru, namun juga kanker tenggorok dan rongga mulut.

  • Nikotin

Nikotin adalah zat yang bertanggung jawab terhadap sifat addiksi atau ketagihan terhadap rokok konvensional mau pun vape. Nikotin yang masuk ketubuh kemudian beredar ke otak dan menempati reseptor yang ada di otak. Dengan bertemunya reseptor tersebut dnegan nikotin, maka diproduksi suatu zat yang disebut dopamine. Dopamine memiliki efek menenangkan dan membuat nyaman sehingga apabila orang tersebut mendapat asupan nikotin akan menjadi gelisah dan tidak nyaman. Sifat nagih ini yang membuat seseorang sulit lepas dari vape dan menimbulkan gejala penolakan apabila dihentikan mendadak.

Nikotin juga bertanggung jawab terhadap tingginya kejadian infeksi Tuberkulosis (TBC) di kalangan perokok baik konvensional maupun vape. Nikotin dapat menginduksi terjadinya perubahan gen yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah bakteri penyebab TBC (M. tb) di paru sehingga resiko sakit TBC juga meningkat 2 kali lipat pada pengguna vape dibandingkan bukan perokok.

  • Radikal bebas

Efek buruk vape terkait infeksi di paru diakibatkan terdapatnya 7×1011 zat radikal bebas pada setiap hirupan vape yang dapat mengakibatkan peningkatan sifat oksidatif dan mengubah sistem kekebalan sel. Hal ini sama halnya kerusakan akibat rokok konvensional. Beberapa zat toksik lain seperti logam berat, silikat, berbagai nanopartikel dan particulate matter dengan ukuran yang sangat kecil dan dapat berpeluang menimbulkan iritasi, peradangan, menurunkan sistem kekebalan lokal pernapasan, peningkatan sensitivitas saluran napas, asma, gejala pernapasan dan bronkitis. Gangguan pencernaan, sistem kekebalan dan gangguan pembekuan darah merupakan efek lain yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan vape.

Beberapa pengguna vape menjadikan alasan vape sebagai jembatan untuk usaha berhenti merokok. Apakah hal itu benar? Sayangnya hal tersebut adalah tidak benar. Badan Kesehatan Dunia dalam konferensi WHO Framework Convention On Tobacco Control tahun 2014 menyatakan dengan tegas bahwa tidak terdapat cukup bukti bahwa penggunaan vape dapat membantu seseorang berhenti merokok. Sebuah penelitian di Polandia menunjukkan bahwa 30% remaja berusia 15-19 tahun yang menggunakan vape pada tahun 2013-2014 sebanyak 72.4% diantaranya adalah pengguna rokok dan vape secara bersamaan. Penelitian oleh Uhamka tahun 2018 di Jakarta menunjukkan bahwa diantara 11.8% siswa SMA pengguna vape, sebanyak 51% diantaranya adalah dual users.

Isu penting lain terkait penggunaan vape adalah vape dapat menjadi pintu masuk baru beragam jenis narkoba. Penelitian yang dilakukan oleh Blundell tahun 2018 menyatakan 39.5% dari 861 responden menggunakan vape sebagai media menghisap narkoba, baik narkoba konvensional (ganja, kokain dan heroin) atau pun narkoba jenis baru (ganja sintetis atau katinona sintetis).

Kejadian sakit paru karena penggunaan vape sudah dilaporkan sebelumnya walaupun julahnya tidak banyak, namun cukup angka kematiannya cukup tinggi. Pada bulan Juli 2019, Departemen Pelayanan Kesehatan Wisconsin dan Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois, Amerika Serikat menerima laporan penyakit paru terkait vape dan mengadakan investigasi kesehatan terhadap semua kasusnya. Terdapat 53 kasus dengan riwayat penggunaan vape 90 hari sebelum muncul gejala dan didapatkan kerusakan paru yang luas. Kerusakan tersebut tidak terkait dengan penyebab lain setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan. Rerata usia pada kasus tersebut adalah 19 tahun dan 94% diantaranya harus dirawat inap, 32% diantaraya harus menjalani intubasi dan menggunakan ventilator, 1 kasus dilaporkan meninggal. Semua kasus memiliki gambaran kerusakan paru yang sama yaitu kerusakan luas di kedua paru. Saat ini para klinisi dan ilmuwan di seluruh dunia mengumpulkan berbagai kasus dan data mengenai vape sehingga diharapkan masyarakat dapat menerima informasi yang valid dan dapat dipercaya.

Vape, Apakah lebih aman dari rokok

Dikalangan masyarakat banyak didapati Informasi bahwa rokok elektrik itu aman karena tidak mengeluarkan asap dan tidak beracun , bahkan sebagian orang menganggap rokok elektrik sebagai jembatan bagi perokok yang ingin berhenti merokok. Benarkah demikian?