Category: <span>Artikel</span>

Waspada Tren Diabetes pada Anak

Oleh : Nur Handayani, S.KM

Penyakit gula atau diabetes sering dikira hanya terjadi pada kalangan orang dewasa, terjadi pada bapak dan ibu yang sudah lanjut usia. Tapi pada kenyataannya, saat ini tren diabetes tengah terjadi pada usia anak-anak. Menurut IDAI, dari rentang waktu tahun 2010 hingga tahun 2023 terjadi lonjakan 70 kali lipat kasus diabetes pada anak. Dikutip dari pernyataan IDAI melalui CNN, tercatat ada 1.645 anak mengalami diabetes. Angka tersebut adalah data kumulasi hingga 31 Januari 2023. Dari data tersebut, sebanyak 46,23 persen berada di usia 10 sampai 14 tahun dan 31,05 persen lainnya didominasi oleh usia 5 sampai 9 tahun. Pasien diabetes anak juga didominasi oleh anak perempuan. Peningkatan kasus diabetes pada anak bukan hal mudah untuk menentukan akar masalahnya.

                  Sebagaimana kita tahu saat ini dilingkungan masyarakat muncul berbagai gerai yang menjual pangan manis. Akan mudah bagi kita untuk menemukan minuman teh kekinian, minuman berpemanis dalam kemasan, jajanan kekinian dengan kadar gula tinggi dan makanan cepat saji. Apabila dibandingkan dengan makanan sehat, tentu makanan tidak sehat terutama dengan kadar gula tinggi dinilai praktis dan lebih terjangkau. Pada beberapa makanan kemasan terdapat label kandungan nutrisi makanan, tetapi pada beberapa pangan yang tidak dikemas, seringkali tidak mencantumkan label.  Walaupun terdapat label kandungan nutrisi pada kemasan, seringkali label kemasan tidak dibaca. Pengambilan keputusan tentang batasan konsumsi gula tergantung dari masyarakat penikmat minuman itu sendiri. Tapi masyarakat masih banyak yang tetap mengkonsumsi minuman-minuman tinggi gula.

                  Masih mengenai label kemasan. Ada beberapa makanan dan minuman kemasan yang mencantumkan kandungan gula pada kemasan, tapi produk tidak menampilkan saran batas konsumsi gula harian. Padahal tidak semua masyarakat terpapar informasi mengenai pola makan sehat termasuk didalamnya informasi batasan konsumsi gula. Ketidaktahuan masyarakat ini kemudian membuat masyarakat tetap mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Ini berbahaya ketika kebiasaan tersebut menjadi pola asuh dan pola makan yang diturunkan kepada anak-anak. Saat pola asuh dan pola makan ‘tidaksehat” diterapkan pada anak-anak, tentunya membuat anak-anak dengan bebas mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan kemudian menjadi kebiasaan yang buruk.

                  Kebiasaan buruk ini semakin didukung oleh aktfitas fisik anak-anak zaman sekarang yang dirasa kurang. Teknologi sekarang menjadi salah satu pemicu aktifiitas fisik. Bayangkan saja, dulu saat ingin berbelanja sayur atau ke rumah tetangga yang agak jauh, kita harus berjalan kaki untuk mencapainya. Sekarang, kita dipermudah dengan teknologi, dengan memakai aplikasi di gadget, belanja pun hanya dari rumah. Anak-anak zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di depan gadget, sehingga aktifitas fisik tidak ada. Bila aktifitas fisik tidak ada, makan tidak terkontrol anak bisa menjadi obesitas. Hal ini pula yang kemudian memicu diabetes pada anak.

                  Sungguh hal miris ketika 10 tahun ke depan generasi penerus kita digadang-gadang menjadi generasi emas dalam meneruskan pembangunan bangsa kita tetapi, anak-anak kita menjadi penderita diabetes. Penyakit diabetes itu dampaknya jangka panjang bahkan dapat menyebabkan penyakit lain seperti jantung dan hipertensi. Perlu untuk kita belajar mengenali gejala diabetes pada anak, agar lebih cepat tertangani sejak dini. Berikut beberapa gejala nya :

  • Anak sering buang air kecil
  • Anak merasa haus yang berlebihan
  • Nafsu makan anak meningkat
  • Berat badan anak menurun tanpa sebab yang jelas
  • Anak tidak berenergi dan perilakunya berubah
  • Luka pada tubuh anak sulit sembuh
  • Warna kulit anak menghitam

                  Ada baiknya sebelum sakit kita dapat merubah pola hidup kita agar kita dan generasi penerus kita terhindar dari diabetes. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk dapat mencegah penyakit diabetes :

  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Perbanyak makan buah dan sayur
  • Kurangi minum minuman manis dan bersoda, kurangi makanan manis
  • Membiasakan pola makan sehat
  • Aktif berolahraga
  • Batasi waktu penggunaan gadget
  • Melakukan pemeriksaan secara berkala

                  Diabetes dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal golongan usia. Hal ini diharapkan menjadi perhatian untuk kita semua. Untuk menjadi sehat tentu tidak saja niat tapi butuh untuk mengusahakannya. Karena tidak mungkin tidak terlihat  jajanan,minuman dan makanan cepat saji yang terpampang nyata di luar sana. Tapi akan lebih bijak ketika kita mampu mengendalikan diri. Bukan tidak boleh tetapi paling tidak kita dapat membatasi makanan maupun minuman tinggi gula. Sehat itu pilihan, karena sehat itu mahal, keputusan ada ditangan kita. Kebiasaan yang baik tentu akan menurun hal yang baik pula untuk generasi kita. Yuk biasakan hidup sehat, mulai diri kita sendiri.

Referensi :

Kementrian Kesehatan RI. 2023. Mengenal Diabetes pada Anak. https://yankes.kemkes.go.id/ tanggal 19 Desember 2023

BBC. 2023. Kasus diabetes anak meningkat ‘sangat mengkhawatirkan’, imbas makanan-minuman manis ‘mudah dijangkau’ – ‘regulasi belum cukup melindungi,’ kata peneliti. https://www.bbc.com/ tanggal 6 Februari 2023

Kementrian Kesehatan RI. 2019. Tak Hanya Orang Dewasa, Diabetes Juga Bisa Terjadi Pada Anak-anak. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ tanggal 15 November 2019

Abi Prasetyo, Devandra. 2024. IDAI Ungkap Angka Diabetes Anak Meningkat 70 Persen! Ini Penyebabnya. https://health.detik.com/ tanggal 23 Juli 2024

Kementrian Kesehatan RI. 2024. Saatnya Mengatur Si Manis. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ tanggal 10 Januari 2024

Gangguan Tidur dan Lansia: Mengapa Tidur Menjadi Tantangan dan Cara Mengatasinya

Oleh : Arifah Budi N, S,Km

Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur meskipun ada kesempatan. Penderitanya sering merasa mengantuk berlebihan di siang hari dan mengalami gangguan kognitif akibat kurang tidur. Insomnia dapat berupa kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur, atau kombinasi keduanya.

Orang berusia 60 tahun ke atas lebih rentan mengalami gangguan tidur, yang disebabkan oleh berbagai faktor. Lansia berisiko lebih tinggi terhadap kondisi medis dan psikiatri yang dapat memicu kesulitan untuk tidur serta gangguan tidur lainnya, seperti sleep-disordered breathing dan restless legs syndrome. Perubahan siklus tidur seiring bertambahnya usia juga memengaruhi kualitas dan durasi tidur. Selain itu, obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi kondisi medis pada lansia dapat berkontribusi pada gangguan tidur.

Orang lanjut usia cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur untuk mendapatkan durasi tidur yang sama seperti saat muda, meski total waktu tidur mereka sedikit berkurang. Mereka lebih sering terbangun di malam hari dan tidur siang di siang hari. Lansia juga sering pergi tidur lebih awal dan memerlukan lebih banyak waktu untuk tertidur, namun merasakan kantuk berlebihan di siang hari. Mereka juga lebih mudah terbangun oleh suara, menandakan peningkatan sensitivitas terhadap keadaan lingkungan sekitar.

Upaya Mengatasi Gangguan Tidur pada Lansia:

  • Konsisten untuk pergi tidur dan bangun tidur di jam yang sama setiap hari meskipun di akhir pekan dan liburan.
  • Hindari tidur siang terlalu lama atau tidur di sore hari.
  • Bangun rutinitas yang membantu rileks setiap malam. Membaca atau mendengarkan suara yang menenangkan bisa efektif membantu.
  • Tidur 7–8 jam setiap malam.
  • Hindari tetap berada di tempat tidur jika tidak tertidur setelah 15–20 menit.
  • Jangan gunakan perangkat elektronik seperti televisi, ponsel, atau komputer di kamar tidur. Perangkat ini memancarkan cahaya biru yang dapat membuat sulit untuk tertidur. Hentikan penggunaan perangkat elektronik dan batasi screentime 30–60 menit sebelum tidur.
  • Batasi paparan cahaya terang dan cahaya biru di malam hari.
  • Buat kamar tidur menjadi tempat yang nyaman dan tenang dengan suhu yang sejuk.
  • Hindari mengonsumsi kafein 6–8 jam sebelum tidur.
  • Berolahraga secara teratur tetapi hindari berolahraga dalam tiga jam sebelum waktu tidur.
  • Makan malam rendah lemak dan rendah gula tambahan sebelum tidur.

Jika masih terdapat masalah tidur, baik dalam hal memulai tidur maupun durasinya, masih dialami meskipun telah menerapkan langkah-langkah yang dianjurkan, mungkin terdapat gangguan tidur yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai diagnosis gangguan tidur ini serta cara penanganannya yang sesuai dengan riwayat medis masing-masing.

Sumber:

Fry, Alexa dan Rehman Anis, dr. 2023. Insomnia and Older Adults. https://www.sleepfoundation.org/insomnia/older-adults#references-82789

Jaqua, Ecler Ercole, MD., et al. 2022. Common Sleep Disorders Affecting Older Adults. https://www.thepermanentejournal.org/doi/10.7812/TPP/22.114

Martel, Janelle. 2022. Sleep Problems in the Elderly. https://www.healthline.com/health/sleep/sleep-disorders-in-the-elderly

Xiong, Glen L, MD,. et al. 2024. Geriatric Sleep Disorder. https://emedicine.medscape.com/article/292498-overview

Tepangi Lan Cegah Penyakit Pertusis

Oleh : Nur Handayani, S.KM

Pertusis inggih menika penyakit infeksi saluran pernafasan ingkang sanget menular ingkang dipun sebabaken bakteri Bordetella pertussis. Bakteri menika  saged dipun panggihi wonten saklebetipun tutuk, irung lan gurung. Pertusis kasebat ugi Tussis Quinta, Whooping Caught, Watuk Rejan utawi Watuk satus dinten. Penyakit punika kesebar ing sadayaning donya, nanging asring kedados ing panggenan-panggenan ingkang padat penduduk. Pertusis angsal nyerang tiyang sedaya umur, nanging kathah-kathah nyerang ing lare umur 1-5 tahun, lan asringipun nyerang ing jaler daripada estri.

Cara Penularan

               Pertusis saget dipun tularaken saking droplet (partikel toya alit) tiyang ingkang watuk utawi wahing. Ingkang sampun terinfeksi Dadosipung tiyang ingkang sampun terinfeksi lajeng watuk utawi wahing, partikel toya alit ingkang  sampun ngandut bakteri kalawau saget nyebar wonten udara lan kairup tiyang sakkiwo tengenipun utawi nyepeng barang-barang ingkang sampun katempelan bakteri. Saklajengipun bakteri kala wau mlebet wonten saklebetipun raga lan ngedalaken zat ingkang mawa racun. salah saktunggalipun inggih menika pertussis toxin (PT). Racun menika saget nglemahaken system kekebalan raga lan saget nyebabaken infeksi utawi peradangan. Raga ingkang sampun terinfeksi saklajengipun ngedalaken lendir kagem nangkep bakteri ingkang sakljengipun dipun dalaken  mawi watuk.

               Pertusis sanget menular sahengga 8 saking 10 tiyang ingkang mboten nggadahi kekebalan saget tertular saking tiyang ingkang sampun kenging lelara menika, lare-lare lan tiyang dewasa biasanipun nularaken pertusis wonten ing bayi dan lare alit. Bayi ingkang kenging lelara menika saget sanget parah lan nyebabaken pati. Langkung saking setengah bayi ingkang yuswanipun kirang saking 1 tahun lan kenging watuk rejan kedah dipun upakara wonten ing rumah sakit. Senajan vaksin pertusis efektif, namung perlindungan saking lelara menika badhe memudar sairing wekdal. Sinten kemawon saged kenging pertusis langkung saking sepindah. Tiyang ingkang nadang pertusis langkung gampil nularaken dumugi kiranglangkung 3 minggu saksampunipun watuk, lan kathah lare ingkang tertular infeksi nandang watuk sakdangupipun 4 dumugi 8 minggu.

Gejala-gejala Pertusis

Gejala-gejalanipun pertusis biasanipun dangunipun 6 minggu, lan peranganipun wonten 3 fase , inggih punika fase catarrhal (fase awal), fase paroksismal, lan fase konvalescens (fase penyembuhan), ingkang saben-saben fase saget kedadosan sakdngunipun kiranglangkung 1–2 minggu.

Gejala pertusis fase catarrhal, inggih punika:

•           hidung tersumbat,

•           pilek,

•           bersin,

•           mata merah,

•           demam.

Gejala pertusis fase paroksismal ditandani mawi:

•           watuk ingkang terus-terusan kairingi suanten tarikan nafas ingkang khas,

•           watuk langkung asring ing wayah dalu,

•           paningalan ketingal abrit,

•           kulit kebiruan,

•           kangelan anggenipun ambegan

•           watuk terus-terusan,

•           dahak saha muntah.

Gejala pertusis fase konvalesens dipuntandai mawi watuk ingkang dangu lan sekedhik mbaka sekedhik suda, namung saget tahan dumugi pinten-pinten minggu.

Komplikasi

Pertusis awis2 njalari komplikasi awrat dhateng tiyang ingkang sehat ingkang sampun dipun vaksin, namung bayi nggadahi risiko ageng badhe nemahi komplikasi lan pati jalaran pertusis punika.  

Punika pinten-pinten komplikasi ingkang saged kedadosan :

1.        Dehidrasi

         Watuk ingkang dangu dan hebat saged njalari dehidrasi utawi kekirangan cairan saklebetipun awak. Punika saged kedadosan amargi awak kecalan langkung kathah cairan medal kringet dan pernafasan tinimbang ingkang dipun konsumsi lan diserap.

2.        Kangelan anggenipun ambegan

Pertusis saged njalari kangelan anggenipun ambegan, utaminipun dateng lare-lare. Punika saged kedadosan amargi watuk ingkang dangu dan hebat saged ngganggu pola pernafasan normal

3.        Medakipiun bobot awak

Pertusis saget njalari medakipun bobot awak amargi icalipiun nafsu dhahar dan inggilipun kalori ingkang dipun bakar dating awak sakdangunipun watuk ingkang lami.

4.        Pneumonia

Pertusis saget ningakataken risiko pneumonia, inggih punika infeksi ingkang njalari peradangan wonten ing setunggal punapa kalih-kalihipun paru-paru.

5.        Kejang

Wonten ing pinten-pinten kedadosan, pertusis saged jalari kejang, inggih punika kontraksi otot ingkang dumadakan lan mboten saged dipun kendaleni.

6.        Gangguan Ginjal

Pertusis saged njalari gangguan ginjal, utaminipun amargi kedadosan dehidrasi awrat.

7.        Hipoksia

Pertusis saged njalari hipoksia, inggih punika kahanan ing pundi pasokan oksigen dhateng otak utawi perangan sanesipun saking awak kirang. Punika saget njalari akibat fatal menawi mboten engal-engal dipun upakara.

Pencegahan

1.        Aktif

Cara aktif inggih punika kanti paring vaksin kathahipun 12 unit ingkang kabagi 3 dosis kanhi interval 8 minggu. Vaksin ingkang dipun ginakaken inggih punika vaksin DPT (Difteria, Pertussis, Tetanus).

2.        Pasif

Cara pasif inggih punika  kanthi paring kemoprofilaksis. Kedah emut bilih mboten wonten imunitas saking Pertusis.

Lelara pertusis ugi saged dipun cegah kanthi cara:

1.        Imunisasi lare panjenengan sedaya kanthi tepat wekdal

ü  Anak-anak kedah dipun imunisasi wonten ing kalih, sekawan lan enem wulan.

ü  Booster perlu wonten ing yuswa sekawan tahun lan sepisan malih wonten ing yuswa  15 tahun.

ü  Imunisasi saged dipun pikolehi saking dokter keluarga lan pamarintah setempat.

2.        Tebihaken bayi Panjenengan saking tiyang ingkang watuk

Bayi mbetahaken kalih utawi tiga vaksinasi sakderengipun terlindung. Mila punika, penting sanget bayi panjenengan dipun tebihaken saking tiyang ingkang nandang watuk supados pertusis utawi kuman sanesipun mboten nular.

3.        Lampahi imunisasi menawi Panjenengan tiyang dewasa  ingkang kontak utawi celak dhateng lare alit. Sumadya vaksin kagem tiyang dewasa. Vaksin menika dipun anjuraken :

·   Kagem  tiyang sepuh kekalih sakwanci ngrencanakaken ngandut utawi enggal-enggal saksampunioun nglahiraken.

·   Kagem tiyang dewasa ingkang makarya sareng lare alit, utaminipun petugas Kesehatan lan petugas penitipan lare.

4.        Tansah mraktikaken cara nyuci asta lan dan etika watuk ingkang sae

5.        Nerapaken pola gesang sehat kagem ningakataken daya tahan tubuh

6.        Njaga karesikan diri lan lingkungan

Referensi

Kementrian Kesehatan RI. Batuk Rejan. https://ayosehat.kemkes.go.id/

Kementrian Kesehatan RI. (2022). Pertusis, Bagaimana Mengatasinya? https://yankes.kemkes.go.id/ tanggal 10 Agustus 2022

Tim Medis Siloam Hospitals.  (2024). Batuk Rejan (Pertusis) – Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya. https://www.siloamhospitals.com/ tanggal 2 Januari 2024

WHO. Pertussis. https://www.who.int/

Blain, Amy, dkk. Chapter 10: Pertussis. https://www.cdc.gov/

Children’s Hospital of Philadelphia. Pertussis (Whooping Cough). https://www.chop.edu/

 

Vape dan Bahayanya: Menelaah Dampak Kesehatan dan Lingkungan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari

Dalam beberapa tahun terakhir, vape atau rokok elektronik telah menjadi tren di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Banyak orang menganggap vape sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Namun, benarkah demikian?

Apa Itu Vape?

Vape atau dikenal juga dengan rokok elektronik, adalah perangkat yang berfungsi untuk menguapkan cairan yang biasanya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya. Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan hingga berubah menjadi uap yang kemudian dihirup oleh pengguna. Karena tidak melibatkan proses pembakaran seperti pada rokok konvensional, banyak yang beranggapan bahwa vape lebih aman.

Kandungan dalam Cairan Vape

Cairan vape atau e-liquid, biasanya terdiri dari beberapa komponen utama:

  1. Propylene Glycol (PG) : Bahan ini berfungsi sebagai pembawa rasa dan uap. Meski dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah kecil, penggunaan / konsumsi dalam jangka waktu panjang dan terus menerus dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan, diantaranya : Mengiritasi paru, mata dan gangguan saluran pernapasan seperti asma, sesak napas, obstruksi paru.
  • Vegetable Glycerin (VG) : Digunakan untuk menghasilkan uap yang lebih tebal, VG juga sering digunakan dalam makanan dan kosmetik. Namun, inhalasi VG dalam jangka panjang belum banyak diteliti.
  • Nikotin: Komponen adiktif utama dalam vape, sama seperti pada rokok konvensional. Nikotin dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan jantung dan otak, serta beberapa masalah kesehatan seperti memicu depresi, kepala pusing, tubuh gemetar, napas terengah-engah, kerusakan paru-paru permanen, kanker paru-paru, penyemitan pembuluh darah dan kematian.
  • Perasa (Flavoring): Berbagai macam perasa digunakan untuk menambah cita rasa pada vape. Beberapa zat perasa ini dapat terurai menjadi bahan kimia berbahaya saat dipanaskan. Penambahan perasa ini jika terhirup dalam jangka panjang memiliki dampak kesehetan, yaitu penyakit paru obstruktif kronis.

Bahaya Kesehatan dari Penggunaan Vape

  1. Gangguan Pernapasan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti bronkitis dan asma. Selain itu, vape juga dapat memicu kondisi yang dikenal sebagai “popcorn lung,” sebuah penyakit paru-paru serius yang disebabkan oleh inhalasi diacetyl, bahan kimia yang sering ditemukan dalam perasa vape.
  • Risiko Kardiovaskular : Meskipun vape tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, nikotin yang terkandung dalam vape tetap berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung. Nikotin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan menyempitnya pembuluh darah, yang semuanya berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
  • Kanker : Meski vape umumnya dianggap mengandung lebih sedikit karsinogen dibandingkan rokok konvensional, penelitian menunjukkan bahwa penggunaannya masih dapat meningkatkan risiko kanker. Studi menemukan bahwa beberapa cairan vape mengandung formaldehida, akrolein, dan zat karsinogen lainnya yang dapat meningkatkan risiko kanker
  • Kerusakan Jaringan Mulut : Dampak negatif vape tidak hanya terbatas pada paru-paru dan sistem kardiovaskular. Penggunaan vape juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Charde P, dkk (2024), pengguna vape memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit periodontal dan kerusakan jaringan mulut dibandingkan dengan non-pengguna . Paparan nikotin dari vape dapat mengurangi aliran darah ke gusi, yang menyebabkan kerusakan gusi dan meningkatkan risiko infeksi mulut.
  • Efek pada Sistem Kekebalan Tubuh : Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sebuah studi yang dilakukan oleh Tavarez (2020) menunjukkan bahwa uap dari cairan vape dapat menurunkan fungsi makrofag alveolar, sel yang berperan penting dalam melawan infeksi di paru-paru . Ini berarti pengguna vape mungkin lebih rentan terhadap infeksi pernapasan dan penyakit lainnya.
  • Ketergantungan : Seperti halnya rokok konvensional, vape juga dapat menyebabkan ketergantungan nikotin. Banyak pengguna yang awalnya mencoba vape sebagai cara untuk berhenti merokok, justru menjadi kecanduan dengan perangkat ini.
  • Efek pada Otak : Nikotin dalam vape juga berdampak negatif pada perkembangan otak, terutama pada remaja dan orang muda. Penggunaan nikotin pada usia muda dapat mempengaruhi perkembangan otak yang berhubungan dengan perhatian, pembelajaran, dan pengendalian impuls.

Dampak Lingkungan

Vape juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Perangkat vape yang digunakan secara luas mengandung baterai lithium-ion, yang jika tidak dibuang dengan benar, dapat mencemari lingkungan. Selain itu, limbah cairan vape, serta kemasan plastik yang digunakan untuk produk vape, berkontribusi terhadap peningkatan sampah plastik.

Kesimpulan

Meskipun vape sering kali dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, nyatanya bukti ilmiah menunjukkan bahwa vape tetap membawa risiko kesehatan bagi penggunanya. Pengguna harus menyadari potensi bahaya dari penggunaan vape, baik untuk kesehatan pribadi maupun untuk lingkungan. Mengingat risiko-risiko ini, sebaiknya masyarakat lebih bijaksana untuk beanr-benar menjauhi produk-produk yang mengandung nikotin. Baik itu rokok konvensional maupun rokok elektronik (vape).

Referensi

Ayo Sehat Kemenkes. 2022. “Mengenal Bahaya Rokok Elektrik”. https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-bahaya-rokok-elektrik-vape

Cancer Research UK. 2023. “Is Vaping Harmful”. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/causes-of-cancer/smoking-and-cancer/is-vaping-harmful

Charde P, Ali K, Hamdan N. 2024. PLOS Global Public Health : “Effects of e-cigarette smoking on periodontal health: A scoping review”. https://doi.org/10.1371/journal.pgph.0002311PLOS 5.

Rumah Sakit Universitas Indonesia. 2022. “Vape atau Rokok Elektrik Kekinian. Apakah Aman?”. https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/vape-atau-rokok-elektrik-kekinian-apakah-aman

Tavarez, Zahira, dkk. 2020. Frontiers in Physiology: ” The Interplay Between Respiratory Microbiota and Innate Immunity in Flavor E-Cigarette Vaping Induced Lung Dysfunction “. https://www.frontiersin.org/journals/microbiology/articles/10.3389/fmicb.2020.589501/full

U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2020. “Outbreak of Lung Injury Associated with the Use of E-Cigarette, or Vaping, Products.”

World Health Organization (WHO). 2024. “E-cigarettes: How risky are they?”

BENER GAK SIH TANAMAN KECUBUNG BERBAHAYA ?

Oleh : Susilawati, SKM

Kecubung (Datura sp.) adalah tanaman semak yang memiliki bunga menyerupai trompet berwarna putih atau ungu, serta buah yang berbentuk bulat dan berduri. Di Indonesia, kecubung sering dijadikan tanaman hias karena bentuk bunganya yang khas dan cantik. Selain itu tanaman ini juga mengandung beragam senyawa aktif, oleh karena itu kecubung juga sering dijadikan sebagai obat alternatif. Tanaman ini dipercaya dapat menyembuhkan memar, luka, sakit gigi, demam, rematik, asam urat, dan asma.

Kecubung  mengandung berbagai nutrisi penting, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, serta tanin dan flavonoid yang bersifat antioksidan. Namun, kecubung juga memiliki zat beracun yang dapat menimbulkan beberapa gejala berbahaya jika dikonsumsi, terlebih jika disalahgunakan sebagai zat adiktif atau Psikotropika.

Salah satu zat dalam buah kecubung yang paling berbahaya adalah Skopolamin. Bahkan menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), tanaman ini memiliki efek lebih berbahaya dari ganja, sabu, ekstasi, heroin dan kokain. Tanaman ini dapat membuat manuasia menjadi layaknya zombie. Adapun bahaya dan gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat mengonsumsi kecubung, antara lain:

1.    Kecubung Menyebabkan Halusinasi

Dampak negatif dari buah kecubung adalah dapat menyebabkan halusinasi. Tak hanya halusinasi, orang yang mengonsumsinya juga dapat mengalami pusing berkepanjangan dan muntah-muntah. Efek ini akan bertahan semakin lama, jika kamu mengonsumsinya dalam jumlah banyak. 

Bahkan, saking kuatnya efek memabukkan dari buah kecubung, orang yang mengonsumsinya bisa tidak sadarkan diri selama tiga hari. Jika kamu mengonsumsinya terus-menerus, akan mengakibatkan dampak serius mulai dari keracunan hingga kematian.

2.    Kecanduan

Selain halusinasi, kecubung juga sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika karena dapat menciptakan efek rasa senang berlebih atau euforia. Efek rasa senang ini dapat membuat kecanduan karena pengguna ingin mengulangi perasaan senang tersebut.

Biji buah kecubung merupakan bagian yang paling sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika.

3.   Dehidrasi

Keracunan sistem saraf akibat kandungan alkaloid tropana dalam kecubung juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi). Dehidrasi akibat keracunan alkaloid tropana dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti rasa haus, mulut kering, kulit kering, dan mata kering.

4.   Takikardia

Bahaya mengonsumsi kecubung selanjutnya adalah peningkatan frekuensi detak jantung atau  Takikardia. Seseorang dikatakan mengalami Takikardia ketika denyut jantungnya lebih dari 100 kali per menit. Kondisi yang juga dikenal sebagai jantung berdebar ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, bahkan kematian.

Selain beberapa bahaya di atas, mengonsumsi kecubung juga dapat mengakibatkan demam, sakit kepala, sakit perut, diare, muntah, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan.

5.    Kecubung dapat mempengaruhi sistem saraf

Buah ini juga dapat memengaruhi sistem saraf pusat jika kamu mengonsumsinya. Hal ini karena buah ini memiliki efek katinona, yang merupakan zat stimulan untuk sistem saraf pusat yang banyak digunakan sebagai club drug atau party drug.

Zat berbahaya ini dapat membuat seseorang merasakan kesenangan dan kegembiraan yang tinggi, karena zat ini dapat merangsang ujung-ujung saraf. Bahayanya, zat katinon ini memiliki potensi menyebabkan kecanduan. 

Beberapa efek yang dapat dirasakan akibat zat katinona saat mengonsumsi buah kecubung adalah:

·          Euforia (rasa gembira yang berlebihan).

·          Jadi bersemangat.

·          Sulit tidur.

·         Percaya diri berlebihan.

Punya Julukan “The Devil’s Breath”

Buah kecubung memiliki julukan “the devil’s breath” atau “napas setan”. Hal ini karena buah ini mengandung zat bernama skopolamin yang bisa memberi efek tertentu pada tubuh. 

Siapapun yang mengonsumsi zat ini dapat mendapat efek serperti jadi zombi. Zat ini bahkan berpotensi sangat berbahaya, terutama dalam dosis tinggi. Karena dapat merusak daya ingat dan menimbulkan kematian.

Jika mengonsumsi buah ini dengan zat berbahaya dalam jangka panjang, ada banyak efek berbahaya yang bisa timbul, seperti:

·         Peningkatan tekanan darah.

·         Stroke.

·         Depresi berat sampai keinginan bunuh diri.

·         Anoreksia (gangguan makan).

·         Kesulitan tidur.

·         Gangguan irama jantung.

·         Gangguan jiwa berat (gangguan psikotik).

Jika telanjur dikonsumsi dan menimbulkan gejala keracunan, Anda harus segera mendapat pertolongan dari dokter atau tenaga medis untuk mencegah kondisi yang lebih berbahaya.

Selain dilakukan penanganan, dokter atau tenaga medis juga akan melakukan pemantauan untuk mengamati gejala yang muncul serta keberhasilan dari penanganan yang diberikan.

Meski dipercaya bermanfaat bagi kesehatan karena berbagai kandungan nutrisi dan senyawa aktifnya, mengonsumsi kecubung justru mengakibatkan efek berbahaya, terlebih jika disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika.

Manfaat buah kecubung sebagai obat herbal pun perlu penelitian lebih lanjut. Oleh sebab itu, bila Anda ingin mengonsumsi kecubung maupun tanaman herbal lainnya untuk mengatasi penyakit atau kondisi tertentu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Dengan begitu, dokter dapat menentukan keamanan dan memastikan manfaatnya, sesuai kondisi kesehatan Anda.

Sumber :

-          https://www.alodokter.com/kecubung-bahaya-dan-cara-mengatasi-efek-sampingnya

-          https://www.halodoc.com/artikel/hati-hati-ini-dampak-negatif-konsumsi-buah-kecubung

https://www.rri.co.id/lain-lain/570287/tanaman-kecubung-bermanfaat-untuk-kesehatan-namun-dapat-membuat-gila

Masyarakat Bergerak, Bersama Melawan Narkoba Mewujudkan Indonesia Bersinar

Hari Anti Narkoba Internasional 2024, 26 Juni 2024

Oleh: Kristiriyandini, SKM

Tahukah Kamu?

Data global saat ini menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkotika telah mencapai angka 296 juta jiwa, naik sebesar 12 juta jiwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka ini mewakili 5,8% penduduk dunia yang berusia 15-64 tahun. Sedangkan hasil survei nasional prevalensi penyalahgunaan narkotika tahun 2023 menunjukkan bahwa angka prevalensi sebesar 1,73% atau setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia yang berusia 15-64 tahun. Data ini juga menunjukkan ada peningkatan penyalahgunaan narkotika secara signifikan pada kalangan kelompok umur 15-24 tahun.

Peringatan Hari Anti Narkoba 2024

Mengusung tema global HANI 2024, “The Evidence is Clear: Invest in Prevention”, Peringatan HANI mengandung pesan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkotika membutuhkan kesungguhan hati, pikiran, konsistensi, dan orientasi jangka panjang, yang dilakukan sebagai upaya investasi dalam membangun generasi masa depan bangsa yang unggul, berdaya saing, dan sehat tanpa narkotika.

Bahaya dan Dampak Narkoba pada Hidup dan Kesehatan

  1. Dehidrasi

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

  1. Halusinasi

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.

  1. Menurunnya Tingkat Kesadaran

Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar.

  1. Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

  1. Gangguan Kualitas Hidup

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar hukum.

 

Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan medis sesuai dengan pengawasan dokter dan juga untuk keperluan penelitian. Selebihnya, obat-obatan tersebut tidak memberikan dampak positif bagi tubuh.

Jangan coba-coba memakai barang berbahaya tersebut karena resikonya sangat tinggi bagi hidup dan kesehatan.

Semua pihak, baik instansi, akademisi, pelaku usaha, tokoh masyarakat, pemuka agama dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama menjaga komitmen dalam kebersamaan mencintai Indonesia dengan bersedia menjadi aktor gerakan perlawanan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

Sumber: bnn.go.id

Hati-Hati,  Lindungi Anak dan Remaja dari Target Pasar Industri Rokok

Oleh : Nur Handayani, S.KM

 Tingginya angka perokok di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia. Bahkan sekarang perokok muda makin meningkat. Laporan Kementerian Kesehatan RI pada konferensi pers Hari Tanpa Tembakau (HTT) Sedunia 2023, jumlah perokok di Indonesia meningkat pada periode 2013 hingga 2019, terutama pada usia anak dan remaja yaitu lebih dari 2%. Bertambahnya jumlah perokok di kalangan anak dan remaja tentu perlu ditelaah lebih lanjut. Namun, bertambahnya jumlah perokok ini tentu membuat kita perlu mencegahnya. Karena tidak bisa dipungkiri, sekarang banyak kita temui anak-anak sekolah yang sudah mulai merokok di usianya yang masih muda.

Rokok seperti yang kita ketahui sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, walaupun berbahaya, kegiatan marketing dari produk ini tidak pernah mati. Bahkan iklan nya bisa kita lihat dengan mudahnya, misalnya saja di baliho-baliho jalan-jalan besar, bahkan ada beberapa yang menyasar didekat sekolah. Industri rokok tentu mempunyai alasan mengapa iklan tersebar hingga berada di sekitar sekolah. Menyebarnya iklan ini lebih kepada tujuan marketing yang menyasar tidak hanya kepada orang dewasa namun bisa menyasar juga kepada anak dan remaja.

Strategi iklan rokok yang dikemas sedemikian rupa kreatif, sisipan-sisipan nilai positif dan pesan-pesan yang dibuat sedemikian rupa sehingga membekas di pikiran dan menambah ketertarikan anak muda untuk mencoba rokok. Ini kemudian yang membuat muncul perokok-perokok pemula dari usia muda. Makin banyak muncul perokok pemula menambah keuntungan bagi industri rokok. Karena semakin muda usia perokok, kelak perokok pemula dengan usia muda sudah merokok, akan sulit melepas rokok saat dewasa nantinya.

Strategi marketing industri rokok tidak berhenti disitu saja, industri rokok juga memberikan dukungan terhadap beberapa kegiatan yang melibatkan anak dan remaja, misalnya saja sponsor acara-acara musik, film, seni, dan olahraga, serta CSR di berbagai bidang. Sehingga akan memunculkan citra positif tentang industri rokok dimata anak dan remaja. Faktor-faktor tersebut diatas ini yang kemudian menjadi perhatian untuk kita semua bahwa dunia anak dan remaja sangat dekat dengan industri rokok. Dimana ini akan memudahkan anak dan remaja masuk dalam daftar pelanggan industri rokok.

Kondisi demikian perlu kita cermati sehingga kita dapat mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendorong anak dan remaja dari rokok. Selain strategi marketing industri rokok, harga rokok yang terbilang murah, ada beberapa faktor penyebab perilaku merokok pada anak dan remaja :

1.        Tekanan sosial

Remaja sering merasa tekanan dari teman-teman sebayanya untuk mencoba merokok. Merokok bisa dianggap sebagai cara untuk menunjukkan kemandirian, menyesuaikan diri dengan kelompok teman, atau bahkan sebagai tindakan yang keren atau dewasa.

2.        Faktor Genetik dan Psikologis

Beberapa remaja mungkin memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap kecanduan nikotin. Selain itu, faktor psikologis seperti rasa ingin tahu, pencarian sensasi, atau ketidakmampuan untuk mengatasi stres dapat mendorong mereka untuk mencoba merokok.

3.        Iklan dan media

Iklan rokok dan penggambaran merokok dalam media dapat memengaruhi persepsi remaja terhadap merokok. Ketika merokok digambarkan sebagai sesuatu yang menarik, kuat, atau berkelas, remaja mungkin merasa tertarik untuk mencoba.

4.        Aksesibilitas

Ketersediaan rokok juga merupakan faktor penting. Jika remaja mudah mendapatkan akses ke rokok, baik melalui teman-teman, saudara kandung, atau toko yang tidak mematuhi peraturan usia, mereka lebih mungkin mencobanya.

5.        Kurangnya Kesadaran tentang Risiko Kesehatan

Beberapa remaja mungkin kurang menyadari risiko kesehatan yang terkait dengan merokok. Mereka mungkin merasa bahwa mereka masih muda dan tidak akan merasakan dampak buruknya dalam jangka pendek.

6.        Pengaruh keluarga

Jika anggota keluarga dekat merokok, remaja memiliki risiko lebih tinggi untuk mencoba merokok. Keluarga yang merokok bisa memberikan contoh yang memengaruhi perilaku anak-anak mereka.

7.        Gengsi sosial

Merokok kadang-kadang dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan kedewasaan atau status sosial yang lebih tinggi. Ini bisa membuat beberapa remaja mencoba merokok untuk merasa “dewasa” atau “berkelas.”

8.        Kurangnya Pengetahuan Tentang Penghentian Merokok

Remaja mungkin kurang tahu tentang seberapa sulit menghentikan kebiasaan merokok jika sudah terlanjur mencoba. Mereka mungkin tidak menyadari betapa adiktifnya nikotin

                  Fase anak kemudian berkembang menjadi remaja kehidupannya dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain tekanan sosial, lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar, dimana akan mempengaruhi keputusan mereka tentang rokok. Perilaku merokok anak dan remaja perlu mendapat perhatian dan dapat segera diatasi. Karena pencegahan perilaku merokok pada anak dan remaja akan mengurangi risiko kesehatan jangka panjang.     

                  Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan anak dan remaja untuk mencegah perilaku merokok, antara lain :

·         Hindari berkumpul dengan teman – teman yang sedang merokok

·         Yakinlah,bahwa rokok bukan satu – satunya sarana pergaulan

·         Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok

·         Perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok

·         Hindari sesuatu yang terkait tentang rokok ( sponsor, iklan, poster, rokok gratis )

·         Lakukan hal – hal positif lainnya, seperti : olahraga, membaca atau hobi lain yang menyehatkan

Selain cara di atas, pencegahan perilaku merokok tidak saja menjadi tanggung jawab anak dan remaja itu sendiri, perlu ada dukungan peran tidak saja dari orang tua, pemerintah, tetapi semua warga Indonesia. Peran orangtua dibutuhkan anak, minimal orangtua tidak memberikan contoh sebagai perokok, karena anak adalah peniru ulung. Pemerintah dapat memberikan peran dengan membuat regulasi tentang rokok dan memberikan edukasi. Kita pun dapat memberikan dukungan dengan memberikan contoh perilaku hidup sehat dan tidak merokok.

                  Mulai sekarang yuk kita ambil langkah yang mampu dilakukan untuk mencegah munculnya perokok-perokok pemula, sehingga dapat mencegah munculnya risiko penyakit tidak menular kelak. Jagalah anak-anak kita dengan mengupayakan edukasi tentang bahaya rokok, memberikan kehangatan keluarga dan menciptakan lingkungan yang bebas rokok.

 

Referensi

 Kementrian Kesehatan RI. 2018. Apa faktor yang mendorong seseorang merokok ? https://p2ptm.kemkes.go.id/ tanggal 4 Juni 2018

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Cara menghindari pengaruh untuk merokok. https://p2ptm.kemkes.go.id/ tanggal 4 Juni 2018

Kementrian Kesehatan RI. 2023. Perokok Muda: Mengungkap Faktor-Faktor yang Mendorong Remaja untuk Merokok. https://yankes.kemkes.go.id/ tanggal 19 Oktober 2023

Kementrian Kesehatan RI. 2023. Kaum Muda ASEAN Jadi Target Utama Industri Rokok. https://www.kemkes.go.id/ tanggal 25 Agustus 2023

FisipUI. 2018. Membongkar Strategi Industri Rokok yang Menjerat Anak dan Remaja. https://uiupdate.ui.ac.id/ tanggal 14 November 2018

CNNIndonesia. 2020. WHO: Industri Rokok Jadikan Remaja Sebagai Target Pasar. https://www.cnnindonesia.com/ tanggal 29 Mei 2020

Kementrian Kesehatan RI. 2020. Apa sebab remaja menjadi target pemasaran rokok? yuk, Simak. https://p2ptm.kemkes.go.id/ tanggal 30 Oktober 2020

Rokom Kementrian Kesehatan RI. 2013. Tanya Jawab: Perokok Remaja dan Bahayanya. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ tanggal 5 November 2013

Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Lansia: Ancaman yang Tak Terlihat

Oleh : Arifah B, SKM

Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung meliputi peristiwa cuaca ekstrem seperti paparan panas dan dingin, serta bencana alam yang sangat mempengaruhi kesehatan orang lanjut usia. Dampak tidak langsung mencakup pencemaran udara dan air, serta perubahan ekosistem yang mendukung penularan patogen melalui air, udara, makanan, dan vektor.

 

Bukti kuat menunjukkan bahwa efek langsung dan tidak langsung ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kronis, penyakit menular, penyakit yang ditularkan melalui air, malnutrisi, dan masalah kesehatan mental. Lansia berisiko lebih tinggi terkena dampak perubahan iklim dibandingkan populasi lainnya. Mereka rentan terperangkap di lingkungan buruk atau setelah kejadian ekstrem seperti banjir atau kekeringan, akibat kurangnya pendapatan, mobilitas, disabilitas, atau kelemahan. Orang lanjut usia juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit terkait panas dan dingin, yang diperparah oleh hidup sendirian, komorbiditas, dan pengobatan. Selain itu, mereka lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan orang muda karena perubahan fisiologis terkait penuaan, dan sangat rentan terhadap penyakit akibat virus dan bakteri.

 

Secara umum, dampak pada kesehatan lansia bervariasi dalam hal efek, waktu, dan ketahanan. Misalnya, peristiwa ekstrem seperti gelombang panas cenderung menyebabkan kejadian kardiovaskular segera, sementara gelombang dingin sering mengakibatkan penyakit pernapasan tertunda. Peristiwa banjir menyebabkan kematian akibat tenggelam, sementara kekeringan terkait dengan malnutrisi jangka panjang serta penyakit mental.

 

Dehidrasi ringan pada lansia dapat mempengaruhi kinerja mental dan ingatan, menyebabkan kelemahan, pusing, dan peningkatan risiko jatuh, sedangkan dehidrasi akut dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, berkurangnya akses air bersih selama kekeringan berdampak serius bagi lansia. Efek tidak langsung seperti peningkatan polusi udara dan penurunan kualitas udara dikaitkan dengan insiden penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis kronis, asma, dan emfisema, sementara itu air yang terkontaminasi menyebabkan penyakit diare seperti disentri, hepatitis, kolera, dan tifus yang sering fatal bagi lansia.

 

Kurangnya gizi akibat pola makan buruk selama kekeringan memperburuk dampak kesehatan jangka panjang. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, lansia sangat rentan terhadap ketidakamanan pangan dan kekurangan akses sumber daya untuk produksi pangan, sering mengonsumsi makanan dengan nutrisi rendah dan terkontaminasi, yang menyebabkan tingginya penyakit dan kematian. Bahkan di negara berpenghasilan tinggi, malnutrisi pada lansia masih dapat terjadi, penurunan nutrisi bisa meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes dan penyakit jantung.

 

Perubahan iklim adalah tantangan serius bagi kesehatan lanjut usia, dengan dampak langsung dan tidak langsung yang berpotensi memperburuk kondisi kesehatan mereka. Dampak ini tidak hanya mencakup masalah kesehatan fisik seperti penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan malnutrisi, tetapi juga menyentuh aspek mental dan emosional. Lansia rentan terperangkap dalam lingkungan yang buruk atau setelah bencana alam, dengan akses yang terbatas terhadap sumber daya dan bantuan.

 

Penting untuk mengembangkan program tanggap bencana yang lebih inklusif dan memperhitungkan kebutuhan khusus populasi lanjut usia. Dengan demikian, upaya mitigasi dan adaptasi dapat lebih efektif melindungi mereka dari dampak perubahan iklim yang semakin meresahkan. Dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, perlindungan terhadap orang tua harus menjadi prioritas, karena mereka adalah bagian penting dari masyarakat yang harus diperhatikan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

 

Sumber:

Harper, Sarah. 2023. The Implications on Climate Change for the Health of Older Adults. https://link.springer.com/article/10.1007/s12062-023-09425-6

Kembali Fit Setelah Ramadan dan Lebaran

Oleh : Kristiriyandini, SKM

Selama sebulan puasa dibulan ramadhan, umat islam mengalami perubahan pola makan dan perubahan jam tidur, setelah itu dilanjutkan dengan lebaran .Saat lebaran, berbagai hidangan ringan dan berat tersedia dihampir setiap rumah. Berbagai makanan bersantan, daging-dagingan dan berbagai macam kue kering menjadi hidangan yang kadang tanpa sadar kita konsumsi secara berlebihan karena tersedia didepan mata kita. Perubahan pola makan dan pola tidur baik saat ramadan maupun lebaran, hendaklah kita sikapi dengan bijak agar tubuh kita tetap fit dan kembali menjalankan aktifitas seperti hari biasa. Lalu upaya apa saja yang bisa kita lakukan agar tubuh kita tetap kembali fit setelah ramadan dan lebaran? Berikut ini beberapa tips yang bisa kita upayakan :

 

    1. Kembalikan pola tidur agar kembali teratur

Selama berpuasa sebulan lamanya, jam tidur semakin pendek karena harus bangun sahur. Saat lebaran, perjalanan mudik dan suasana berkumpul dengan keluargapun mungkin juga mengurangi jam tidur kita, ditambah lagi lelah selama perjalanan mudik. Setelah ramadan dan lebaran, alangkah baiknya memperbaiki jadwal tidur kembali kurang lebih 8 jam sehari. Hal ini dilakukan agar badan tetap bugar dan kembali dapat beraktifitas dan bkerja seperti biasanya. Pola tidur yang teratur tersebut juga akan akan mampu menjaga imunitas tubuh, sehingga tubuh kita tidak mudah terkena penyakit.

 

    • Imbangi dengan Olahraga

Tak cukup hanya dengan pola tidur yang teratur. Perlu diimbangi juga dengan melakukan olahraga. Di Indonesia sendiri, kita direkomendasikan untuk melakukan olahraga selama 150 menit dalam seminggu atau 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. U.S. Department of Health and Human Services juga merekomendasikan untuk melakukan olahraga selama setidaknya 150 menit per minggu. Apabila kita baru memulai olahraga jangan langsung memkasakan dengan durasi yang lama dan olahraga yg berat. Olahraga dengan durasi minimal 10 hingga 15 menit bisa kita lakukan diawal kegiatan olahraga kita., kemudian durasi berolahraga bisa dibangun pelan-pelan. Perlu juga memberi jeda hari tanpa berolahraga untuk beristirahat

 

    • Perbanyak Zat Gizi dan Serat

Untuk memperbaiki konsumsi makanan menjadi lebih padat gizi setelah menjalani puasa dan lebaran, alangkah baiknya memperbanyak zat gizi dan serat. Terdapat sebuah rumusan dalam memenuhi gizi protein sesuai kebutuhan badan masing-masing, yakni rumus 0,8 sampai dengan 1,2 dikali berat badan (BB) saat ini. Misalnya, 1x 50 kg (BB) berarti membutuhkan protein sebanyak 50 gram/hari. Untuk meningkatkan sistem imun, tubuh membutuhkan zat gizi makro dan mikro. Zat makro mencakup protein, lemak, dan karbohidrat, sedangkan yang mikro mencakup vitamin dan mineral. Kedua jenis gizi ini berperan sebagai imun booster, sedangkan khusus zat gizi makro menjadi pendukung utama produksi sel dalam tubuh, sehingga tubuh membutuhkan protein. Jangan lupa juga untuk membatasi lemak, mengurangi kolesterol dan hindari makan gorengan. Penting untuk perbanyak serat dari sayur, buah, biji-bijian.

 

    • Terapkan Mindful Eating

Makan berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas hingga berbagai penyakit kronis seperti diabetes hingga penyakit jantung. Agar lebih waspada dengan jumlah porsi makan, terapkan mindful eating yang dapat membantu untuk mengontrol jumlah makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Apa yang dimakhsud mindful eating? Mindful eating adalah praktik makan penuh perhatian dengan menjaga kesadaran penuh saat mengonsumsi makanan maupun minuman. Hindari multitasking atau ngobrol saat makan, supaya sadar dengan porsi yang dikonsumsi dan dapat menikmati rasa makanan. Selain itu, jangan abaikan respons tubuh. Mindful eating ini memang seharusnya kita terapkan dalam keseharian kita.

 

    • Cukupi kebutuhan air minum

Air adalah salah satu sumber daya alam yang paling penting untuk makhluk hidup setelah oksigen. Setidaknya 80% tubuh manusia terdiri dari cairan. Itulah faktor utama yang menyebabkan air lebih penting dari nutrisi apapun dalam tubuh. Saat Ramadan kita kadang kurang bisa mengatur jumlah air yang seharusnya kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.  Oleh karena itu, hendaknya kita perbaiki kebiasaan ini. Air minum adalah nutrisi yang sangat penting. Tubuh memerlukan konsumsi air mineral 1 – 2,5 liter atau sama dengan 6 – 8 gelas sehari.

Namun, kebutuhan air setiap individu akan sangat beragam dan berbeda, tergantung dari kegiatan fisik, berat badan, usia, iklim, dan pola makan.

 

    • Puasa

Puasa Syawal memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof Hardiansyah menjelaskan bahwa puasa Syawal merupakan cara Allah SWT mendidik umat Islam untuk merawat disiplin dan kebaikan yang telah diraih saat ramadan. Momen puasa Syawal merupakan kesempatan menyiapkan diri untuk menjaga disiplin di bulan yang akan dating, terutama untuk merawat kondisi tubuh yang semakin bagus dibanding sebelum puasa ramadan. Selain puasa syawal, dibulan-bulan lain kita juga bisa melakukan ibadah puasa lainnya seperti puasa Senin dan Kamis, karena ternyata dari sisi medis, puasa memiliki banyak manfaat. Adapun manfaatnya yakni sebagai berikut:

 

    1. Mengontrol Gula Darah

Puasa dapat membantu mengurangi resistensi terhadap insulin serta kadar gula darah berlebih. Hal ini dapat terjadi karena insulin membantu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh dengan cara membawa gula menuju sel tubuh dan menjadikannya sebagai sumber energi.

 

    • Mengurangi Peradangan

Puasa diketahui dapat mengurangi peradangan. Peradangan sendiri terjadi saat sistem imun sedang melawan infeksi dalam tubuh.

 

    • Meningkatkan Kesehatan Jantung

Puasa juga baik untuk kesehatan jantung. Mengubah pola makan (puasa) dan gaya hidup merupakan cara untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

 

    • Meningkatkan Fungsi Otak

Tidak hanya menjaga kesehatan jantung, puasa juga dipercaya mempunyai manfaat yang mampu meningkatkan fungsi otak.

 

    • Membantu Menurunkan Berat Badan

Puasa dapat meningkatkan metabolisme dengan cara memperbanyak kadar neurotransmitter norepinefrin berkontribusi pada pengurangan berat badan.

 

    • Meningkatkan Hormon Pertumbuhan

Tidak hanya menurunkan berat badan, puasa juga dapat meningkatkan hormon pertumbuhan. Salah satunya yakni meningkatkan hormon pertumbuhan kekuatan otot.

 

    • Mencegah Kanker

Puasa dapat membantu sel tubuh membersihkan diri melalui proses yang disebut autofagi. Autofagi adalah proses di mana sel mencerna bagian dalam dirinya yang rusak atau yang tidak lagi diperlukan.

Nah itulah beberapa langkah untuk menjaga tubuh tetap bugar setelah Ramadan dan lebaran. Jadi langkah mana saja yang sudah mulai kamu ambil?. Kalau kamu bisa konsisten dengan langkah-langkah ini, tentu ini akan membawa dampak positif bagi badan

Sumber Pustaka:

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/26/132122620/3-tips-hidup-sehat-dan-bugar-setelah-lebaran-menurut-ahli-gizi?page=all

https://ayosehat.kemkes.go.id/8-langkah-menuju-pola-hidup-sehat

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5556586/Mindful Eating: The Art of Presence While You Eat