Category: <span>berita</span>

Inhouse Training “Komunikasi Efektif & HPK”

Inhouse Training
“Komunikasi Efektif & HPK”

Seluruh karyawan RS Paru Respira mengikuti pelatihan mengenai komunikasi efektif, hpk, dan service excellence yang dilaksanakan pada Kamis, 10 dan 17 Juli 2025.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan komunikasi antar tim maupun dengan pelanggan (pasien, keluarga pasien, tamu/pengunjung)

Karena kami percaya, pelayanan terbaik dimulai dari komunikasi yang tepat.

RSParuRespira #ServiceExcellence #KomunikasiEfektif #PelatihanRS #KaryawanHebat

Ancaman Ganda: Mengungkap Hubungan Stunting dan Tuberkulosis pada Anak di Indonesia

Oleh : Sukhalita SKM

Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya akibat kekurangan nutrisi dalam waktu yang berkepanjangan. Kondisi ini bisa terjadi karena asupan gizi yang tidak mencukupi, baik saat ibu hamil maupun saat anak berada dalam fase tumbuh kembang. Menurut Kemenkes RI, Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi akibat asupan nutrisi yang tidak mencukupi dalam jangka waktu lama, biasanya karena pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Masalah ini bisa mulai muncul sejak janin dalam kandungan dan baru terlihat jelas saat anak berusia dua tahun.  Stunting, bersama gangguan gizi lainnya yang terjadi selama periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik dan meningkatkan risiko penyakit, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan kemampuan kognitif anak, yang berdampak pada tingkat kecerdasan saat ini serta produktivitasnya di masa depan. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 mencatat prevalensi stunting nasional sebesar 19,8%.

Di Indonesia, tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat memprihatinkan. Menurut Global TB Report 2024, Indonesia berada di urutan kedua tertinggi di dunia untuk jumlah kasus TB setelah India. Setiap tahunnya, diperkirakan terdapat sekitar 1.090.000 kasus TB dengan angka kematian mencapai 125.000 jiwa, atau setara dengan sekitar 14 orang meninggal setiap jam. Pada tahun 2024, tercatat sekitar 885 ribu kasus TB, dengan rincian 496 ribu kasus pada laki-laki, 359 ribu pada perempuan, dan 135 ribu kasus menyerang anak-anak usia 0-14 tahun.

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tubuh yang lebih kecil dan pendek dibandingkan anak seusianya. Kondisi ini juga disertai dengan masalah malnutrisi kronis. Perawakan pendek tersebut umumnya dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak memadai serta infeksi kronis yang dialami anak. Stunting dapat terjadi akibat kekurangan asam amino, yaitu zat penting yang biasanya diperoleh dari konsumsi protein hewani. Saat kadar asam amino dalam tubuh anak sangat rendah, risiko stunting pun meningkat. Lalu, apakah anak stunting lebih rentan terkena penyakit TB? Secara umum, stunting merupakan salah satu bentuk gangguan gizi kronis pada anak. Saat kebutuhan gizi tidak terpenuhi, sistem imun anak melemah, sehingga tubuhnya lebih mudah terserang berbagai infeksi, termasuk infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TB.

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, namun bisa juga menjalar ke organ tubuh lainnya, terutama kelenjar getah bening. TB tergolong berbahaya karena dapat menyerang siapa saja, meskipun paling rentan terjadi pada anak-anak, lansia, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, serta penderita penyakit penyerta. Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 842.000 kasus TB, dengan 60.676 di antaranya menyerang anak-anak. Sayangnya, banyak orang tua yang masih menganggap TB sebagai penyakit yang menakutkan, dan tak jarang para tenaga kesehatan justru menggunakan istilah lain seperti “Flek Paru” atau bronkitis alih-alih menyebutnya sebagai TB anak.

TB dan stunting memiliki kaitan erat yang telah diketahui sejak lama. Keduanya saling memengaruhi: TB dapat menyebabkan terjadinya stunting, dan sebaliknya, kondisi stunting juga dapat meningkatkan risiko TB laten berkembang menjadi TB aktif. Mengapa seperti itu?

Salah satu faktor risiko terjadinya tuberkulosis adalah masalah gizi, karena kekurangan gizi dapat melemahkan sistem imun tubuh dalam melawan infeksi. Status gizi memainkan peran penting dalam menentukan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Tubuh yang mendapat asupan gizi seimbang dan cukup lebih mampu melawan infeksi. Anak-anak dengan status gizi baik memiliki kemampuan lebih besar untuk mencegah penyebaran penyakit, sedangkan anak yang mengalami stunting dan terinfeksi TB berisiko mengalami perkembangan TB menjadi aktif. Berdasarkan data dari The Indonesian Journal of Infectious Disease, balita yang mengalami stunting memiliki risiko 2,96 kali lebih besar untuk terkena TB, sedangkan balita dengan stunting berat (severely stunting) memiliki risiko hingga 8,18 kali lipat. Anak-anak yang masih kecil umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum optimal, dan kekebalan ini akan semakin melemah jika mereka mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu, semakin buruk status gizi anak, semakin tinggi pula kemungkinan mereka terkena tuberkulosis dibandingkan anak-anak dengan gizi yang cukup.

Sebaliknya, Tuberkulosis (TB) juga dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak yang berujung pada stunting. TB, sebagai penyakit infeksi kronis, menurunkan nafsu makan anak sehingga asupan gizinya kurang, berat badan menurun, dan pertumbuhan terganggu. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan gizi pada pasien TB bahkan lebih parah dibandingkan penyakit kronis lain seperti lepra. Oleh karena itu, anak dengan TB memerlukan asupan energi dan gizi yang lebih untuk mendukung pertumbuhan dan mencegah kondisi memburuk.

Lalu, apa yang terjadi jika keduanya tidak segera ditangani? Kondisinya bisa makin parah dan proses pengobatan pun menjadi lebih sulit. TB yang dibiarkan tanpa pengobatan bisa menjadi kebal terhadap obat dan menyebabkan penurunan berat badan. Sementara itu, stunting yang tidak ditangani sejak dini dapat mengganggu kemampuan belajar anak, menurunkan fungsi kognitif, dan berdampak pada kehidupan jangka panjang, seperti gangguan metabolisme serta perkembangan otak yang tidak optimal.

Karena kasusnya masih cukup tinggi di Indonesia, kedua penyakit ini telah dijadikan program prioritas dalam sektor kesehatan. Pemerintah mewajibkan pemberian vaksin BCG pada anak-anak sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi TB yang berat. Infeksi TB berat bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berisiko menyebabkan stunting. Oleh karena itu, vaksin BCG secara tidak langsung turut membantu menurunkan angka stunting. Selain itu, ada juga program untuk mencukupi kebutuhan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan, termasuk pemberian makanan tambahan guna meningkatkan status gizi anak, serta upaya peningkatan sanitasi lingkungan sebagai bagian dari pencegahan stunting. Pemerintah juga menjalankan program TOSS TBC (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) untuk mencegah penyebaran TB. Meski begitu, semua upaya ini masih perlu didukung dengan peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat agar lebih responsif dalam menangani kasus TB dan stunting.

Yuk, mulai dari diri kita!

  • Pastikan anak-anak di sekitar kita mendapat imunisasi lengkap, asupan gizi seimbang, dan lingkungan yang bersih.
  • Segera periksakan anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala TB atau tanda-tanda stunting.
  • Bagikan informasi ini ke keluarga, teman, dan tetangga agar semakin banyak anak Indonesia terbebas dari stunting dan TB.

Karena setiap anak berhak tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia. Bersama kita bisa cegah stunting dan TB anak!

Sumber:

Cegah Stunting. 2021. Stunting and Tuberculosis: Bagaimana Hubungannya. https://www.cegahstunting.com/post/stunting-and-tuberculosis-bagaimana-hubungannya

Halodoc. 2023. Cek Fakta: Benarkah Anak Stunting Rawan Tertular TBC. https://www.halodoc.com/artikel/cek-fakta-benarkah-anak-stunting-rawan-tertular-tbc?srsltid=AfmBOoo595P0aMv-AaTtnpD6mGLndMhm29kWyVuI_ZRRaMAoaQx6wUnI

Kemenkes RI. Stunting. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/stunting

Kemensesneg RI. 2025. SSGI 2024: Prevalensi Stunting Nasional Turun Jadi 19,8%, Capai Angka di Bawah Proyeksi Bappenas. https://stunting.go.id/ssgi-2024-prevalensi-stunting-nasional-turun-jadi-198-capai-angka-di-bawah-proyeksi-bappenas/#:~:text=SSGI%202024:%20Prevalensi%20Stunting%20Nasional,di%20Bawah%20Proyeksi%20Bappenas%20%2D%20TP2S

Awas, Nyamuk Kecil Bisa Bikin Masalah Besar: Kenali Bahaya DBD dan Cara Mencegahnya!

Oleh : Arifa Budi NM

Nyamuk Kecil, Ancaman Besar

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Hingga saat ini, DBD masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia, dengan angka penyebaran yang termasuk paling tinggi di kawasan Asia Tenggara.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ciri-ciri nyamuk ini adalah tubuh kecil berwarna hitam pekat, dengan dua garis putih vertikal di bagian punggung serta garis-garis putih horizontal pada kakinya. Nyamuk Aedes aegypti umumnya aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, meskipun sesekali bisa juga menggigit di malam hari. Mereka lebih sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk daripada di luar ruangan yang panas.

Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sempat mengalami penurunan pada tahun 2023 hingga awal 2024. Namun, hingga pekan ke-41 tahun 2024 atau sekitar bulan Oktober, tercatat sebanyak 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kasus kematian yang tersebar di 482 kabupaten/kota di 38 provinsi di Indonesia.

Kenapa DBD Itu Berbahaya?

Gejala DBD:

  • Demam tinggi mendadak hingga 39°C, berlangsung 2-7 hari lalu turun cepat.

Gejala lain:

  • Nyeri kepala
  • Menggigil
  • Lemas
  • Nyeri di belakang mata, otot, dan tulang
  • Ruam kulit kemerahan
  • Kesulitan menelan makanan dan minuman
  • Mual dan muntah
  • Gusi berdarah dan mimisan
  • Bintik-bintik merah di kulit
  • Muntah darah
  • Buang air besar berwarna hitam

Fase kritis:

  • Suhu tubuh menurun, tubuh terasa dingin
  • Penderita bisa merasa seolah sembuh
  • Perlu waspada terhadap sindrom syok dengue yang berisiko fatal.

Komplikasi DBD yang perlu diwaspadai:

  • Mimisan
  • Gusi berdarah
  • Perdarahan di bawah kulit
  • Muntah berwarna hitam
  • Batuk darah
  • Feses berwarna hitam
  • Tekanan darah menurun
  • Denyut nadi lemah
  • Tubuh terasa dingin
  • Frekuensi buang air kecil menurun
  • Jumlah urine sedikit
  • Sesak napas
  • Penurunan kesadaran
  • Dengue Shock Syndrome (DSS) yang dapat menyebabkan kematian

Kebiasaan Nyamuk Aedes aegypti

Kebiasaan Makan

  • Betina menghisap darah manusia tiap 2 – 3 hari sekali untuk perkembangan telur.
  • Jantan makan cairan buah dan tumbuhan.

Waktu Menggigit

  • Lebih aktif di siang hari, terutama pukul 08.00 – 12.00 dan 15.00 – 17.00.
  • Posisi menggigit sejajar permukaan kulit.
  • Betina sering menggigit lebih dari satu orang demi cukup darah.

Kebiasaan Beristirahat (Resting Habit)

  • Istirahat sebenarnya: selama 2 – 3 hari menunggu telur berkembang.
  • Istirahat sementara: sebelum dan sesudah mencari darah.
  • Suka di tempat gelap, lembap, tersembunyi dalam rumah seperti kamar tidur, kamar mandi, dan dapur.
  • Menyukai suhu 15°C – 40°C dengan kelembaban 60 – 89%.

Cara Mudah Cegah Demam Berdarah di Sekitar Kita

Salah satu penyebab utama munculnya penyakit demam berdarah adalah lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya. Karena itu, upaya pencegahan paling efektif yang bisa dilakukan adalah menerapkan langkah 3M Plus, yaitu:

  • Menguras

Membersihkan dan menguras tempat-tempat yang berfungsi sebagai penampungan air, seperti bak mandi, toren, dan ember air, karena tempat tersebut bisa menjadi lokasi berkembang biaknya jentik nyamuk. Dinding-dinding penampungan air juga perlu digosok hingga bersih, khususnya saat musim hujan dan pancaroba, sebab telur dan jentik nyamuk mampu bertahan di tempat kering selama berbulan-bulan.

  • Menutup

Menutup rapat seluruh tempat penyimpanan air dan mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai ke dalam tanah. Cara ini bertujuan untuk mencegah barang-barang tersebut menjadi sarang nyamuk dan menjaga lingkungan tetap bersih.

  • Mendaur Ulang

Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang masih memiliki nilai guna atau nilai ekonomis. Jika dibiarkan menumpuk, barang bekas tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk.

Selain ketiga langkah tersebut, terdapat tambahan upaya pencegahan atau yang dikenal sebagai Plus, di antaranya:

  • Membudidayakan ikan pemakan jentik, seperti ikan guppy.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah.
  • Melakukan kerja bakti menjaga kebersihan lingkungan secara rutin.
  • Memeriksa penampungan air di sekitar rumah.
  • Menyimpan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
  • Menaburkan larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tersumbat.
  • Menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, contohnya lavender.

Jangan tunggu sampai DBD menyerang. Mulai sekarang, lindungi keluarga dan lingkungan sekitar. Bersama, kita bisa hentikan nyamuk penyebar virus ini, dengan cara:

  • Lakukan 3M Plus setiap hari tanpa jeda.
  • Ajak tetangga dan lingkungan ikut peduli, karena kekuatan kita ada di kebersamaan.
  • Jangan lupa cek dan bersihkan jentik air di rumah minimal seminggu sekali.

Ayo, lawan DBD mulai dari diri sendiri!

Sumber:

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan. 2024. Komunikasi Kesehatan: Salah Satu Kunci Cegah dan Kendalikan Penyakit DBD di Indonesia. https://bblabkesling.go.id/r-komunikasi-kesehatan-salah-satu-kunci-cegah-dan-kendalikan-penyakit-dbd-di-indonesia

BRIN. 2024. Kenali Ciri-ciri, Siklus, dan Sebaran Nyamuk Aedes Aegypti. https://www.brin.go.id/news/118511/kenali-ciri-ciri-siklus-dan-sebaran-nyamuk-aedes-aegypti

Kemenkes RI. 2024. Cara Mencegah DBD dengan Menjaga Lingkungan dan Diri Sendiri. https://ayosehat.kemkes.go.id/cara-mencegah-dbd

Kemenkes RI. Demam Berdarah Dengue. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue#:~:text=Pengertian-,Demam%20berdarah%20dengue%20(DBD)%20adalah%20penyakit%20yang%20ditularkan%20oleh%20gigitan,antara%20negara%2Dnegara%20Asia%20Tenggara.

RAMBUT RONTOK DAN MASALAH KESEHATAN

Oleh : Susilawati, SKM

Rambut adalah organ tubuh pada manusia yang berupa helaian-helaian yang tumbuh dari folikel rambut di kulit. Rambut memiliki banyak fungsi, termasuk melindungi kulit kepala dari paparan sinar matahari, kotoran dan mikroorganisme berbahaya, menjaga suhu tubuh, dan sebagai bagian dari penampilan seseorang. Untuk itu kesehatan rambut dan kulit kepala tidak boleh dianggap sepele dan harus dijaga kebersihannya sehingga rambut dapat tumbuh dengan subur dan sehat. Pada saat ini masalah rambut yang paling sering dialami sebagian besar masyarakat adalah rambut rontok.  Oleh karena itu mari kita cari tau penyebabnya dan bagaimana cara menanggulanginya.

Rambut rontok merupakan hal yang dianggap wajar, tetapi jika terjadi secara tiba-tiba atau dalam jumlah yang signifikan dan disertai gejala lain, ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Rambut rontok umumnya disebabkan oleh faktor gaya hidup, seperti menggunakan produk perawatan rambut yang mengeluarkan panas atau berbahan kimia keras, sering mengikat rambut dengan ketat, pola makan yang buruk, atau stres berkepanjangan.

Rambut rontok yang berlebihan dapat menjadi indikasi masalah kesehatan tertentu, seperti kekurangan zat besi (anemia), masalah tiroid, atau penyakit autoimun seperti alopecia areata. Selain itu, perubahan hormon (seperti saat kehamilan atau menopause), penggunaan obat-obatan tertentu, dan stres juga bisa memicu rambut rontok. Umumnya setiap orang akan kehilangan rambut kurang lebih 50-100 helai per harinya.`

Penyebab Rambut Rontok yang Berhubungan dengan Masalah Kesehatan:

  • Anemia Defisiensi Besi:

Kekurangan zat besi dapat menghambat produksi sel darah merah, sehingga nutrisi dan oksigen yang disalurkan ke folikel rambut berkurang, menyebabkan rambut rontok. 

  • Masalah Tiroid:

Gangguan tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme) dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. 

  • Penyakit Autoimun:

Alopecia areata adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, menyebabkan kebotakan pada area tertentu atau bahkan seluruh tubuh. 

  • Perubahan Hormon:

Perubahan hormonal akibat kehamilan, menopause, atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat mempengaruhi siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. 

  • Kekurangan Nutrisi:

Kekurangan protein, vitamin D, vitamin B kompleks, atau zat besi dapat menghambat pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. 

Faktor Risiko Lainnya:

  • Stres:

Stres kronis dapat menyebabkan kondisi yang disebut telogen effluvium, di mana rambut memasuki fase istirahat lebih awal dan rontok lebih banyak. 

  • Diet yang Tidak Seimbang:

Kekurangan nutrisi penting seperti protein, vitamin B, dan zinc dapat menyebabkan rambut rontok. 

  • Penggunaan Produk Perawatan Rambut yang Tidak Tepat:

Penggunaan produk yang terlalu keras, sering mengganti sampo, atau sering menggunakan alat styling rambut yang panas dapat merusak folikel rambut dan menyebabkan kerontokan. 

  • Efek Samping Obat-obatan:

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan kerontokan rambut sebagai efek samping. 

  • Riwayat Keluarga:

Kecenderungan genetik juga dapat meningkatkan risiko rambut rontok. 

Gejala Rambut Rontok yang Perlu Diwaspadai:

  • Rontok lebih dari 100 helai per hari.
  • Rontok disertai dengan pertumbuhan rambut yang terganggu.
  • Rontok disertai dengan kebotakan pada area tertentu.
  • Rontok disertai dengan perubahan warna rambut.
  • Rontok disertai dengan gejala lain seperti kelelahan, perubahan berat badan, atau masalah kulit. 

Tips Merawat Rambut Sehat dan Berkilau:

Pilih sampo dan kondisioner yang sesuai dengan jenis rambut Anda.

Gunakan masker rambut secara rutin.

Hindari penggunaan alat styling yang berlebihan.

Perbanyak konsumsi makanan sehat untuk rambut.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki masalah rambut yang serius, seperti rambut rontok atau gatal.

Sumber :

https://www.halodoc.com/kesehatan/rambut-rontok?srsltid=AfmBOopSp1Dx-Rp518JOLx9hqXype0Kc2RETxkVr0uj4junnj8saqsSh

https://www.alodokter.com/6-ciri-ciri-rambut-rontok-karena-penyakit

Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2025, Sejarah, Tujuan dan Tema Kampanye

Oleh : Kristi Riyandini, SKM

Setiap tanggal 7 April, diperingati sebagai Hari Kesehatan Sedunia. Kenapa dipilih tanggal tanggal 7 April? Apa sebenarnya tujuan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia? Apa yang menjadi tema tahun ini? Mari kita bahas satu persatu.

Sejarah Perayaan Hari Kesehatan Sedunia

  • Peringatan Hari Kesehatan Sedunia pertama kali dilakukan pada 22 Juli 1949
  • Tanggal tersebut kemudian diubah menjadi 7 April yang merupakan tanggal pendirian WHO (World Health Organization) yang merupakan Organisasi Kesehatan Dunia. WHO adalah badan khusus PBB yang bertugas untuk mengkoordinasikan kesehatan masyarakat dunia
  • Setiap tahun, WHO menetapkan tema khusus untuk menjadi fokus kampanye global
  • Tema-tema tersebut meliputi kesehatan mental, perawatan ibu dan anak, dan perubahan iklim. 

Tujuan peringatan 

  • Menarik perhatian dunia terhadap isu-isu kesehatan penting
  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan meningkatkan kesehatan
  • Mendukung pengembangan sistem kesehatan yang mampu memenuhi tantangan kesehatan global.

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2025

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2025 adalah “Healthy Beginnings, Hopeful Futures” atau “Awal yang Sehat, Masa Depan yang Penuh Harapan.” Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, serta mengurangi angka kematian yang bisa dihindari pada kelompok tersebut. Kampanye ini mengajak pemerintah dan organisasi kesehatan di seluruh dunia untuk memberikan dukungan finansial dan sumber daya untuk program-program yang mendukung kesehatan ibu dan bayi baru lahir  untuk  meningkatkan upaya guna mengakhiri kematian ibu dan bayi baru lahir yang dapat dicegah, dan memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang perempuan.

WHO dan mitra juga akan berbagi informasi yang berguna untuk mendukung kehamilan dan kelahiran yang sehat, serta kesehatan pascanatal yang lebih baik.

Data dan Fakta

Membantu setiap wanita dan bayi bertahan hidup dan berkembang merupakan  tugas yang sangat penting. Tragisnya, berdasarkan estimasi yang diterbitkan saat ini, 260.000 wanita kehilangan nyawa karena kehamilan atau persalinan setiap tahun, sementara lebih dari 2 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan mereka dan sekitar 2 juta lainnya lahir mati. Itu kira-kira 1 kematian yang dapat dicegah setiap 7 detik.

Berdasarkan tren saat ini, 4 dari 5 negara secara mengejutkan tidak berhasil memenuhi target untuk meningkatkan kelangsungan hidup ibu pada tahun 2030. Jika tren ini terus berlanjut, banyak negara tidak akan mencapai target global untuk memperbaiki kelangsungan hidup ibu pada 2030.

Upaya yang harus dilakukan

Mendengarkan wanita dan mendukung keluarga

Wanita dan keluarga di manapun membutuhkan perawatan berkualitas tinggi yang mendukung mereka secara fisik dan emosional, sebelum, selama, dan setelah kelahiran.

Sistem kesehatan harus berkembang untuk mengelola banyak masalah kesehatan yang memengaruhi kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Ini tidak hanya mencakup komplikasi obstetrik langsung tetapi juga kondisi kesehatan mental, penyakit tidak menular, dan keluarga berencana.

Yuk ambil seberapapun  peran kita untuk mendukung kesehatan Ibu dan anak.

Sumber:

https://www.who.int/campaigns/world-health-day/2025#

https://kemkes.go.id/eng/agenda-kegiatan/hari-kesehatan-sedunia-2025

Sembelit Saat Puasa?Ini Solusinya

Oleh : Nur Handayani

Ramadhan telah tiba. Masyarakat Muslim menjalankan puasa selama kurang lebih 30 hari. Saat berpuasa kita dihadapkan rasa lapar dan haus. Hal ini wajar karena kita tidak mendapatkan asupan dalam rentang waktu tertentu. Agar tidak mudah lapar saat berpuasa, kita perlu mengkonsumsi makanan serat tinggi saat sahur dan berbuka. Dengan mengkonsumsi makanan serat tinggi, rasa kenyang akan bertahan lebih lama. Dengan mengkonsumsi makan serat tinggi, rasa kenyang akan bertahan lebih lama. Hal ini dikarenakan ketika kita makan makanan serat tinggi memperlambat proses pengosongan lambung. Makanan serat tinggi juga dapat mencegah sembelit. Sembelit sering menjadi keluhan pencernaan yang umum dialami saat puasa karena beberapa alasan seperti adanya perubahan kebiasaan makan.

                 Sembelit atau konstipasi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan buang air besar (BAB) atau frekuensi BAB yang lebih jarang dari biasanya. Ada beberapa penyebab sembelit saat berpuasa, antara lain :

  • Kurangnya serat

       Saat berpuasa kebiasaan makan dapat berubah, sehingga pada kondisi tesebut membuat orang sembarangan dalam makan yang penting perut terisi. Saat sahur dan berbuka puasa tubuh membutuhkan serat agar memperlancar pencernaan. Adapun manfaat konsumsi serat saat berpuasa antara lain :

  1. Membuat kenyang lebih lama
  2. Menjaga kesehatan pencernaan
  3. Membantu menjaga berat badan
  4. Membantu mengatur kadar gula darah
  5. Kurang minum air putih

       Memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama berpuasa sangat penting untuk membantu mencegah dan meredakan sembelit, melancarkan pencernaan, dan mencegah dehidrasi.

  • Perubahan pola makan

       Selama bulan puasa, pola makan biasanya mengalami perubahan drastis. Makanan dan minuman dikonsumsi hanya pada waktu tertentu, dan seringkali kurangnya serat dalam makanan dapat menyebabkan sembelit.

  • Banyak konsumsi makanan berlemak

       Di Indonesia saat buka puasa makanan yang populer adalah gorengan. Gorengan dianggap makanan yang enak dan mengenyangkan dan terbilang murah. Padahal gorengan ini salah satu makanan yang tinggi lemak, dimana makanan tinggi lemak sulit dicerna dan memicu terjadinya sembelit.

  • Kurangnya aktifitas fisik

Puasa seringkali membuat orang menjadi malas bergerak. Kurangnya aktifitas fisik dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan sembelit

  • Sering menahan Buang Air Besar (BAB)

Saat mengabaikan dorongan BAB, dorongan tersebut akan berangsur-angsur hilang sampai akhirnya tidak terasa lagi. Bagi yang sering menahan BAB, sebaiknya hilangkan kebiasaan tersebut. Semakin lama menahan BAB, feses akan semakin lama berada di usus dan mengakibatkan feses menjadi keras dan kering.

  • Gangguan usus

Gangguan usus seperti radang usus, penyumbatan usus besar atau rektum  hingga masalah saraf di sekitar rektum dapat mengganggu aktifitas usus dalam memproduksi dan mengeluarkan feses

Nah, untuk mencegah terjadinya sembelit, ada beberapa tips yang bisa dilakukan :

  • Perbanyak konsumsi makanan berserat saat sahur, berbuka atau makan malam misalnya serat yang berasal dari buah dan sayuran
  • Penuhi kebutuhan cairan saat puasa, setidaknya delapan gelas per hari. Dua gelas air putih saat sahur, dua gelas air putih saat berbuka dan empat gelas air putih saat malam.
  • Batasi atau hindari konsumsi makanan berlemak tinggi seperti gorengan dan produk olahan susu
  • Minum kafein boleh karena dapat memicu rasa ingin BAB, tetapi jangan berlebihan karena meningkatkan asam lambung
  • Olahraga untuk melancarkan saluran cerna, setidaknya 15-30 menit per hari. Olahraga bisa dilakukan menjelang waktu berbuka puasa agar tidak kelelahan
  • HIndari menunda keinginan buang air besar karena kebiasaan ini juga memicu sembelit
  • Konsumsi probiotik seperti yogurt, kefir dan tempe dapat melancarkan BAB
  • Untuk sembelit yang tak kunjung sembuh, coba konsultasikan dengan dokter yang berkompeten

                 Puasa dapat menyehatkan tubuh asalkan dilakukan dengan cara yang benar. Bila sembelit tentu tidak nyaman bagi tubuh, karena seperti menyimpan sampah dalam tubuh. Yuk mulai benahi puasa kita, benahi pola makan kita agar puasa berjalan lancer tubuh menjadi sehat.

Referensi

Candra Swari, Risky. 2021. 5 Penyebab Susah BAB Saat Puasa dan Cara Mengatasinya. www.hellosehat.com tanggal 27 April 2021

Verona Handayani, dr. Verury. 2021. Begini Cara Mengatasi Sembelit Saat Puasa. www.halodoc.com tanggal 22 April 2021

Wening Hayuningtyas, Reszki. 2024. Penyebab dan Cara Mengatasi Sembelit Saat Puasa, Wajib Tahu! www.momsmoney.kontan.co.id tanggal 22 Maret 2024

_______. 2024. Tips Mencegah dan Mengobati Sembelit. www.alodokter.com tanggal 19 Februari 2024

Tim Medis Siloam Hospitals. 2024. 7 Cara Mengatasi Sembelit Saat Puasa Yang Mudah Dilakukan. www.siloamhospitals.com tanggal 22 Agustus 2024

ASAM LAMBUNG VS MAAG

Oleh : Susilawati, S.KM

Yuk Cari tau perbedaan nya..!

Asam lambung dan maag meski memiliki gejala yang sama, tetapi ini adalah dua kondisi yang berbeda. Penyakit asam lambung adalah kondisi ketika asam yang diproduksi oleh lambung naik kekerongkongan dan menyebabkan rasa tidak nyaman seperti dada yang sakit sampai mulas. Sedangkan maag sendiri adalah ketika volume lapisan lendir tebal yang melindungi lambung mengalami penurunan, sehingga asam pencernaan menggerogoti jaringan yang melapisi perut.

Penyebab :

  • Asam Lambung : dapat disebabkan otot kerongkongan bawah yang mengerut, sehingga asam lambung mudah naik. Penyebabnya bisa karena makan terlalu banyak, mengambil posisi tidur setelah makan, obat-obatan yang memiliki efek samping jantung berdebar.
  • Maag : Banyak masyarakat beranggapan maag disebabkan karena terlambat makan. Akan tetapi, maag juga dapat disebabkan karena stress, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi kafein, penyakit autoimun dan infeksi bakteri. Hal tersebut membuat dinding lambung mengalami peradangan.

Gejala :

Penyakit asam lambung biasanya ditandai dengan rasa asam dibelakang mulut, batuk kering, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, gejala seperti asma, mulas yang meningkat sebagai respon terhadap beberapa makanan pemicu dan gejala yang memburuk saat berbaring atau membungkuk.

Sedangkan sakit maag sering ditandai dengan gejala :

  1. Sensasi terbakar di usus, di area antar pusar dan tulang dada
  2. Nyeri atau tidak nyaman dua hingga tiga jam setelah makan
  3. Rasa sakit yang dapat membuat terbangun di malam hari
  4. Rasa sakit yang berkurang setelah makan atau minum obat maag
  5. Darah di kotoran atau muntah

Pengobatan

Asam lambung dan maag memiliki tingkat keparahan yang berbeda, namun terdapat kesamaan pada obat-obatan yang dikonsumsi. Obat-obatan yang biasa diresepkan oleh dokter adalah sebagai berikut :

  1. Antibiotik untuk membunuh bakteri
  2. Antasida untuk menetralisir asam lambung
  3. Histamin untuk mengurangi produksi asam lambung
  4. Obat untuk mengurangi sakit perut akibat asam lambung

Pencegahan

Untuk mencegah maag dan asam lambung, Anda bisa menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, dan mengelola stres. Anda juga bisa menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung. 

Gaya hidup sehat antara lain :

  • Turunkan berat badan berlebih
  • Makan dengan porsi kecil tapi sering
  • Kunyah makanan dengan perlahan
  • Hindari berbaring atau tidur setidaknya 2-3 jam setelah makan
  • Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol
  • Konsumsi snack di sela waktu makan
  • Kelola stres dengan baik

Hindari makanan pemicu asam lambung dan maag :

  • Hindari makanan dan minuman pemicu asam lambung, seperti kopi, coklat, buah-buahan yang asam dan berminyak
  • Hindari makanan pedas yang dapat menyebabkan iritasi dan nyeri ulu hati

Jika asam lambung dan maag sering kambuh sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Perlu kita ketahui jika asam lambung dan maag akan selalu kambuh jika tidak melakukan gaya hidup sehat. Maka dari itu, anda perlu menjaga kebiasaan hidup sehat, asupan gizi seimbang dan kelola stress dengan baik.

https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-perbedaan-antara-asam-lambung-dan-maag?srsltid=AfmBOopDq-hNMSP7mocW_OvCL4_mge78-r-10qxpkqpjTkmwr8mc2tS-
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/perbedaan-maag-dan-gerd

Lagi Diet, Boleh Makan Nasi?

Oleh : Nur Handayani, S.KM

Nasi sering dianggap biang kerok bagi orang yang sedang diet. Nasi seringkali dimusuhi orang diet, dianggap dapat dengan cepat menaikkan berat badan. Benarkah makan nasi dapat merusak pola diet seseorang? Benarkah tidak makan nasi dapat menurunkan berat badan?

                  Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat sederhana, Melansir Healthline, dalam satu porsi nasi putih terdapat kandungan :

  • Kalori
  • Lemak
  • Sodium
  • Karbohidrat
  • Serat
  • Gula
  • Protein

Selain  itu nasi putih juga mengandung vitamin B yang kompleks, seperti niacin, tiamin, dan riboflavin. Nasi juga menjadi sumber mineral tubuh karena mengandung zat besi tinggi, magnesium, dan mangan. Nasi mengandung serat untuk menjaga kesehatan usus dan sistem pencernaan Anda.

                  Bila melihat dari kandungan nasi, sebenarnya kita tidak perlu menghindari makan nasi. Akan tetapi nasi memiliki indeks glikemi tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Memiliki gula darah melebihi kebutuhan energi, tubuh akan mengubah gula menjadi lemak untuk disimpan dan digunakan di masa depan. Tapi, jika Anda tidak bergerak, maka lemak akan menumpuk di tubuh dan membuat berat badan naik.

                  Nasi putih tetap dapat dikonsumsi walaupun sedang diet karena dibutuhkan untuk sumber energi. Kita dapat makan nasi putih dengan menyesuaikan porsi kebutuhan masing-masing orang. Setiap orang mempunyai kebutuhan kalori yang berbeda. Jadi baik dalam kondisi diet atau tidak. Akan tetapi tidak dibenarkan bila kita makan nasi putih sepuasnya, tetap diperhatikan porsinya.

                  Spesialis gizi dalam tulisan bukunya, dr Davie Muhamad, SpGK, menjelaskan bahwa hal yang perlu diperhatikan selama proses diet agar bisa menurunkan berat badan adalah defisit kalori. Jika misalnya seseorang kebutuhan kalorinya 1.500 kalori per hari, bisa dikurangi secara perlahan menjadi 1.300 kalori dan seterusnya. Jadi tidak hanya nasi yang diperhatikan porsi tapi juga makanan lain yang kita makan. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan ketika sedang diet :

  • Kontrol porsi makan nasi dengan baik
  • Perbanyak makanan protein
  • Kebutuhan serat terpenuhi dengan makan sayur
  • Apabila tidak ingin makan nasi putih, dapat diganti dengan makanan sumber karbohidrat lainnya, seperti dengan roti gandum, kentang, oat, atau mengganti beras putih dengan beras merah.
  • Hindari makan camilan, karena kalori yang masuk ke tubuh kamu jauh lebih besar jika kamu makan camilan dibandingkan dengan makan nasi. Apalagi jika camilan yang kamu konsumsi tinggi garam.
  • Kurangi gula, karena sama halnya dengan makan camilan, mengonsumsi makanan atau minuman tinggi gula justru menambah kalori yang masuk ke tubuh, meskipun kamu tidak makan nasi.
  • Imbangi dengan olahraga, setidaknya selama 30 menit setiap hari. Lakukan jalan kaki sudah cukup untuk membantu mengurangi berat badan.
  • Mengurangi porsi makanan dari biasanya, perbanyak makan buah, sayur, dan kacang-kacangan.
  • Mengurangi penggunaan minyak (gorengan) dan santan. Dianjurkan memasak dengan cara dikukus, direbus, dan dipanggang.
  • Mengurangi makanan dan minuman manis.
  • Mengurangi penggunaan garam dan makanan yang diawetkan, diasinkan, dan makanan kalengan.
  • Hindari susu tinggi lemak.
  • Perbanyak makan ikan.

                  Pola makan yang sehat perlu diimbangi dengan olahraga rutin, istirahat yang cukup dan upayakan untuk dapat mengelola stress. Yuk, mulai sekarang kita upayakan untuk mengatur pola makan kita dan menerapkan pola hidup sehat agar tubuh sehat dan hidup berkualitas.

Referensi

Tim Detik Health. 2024. Diet Jangan Takut Makan Nasi, Tetap Bisa Turun Berat Badan Asalkan…. https://www.detik.com/ tanggal 22 Januari 2024

CNN Indonesia. 2024. Tak Makan Nasi Putih Bisa Bantu Turunkan BB, Benarkah? https://www.cnnindonesia.com/ tanggal 19 April 2024

Anastasia, Tamara. 2020. Berhenti Makan Nasi saat Diet, Perlukah? https://www.klikdokter.com/ tanggal 17 November 2020

Yulia Ferdiaz, Nikita. 2020. Bisa Turun 4 Kg dalam Seminggu Tapi Masih Makan Nasi, Begini Caranya! https://health.grid.id/ tanggal 6 Januari 2020

dr. Fadhli Rizal Makarim. 2020. Diet Tanpa Makan Nasi, Seberapa Efektif? https://www.halodoc.com tanggal 28 Januari 2020

 Nurulia, Ruri. 2019. Makan Nasi Lebih Banyak Bisa Cegah Obesitas? https://www.klikdokter.com/ tanggal 10 Mei 2019

Viral Metode Healing : Silent Walking

Oleh : Nur Handayani, S.KM

Platform sosial media seringkali memunculkan beberapa tren di masyarakat. Kali ini jagad sosial media tengah tren metode healing “Silent Walking”. Tren ini viral ketika salah satu TikToker bernama Mady Maio memposting saat melakukan Silent Walking. Kemudian menjadi viral di sosial media. Sebenarnya apa itu Silent Walking. Silent Walking secara sederhana merupakan olahraga jalan kaki tanpa adanya gangguan. Tanpa gangguan perangkat earphone bluetooth berikut pemutar musiknya, tanpa ngobrol dengan teman termasuk tanpa gangguan hewan piaraan. Jadi saat berjalan kita seperti menyatu dengan alam.

                  Silent Walking menurut sejumlah pakar bukanlah hal yang baru. Sebut saja Lalah Delia, penulis buku mindfulness ‘Vibrate Higher Daily’ menjelaskan, ide ini tidak benar-benar baru. Para biksu Budha Zen sejak lama mempraktikkan tren ini dengan nama berbeda yaitu meditasi berjalan. Masih menurut pakar, tren ini sebenarnya menjadi sebuah momentum yang pas tatkala pandemi seperti Covid-19 kemarin. Dimana saat terjadi pandemi, muncul sebuah kegelisahan dan depresi yang cukup meningkat pada masyarakat. Sehingga masyarakat membutuhkan pendekatan alami dan integratif seperti Silent Walking guna meningkatkan kesehatan mental. Hal tersebut dinyatakan secara jelas oleh Praktisi kedokteran integratif, Suzanne Hackenmiller.

                  Sejumlah pakar mengungkapkan bahwa ada beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika menjalani Silent Walking :

  • Berjalan di lingkungan yang tenang atau sepi
  • Cukupi kebutuhan tubuh seperti makan dan minum supaya tidak terdistraksi oleh lapar dan haus
  • Pastikan tidak ada ponsel maupun hewan peliharaan untuk menemani. Benar-benar hanya seorang diri
  • Fokus pada perasaan, pernapasan, dan keindahan lingkungan sekitar.

Poin-poin penting yang dapat perlu kita perhatikan saat melakukan Silent Walking yang baik saat berolahraga:

  1. Temukan tempat yang tenang
  2. Mulailah dengan niat yang jelas
  3. Pusatkan perhatian pada langkah kaki
  4. Jaga postur tubuh yang baik
  5. Pernapasan yang teratur
  6. Hindari gangguan
  7. Tetap konsisten dan santai

            Berjalan kaki dengan metode Silent Walking walaupun sederhana, ternyata memberikan sejumlah manfaat, antara lain :

  1. Manfaat untuk fisik

Studi tahun 2022 dalam jurnal Molecular Psychiatry menunjukkan, berjalan kaki selama 60 menit di alam terbukti dapat mengurangi aktivitas otak yang terkait dengan stres, serta menurunkan tekanan darah.

  • Mengurangi stres dan kecemasan

Silent Walking membantu mengurangi kecemasan dan stres karena aktivitas ini mendorong tubuh dan pikiran untuk rileks

  • Meningkatkan kesehatan jantung dan fisik

Seperti bentuk olahraga jalan kaki lainnya, Silent Walking dapat meningkatkan kesehatan jantung, mengontrol berat badan, dan meningkatkan stamina.

  • Meningkatkan kualitas tidur

Penurunan stres dan peningkatan ketenangan yang diperoleh dari Silent Walking dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Pikiran yang lebih tenang sebelum tidur dapat membantu individu untuk tidur lebih nyenyak dan bangun dengan perasaan lebih segar.

  • Menurunkan adiksi gadget

Di zaman sekarang, sulit untuk melepaskan diri dari penggunaan gadget. Namun, Anda mampu mengurangi ketergantungan tersebut dengan silent walking.

  • Menjadi lebih waspada

Jalan kaki itu bersifat mediasi. Artinya, seseorang dalam posisi tenang dan menciptakan ruang untuk benar-benar memperhatikan apa yang ada di sekitar saat berjalan kaki.

  • Membantu Pertumbuhan Otak

sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam Brain Structure and Function, yang melibatkan tikus menemukan bahwa keheningan dapat menjadi katalis proaktif untuk neurogenesis, yakni pembentukan sel-sel otak baru. Meski otak manusia tentu lebih kompleks dari otak tikus, tapi dengan penelitian ini memberikan secercah harapan tentang bagaimana otak yang bereaksi terhadap keheningan. Silent walking dengan memilih tempat yang tenang dan sunyi bisa menjadi cara yang tepat untukmu memaksimalkan manfaat berjalan tanpa suara untuk otakmu.

  • Menyelaraskan tubuh dan pikiran
  • Meningkatkan kreativitas
  • Meningkatkan kesadaran diri

                  Seperti yang kita ketahui, Silent Walking identik dengan keheningan. Dan saat ini sedang menjadi tren yang banyak dilakukan oleh orang. Dengan hadirnya tren ini pun menjadi pengingat untuk terkadang melepaskan diri dari teknologi, agar lebih dekat dengan diri sendiri dan alam. Lalu apakah berjalan kaki dengan mendengarkan musik berbahaya?  Melansir dari Eating Well, penelitian tahun 2019 oleh Sports yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Samford menunjukkan, peserta yang mendengarkan musik yang mereka sukai saat berolahraga merasa tidak terlalu lelah selama latihan, karena mereka mampu melepaskan diri dengan cara yang positif. Akan tetapi perlu diperhatikan pula pemakaan earphone terlalu lama juga tidak baik untuk kesehaan telinga. Sehingga tetap perlu bijak dalam pemakaian teknologi tersebut. Pada dasarnya baik Silent Walking maupun berjalan kaki sambil mendengarkan musik melalui perangkat teknologi, sama-sama mengajarkan kita bergerak dan melangkah untuk berjalan kaki. Tentu dengan menjalaninya kita dapat merasakan manfaatnya. Nah, Kalau kamu lebih suka yang mana, Silent Walking atau berjalan kaki dengan ditemani musik?

Referensi

Novita Anggraini, dr. Dyah. 2024.  Mengenal Istilah Silent Walking atau Meditasi Berjalan. https://www.klikdokter.com/ tanggal 18 September 2024

Ayu Sartika, Resa Eka. 2024. Jadi Tren di TikTok, Apa Itu Silent Walking? https://www.kompas.com/ tanggal 20 September 2024

CNN Indonesia. 2024. Silent Walking Lagi Tren, Ini 5 Manfaatnya. https://www.cnnindonesia.com/ tanggal 17 September 2024

Apriliani, Rini. 2024. ‘Silent WalkingMendadak Jadi Tren di Medsos dan Disebut Datangkan Banyak Manfaat, Apa Itu? https://www.beautynesia.id/ tanggal 25 September 2024

Uyung Pramudiarja, AN. 2024. Apa Itu Silent Walking? Tren ‘Healing’ Terbaru di TikTok. https://health.detik.com/ tanggal 17 September 2024

Kresnomurti, Bimo. 2024. Kenali Tren Silent Walking: Pengertian, Manfaat, dan Cara Memulainya. https://kesehatan.kontan.co.id/ tanggal 21 September 2024