Waspada Tren Diabetes pada Anak
Oleh : Nur Handayani, S.KM
Penyakit gula atau diabetes sering dikira hanya terjadi pada kalangan orang dewasa, terjadi pada bapak dan ibu yang sudah lanjut usia. Tapi pada kenyataannya, saat ini tren diabetes tengah terjadi pada usia anak-anak. Menurut IDAI, dari rentang waktu tahun 2010 hingga tahun 2023 terjadi lonjakan 70 kali lipat kasus diabetes pada anak. Dikutip dari pernyataan IDAI melalui CNN, tercatat ada 1.645 anak mengalami diabetes. Angka tersebut adalah data kumulasi hingga 31 Januari 2023. Dari data tersebut, sebanyak 46,23 persen berada di usia 10 sampai 14 tahun dan 31,05 persen lainnya didominasi oleh usia 5 sampai 9 tahun. Pasien diabetes anak juga didominasi oleh anak perempuan. Peningkatan kasus diabetes pada anak bukan hal mudah untuk menentukan akar masalahnya.
Sebagaimana kita tahu saat ini dilingkungan masyarakat muncul berbagai gerai yang menjual pangan manis. Akan mudah bagi kita untuk menemukan minuman teh kekinian, minuman berpemanis dalam kemasan, jajanan kekinian dengan kadar gula tinggi dan makanan cepat saji. Apabila dibandingkan dengan makanan sehat, tentu makanan tidak sehat terutama dengan kadar gula tinggi dinilai praktis dan lebih terjangkau. Pada beberapa makanan kemasan terdapat label kandungan nutrisi makanan, tetapi pada beberapa pangan yang tidak dikemas, seringkali tidak mencantumkan label. Walaupun terdapat label kandungan nutrisi pada kemasan, seringkali label kemasan tidak dibaca. Pengambilan keputusan tentang batasan konsumsi gula tergantung dari masyarakat penikmat minuman itu sendiri. Tapi masyarakat masih banyak yang tetap mengkonsumsi minuman-minuman tinggi gula.
Masih mengenai label kemasan. Ada beberapa makanan dan minuman kemasan yang mencantumkan kandungan gula pada kemasan, tapi produk tidak menampilkan saran batas konsumsi gula harian. Padahal tidak semua masyarakat terpapar informasi mengenai pola makan sehat termasuk didalamnya informasi batasan konsumsi gula. Ketidaktahuan masyarakat ini kemudian membuat masyarakat tetap mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Ini berbahaya ketika kebiasaan tersebut menjadi pola asuh dan pola makan yang diturunkan kepada anak-anak. Saat pola asuh dan pola makan ‘tidaksehat” diterapkan pada anak-anak, tentunya membuat anak-anak dengan bebas mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan kemudian menjadi kebiasaan yang buruk.
Kebiasaan buruk ini semakin didukung oleh aktfitas fisik anak-anak zaman sekarang yang dirasa kurang. Teknologi sekarang menjadi salah satu pemicu aktifiitas fisik. Bayangkan saja, dulu saat ingin berbelanja sayur atau ke rumah tetangga yang agak jauh, kita harus berjalan kaki untuk mencapainya. Sekarang, kita dipermudah dengan teknologi, dengan memakai aplikasi di gadget, belanja pun hanya dari rumah. Anak-anak zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di depan gadget, sehingga aktifitas fisik tidak ada. Bila aktifitas fisik tidak ada, makan tidak terkontrol anak bisa menjadi obesitas. Hal ini pula yang kemudian memicu diabetes pada anak.
Sungguh hal miris ketika 10 tahun ke depan generasi penerus kita digadang-gadang menjadi generasi emas dalam meneruskan pembangunan bangsa kita tetapi, anak-anak kita menjadi penderita diabetes. Penyakit diabetes itu dampaknya jangka panjang bahkan dapat menyebabkan penyakit lain seperti jantung dan hipertensi. Perlu untuk kita belajar mengenali gejala diabetes pada anak, agar lebih cepat tertangani sejak dini. Berikut beberapa gejala nya :
- Anak sering buang air kecil
- Anak merasa haus yang berlebihan
- Nafsu makan anak meningkat
- Berat badan anak menurun tanpa sebab yang jelas
- Anak tidak berenergi dan perilakunya berubah
- Luka pada tubuh anak sulit sembuh
- Warna kulit anak menghitam
Ada baiknya sebelum sakit kita dapat merubah pola hidup kita agar kita dan generasi penerus kita terhindar dari diabetes. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk dapat mencegah penyakit diabetes :
- Mempertahankan berat badan ideal
- Perbanyak makan buah dan sayur
- Kurangi minum minuman manis dan bersoda, kurangi makanan manis
- Membiasakan pola makan sehat
- Aktif berolahraga
- Batasi waktu penggunaan gadget
- Melakukan pemeriksaan secara berkala
Diabetes dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal golongan usia. Hal ini diharapkan menjadi perhatian untuk kita semua. Untuk menjadi sehat tentu tidak saja niat tapi butuh untuk mengusahakannya. Karena tidak mungkin tidak terlihat jajanan,minuman dan makanan cepat saji yang terpampang nyata di luar sana. Tapi akan lebih bijak ketika kita mampu mengendalikan diri. Bukan tidak boleh tetapi paling tidak kita dapat membatasi makanan maupun minuman tinggi gula. Sehat itu pilihan, karena sehat itu mahal, keputusan ada ditangan kita. Kebiasaan yang baik tentu akan menurun hal yang baik pula untuk generasi kita. Yuk biasakan hidup sehat, mulai diri kita sendiri.
Referensi :
Kementrian Kesehatan RI. 2023. Mengenal Diabetes pada Anak. https://yankes.kemkes.go.id/ tanggal 19 Desember 2023
BBC. 2023. Kasus diabetes anak meningkat ‘sangat mengkhawatirkan’, imbas makanan-minuman manis ‘mudah dijangkau’ – ‘regulasi belum cukup melindungi,’ kata peneliti. https://www.bbc.com/ tanggal 6 Februari 2023
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Tak Hanya Orang Dewasa, Diabetes Juga Bisa Terjadi Pada Anak-anak. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ tanggal 15 November 2019
Abi Prasetyo, Devandra. 2024. IDAI Ungkap Angka Diabetes Anak Meningkat 70 Persen! Ini Penyebabnya. https://health.detik.com/ tanggal 23 Juli 2024
Kementrian Kesehatan RI. 2024. Saatnya Mengatur Si Manis. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ tanggal 10 Januari 2024