Selama bulan ramadhan, seluruh umat muslim diharuskan untuk menahan lapar dan dahaga selama lebih dari 12 jam. Jika pengaturan pola makan dan minum kita tidak tepat, tubuh tidak akan terhidrasi dengan baik dan tidak pula terpenuhi kebutuhan vitamin hariannya. Selain itu, kewajiban untuk meningkatkan volume ibadah dan bangun di pertengahan malam untuk santap sahur, membuat pola tidur tidak teratur. Kondisi demikian dapat menyebabkan terganggunya kesehatan seseorang. Sehingga dengan demikian perlu panduan atau tips menjaga kesehatan tubuh selama bulan ramadhan yang harus dipahami dan diterapkan dengan baik.
Panduan Pola Makan Saat Berpuasa
Saat Berbuka
Mulailah berbuka dengan minuman manis secukupnya sehingga cepat memberikan energi untuk tubuh dan membuat tubuh cepat menjadi segar kembali. Gula atau sirup merupakan karbohidrat sederhana yang mudah dicerna, sehingga dalam waktu sekitar 10 menit energi tubuh kita akan meningkat. Saat berbuka ini, kita bisa minum 1-2 gelas air putih agar tubuh segera terhidrasi kembali. Ingat, cukup beberapa teguk air putih dulu, setelah itu bertahap.
Setelah Berbuka
Setelah berbuka dengan minuman manis dan camilan ringan (paling baik adalah kurma atau sup buah dan snack bergizi), maka jangan langsung mengonsumsi makanan porsi (makan besar). Beri jarak agar tubuh siap mencerna makanan kembali. Ibaratnya mesin, perlu pemanasan.
Setelah Tarawih
Setelah tubuh dirasa segar kembali, baru kita mulai mengonsumsi makanan besar, yaitu nasi (atau penggantinya) beserta lauk pauk, sayur dan buah. Terapkan gizi seimbang yaitu makanan terdiri dari sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Jika malam masih merasa belum kenyang, dapat mengonsumsi snack dan buah secukupnya.
Saat Sahur
Pola makan sama dengan saat malam yaitu nasi (atau penggantinya) beserta lauk pauk, sayur dan buah. Terapkan gizi seimbang yaitu makanan terdiri dari sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Panduan Konsumsi Air Putih Saat Puasa
Manfaat minum air putih yang cukup ketika menjalankan ibadah puasa dapat menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa diwajibkan untuk menahan haus selama siang hari, Anda sebaiknya mengatur pasokan cairan di dalam tubuh. Tubuh membutuhkan air mineral untuk dikonsumsi sebanyak 1 sampai 2,5 liter atau setara dengan 6-8 gelas setiap harinya. Jika tidak dapat mengatur asupan air saat berpuasa, maka akan merasakan haus ketika berpuasa. Apalagi bila ada masalah lain seperti bibir kering dan pecah-pecah, dan merasa lemas.
Konsumsi air putih yang cukup ketika puasa bukan hanya menghindarkan dari penyakit, tetapi juga membuat puasa berjalan lancar. Maka Anda sebaiknya memenuhi asupan cairan selama berpuasa dengan mengikuti ketentuan minum saat puasa yang tepat.
Saat Puasa kita bisa membagi asupan cairan menjadi delapan waktu yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, delapan waktu tersebut yakni:
Setelah bangun tidur
Sebelum sahur
Setelah sahur menjelang imsak
Ketika berbuka atau membatalkan puasa
Setelah shalat maghrib
Setelah makan malam
Setelah shalat isya
Setelah shalat tarawih
Dengan menerapkan panduan dan tips diatas, diharapkan mampu menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa di bulan Suci Ramadhan. Badan sehat, puasa dan ibadah lainnya lancar.
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit menular yang paling banyak menyerang manusia di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), TB menyebabkan sekitar 1,5 juta kematian setiap tahunnya pada tahun 2020 dan menjadi penyebab kematian terbesar ke-13 di dunia dan penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua setelah COVID-19 (di atas HIV/AIDS). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang organ tubuh manusia, terutama paru-paru.
Meskipun telah ada program pencegahan dan pengobatan TB selama beberapa dekade, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan global. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penyebaran TB adalah perubahan iklim. Perubahan iklim dapat memengaruhi ekologi dan lingkungan tempat hidup bakteri penyebab TB, serta ketersediaan dan aksesibilitas pengobatan TB.
Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Penyebaran Tuberkulosis
Perubahan Iklim dan Lingkungan
Perubahan iklim dapat memengaruhi ekologi dan lingkungan tempat hidup bakteri penyebab TB. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran TB dengan mempercepat atau memperlambat siklus hidup bakteri penyebab TB. Misalnya, penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban yang lebih tinggi dapat mempercepat laju reproduksi bakteri penyebab TB. Selain itu, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan air, serta tingkat kepadatan penduduk, yang semuanya dapat mempengaruhi penyebaran TB.
Perubahan Iklim dan Ketersediaan Pengobatan TB
Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi ketersediaan dan aksesibilitas pengobatan TB. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan obat-obatan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses pengobatan TB. Misalnya, bencana alam seperti banjir atau tanah longsor dapat mengganggu akses ke pusat kesehatan atau bahkan merusak stok obat-obatan. Selain itu, perubahan iklim dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dan kerentanan sosial, yang semuanya dapat mempengaruhi akses masyarakat terhadap pengobatan TB.
Perubahan Iklim dan Pergerakan Populasi
Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pergerakan populasi manusia, yang dapat mempengaruhi penyebaran TB. Perubahan iklim dapat menyebabkan bencana alam atau perubahan lingkungan yang memaksa orang untuk berpindah dari tempat tinggal mereka. Perpindahan ini dapat menyebabkan penyebaran TB di antara populasi yang bergerak, serta meningkatkan risiko penyebaran TB ke wilayah baru.
Strategi Penanggulangan Tuberkulosis di Era Perubahan Iklim
Dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi penyebaran TB, dibutuhkan strategi penanggulangan yang tepat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan di antaranya adalah:
Meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan. Salah satu cara untuk mengurangi risiko penyebaran TB adalah dengan meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan TB. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perawatan kesehatan, serta dengan meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan yang tepat.
Menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih dapat membantu mengurangi penyebaran TB. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan menjadi sangat penting untuk menanggulangi penyakit ini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kebersihan lingkungan, serta dengan meningkatkan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai.
Meningkatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyebaran TB. Oleh karena itu, meningkatkan tingkat vaksinasi dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dan meningkatkan akses terhadap vaksin.
Mengurangi emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab perubahan iklim. Oleh karena itu, mengurangi emisi gas rumah kaca dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim pada penyebaran TB. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan dan mengurangi penggunaan energi fosil.
Meningkatkan pemantauan dan pengawasan. Pemantauan dan pengawasan menjadi sangat penting dalam mengatasi penyebaran TB di era perubahan iklim. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sistem pemantauan dan pengawasan penyakit, serta meningkatkan koordinasi antara pihak-pihak terkait.
Dalam menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi penyebaran TB, strategi penanggulangan yang tepat sangatlah penting. Melalui upaya-upaya yang telah disebutkan di atas, diharapkan penyebaran TB dapat diatasi dengan lebih efektif.
Referensi:
Basu, S., & Stuckler, D. (2012). The effect of climate change on global tuberculosis control. The Lancet Infectious Diseases, 12(10), 857-865. doi: 10.1016/S1473-3099(12)70164-3
Gao, S., & Wang, X. (2016). The impact of climate change on the transmission of tuberculosis in China. Journal of Theoretical Biology, 404, 35-41. doi: 10.1016/j.jtbi.2016.06.016
Hales, S., & Baker, M. G. (2002). Epidemic tuberculosis in New Zealand: quantitative assessment of the risks associated with environmental and social factors. American Journal of Public Health, 92(5), 817-823. doi: 10.2105/AJPH.92.5.817
Dalam mewujudkan upaya peningkatan kualitas layanan di RS Paru Respira, pada tahun 2023 ini telah dilaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) di RS Paru Respira dengan hasil Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 83,29 dengan Mutu Pelayanan B dan Kinerja Unit Layanan dalam kategori Baik.
SKM dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna layanan dan memperoleh umpan balik berupa keluhan, saran atau masukan guna meningkatkan kualitas pelayanan. RS Paru Respira Dinas Kesehatan DIY senantiasa akan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama pengguna layanan yang telah berpartisipasi dalam Survei Kepuasan Masyarakat ini.
Terapi komplementer adalah terapi tradisional yang diberikan untuk mendukung terapi pengobatan modern (pengobatan medis). Dalam perkembangannya, terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara, bahkan di negara-negara maju seperti Amerika, China, dan Taiwan, terapi komplementer menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Changhua Christian Hospital (CCH) adalah salah satu rumah sakit besar dan ternama di Taiwan, adalah salah satu penggagas rumah sakit yang memasukkan terapi komplementer pada layanan kesehatan. Terapi komplementer yang ada di CCH antara lain yoga, terapi musik, terapi seni, aromaterapi, acupuntur, pijat, tai chi, dan herbal China. Untuk pemilihan jenis terapi komplementer disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Misalnya pada pasien kanker yang mengalami masalah nyeri dan gangguan tidur, dipilih terapi komplementer aromaterapi dengan menggunakan minyak atsiri (minyak esensial). Penggunaan aromaterapi minyak esensial dapat membantu merelaksasikan tubuh sehingga nyeri berkurang dan kualitas tidur meningkat.
Minyak
esensial adalah minyak yang dihasilkan dari jenis tumbuhan tertentu. Minyak ini
berwujud cairan kental yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas.
Manfaat dari minyak esensial beragam, tergantung dari tanaman apa minyak
tersebut dihasilkan. Lavender adalah salah satu jenis tanaman esensial yang
hasil olahannya dapat digunakan sebagai aromaterapi. Kandungan utama dari bunga
lavender adalah linalyl asetat dan linalool. Linalool ini
yang mempunyai peran memunculkan efek anti cemas atau relaksan. Adapun hasil
olahan dari minyak esensial lavender, selain digunakan untuk aromaterapi, bisa
juga digunkan sebagai pengusir nyamuk, antioksidan, perawatan kulit, dan
perawatan rambut.
Aromaterapi
lavender biasanya dalam bentuk water diffuser atau dalam bentuk variasi
jenis parfum yang lainnya. Penggunaan aromaterapi lavender tidak hanya terbatas
pada pasien kanker yang mengalami nyeri dan gangguan tidur. Pasien yang
mengalami kecemasan dalam mengahadapi suatu keputusan medis seperti menjelang
dilakukannya operasi, cemas karena adanya vonis diagnosa kronis, nyeri post
operasi, kebingungan mengambil keputusan, kehilangan fungsi tubuh, dan
kecemasan akibat yang lainnya, dapat diberikan intervensi pemberian aromaterapi
lavender untuk mendukung terapi medis yang telah diberikan. Penelitian yang
dilakukan oleh Annisa tahun 2020 menyatakan bahwa aromaterapi lavender dapat
digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Senada dengan penelitian
tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Maharani pada tahun 2021 menyatakan
bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan insomnia pada remaja.
Dengan
adanya evidance based yang ada, dan juga telah digunakannya aromaterapi sebagai
terapi komplementer di beberapa rumah sakit negara maju seperti di CCH Taiwan,
aromaterapi lavender dapat dijadikan salah satu pilihann terapi komplementer
pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan, nyeri, dan gangguan pola tidur.
Selain karena manfaatnya, aromaterapi lavender juga memiliki efek samping yang
kecil dan cocok ditanam di iklim tropis seperti di Indonesia.
Pengolahan tanaman lavender pun
tergolong mudah. Seperti kebanyakan tanaman atsiri yang lainnya, bahwa ketika
akan dipanen, dua minggu sebelumnya tanaman akan dibuat “stress” terlebih
dahulu dengan cara tidak dipupuk dan disiram. Dengan adanya kondisi “stress” pada
tanaman atsiri, berakibat semakin banyak minyak esensial yang dihasilkan.
Kemudian setelah dilakukan panen, bunga lavender masih perlu didiamkan pada
ruang kering paling tidak dua hari. Setelah mengering, bunga lavender siap
untuk diolah untuk menghasilkan minyak esensial. Salah satu proses mengolah
bunga lavender menjadi minyak esensial adalah dengan proses penyulingan
(distilasi), adapun jenis penyulingan ada tiga yaitu penyulingan rebus,
penyulingan kukus, dan penyulingan uap. Dan dari ketiga jenis penyulingan
tersebut, penyulingan kukus lebih banyak dipilih karena kualitas dan kuantitas
minyak esensial yang dihasilkan lebih baik. Kemudian minyak esensial lavender
hasil pengolahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku beberapa produk,
misalnya water diffuser, parfum, dupa lavender,lotion anti nyamuk, dan bahkan
digunakan sebagai campuran bahan makanan.
Nah sekarang sudah tau kan manfaat lavender?? Ya…salah satunya dapat digunakan untuk menunjang kesehatan, sebagai terapi komplementer yaitu aromaterapi lavender yang jika digunakan baik dengan difusser ataupun parfum, dapat menurunkan kecemasan, mengurangi nyeri, dan membuat tidur lebih nyenyak.
Generasi millenial yang berdaya saing diharapkan mampu berkontribusi dalam program eliminasi TBC di era industri 4.0. Pada era ini generasi millenial sangat terbuka kesempatannya untuk belajar, berlatih, berinovasi, berimajinasi, berkarya serta berkontribusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta keikutsertaan dalam pendidikan kesehatan. Generasi millenial yang sangat akrab dengan teknologi dan dunia automasi diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam pembangunan di bidang kesehatan melalui upaya promotif dan preventif P2 TBC (Pencegahan dan Pengendalian TBC). Generasi millenial ini harus dibekali dengan pendidikan kesehatan dalam hal ini yang berkaitan dengan bahaya TBC agar mampu mendukung keberhasilan program eliminasi TBC.
Sejak era Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, peran serta potensi besar generasi muda telah diakui oleh Presiden Ir. Soekarno. “Beri Aku Sepuluh Pemuda, Niscaya Akan Kuguncangkan Dunia”. Kutipan pidato tersebut menyiratkan pesan yang sangat kuat bahwa pemuda bisa menciptakan perubahan yang sangat besar bagi Bangsa Indonesia. Generasi muda saat ini lebih sering kita kenal dengan istilah generasi millenial. Millenial generation atau generasi millenial, memang tidak memiliki demografi khusus, namun para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun lahir. Penggolongan ke dalam generasi millenial mencakup mereka yang lahir pada tahun 1980 hingga awal tahun 2000-an.
William Strauss dan Neil Howe percaya bahwa setiap generasi mempunyai karakteristik umum yang akan menjadi karakter generasi itu sendiri dengan 4 pola yang berulang. Mereka berhipotesis bahwa generasi millenial akan mirip dengan generasi yang lebih berwawasan sipil dengan empati yang kuat terhadap komunitas lokal dan global. Bangsa Indonesia sangatlah mengharapkan peran generasi millenial untuk menjadi agen perubahan (Agent of Change). Harapan tersebut tercipta mengingat generasi millenial memiliki ide-ide yang selalu segar, pemikiran yang kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui berbagai upaya hingga tercipta perubahan dan perkembangan.
Berbicara mengenai generasi millenial mengingatkan pada fakta bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Bonus demografi merupakan suatu kondisi struktur penduduk usia produktif sangat besar, sementara proporsi penduduk yang tidak produktif semakin kecil dan belum banyak. Penduduk tidak produktif merupakan penduduk yang berusia kurang dari 14 tahun dan di atas 64 tahun. Dilihat dari struktur demografinya, pada tahun 2020-2030 Indonesia berpeluang untuk mengalami bonus demografi. Negara ini akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif. Penduduk dengan usia tidak produktif berkurang menjadi 60 juta jiwa. Hal ini berarti bahwa 10 orang usia produktif hanya akan menanggung 3 – 4 orang usia tidak produktif. Namun, ibarat pedang bermata dua, di samping bonus demografi di Indonesia bisa memberikan dampak positif bagi tujuan pembangunan nasional, dapat juga memberikan dampak negatif pada upaya pembangunan bangsa. Tanpa diiringi sumber daya manusia yang baik, bonus demografi tersebut akan menjadi beban bangsa.
Beban bangsa yang dimaksud satunya ialah beban dalam pencegahan dan pengendalian penyakit. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia menargetkan eliminasi TBC di tahun 2030. Jika negara tidak mempersiapkan diri untuk mengahdapi tantangan besarnya angka kejadian TBC di Indonesia, maka bonus demografi menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, demikian seperti dikutip dari pernyataan Menteri Kesehatan dr. Nila F. Moeloek bahwa bonus demografi yang diprediksi menjadi generasi emas Indonesia akan berbalik menjadi bencana jika kita tidak bermitra untuk mengakhiri TBC.
Perlu kita ketahui bersama bahwa tuberkulosis atau yang sering kita dengar dengan istilah TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab TBC cenderung menyerang paru-paru, namun bakteri ini juga mampu menyerang organ lain di tubuh, seperti laring, tulang, selaput otak, ginjal, kelenjar getah bening, serta saluran pencernaan.
Pada tahun 2017 terdapat 1,3 juta kasus kematian akibat TBC dengan HIV negatif, dan sekitar 300.000 kasus kematian akibat TBC dengan HIV posistif. Berdasarkan laporan WHO Global Report pada tahun 2018, insidensi kasus TBC di Indonesia mencapai 842.000 kasus dengan angka kematian mencapai 107.000 kasus. Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan tertinggi ketiga di dunia untuk beban kasus TBC setelah India dan Cina. Risiko penularan TBC dapat dikurangi jika semua pasien TBC dapat ditemukan dan diobati sampai sembuh. Akan tetapi, dewasa ini, Balitbang Kemenkes menemukan bahwa dari 842.000 kasus, baru 53% yang ternotifikasi dan diobati, sisanya belum diobati atau sudah diobati namun belum dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan. Selain itu, TBC kebal obat atau dalam dunia kesehatan dikenal dengan multi drugs resistant TB (MDR TB) serta TBC yang menyerang orang HIV posistif atau TB HIV juga merupakan masalah terkait tuberkulosis yang perlu mendapat perhatian. Estimasi insiden TB HIV sebesar 36.000 kasus, dengan mortalitas 9.400 kasus, sedangkan TB MDR diperkirakan sebanyak 23.000 kasus.
Berikut ini adalah data penyakit TBC dari WHO. Dari ketiga negara dengan angka kejadian TBC terbesar di dunia, yaitu India, China, dan Indonesia. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat bahwa angka kecakupan pengobatan TBC dan angka keberhasilan pengobatan TBC di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Cina bahkan India. Namun begitulah fakta yang terjadi di Indenesia.
TBC memberikan dampak yang sangat besar terhadap kondisi sosial dan keuangan pasien, keluarga dan masyarakat, yang tentu saja hal ini akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat dalam skala nasional maupun global. Sebagian besar infeksi TBC terjadi pada usia produktif antara 15 dan 54 tahun, yang secara langsung akan berpengaruh pada produktivitas penderitanya. Meskipun diagnosis dan pengobatan tuberkulosis gratis, pasien TBC harus menanggung biaya transportasi, akomodasi, gizi dan kerugian akibat ketidakmampuan untuk bekerja yang mengakibatkan kehilangan penghasilan. Beban keuangan yang tinggi dapat menyebabkan pasien tidak mendapatkan diagnosis, tidak memulai pengobatan, bahkan dapat berhenti pengobatan. Kondisi tersebut akan berisiko tinggi menularkan penyakit TBC ke orang lain dan yang lebih fatal lagi dapat berkembang menjadi TBC kebal obat atau Multidrug Resistant TB (MDR-TB).
Beban terbesar dari kerugian yang dialami oleh pasien TBC merupakan dampak dari kehilangan waktu produktif karena kecacatan dan kematian dini. Beban TBC di Indonesia per tahun sebesar Rp. 24,7 Milyar, sedangkan TBC MDR yaitu 5,5 milyar. Dampak kerugian ekonomis akibat penyakit TBC sekitar 130,5 milyar, TB-MDR sebesar 6,2 milyar. Selain itu, TBC juga berdampak pada sektor swasta, seperti pada skala makro dimana suatu korporasi dapat mengalami penurunan produktivitas akibat kematian prematur dan kesakitan yang dialami oleh pekerja karena TBC.
Pemerintah telah mengeluarkan program TOSS TB (Temukan dan Obati Sampai Sembuh) sebagai upaya untuk eliminasi TBC. Namun, upaya promotif dan preventif untuk mengakhiri TBC tetap harus digalakkan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui program pendidikan kesehatan. Prinsip promosi kesehatan yaitu melakukan tindakan promotif dan preventif atau pencegahan sedini mungkin. Tindakan pencegahan TBC yang dilakukan melalui upaya pendidikan kesehatan akan melibatkan kerjasama dari berbagai sektor, termasuk diantaranya yaitu sektor pendidikan.
Peran generasi milenial yang sudah sangat akrab dengan teknologi dapat disalurkan dengan turut serta aktif dalam pencegahan penularan TBC dimulai dari pendidikan kesehatan mengenai TBC sehingga para pemuda millenial menyadari bahwa TBC sangat berbahaya. Pendidikan kesehatan dapat berdampak pada perubahan perilaku sehingga pemuda milenial dapat turut serta dalam eliminasi TBC 2030.
Dengan dibekali pendidikan kesehatan mengenai TBC, para generasi millenial akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan jika mengetahui jika diri atau keluarga, kerabat, maupun teman mengalami tanda dan gejala penyakit TBC. Jika hal buruk (seperti tertular TBC) terjadi, maka dapat segera memeriksakan diri di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Begitu pula motivasi untuk sembuh lebih mungkin untuk meningkat jika para millenial sudah memiliki pengetauan tentang TBC, sebab artinya mereka dapat menjadi penyemangat agar penderita TBC tidak mengalami putus obat, yang berakibat pada berkembangnya kasus TBC menjadi TBC kebal obat. Dan yang lebih berbahaya lagi, bahwa penderita TBC yang tidak terobati secara tuntas akan tetap memungkinkan untuk menular pada orang lain.
Pendidikan kesehatan tantang TBC juga dapat dilakukan melalui berbagai aplikasi berbasis android, seperti misalnya TBpedia, sembuh TB, bye TB, yang tidak hanya memuat informasi mengenai penyakit TBC namun juga dilengkapi dengan fitur pengingat untuk minum obat TBC. Tidak menutup kemungkinan, jika para generasi millenial juga dapat menunjukkan karya dan inovasi seperti menciptakan berbagai aplikasi yang lebih baik daripada beberapa aplikasi tersebut untuk mendukung eliminasi TBC.
Sudah saatnya kita para pemuda, generasi millenial menyadari bahaya TBC. Kita harus menyadari bahwa siapapun berisiko untuk tertular TBC karena TBC tidak mengenal gender, usia, jabatan maupun pekerjaan kita. Buka mata dan bangun dari mimpi panjang bahwa stigma TBC hanya menyerang orang kalangan menengah ke bawah. Bukan waktunya lagi untuk bersantai-santai dalam menghadapi bahaya TBC. Mari kita ubah mindset kita menjadi paradigma sehat. Memang tidak mudah untuk mengatasi masalah pengobatan TBC di Indonesia, tetapi kita bisa bersama-sama mengambil langkah promotif dan preventif untuk mencegah penularan TBC. Mulailah dari sekarang untuk kita berperan aktif menyadarkan orang-orang di sekitar kita tentang bahaya TBC. Bersama-sama kita bisa mencegah penularan TBC. Kita harus membuktikan bahwa generasi millenial mampu mengguncangkan Indonesia dengan mewujudkan Indonesia bebas TBC dan program eliminasi TBC 2030 bukan hanya sekadar impian. Dimulai dari diri kita sendiri, karena kita semua berisiko. Menjadi pahlawan tak hanya harus menenteng senjata di medan perang, tetapi menyukseskan program eliminasi TBC juga dapat menjadi pahlawan bagi banyak orang. Bersama generasi millenial 4.0, Indonesia bebas TBC.
Pada
tulisan sebelumnya telah kami sampaikan mengenai tehnik – tehnik terapi untuk
mengeluarkan dahak yang dapat diterapkan pada orang dewasa. Bagaimana dengan
penanganan fisioterapi dada pada anak anak?
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka pada pembahasan kali ini akan kami fokuskan
kepada bagaimanakah teknik fisioterapi dada untuk anak anak terutama usia
dibawah tiga tahun yang belum dapat mengeluarkan dahak sendiri.
Banyaknya
anak dibawah lima tahun yang mengalami / terkena penyakit paru yang dapat kami
lihat dari kunjungan Poli Anak RSP Respira yang semakin hari semakin banyak
yang berkunjung dan priksa bahkan sampai dirawat, bisa dijadikan sebuah
gambaran betapa semakin bertambahnya anak anak yang mengalami penyakit paru.
Mengapa demikian? Umumnya penyakit paru menghampiri mereka yang memiliki daya
imunitas yang rendah atau sering terpapar oleh polusi yang dapat memudahkan
terserang penyakit paru.
Usia
anak dibawah lima tahun memiliki kecenderungn daya imunitas yang belum kuat sehingga
mudah sekali terserang batuk, flu, demam dll, dampak dari kondisi tersebut
menjadikan nafsu makan juga menurun, anak menjadi sulit makan bahkan kadang
sampai harus dipaksa untuk makan, yang kemudian diikuti dengan penurunan berat
badan, sehingga anak yang terkena penyakit paru biasanya sulit untuk menaikkan
berat badannya sebelum kondisi parunya membaik.
Masalah
paru pada anak yang sering ditemukan adalah napasnya grok-grok yang menandakan
adanya dahak di saluran pernapasan. Dahak tersebut harus dikeluarkan agar tidak
menjadikan masalah dikemudian hari. Dahak yang tidak keluar tentunya dapat
mengakibatkan pemburukan kondisi keluhan batuk akan mnejadi lebih sering,
bahkan kadang disertai sesak napas dampaknya anak menjadi lemah dan tidak ada
nafsu makan, yang pada akhirnya dapat menurunkan berat badan bahkan bila
terjadi dalam jangka panjang dapat menjadikan adanya gangguan pada tumbuh
kembangnya.
Fisioterapi
dada pada anak ditujukan untuk meningkatkan pengeluaran mukus diantaranya
menggunakan teknik postural drainage, perkusi / vibrasi / tapotemen. Pemberian
tindakan fisioterapi dada pada anak sangat sederhana dan mudah dilakukan namun
diperlukan keberanian dan memahami pemeriksaan auskultasi paru pada pada anak
untuk menentukan area paru sisi makan yang banyak dahaknya.
Berikut ini akan kami jelaskan
mengenai teknik postural drainage dan tapotemen yang dilakukan untuk membantu
mengeluarkan dahak pada anak anak.
Posisioning
( Postural Drainage)
Merupakan
teknik yang digunakan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi, dengan cara paru
diposisikan sedemikain rupa untuk mengalirkan dahak dari saluran yang lebih
kecil ke saluran yang lebih besar sehingga dahak lebih mudah saat dikeluarkan.
Waktu yang digunakan untuk melakukan teknik postural drainge ini adalah 20 – 30
menit/bagian paru. Paru-paru memiliki
banyak cabang perjalanan saluran udara sehingga memiliki banyak posisi dalam
melakukan postural drainage. Peralatan yang digunakan pada teknik ini bisa
menggunakan bantal dan atau guling.
Berikut
posisi postural draiange pada anak anak.
Untuk
paru kanan dan kiri bagian atas sisi depan.
anak diposisikan tidur terlentang dan
bersandar (45 derajat) pada bantal/ dengan posisi seperti pada gambar
Untuk
paru paru kanan dan kiri bagian atas sisi belakang
anak diposisikan
duduk dengan memeluk guling/ bantal membentuk sudut 45 derajat seperti pada
contoh gambar
Paru kana dan kiri bagian
tengah sisi depan
Pada posisi ini anak cukup
dengan tidur terlentang
Paru
bagian tengah sisi belakang
anak diposisikan
tidur tengkurap beralaskan bantal atau guling seperti gambar disamping
Paru bagian atas sisi
kanan belakang
Anak
diposisikan tidur tengkura dengan sedikit dimiringkan kerah kanan atau kiri
dimana paru yang ada dahaknya diposisikan diatas
Sedangkan untuk melakukan postural
drainage untuk paru bagian bawah anak diposisikan kepala berada di bawah dan
dilakukan secara hati hati agar tidak ada keluhan yang menyertai.
Percusion/Vibrasi/Tapotemen
Merupakan
tepukan yang ritmis dan cepat pada area dada yang ditujukan untuk menggetarkan
dahak yang ada didalam paru agar dahak lebih cepat mengalir ke saluran paru
yang lebih besar. Berikut bentuk telapak tangan saat melakukan tapotemen
Dalam
memberikan teknik ini tidak boleh terlalu keras, ritmik, lembut dan tidak
menyakitkan bahkan anak bisa tertidur saat di lakukan tepukan ini, telapak tangan diposisikan seperti mangkuk
agar tidak sakit/panas dikulit( seperti tampak pada gamabar),jumlah tepukan
yang disarankan adalah 25 kali tiap 10 detik. Dilakukan selama 3 sampai 5 menit
perbagian paru yang akan dikeluarkan dahaknya.
Tepukan diberikan pada punggung anak atau dada depan bersamaan dengan
posisi postural drainage.
Setelah diberikan tepukan ditambahkan
vibrasi/getaran pada rongga dada dengan, dimanan vibrasi diberikan saaat
ekspirasi
Membantu mengeluarkan dahak
pada anak bisa dilakukan sendiri oleh orang tua sehingga dapat dilakukan sehari
dua kali pagi setelah bangun tidur dan sore hari menjelang tidur bahkan bisa
dilakukan sewaktu waktu bila mana perlu ( banyak dahak di paru paru).
Silahkan mencoba tips
diatas, bila kurang jelas silahkan berkujung ke fisioterapi di RSP Respira.
Sumber :
Jeane A.D and Carole
A.Graybill. : Cardiopulmonary physical therapy “ Physical therapy for the child
with respiratory dysfunction., second edition, st louis, 1990,Philadelphia.
Sering terburu-buru
berangkat beraktifitas dan ga sempat sarapan pagi? Terus saat harus beraktifitas
perut berasa “keroncongan”? Atau kepala pusing berkunang-kunang
karena kelaparan? Pernah merasakan itu semua? Pada umumnya orang yang
melewatkan waktu sarapan pagi, pada waktu sekitar jam 9 atau 10 pagi perut
mulai terasa kosong dan muncul rasa lapar. Ada banyak hal sehingga seseorang harus melewatkan waktu
sarapan pagi, dari mulai alasan karena tidak ada waktu, bosan dengan menu
sarapan yang itu-itu saja hingga alasan takut gemuk. Faktanya saat perut terasa sangat lapar, otak seakan memerintah
untuk segera mengisi perut kosong kita. Begitu ada makanan, apapun itu akan kita lahap untuk mengganjal perut kosong. Orang
dengan perut kosong menjadi tidak fokus dengan apa yang sedang dikerjakan.
Sebenarnya itu manusiawi. Karena memang belum ada “bensin” yang masuk sebagai
asupan energi untuk melakukan aktifitas.
Sarapan
merupakan asupan pertama kali setelah berjam-jam tidur di malam hari. Pada
kondisi tersebut, gula darah dalam tubuh berada pada level terendah. Saat asupan
masuk, organ tubuh langsung merespon. Sari-sari makanan akan beredar sebagai asupan
energi yang diperlukan organ tubuh. Energi inilah yang jadi bekal beraktifitas
sepanjang hari. Otak akan mudah berkonsentrasi lebih optimal dan kita tidak
cepat mengantuk karena telah diisi “bensin”. Hal ini juga pernah diungkap oleh
pakar gizi Dr. Leane, M.Sc (Jurnal non Penelitian Pentingnya Sarapan Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa di Sekolah – handiqa97.blogspot.co.id) bahwa sarapan yang memiliki komposisi gizi
yang cukup dan seimbang merupakan hal penting sebagai asupan pertama setelah
sepanjang malam tidur. Asupan ini menjadi cadangan energi dalam tubuh untuk
menunjang aktifitas kita. Sarapan memasok kebutuhan energi cukup besar yaitu
sekitar 35% kebutuhan energi. Jika pola makan sehari empat kali, sarapan
memasok 25 kebutuhan energi.
Bagi para ibu di
seluruh Indonesia, perlu dipahami bahwa sarapan penting sekali untuk bekal anak
sekolah melakukan aktifitasnya. Anak yang memiliki sarapan pagi yang sehat,
akan lebih siap menerima pelajaran, lebih mudah fokus, lebih bersemangat dan
tidak lesu, daya tangkap pelajaran lebih optimal, kebutuhan untuk tumbuh
kembang anak akan lebih baik, anak cenderung lebih sehat dan tentunya tidak
akan mudah jajan sembarangan karena perut dalam kondisi terisi asupan makanan. Hal
ini pernah disampaikan dalam International Journal of Food Science and
Nutrition (dicuplik pada www.nestlenutrition-institute.org) dimana telah dilakukan penelitian di Eropa yang dilakukan pada
anak Cypriot disimpulkan bahwa pemilihan jenis sarapan setiap pagi dapat
memberikan pengaruh langsung pada berat badan anak dan kesehatan secara
keseluruhan. Salah satu hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa pada
beberapa sampel anak perempuan yang terbiasa sarapan pagi cenderung memiliki
Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih rendah, kadar kolesterol dan tekanan darah
diastole juga rendah.
Selain berpengaruh terhadap daya tangkap otak, sarapan juga berkontribusi
terhadap berkurangnya resiko diabetes. Orang yang menikmati sarapan pagi, gula
darah dan insulin dalam tubuh mengalami peningkatan secara lambat. Sehingga gula darah tidak berada pada level yang tinggi dan hanya ada sedikit insulin dalam
tubuh. Orang dengan sarapan pagi, produksi enzim
kolesterol berkurang, sehingga mendorong jantung bekerja secara normal. Resiko
penyakit jantung juga berkurang. Untuk Anda yang melewatkan sarapan pagi hanya
karena takut gemuk, mungkin akan
ragu-ragu ketika akan sarapan. Ada beberapa penelitian memaparkan
bahwa dengan sarapan pagi, akan membantu program diet dan menjaga berat badan
kita. Secara umum, saat kita
tidak sarapan, di waktu sekitar pukul 9 atau 10 pagi, perut memberi “sign” bahwa lapar.
Akibatnya saat melihat makanan menjadi “over” atau berlebihan. Kemudian muncul kecenderungan kita
lebih gampang memilih permen, makanan camilan tidak sehat atau minuman ringan untuk mengisi perut. Inilah yang menjadikan pencernaan tidak sehat
bahkan berat badan menjadi bertambah. Coba bayangkan, bila kita mengkonsumsi
sarapan pagi yang sehat. Kita berada pada kondisi kenyang lebih lama atau dengan kata lain, menunda
lapar lebih lama hingga waktu makan siang. Dan pada saat makan siangpun kita
akan lebih bijak untuk memilih jenis makanan yang akan kita konsumsi. Hal ini juga senada yang diungkapkan oleh Tanya Zuckerbrot, R.D. ahli nutrisi penulis buku The F-Factor Diet(Kompas, 20
April 2011), dimana sarapan pagi yang sehat dapat meningkatkan metabolisme
sehingga pembakaran kalori sepanjang hari lebih efisien. Sarapan dengan
karbohidrat kompleks yang mengandung serat tinggi dan rendah gula akan dicerna
dengan lambat, sehingga menyediakan energi yang konstan dan membuat Anda tidak
cepat lapar.
Apakah Anda tahu kalau sarapan pagi
bisa menjaga mood kita? Saat perut kosong dengan beban pekerjaan yang banyak
tentu mendorong kita cepat stress. Namun, bila kondisi sudah sarapan, otak mendapat
energi untuk bisa berkonsentrasi tanpa terpikir oleh kita rasa lapar, kita jauh
lebih siap menjalani beban pekerjaan yang ada, mood jadi terjaga. Ternyata kalau kita uraikan ada banyak manfaat sarapan. Lalu sarapan seperti apa yang dapat
menunjang hidup lebih sehat?
Agar hidup sehat, terapkan pola sarapan yang sehat. Lakukan sarapan
sebelum jam 9 pagi, pilih sarapan yang rendah lemak,
hindari daging-dagingan. Sayur dan buah-buahan yang mengandung serat adalah menu bagus untuk
sarapan. Makanan yang tinggi protein seperti telur dan susu adalah makanan yang
baik dikonsumsi untuk sarapan pagi. Hindari makan nasi terlalu banyak. Bila
perlu konsumsi beras merah. Beberapa
makanan sehat yang bisa dikonsumsi saat sarapan antara lain, sayuran,
buah-buahan, susu, telur, roti gandum, oatmeal, atau sedikit nasi
dengan kombinasi sayuran. Berdasar pengalaman pribadi, pilihan buah sebagai sarapan dapat menunda lapar
lebih lama. Dan pada saat makan siang, kita cenderung memilih menu makanan yang tidak sembarangan dan
tidak “over” saat menyantapnya. Badan terasa lebih
enteng. Intinya kita harus pilih menu makanan sarapan yang sehat. Kandungan asupan sarapan pagi yang sehat akan
menjadi nutrisi pertama setelah bangun tidur untuk mengawali hidup sehat Anda
dan energi yang akan menopang aktifitas Anda sepanjang hari. Yuk Mulai biasakan
sarapan sehat setiap pagi agar hidup kita lebih sehat
DAFTAR PUSTAKA
Pentingnya Manfaat Sarapan Pagi yang Tak Boleh Diabaikan. http://mediskus.com
7 Manfaat Sarapan Pagi Bagi Kesehatan. http://manfaat.co.id tanggal 4 Agustus 2014
Minudin, Handiqa. Jurnal Non Penelitian Pentingnya Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Sekolah. http://handiqa97.blogspot.co.id Desember 2015
Maria Mexitalia, Hendriani Selina, Mohammad Syarofil Anam, Aya Yoshimura, Taro Yamauchi, Nurkukuh, Bambang Hariyana. Jurnal Gizi Klinik Indonesia : Perbedaan status gizi, kesegaran jasmani, dan kualitas hidup anak sekolah di pedesaan dan perkotaan. http://www.ijcn.or.id Tanggal 4 April 2012
Selamat datang di website kami dengan konsep minimalis namun interaktif.Semoga website RS Paru Respira Yogyakarta dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pelayanan & memberikan informasi secara cepat dan akurat pada masyarakat.