Author: <span>admin</span>

FGD Konsepsi Perancangan Detail Engineering Design (DED)

Yogyakarta – Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) Konsepsi Perancangan Detail Engineering Design (DED) pada tanggal 22–23 Agustus 2025 di Hotel Ros In Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan RS Paru Respira, perwakilan Dinas Kesehatan, tenaga medis, serta konsultan perencana. Melalui forum ini, para peserta berdiskusi mengenai arah pengembangan desain teknis rumah sakit yang selaras dengan kebutuhan pelayanan kesehatan paru yang semakin kompleks dan tantangan kesehatan masyarakat di masa mendatang.

FGD ini menjadi langkah strategis dalam memastikan rancangan DED tidak hanya memenuhi standar teknis dan regulasi, tetapi juga mampu menghadirkan fasilitas kesehatan yang ramah pasien, modern, serta berorientasi pada mutu pelayanan. Dengan adanya masukan dari berbagai pihak, RS Paru Respira berharap dapat mewujudkan perencanaan pembangunan yang komprehensif dan tepat sasaran, sehingga ke depan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Upacara Bendera RS Paru Respira 80 Tahun Indonesia Merdeka,Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju

Bulak Dagaran Bantul  (17/08/2025), Kemerdekaan adalah Hak Segala bangsa

dr. Tri Setiana  Kusumadewi Sp.Pd Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Direktur RS Paru Respira. Pada kesempatan tersebut, beliau membacakan amanat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang berisi pesan penting untuk terus menjaga semangat persatuan, mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata, serta menguatkan komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Perjalanan bangsa kita penuh dengan tantangan. Dahulu, para pendahulu berjuang dengan pengorbanan jiwa dan raga demi kemerdekaan. Kini, tantangan itu hadir dalam wajah yang berbeda—percepatan teknologi, disrupsi global, dan perubahan sosial yang begitu cepat. Namun, satu hal tetap sama: kita membutuhkan semangat kepahlawanan dan kegigihan perjuangan agar Indonesia tetap berdiri tegak dan melangkah maju.

Tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” sesungguhnya mengingatkan kita untuk kembali pada nilai-nilai Pancasila, yang menjadi jiwa bangsa. Indonesia Maju hanya akan terwujud bila setiap langkah berpijak pada Ketuhanan Yang Maha Esa—iman dan takwa yang menuntun arah pembangunan. Kemajuan itu pun harus menghargai martabat manusia, sebagaimana nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Berdaulat berarti rakyat memegang kendali, dengan kebijaksanaan sebagai pedoman. Bersatu berarti kita merajut keberagaman menjadi kekuatan besar untuk melangkah bersama. Dan Rakyat Sejahtera berarti keadilan yang nyata, kesejahteraan yang dapat dirasakan oleh setiap anak bangsa tanpa terkecuali.

Nilai-nilai Pancasila adalah kompas sekaligus obor. Ia menuntun arah, menerangi jalan, dan menguatkan langkah kita di tengah derasnya arus perubahan. Dengan berpegang pada itu semua, Indonesia akan tumbuh menjadi bangsa yang semakin bermartabat, dihormati, dan diperhitungkan di mata dunia.

Mengeti 17an di Respira

Mengeti 17an di RS Paru Respira berisikan lomba

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, RS Paru Respira turut serta memeriahkan momentum bersejarah ini dengan menggelar berbagai lomba yang penuh semangat kebersamaan.

Kemeriahan dimulai dengan lomba Ngulukke Layangan, yang menghadirkan suasana riang di bawah langit biru. Semangat persaingan sehat terpancar, seolah layang-layang yang terbang tinggi menjadi simbol cita-cita dan harapan seluruh insan Respira.

Tak kalah seru, sorak sorai terdengar saat lomba Bal Voli Gedhe berlangsung. Bola berukuran besar menghadirkan kelucuan sekaligus tantangan tersendiri, membuat suasana penuh tawa dan keceriaan.

Lomba Tarik Tambang pun menjadi ajang unjuk kekuatan dan kekompakan. Tali yang ditarik bersama-sama melambangkan eratnya persatuan dan kerja sama seluruh keluarga besar RS Paru Respira.

Keunikan juga terlihat dalam Pagelaran Busana, di mana kreativitas dan keceriaan ditampilkan dalam balutan kostum penuh warna. Momen ini menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan dapat diekspresikan dengan cara yang indah dan penuh gaya.

Suasana makin seru dengan lomba Nggendong Ember, yang menuntut ketangkasan, keseimbangan, dan tentu saja gelak tawa dari para penonton.

Tidak hanya bersenang-senang, kegiatan ini juga diwarnai dengan lomba Reresik sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan lingkungan kerja. Melalui aksi sederhana ini, seluruh peserta diajak menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan adalah bagian dari semangat perjuangan.

Sebagai penutup, seluruh peserta dan pegawai ikut bergerak bersama dalam Senam Merdeka, menyatukan langkah, irama, dan energi positif untuk kesehatan serta kebugaran.

Dengan semangat “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, peringatan 17 Agustus di RS Paru Respira bukan hanya sekadar perlombaan, melainkan juga menjadi momentum mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa nasionalisme, dan menjaga semangat kebersamaan demi Indonesia yang lebih sehat dan maju.

https://www.instagram.com/p/DNNS4oiPXKU/

Jompo Muda No More: Waspadai Penuaan Dini di Usia Produktif

Oleh : Nur Handayani

Di era modern saat ini, istilah “jompo muda” semakin populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Istilah ini menggambarkan kondisi anak muda yang sudah mengalami keluhan fisik seperti cepat lelah, pegal-pegal, nyeri sendi, susah tidur, hingga gangguan konsentrasi, padahal usia mereka masih relatif muda. Fenomena ini bukan lelucon semata, karena jika tidak ditangani, bisa menjadi pertanda awal penuaan dini yang berdampak pada kualitas hidup di masa depan.

      Penuaan dini tidak hanya terjadi pada kulit wajah, tetapi juga bisa terjadi pada organ dalam, sendi, otot, bahkan sistem metabolisme tubuh. Penyebabnya beragam, mulai dari pola hidup sedentari (minim gerak), konsumsi makanan olahan tinggi gula dan lemak, merokok, paparan polusi, hingga stres kronis dan kurang tidur. Gaya hidup yang tidak seimbang ini menyebabkan tubuh mengalami peradangan tingkat rendah yang kronis, mempercepat kerusakan sel, dan menurunkan kemampuan tubuh untuk meregenerasi diri. Kondisi semacam ini dikarenakan tidak menerapkan gaya hidup sehat.

Berikut adalah ciri-ciri tidak sehat secara fisik :

  • Mudah lelah: Tubuh terasa lemas dan kurang energi sepanjang waktu. 
  • Gangguan tidur: Sulit tidur atau justru tidur terlalu banyak. 
  • Perubahan nafsu makan: Nafsu makan berkurang atau justru meningkat secara drastis. 
  • Masalah berat badan: Berat badan naik atau turun secara tidak wajar. 
  • Sakit kepala atau pegal-pegal: Keluhan sakit kepala atau nyeri pada tubuh yang sering terjadi. 
  • Mudah terserang penyakit: Rentan terhadap berbagai macam penyakit karena daya tahan tubuh yang lemah.
  • Penyakit kronis: Memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan kanker. 

Sedangkan ciri-ciri tidak sehat secara mental:

  • Perasaan negatif: Sering merasa bersalah, bimbang, mudah tersinggung, kecewa, frustasi, menderita, tidak percaya diri, atau sedih. 
  • Gangguan kecemasan: Mudah cemas, gelisah, dan khawatir berlebihan. 
  • Depresi: Merasa sedih berkepanjangan, kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, dan sulit berkonsentrasi. 
  • Stres: Merasa tertekan, kewalahan, dan sulit mengelola emosi. 

                  Penuaan dini seringkali terjadi ketika seseorang melakukan perilaku tidak sehat, beberapa yang sering dilakukan masyarakat antara lain :

  • Kurang aktivitas fisik: Jarang atau tidak pernah berolahraga, lebih banyak duduk atau berdiam diri. 
  • Pola makan tidak sehat: Sering mengonsumsi makanan cepat saji (junk food), makanan tinggi lemak, gula, dan garam. 
  • Merokok dan minum alkohol: Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. 
  • Kurang tidur: Tidur kurang dari 7-8 jam sehari. 
  • Pola tidur tidak teratur: Sering begadang dan sulit mengatur waktu tidur. 
  • Stres yang tidak terkendali: Tidak mampu mengelola stres dengan baik, sehingga memicu masalah kesehatan mental dan fisik. 
  • Terlalu banyak menonton TV: Menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi.
  • Bermain game berlebihan: Terlalu fokus pada permainan video tanpa jeda.
  • Duduk terlalu lama: Bekerja atau beraktivitas dengan posisi duduk dalam waktu yang lama tanpa jeda untuk bergerak.
  • Menggunakan kendaraan untuk jarak dekat: Lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk jarak yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. 

Tips supaya tidak jompo di usia muda :

1. Cegah dengan Gizi Seimbang dan Hidup Aktif

Salah satu langkah awal untuk mencegah penuaan dini adalah dengan menjaga pola makan bergizi seimbang. Kurangi konsumsi makanan ultra-proses seperti minuman manis kemasan, gorengan, fast food, serta makanan instan yang tinggi sodium dan rendah nutrisi. Sebaliknya, perbanyak konsumsi sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan air putih. Antioksidan yang terkandung dalam makanan alami dapat membantu melawan radikal bebas yang mempercepat penuaan.

Tak kalah penting, aktivitas fisik secara rutin juga sangat disarankan. Menurut WHO, orang dewasa sebaiknya melakukan minimal 150 menit olahraga sedang per minggu. Jenis olahraga seperti jalan cepat, senam ringan, yoga, atau berenang dapat menjaga kekuatan otot dan tulang, serta mencegah kekakuan sendi. Selain itu, olahraga juga meningkatkan produksi hormon endorfin yang membuat suasana hati lebih baik dan energi tetap stabil sepanjang hari.

2. Istirahat Cukup dan Kelola Stres

Pentingnya tidur yang berkualitas kerap diabaikan. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol (hormon stres) dan mempercepat penuaan sel. Idealnya, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur setiap malam. Hindari kebiasaan begadang dan gunakan waktu malam untuk istirahat maksimal agar sel tubuh memiliki waktu untuk melakukan regenerasi.

Selain itu, pengelolaan stres menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mental. Meditasi, olahraga, journaling, atau sekadar berinteraksi sosial secara positif terbukti dapat mengurangi stres. Jangan ragu untuk berbicara dengan tenaga profesional seperti psikolog jika kamu merasa stres berkepanjangan.

3. Deteksi Dini dan Periksa Kesehatan Rutin

Generasi muda sering merasa sehat sehingga enggan melakukan pemeriksaan kesehatan. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan dislipidemia yang bisa muncul sejak usia 20-an. Pemeriksaan rutin seperti tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, indeks massa tubuh, serta kesehatan tulang dan sendi perlu mulai diperhatikan.

Kementerian Kesehatan RI bahkan mendorong masyarakat usia produktif untuk melakukan Skrining Kesehatan Berkala guna mengetahui faktor risiko sejak dini. Dengan penanganan tepat, risiko bisa dikendalikan dan kesehatan jangka panjang lebih terjaga.

Referensi
·  Kementerian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Gizi Seimbang.

·  Perhimpunan Dokter Spesialis Geriatri Indonesia (PERGEMI). (2020). Panduan Pencegahan Penuaan Dini.

·  Badan Litbangkes. (2019). Riskesdas: Perilaku Hidup Sehat dan Penyakit Tidak Menular.

·  World Health Organization. (2020). Physical Activity and Young Adults. ·  Harvard Medical School. (2022). The Effects of Chronic Stress on the Body.

Jaga Kesehatanmu, Investasi Terbaik untuk Masa Depan

Oleh : Susilawati, SKM

Kesehatan adalah harta paling berharga yang seringkali baru kita sadari nilainya saat hilang. Di tengah kesibukan sehari-hari, penting bagi kita untuk selalu memprioritaskan kesehatan, baik fisik maupun mental. Ingat, menjaga kesehatan bukan hanya tentang tidak sakit, tapi juga tentang memiliki kualitas hidup yang optimal dan produktif. Yuk, mulai investasikan waktu dan usaha untuk kesehatanmu hari ini!

Pola Makan Seimbang: Kunci Energi Sepanjang Hari

Salah satu pilar utama kesehatan adalah pola makan seimbang. Konsumsi beragam buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak setiap hari. Kurangi asupan makanan olahan, tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Nutrisi yang tepat akan membantumu memiliki energi yang cukup, meningkatkan imunitas, dan menjaga berat badan ideal.

Pentingnya Hidrasi: Jangan Lupa Minum Air Putih!

Sering diremehkan, padahal hidrasi yang cukup sangat vital untuk fungsi tubuh. Pastikan kamu minum setidaknya 8 gelas air putih sehari. Air membantu melancarkan pencernaan, mengatur suhu tubuh, membawa nutrisi ke sel-sel, dan mengeluarkan racun. Bawalah botol minum ke mana pun kamu pergi agar tidak lupa minum.

Bergerak Aktif: Lebih Dari Sekadar Olahraga

Aktivitas fisik teratur tidak hanya membentuk otot, tapi juga meningkatkan suasana hati, kualitas tidur, dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis. Tidak perlu langsung lari maraton! Mulailah dengan jalan kaki cepat 30 menit setiap hari, bersepeda, atau bahkan menari di rumah. Yang terpenting adalah konsisten dan temukan jenis aktivitas yang kamu nikmati.

Tidur Berkualitas: Pemulihan Optimal untuk Tubuh dan Pikiran

Jangan pernah meremehkan kekuatan tidur yang berkualitas. Orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam. Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan, penurunan konsentrasi, mood swing, hingga masalah kesehatan serius. Ciptakan rutinitas tidur yang teratur, jauhkan gadget sebelum tidur, dan pastikan kamar tidurmu nyaman dan gelap.

Kelola Stres: Jaga Kesehatan Mentalmu

Di era serba cepat ini, stres menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup. Namun, stres yang tidak terkendali dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Lakukan hal-hal yang membantumu rileks, seperti meditasi, yoga, membaca buku, atau menghabiskan waktu dengan orang terdekat. Jangan ragu mencari bantuan profesional jika stresmu terasa tak tertahankan.

Pemeriksaan Rutin: Deteksi Dini, Penanganan Optimal

Meskipun merasa sehat, pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting. Ini membantu mendeteksi potensi masalah kesehatan lebih awal, sehingga penanganan bisa dilakukan secepatnya. Jangan tunda kunjungan ke dokter untuk cek darah, tekanan darah, atau pemeriksaan lain sesuai anjuran usiamu. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan!

Jaga Kesehatan Bersama!

Menerapkan gaya hidup sehat memang butuh komitmen, tapi hasilnya akan sangat sepadan. Ajak teman dan keluargamu untuk memulai perubahan positif bersama. Mari kita jadikan kesehatan sebagai prioritas utama dan nikmati hidup yang lebih berkualitas, lebih energik, dan lebih bahagia! Bagikan tips ini ke orang terdekatmu dan sebarkan semangat hidup sehat!

Sumber :

Inhouse Training “Komunikasi Efektif & HPK”

Inhouse Training
“Komunikasi Efektif & HPK”

Seluruh karyawan RS Paru Respira mengikuti pelatihan mengenai komunikasi efektif, hpk, dan service excellence yang dilaksanakan pada Kamis, 10 dan 17 Juli 2025.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan komunikasi antar tim maupun dengan pelanggan (pasien, keluarga pasien, tamu/pengunjung)

Karena kami percaya, pelayanan terbaik dimulai dari komunikasi yang tepat.

RSParuRespira #ServiceExcellence #KomunikasiEfektif #PelatihanRS #KaryawanHebat

Ancaman Ganda: Mengungkap Hubungan Stunting dan Tuberkulosis pada Anak di Indonesia

Oleh : Sukhalita SKM

Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya akibat kekurangan nutrisi dalam waktu yang berkepanjangan. Kondisi ini bisa terjadi karena asupan gizi yang tidak mencukupi, baik saat ibu hamil maupun saat anak berada dalam fase tumbuh kembang. Menurut Kemenkes RI, Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi akibat asupan nutrisi yang tidak mencukupi dalam jangka waktu lama, biasanya karena pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Masalah ini bisa mulai muncul sejak janin dalam kandungan dan baru terlihat jelas saat anak berusia dua tahun.  Stunting, bersama gangguan gizi lainnya yang terjadi selama periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik dan meningkatkan risiko penyakit, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan kemampuan kognitif anak, yang berdampak pada tingkat kecerdasan saat ini serta produktivitasnya di masa depan. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 mencatat prevalensi stunting nasional sebesar 19,8%.

Di Indonesia, tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat memprihatinkan. Menurut Global TB Report 2024, Indonesia berada di urutan kedua tertinggi di dunia untuk jumlah kasus TB setelah India. Setiap tahunnya, diperkirakan terdapat sekitar 1.090.000 kasus TB dengan angka kematian mencapai 125.000 jiwa, atau setara dengan sekitar 14 orang meninggal setiap jam. Pada tahun 2024, tercatat sekitar 885 ribu kasus TB, dengan rincian 496 ribu kasus pada laki-laki, 359 ribu pada perempuan, dan 135 ribu kasus menyerang anak-anak usia 0-14 tahun.

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tubuh yang lebih kecil dan pendek dibandingkan anak seusianya. Kondisi ini juga disertai dengan masalah malnutrisi kronis. Perawakan pendek tersebut umumnya dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak memadai serta infeksi kronis yang dialami anak. Stunting dapat terjadi akibat kekurangan asam amino, yaitu zat penting yang biasanya diperoleh dari konsumsi protein hewani. Saat kadar asam amino dalam tubuh anak sangat rendah, risiko stunting pun meningkat. Lalu, apakah anak stunting lebih rentan terkena penyakit TB? Secara umum, stunting merupakan salah satu bentuk gangguan gizi kronis pada anak. Saat kebutuhan gizi tidak terpenuhi, sistem imun anak melemah, sehingga tubuhnya lebih mudah terserang berbagai infeksi, termasuk infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TB.

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, namun bisa juga menjalar ke organ tubuh lainnya, terutama kelenjar getah bening. TB tergolong berbahaya karena dapat menyerang siapa saja, meskipun paling rentan terjadi pada anak-anak, lansia, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, serta penderita penyakit penyerta. Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 842.000 kasus TB, dengan 60.676 di antaranya menyerang anak-anak. Sayangnya, banyak orang tua yang masih menganggap TB sebagai penyakit yang menakutkan, dan tak jarang para tenaga kesehatan justru menggunakan istilah lain seperti “Flek Paru” atau bronkitis alih-alih menyebutnya sebagai TB anak.

TB dan stunting memiliki kaitan erat yang telah diketahui sejak lama. Keduanya saling memengaruhi: TB dapat menyebabkan terjadinya stunting, dan sebaliknya, kondisi stunting juga dapat meningkatkan risiko TB laten berkembang menjadi TB aktif. Mengapa seperti itu?

Salah satu faktor risiko terjadinya tuberkulosis adalah masalah gizi, karena kekurangan gizi dapat melemahkan sistem imun tubuh dalam melawan infeksi. Status gizi memainkan peran penting dalam menentukan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Tubuh yang mendapat asupan gizi seimbang dan cukup lebih mampu melawan infeksi. Anak-anak dengan status gizi baik memiliki kemampuan lebih besar untuk mencegah penyebaran penyakit, sedangkan anak yang mengalami stunting dan terinfeksi TB berisiko mengalami perkembangan TB menjadi aktif. Berdasarkan data dari The Indonesian Journal of Infectious Disease, balita yang mengalami stunting memiliki risiko 2,96 kali lebih besar untuk terkena TB, sedangkan balita dengan stunting berat (severely stunting) memiliki risiko hingga 8,18 kali lipat. Anak-anak yang masih kecil umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum optimal, dan kekebalan ini akan semakin melemah jika mereka mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu, semakin buruk status gizi anak, semakin tinggi pula kemungkinan mereka terkena tuberkulosis dibandingkan anak-anak dengan gizi yang cukup.

Sebaliknya, Tuberkulosis (TB) juga dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak yang berujung pada stunting. TB, sebagai penyakit infeksi kronis, menurunkan nafsu makan anak sehingga asupan gizinya kurang, berat badan menurun, dan pertumbuhan terganggu. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan gizi pada pasien TB bahkan lebih parah dibandingkan penyakit kronis lain seperti lepra. Oleh karena itu, anak dengan TB memerlukan asupan energi dan gizi yang lebih untuk mendukung pertumbuhan dan mencegah kondisi memburuk.

Lalu, apa yang terjadi jika keduanya tidak segera ditangani? Kondisinya bisa makin parah dan proses pengobatan pun menjadi lebih sulit. TB yang dibiarkan tanpa pengobatan bisa menjadi kebal terhadap obat dan menyebabkan penurunan berat badan. Sementara itu, stunting yang tidak ditangani sejak dini dapat mengganggu kemampuan belajar anak, menurunkan fungsi kognitif, dan berdampak pada kehidupan jangka panjang, seperti gangguan metabolisme serta perkembangan otak yang tidak optimal.

Karena kasusnya masih cukup tinggi di Indonesia, kedua penyakit ini telah dijadikan program prioritas dalam sektor kesehatan. Pemerintah mewajibkan pemberian vaksin BCG pada anak-anak sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi TB yang berat. Infeksi TB berat bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berisiko menyebabkan stunting. Oleh karena itu, vaksin BCG secara tidak langsung turut membantu menurunkan angka stunting. Selain itu, ada juga program untuk mencukupi kebutuhan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan, termasuk pemberian makanan tambahan guna meningkatkan status gizi anak, serta upaya peningkatan sanitasi lingkungan sebagai bagian dari pencegahan stunting. Pemerintah juga menjalankan program TOSS TBC (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) untuk mencegah penyebaran TB. Meski begitu, semua upaya ini masih perlu didukung dengan peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat agar lebih responsif dalam menangani kasus TB dan stunting.

Yuk, mulai dari diri kita!

  • Pastikan anak-anak di sekitar kita mendapat imunisasi lengkap, asupan gizi seimbang, dan lingkungan yang bersih.
  • Segera periksakan anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala TB atau tanda-tanda stunting.
  • Bagikan informasi ini ke keluarga, teman, dan tetangga agar semakin banyak anak Indonesia terbebas dari stunting dan TB.

Karena setiap anak berhak tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia. Bersama kita bisa cegah stunting dan TB anak!

Sumber:

Cegah Stunting. 2021. Stunting and Tuberculosis: Bagaimana Hubungannya. https://www.cegahstunting.com/post/stunting-and-tuberculosis-bagaimana-hubungannya

Halodoc. 2023. Cek Fakta: Benarkah Anak Stunting Rawan Tertular TBC. https://www.halodoc.com/artikel/cek-fakta-benarkah-anak-stunting-rawan-tertular-tbc?srsltid=AfmBOoo595P0aMv-AaTtnpD6mGLndMhm29kWyVuI_ZRRaMAoaQx6wUnI

Kemenkes RI. Stunting. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/stunting

Kemensesneg RI. 2025. SSGI 2024: Prevalensi Stunting Nasional Turun Jadi 19,8%, Capai Angka di Bawah Proyeksi Bappenas. https://stunting.go.id/ssgi-2024-prevalensi-stunting-nasional-turun-jadi-198-capai-angka-di-bawah-proyeksi-bappenas/#:~:text=SSGI%202024:%20Prevalensi%20Stunting%20Nasional,di%20Bawah%20Proyeksi%20Bappenas%20%2D%20TP2S

Awas, Nyamuk Kecil Bisa Bikin Masalah Besar: Kenali Bahaya DBD dan Cara Mencegahnya!

Oleh : Arifa Budi NM

Nyamuk Kecil, Ancaman Besar

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Hingga saat ini, DBD masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia, dengan angka penyebaran yang termasuk paling tinggi di kawasan Asia Tenggara.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ciri-ciri nyamuk ini adalah tubuh kecil berwarna hitam pekat, dengan dua garis putih vertikal di bagian punggung serta garis-garis putih horizontal pada kakinya. Nyamuk Aedes aegypti umumnya aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, meskipun sesekali bisa juga menggigit di malam hari. Mereka lebih sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk daripada di luar ruangan yang panas.

Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sempat mengalami penurunan pada tahun 2023 hingga awal 2024. Namun, hingga pekan ke-41 tahun 2024 atau sekitar bulan Oktober, tercatat sebanyak 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kasus kematian yang tersebar di 482 kabupaten/kota di 38 provinsi di Indonesia.

Kenapa DBD Itu Berbahaya?

Gejala DBD:

  • Demam tinggi mendadak hingga 39°C, berlangsung 2-7 hari lalu turun cepat.

Gejala lain:

  • Nyeri kepala
  • Menggigil
  • Lemas
  • Nyeri di belakang mata, otot, dan tulang
  • Ruam kulit kemerahan
  • Kesulitan menelan makanan dan minuman
  • Mual dan muntah
  • Gusi berdarah dan mimisan
  • Bintik-bintik merah di kulit
  • Muntah darah
  • Buang air besar berwarna hitam

Fase kritis:

  • Suhu tubuh menurun, tubuh terasa dingin
  • Penderita bisa merasa seolah sembuh
  • Perlu waspada terhadap sindrom syok dengue yang berisiko fatal.

Komplikasi DBD yang perlu diwaspadai:

  • Mimisan
  • Gusi berdarah
  • Perdarahan di bawah kulit
  • Muntah berwarna hitam
  • Batuk darah
  • Feses berwarna hitam
  • Tekanan darah menurun
  • Denyut nadi lemah
  • Tubuh terasa dingin
  • Frekuensi buang air kecil menurun
  • Jumlah urine sedikit
  • Sesak napas
  • Penurunan kesadaran
  • Dengue Shock Syndrome (DSS) yang dapat menyebabkan kematian

Kebiasaan Nyamuk Aedes aegypti

Kebiasaan Makan

  • Betina menghisap darah manusia tiap 2 – 3 hari sekali untuk perkembangan telur.
  • Jantan makan cairan buah dan tumbuhan.

Waktu Menggigit

  • Lebih aktif di siang hari, terutama pukul 08.00 – 12.00 dan 15.00 – 17.00.
  • Posisi menggigit sejajar permukaan kulit.
  • Betina sering menggigit lebih dari satu orang demi cukup darah.

Kebiasaan Beristirahat (Resting Habit)

  • Istirahat sebenarnya: selama 2 – 3 hari menunggu telur berkembang.
  • Istirahat sementara: sebelum dan sesudah mencari darah.
  • Suka di tempat gelap, lembap, tersembunyi dalam rumah seperti kamar tidur, kamar mandi, dan dapur.
  • Menyukai suhu 15°C – 40°C dengan kelembaban 60 – 89%.

Cara Mudah Cegah Demam Berdarah di Sekitar Kita

Salah satu penyebab utama munculnya penyakit demam berdarah adalah lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya. Karena itu, upaya pencegahan paling efektif yang bisa dilakukan adalah menerapkan langkah 3M Plus, yaitu:

  • Menguras

Membersihkan dan menguras tempat-tempat yang berfungsi sebagai penampungan air, seperti bak mandi, toren, dan ember air, karena tempat tersebut bisa menjadi lokasi berkembang biaknya jentik nyamuk. Dinding-dinding penampungan air juga perlu digosok hingga bersih, khususnya saat musim hujan dan pancaroba, sebab telur dan jentik nyamuk mampu bertahan di tempat kering selama berbulan-bulan.

  • Menutup

Menutup rapat seluruh tempat penyimpanan air dan mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai ke dalam tanah. Cara ini bertujuan untuk mencegah barang-barang tersebut menjadi sarang nyamuk dan menjaga lingkungan tetap bersih.

  • Mendaur Ulang

Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang masih memiliki nilai guna atau nilai ekonomis. Jika dibiarkan menumpuk, barang bekas tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk.

Selain ketiga langkah tersebut, terdapat tambahan upaya pencegahan atau yang dikenal sebagai Plus, di antaranya:

  • Membudidayakan ikan pemakan jentik, seperti ikan guppy.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah.
  • Melakukan kerja bakti menjaga kebersihan lingkungan secara rutin.
  • Memeriksa penampungan air di sekitar rumah.
  • Menyimpan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
  • Menaburkan larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tersumbat.
  • Menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, contohnya lavender.

Jangan tunggu sampai DBD menyerang. Mulai sekarang, lindungi keluarga dan lingkungan sekitar. Bersama, kita bisa hentikan nyamuk penyebar virus ini, dengan cara:

  • Lakukan 3M Plus setiap hari tanpa jeda.
  • Ajak tetangga dan lingkungan ikut peduli, karena kekuatan kita ada di kebersamaan.
  • Jangan lupa cek dan bersihkan jentik air di rumah minimal seminggu sekali.

Ayo, lawan DBD mulai dari diri sendiri!

Sumber:

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan. 2024. Komunikasi Kesehatan: Salah Satu Kunci Cegah dan Kendalikan Penyakit DBD di Indonesia. https://bblabkesling.go.id/r-komunikasi-kesehatan-salah-satu-kunci-cegah-dan-kendalikan-penyakit-dbd-di-indonesia

BRIN. 2024. Kenali Ciri-ciri, Siklus, dan Sebaran Nyamuk Aedes Aegypti. https://www.brin.go.id/news/118511/kenali-ciri-ciri-siklus-dan-sebaran-nyamuk-aedes-aegypti

Kemenkes RI. 2024. Cara Mencegah DBD dengan Menjaga Lingkungan dan Diri Sendiri. https://ayosehat.kemkes.go.id/cara-mencegah-dbd

Kemenkes RI. Demam Berdarah Dengue. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue#:~:text=Pengertian-,Demam%20berdarah%20dengue%20(DBD)%20adalah%20penyakit%20yang%20ditularkan%20oleh%20gigitan,antara%20negara%2Dnegara%20Asia%20Tenggara.

RAMBUT RONTOK DAN MASALAH KESEHATAN

Oleh : Susilawati, SKM

Rambut adalah organ tubuh pada manusia yang berupa helaian-helaian yang tumbuh dari folikel rambut di kulit. Rambut memiliki banyak fungsi, termasuk melindungi kulit kepala dari paparan sinar matahari, kotoran dan mikroorganisme berbahaya, menjaga suhu tubuh, dan sebagai bagian dari penampilan seseorang. Untuk itu kesehatan rambut dan kulit kepala tidak boleh dianggap sepele dan harus dijaga kebersihannya sehingga rambut dapat tumbuh dengan subur dan sehat. Pada saat ini masalah rambut yang paling sering dialami sebagian besar masyarakat adalah rambut rontok.  Oleh karena itu mari kita cari tau penyebabnya dan bagaimana cara menanggulanginya.

Rambut rontok merupakan hal yang dianggap wajar, tetapi jika terjadi secara tiba-tiba atau dalam jumlah yang signifikan dan disertai gejala lain, ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Rambut rontok umumnya disebabkan oleh faktor gaya hidup, seperti menggunakan produk perawatan rambut yang mengeluarkan panas atau berbahan kimia keras, sering mengikat rambut dengan ketat, pola makan yang buruk, atau stres berkepanjangan.

Rambut rontok yang berlebihan dapat menjadi indikasi masalah kesehatan tertentu, seperti kekurangan zat besi (anemia), masalah tiroid, atau penyakit autoimun seperti alopecia areata. Selain itu, perubahan hormon (seperti saat kehamilan atau menopause), penggunaan obat-obatan tertentu, dan stres juga bisa memicu rambut rontok. Umumnya setiap orang akan kehilangan rambut kurang lebih 50-100 helai per harinya.`

Penyebab Rambut Rontok yang Berhubungan dengan Masalah Kesehatan:

  • Anemia Defisiensi Besi:

Kekurangan zat besi dapat menghambat produksi sel darah merah, sehingga nutrisi dan oksigen yang disalurkan ke folikel rambut berkurang, menyebabkan rambut rontok. 

  • Masalah Tiroid:

Gangguan tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme) dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. 

  • Penyakit Autoimun:

Alopecia areata adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, menyebabkan kebotakan pada area tertentu atau bahkan seluruh tubuh. 

  • Perubahan Hormon:

Perubahan hormonal akibat kehamilan, menopause, atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat mempengaruhi siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. 

  • Kekurangan Nutrisi:

Kekurangan protein, vitamin D, vitamin B kompleks, atau zat besi dapat menghambat pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan. 

Faktor Risiko Lainnya:

  • Stres:

Stres kronis dapat menyebabkan kondisi yang disebut telogen effluvium, di mana rambut memasuki fase istirahat lebih awal dan rontok lebih banyak. 

  • Diet yang Tidak Seimbang:

Kekurangan nutrisi penting seperti protein, vitamin B, dan zinc dapat menyebabkan rambut rontok. 

  • Penggunaan Produk Perawatan Rambut yang Tidak Tepat:

Penggunaan produk yang terlalu keras, sering mengganti sampo, atau sering menggunakan alat styling rambut yang panas dapat merusak folikel rambut dan menyebabkan kerontokan. 

  • Efek Samping Obat-obatan:

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan kerontokan rambut sebagai efek samping. 

  • Riwayat Keluarga:

Kecenderungan genetik juga dapat meningkatkan risiko rambut rontok. 

Gejala Rambut Rontok yang Perlu Diwaspadai:

  • Rontok lebih dari 100 helai per hari.
  • Rontok disertai dengan pertumbuhan rambut yang terganggu.
  • Rontok disertai dengan kebotakan pada area tertentu.
  • Rontok disertai dengan perubahan warna rambut.
  • Rontok disertai dengan gejala lain seperti kelelahan, perubahan berat badan, atau masalah kulit. 

Tips Merawat Rambut Sehat dan Berkilau:

Pilih sampo dan kondisioner yang sesuai dengan jenis rambut Anda.

Gunakan masker rambut secara rutin.

Hindari penggunaan alat styling yang berlebihan.

Perbanyak konsumsi makanan sehat untuk rambut.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki masalah rambut yang serius, seperti rambut rontok atau gatal.

Sumber :

https://www.halodoc.com/kesehatan/rambut-rontok?srsltid=AfmBOopSp1Dx-Rp518JOLx9hqXype0Kc2RETxkVr0uj4junnj8saqsSh

https://www.alodokter.com/6-ciri-ciri-rambut-rontok-karena-penyakit