Tuberkulosis dan Perubahan Iklim: Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Penyebaran Penyakit
Oleh : Shukhalita Swasti Astasari., S.KM
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit menular yang paling banyak menyerang manusia di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), TB menyebabkan sekitar 1,5 juta kematian setiap tahunnya pada tahun 2020 dan menjadi penyebab kematian terbesar ke-13 di dunia dan penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua setelah COVID-19 (di atas HIV/AIDS). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang organ tubuh manusia, terutama paru-paru.
Meskipun telah ada program pencegahan dan pengobatan TB selama beberapa dekade, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan global. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penyebaran TB adalah perubahan iklim. Perubahan iklim dapat memengaruhi ekologi dan lingkungan tempat hidup bakteri penyebab TB, serta ketersediaan dan aksesibilitas pengobatan TB.
Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Penyebaran Tuberkulosis
- Perubahan Iklim dan Lingkungan
Perubahan iklim dapat memengaruhi ekologi dan lingkungan tempat hidup bakteri penyebab TB. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran TB dengan mempercepat atau memperlambat siklus hidup bakteri penyebab TB. Misalnya, penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban yang lebih tinggi dapat mempercepat laju reproduksi bakteri penyebab TB. Selain itu, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan air, serta tingkat kepadatan penduduk, yang semuanya dapat mempengaruhi penyebaran TB.
- Perubahan Iklim dan Ketersediaan Pengobatan TB
Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi ketersediaan dan aksesibilitas pengobatan TB. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan obat-obatan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses pengobatan TB. Misalnya, bencana alam seperti banjir atau tanah longsor dapat mengganggu akses ke pusat kesehatan atau bahkan merusak stok obat-obatan. Selain itu, perubahan iklim dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dan kerentanan sosial, yang semuanya dapat mempengaruhi akses masyarakat terhadap pengobatan TB.
- Perubahan Iklim dan Pergerakan Populasi
Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pergerakan populasi manusia, yang dapat mempengaruhi penyebaran TB. Perubahan iklim dapat menyebabkan bencana alam atau perubahan lingkungan yang memaksa orang untuk berpindah dari tempat tinggal mereka. Perpindahan ini dapat menyebabkan penyebaran TB di antara populasi yang bergerak, serta meningkatkan risiko penyebaran TB ke wilayah baru.
- Strategi Penanggulangan Tuberkulosis di Era Perubahan Iklim
Dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi penyebaran TB, dibutuhkan strategi penanggulangan yang tepat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan di antaranya adalah:
- Meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan. Salah satu cara untuk mengurangi risiko penyebaran TB adalah dengan meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan TB. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perawatan kesehatan, serta dengan meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan yang tepat.
- Menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih dapat membantu mengurangi penyebaran TB. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan menjadi sangat penting untuk menanggulangi penyakit ini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kebersihan lingkungan, serta dengan meningkatkan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai.
- Meningkatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyebaran TB. Oleh karena itu, meningkatkan tingkat vaksinasi dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dan meningkatkan akses terhadap vaksin.
- Mengurangi emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab perubahan iklim. Oleh karena itu, mengurangi emisi gas rumah kaca dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim pada penyebaran TB. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan dan mengurangi penggunaan energi fosil.
- Meningkatkan pemantauan dan pengawasan. Pemantauan dan pengawasan menjadi sangat penting dalam mengatasi penyebaran TB di era perubahan iklim. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sistem pemantauan dan pengawasan penyakit, serta meningkatkan koordinasi antara pihak-pihak terkait.
Dalam menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi penyebaran TB, strategi penanggulangan yang tepat sangatlah penting. Melalui upaya-upaya yang telah disebutkan di atas, diharapkan penyebaran TB dapat diatasi dengan lebih efektif.
Referensi:
Basu, S., & Stuckler, D. (2012). The effect of climate change on global tuberculosis control. The Lancet Infectious Diseases, 12(10), 857-865. doi: 10.1016/S1473-3099(12)70164-3
Gao, S., & Wang, X. (2016). The impact of climate change on the transmission of tuberculosis in China. Journal of Theoretical Biology, 404, 35-41. doi: 10.1016/j.jtbi.2016.06.016
Hales, S., & Baker, M. G. (2002). Epidemic tuberculosis in New Zealand: quantitative assessment of the risks associated with environmental and social factors. American Journal of Public Health, 92(5), 817-823. doi: 10.2105/AJPH.92.5.817
WHO. 2022. Fact Sheet : Tuberkulosis. https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022/fact-sheets#V%2FAIDS). Diakses pada tanggal 07 Maret 2023.
Yayasan KNCV Indonesia – Untuk Indonesia Bebas TBC. Perubahan Iklim Dan Notifikasi Kasus TBC. https://yki4tbc.org/perubahan-iklim-dan-notifikasi-kasus-tbc/. Diakses pada tanggal 08 Maret 2023.
Write a Comment