Berita

Jompo Muda No More: Waspadai Penuaan Dini di Usia Produktif

Oleh : Nur Handayani

Di era modern saat ini, istilah “jompo muda” semakin populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Istilah ini menggambarkan kondisi anak muda yang sudah mengalami keluhan fisik seperti cepat lelah, pegal-pegal, nyeri sendi, susah tidur, hingga gangguan konsentrasi, padahal usia mereka masih relatif muda. Fenomena ini bukan lelucon semata, karena jika tidak ditangani, bisa menjadi pertanda awal penuaan dini yang berdampak pada kualitas hidup di masa depan.

      Penuaan dini tidak hanya terjadi pada kulit wajah, tetapi juga bisa terjadi pada organ dalam, sendi, otot, bahkan sistem metabolisme tubuh. Penyebabnya beragam, mulai dari pola hidup sedentari (minim gerak), konsumsi makanan olahan tinggi gula dan lemak, merokok, paparan polusi, hingga stres kronis dan kurang tidur. Gaya hidup yang tidak seimbang ini menyebabkan tubuh mengalami peradangan tingkat rendah yang kronis, mempercepat kerusakan sel, dan menurunkan kemampuan tubuh untuk meregenerasi diri. Kondisi semacam ini dikarenakan tidak menerapkan gaya hidup sehat.

Berikut adalah ciri-ciri tidak sehat secara fisik :

  • Mudah lelah: Tubuh terasa lemas dan kurang energi sepanjang waktu. 
  • Gangguan tidur: Sulit tidur atau justru tidur terlalu banyak. 
  • Perubahan nafsu makan: Nafsu makan berkurang atau justru meningkat secara drastis. 
  • Masalah berat badan: Berat badan naik atau turun secara tidak wajar. 
  • Sakit kepala atau pegal-pegal: Keluhan sakit kepala atau nyeri pada tubuh yang sering terjadi. 
  • Mudah terserang penyakit: Rentan terhadap berbagai macam penyakit karena daya tahan tubuh yang lemah.
  • Penyakit kronis: Memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan kanker. 

Sedangkan ciri-ciri tidak sehat secara mental:

  • Perasaan negatif: Sering merasa bersalah, bimbang, mudah tersinggung, kecewa, frustasi, menderita, tidak percaya diri, atau sedih. 
  • Gangguan kecemasan: Mudah cemas, gelisah, dan khawatir berlebihan. 
  • Depresi: Merasa sedih berkepanjangan, kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, dan sulit berkonsentrasi. 
  • Stres: Merasa tertekan, kewalahan, dan sulit mengelola emosi. 

                  Penuaan dini seringkali terjadi ketika seseorang melakukan perilaku tidak sehat, beberapa yang sering dilakukan masyarakat antara lain :

  • Kurang aktivitas fisik: Jarang atau tidak pernah berolahraga, lebih banyak duduk atau berdiam diri. 
  • Pola makan tidak sehat: Sering mengonsumsi makanan cepat saji (junk food), makanan tinggi lemak, gula, dan garam. 
  • Merokok dan minum alkohol: Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. 
  • Kurang tidur: Tidur kurang dari 7-8 jam sehari. 
  • Pola tidur tidak teratur: Sering begadang dan sulit mengatur waktu tidur. 
  • Stres yang tidak terkendali: Tidak mampu mengelola stres dengan baik, sehingga memicu masalah kesehatan mental dan fisik. 
  • Terlalu banyak menonton TV: Menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi.
  • Bermain game berlebihan: Terlalu fokus pada permainan video tanpa jeda.
  • Duduk terlalu lama: Bekerja atau beraktivitas dengan posisi duduk dalam waktu yang lama tanpa jeda untuk bergerak.
  • Menggunakan kendaraan untuk jarak dekat: Lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk jarak yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. 

Tips supaya tidak jompo di usia muda :

1. Cegah dengan Gizi Seimbang dan Hidup Aktif

Salah satu langkah awal untuk mencegah penuaan dini adalah dengan menjaga pola makan bergizi seimbang. Kurangi konsumsi makanan ultra-proses seperti minuman manis kemasan, gorengan, fast food, serta makanan instan yang tinggi sodium dan rendah nutrisi. Sebaliknya, perbanyak konsumsi sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan air putih. Antioksidan yang terkandung dalam makanan alami dapat membantu melawan radikal bebas yang mempercepat penuaan.

Tak kalah penting, aktivitas fisik secara rutin juga sangat disarankan. Menurut WHO, orang dewasa sebaiknya melakukan minimal 150 menit olahraga sedang per minggu. Jenis olahraga seperti jalan cepat, senam ringan, yoga, atau berenang dapat menjaga kekuatan otot dan tulang, serta mencegah kekakuan sendi. Selain itu, olahraga juga meningkatkan produksi hormon endorfin yang membuat suasana hati lebih baik dan energi tetap stabil sepanjang hari.

2. Istirahat Cukup dan Kelola Stres

Pentingnya tidur yang berkualitas kerap diabaikan. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol (hormon stres) dan mempercepat penuaan sel. Idealnya, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur setiap malam. Hindari kebiasaan begadang dan gunakan waktu malam untuk istirahat maksimal agar sel tubuh memiliki waktu untuk melakukan regenerasi.

Selain itu, pengelolaan stres menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mental. Meditasi, olahraga, journaling, atau sekadar berinteraksi sosial secara positif terbukti dapat mengurangi stres. Jangan ragu untuk berbicara dengan tenaga profesional seperti psikolog jika kamu merasa stres berkepanjangan.

3. Deteksi Dini dan Periksa Kesehatan Rutin

Generasi muda sering merasa sehat sehingga enggan melakukan pemeriksaan kesehatan. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan dislipidemia yang bisa muncul sejak usia 20-an. Pemeriksaan rutin seperti tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, indeks massa tubuh, serta kesehatan tulang dan sendi perlu mulai diperhatikan.

Kementerian Kesehatan RI bahkan mendorong masyarakat usia produktif untuk melakukan Skrining Kesehatan Berkala guna mengetahui faktor risiko sejak dini. Dengan penanganan tepat, risiko bisa dikendalikan dan kesehatan jangka panjang lebih terjaga.

Referensi
·  Kementerian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Gizi Seimbang.

·  Perhimpunan Dokter Spesialis Geriatri Indonesia (PERGEMI). (2020). Panduan Pencegahan Penuaan Dini.

·  Badan Litbangkes. (2019). Riskesdas: Perilaku Hidup Sehat dan Penyakit Tidak Menular.

·  World Health Organization. (2020). Physical Activity and Young Adults. ·  Harvard Medical School. (2022). The Effects of Chronic Stress on the Body.

Sharing is caring!

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tingkatkan Mutu Layanan, RS Paru Respira Jalani Pemantauan Evaluasi PPS KARS

BANTUL – Dalam upaya berkelanjutan menjaga standar pelayanan kesehatan yang prima, RS Paru Respira Yogyakarta menyambut …

RS Paru Respira Yogyakarta Salurkan Bantuan Korban Banjir dan Longsor di Aceh Tamiang

Aceh Tamiang, 12 Desember 2025 RS Paru Respira Yogyakarta menyalurkan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada warga terdampak …

Pelatihan Keamanan Data & Informasi serta tata laksana downtime SIMRS Tingkatkan Keamanan Siber dan Kesiapan Sistem

Bantul – Dalam upaya memperkuat perlindungan data pasien dan menjaga kontinuitas layanan kesehatan di era digital, RS Paru …

Layanan Pengaduan Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan, RS Paru Respira menyediakan beragam fasilitas untuk menampung aduan, saran, dan …

Tingkatkan Kesiapsiagaan Kegawatdaruratan, RS Paru Respira Gelar IHT Bantuan Hidup Dasar (BHD) 2025

BANTUL – Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien (patient safety), RS Paru Respira sukses …

Hidup Lebih Sehat dengan PPOK: Tips Gaya Hidup yang Bisa Dilakukan

Oleh : Monica Ayu Prabowoslatri, A.Md. Kep Pernahkah Anda mendengar istilah PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)? Penyakit …