Category: <span>berita</span>

Saatnya Kita Ambil Bagian dalam Kampanye HTBS (Hari Tuberkulosis Sedunia) 2019

By: Kristi Riyandini

Sahabat sehat, setiap tanggal 24 Maret, WHO dan dunia memperingati Hari Tuberculosis Sedunia (HTBS). Mengapa kemudian ada Hari Tuberculosis Sedunia? Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO. Oleh sebab itu hingga saat ini TB masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainability Development Goals). Hari Tuberculosis Sedunia ini dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa TB sampai saat ini masih menjadi epidemi di dunia, TB memberikan dampak buruk bagi  kesehatan, sosial dan ekonomi. Peringatan HTBS adalah salah satu upaya percepatan untuk mengakhiri epidemi TB global. Di Indonesia sendiri, Tuberkulosis merupakan penyebaban kematian nomor satu di antara penyakit menular lainnya.

TB di Indonesia

WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000 penduduk sedangkan TB-HIV sebesar 36.000 kasus per tahun atau 14 per 100.000 penduduk. Kematian karena TB diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk, dan kematian TB-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk. Dengan insiden sebesar 842.000 kasus pertahun dan notifikasi kasus TBC sebesar 442.172 kasus maka masih ada sekitar 47% yang belum ternotifikasi baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan.

Mengapa TB perlu dieliminasi???

  1. TB menular. Arus globalisasi transportasi dan migrasi penduduk antar negara membuat TBC menjadi ancaman serius.
  2. Pengobatan TB tidak mudah dan murah
  3. TB yang tidak ditangani hingga tuntas menyebabkan resistensi obat
  4. TB menular dengan mudah, yakni melalui udara yang berpotensi menyebar di lingkungan keluarga, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum lainnya.

Kampanye TB Global

Tema HTBS 2019 di Global adalah “It’s TIME”, to play my part. Ini adalah saatnya kita untuk ambil bagian dari program dunia untuk mengakhiri TB dalam komunitas kita, negara kita dan epidemi TB Dunia, siapapun kita, apapun latar belakang kita, semuanya bisa berkontribusi dalam kampanye ini.  

Mau ambil bagian dari kampanye TB Dunia, Bagaimana Caranya ?

Jika kita ingin mengambil bagian dalam acara kampanye TB Global yang mengambil Tema “It’s TIME”, to play my part, ada beberapa langkah yang disiapkan oleh The Stop TB Partnership dimana kitabisa menjadi bagian didalamnya yaitu :

  1. Stop TB Partnership menyediakan materi-materi kampanye dalam 6 bahasa yang bisa digunakan dan didownload dari situs web. Kita bisa menggunakan materi kampanye tersebut untuk kampanye bebas TB secara pribadi, kelompok maupun bekerja sama dengan pemangku kebijakan.
  2. Mengambil foto dengan tema waktu dan share di sosial media (tag@stopTB). Stop TB Partnership ingin tema It’s Time ini menjadi viral agar makin banyak orang yang tahu dan peduli dengan kampanye TB.
  3. Gunakan hastags dibawah ini untuk semua postinganmu yang berkaitan dengan TB. 

#ItsTimetoEndTB

#WorldTBDay2019

  • Mengganti profil foto media sosial kita dengan foto berlatar belakang panah merah. Boleh menggunakan foto yang disediakan seperti dibawah ini atau kreasikan sendiri dengan foto yang lain bahkan dengan foto diri kita.

Tambahkan Panah Merah ke gambar profil Anda di Facebook dan / atau Twitter sebagai tanda bahwa kita ikut peduli  TB. Contoh gambar profil :

Sumber: http://www.stoptb.org/events/world_tb_day/2019/

Jika Anda ingin melakukan perubahan dengan gambar/foto diri yang lain, Anda dapat mengunduh gambar Red Arrow dari twibbon (https://twibbon.com/support/leadwithlove-endtb)

  1. Bagikan lokasi event/ acara kampanye TB yang anda

Jika kamu ingin acarmu terlihat dan diketahui dan jika kamu ingin  mempromosikannya kami butuh anda untuk menginformasikannya menggunakan link berikut agar (http://www.stoptb.org/events/world_tb_day/addEvent.asp) agar  The Stop TB Partnership bisa menandai event/kegiatan anda pada WTBD map.

Kampanye TBC Nasional

Penggunaan kata TB memang tidak terlalu popular di Indonesia, oleh karena itu Indonesia kita kembali menggunakan singkatan lama yaitu TBC. Jika Global punya tema kampanye, maka nasional juga memiliki tema kampanye yang sejalan dengan tema global, kampanye nasional TBC tahun ini mengambil tema Nasional : “Saatnya Indonesia Bebas TBC, mulai dari saya”

Apa sih makna dari tema ini ???

  • Saatnya Indonesia Bebas TBC adalah: Mengingatkan kembali kepada seluruh pihak bahwa ini adalah waktunya kita berbuat lebih untuk mencapai eliminasi TBC baik nasional maupun global pada tahun 2030. Kita ingin menciptakan Indonesia dan Dunia terbebas dari TBC.
  • Mulai dari saya: Setiap individu dapat berkontribusi secara aktif dalam pencegahan dan penanggulangan TBC.

Selain tema nasional, Kemenkes juga mengeluarkan Sub Tema yang akan memandu kita melakukan kampanye TBC ini.

Sub Tema :

  • Ketahui status TBC mu sekarang

Setiap orang dapat segera memeriksakan diri bila mempunyai gejala TBC, seperti batuk, demam meriang, berat badan menurun dan sebagainya. Dengan deteksi dini, maka pengobatan yang tepat dapat diberikan sehingga rantai penularan bagi lingkungan sekitar dapat dihentikan.

  •  TOSS TBC dimulai dari saya

Setiap orang bisa berperan dalam pengendalian TBC dengan memulainya dengan cara Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC). Setiap orang bisa turut aktif mengedukasi, menemukan kasus TBC atau berinisiatif melakukan pemeriksaan ke Puskesmas bila mempunyai gejala TBC.

  • TOSS TBC dimulai dari keluarga

Setiap orang bisa berperan dalam pengendalian TBC dengan memulainya dengan cara Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC) dalam keluarga. Melalui pengobatan TBC yang teratur dan sampai tuntas serta melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, penyakit TBC bisa disembuhkan sehingga keluarga sehat, masyarakat Indonesia sehat dan sejahtera.

  • Komitmen bersama menuju Indonesia bebas TBC

Untuk mencapai Indonesia bebas TBC diperlukan dukungan dari segala sektor. Baik di pusat maupun di daerah, oleh pemerintah maupun swasta.

Apa saja jenis kegiatan yang dicanangkan Kemenkes?

Rangkaian peringatan Hari TBC Sedunia (HTBS) ini dilaksanakan di Pusat dan daerah sesuai dengan kearifan lokal. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dicanangkan oleh Kemenkes untuk kemudian diikuti oleh daerah  dengan melibatkan LSM dan komunitas nyang ada. Apabila diringkas kegiatan yang dilakukan antara lain :

1. Deteksi dini dan pencegahan penularan TBC di keluarga dan tempat khusus

2. Soft Launching Peringatan HTBS 2019 dan kampanye penemuan kasus secara aktif

3. Temu media dalam rangka Hari TBC Sedunia

4. Fun Campaign

5. Kampanye TBC melalui media.

Kampanye TBC melalui media

Rasanya media sosial dimasa ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Kegiatan kampanye TBC melalui media sosial adalah salah satu hal yang bisa ikut kita lakukan

Di tingkat pusat, Kementerian Kesehatan menetapkan tanda pagar (tagar) atau hastag (#) yaitu:

#TOSSTBC

#Itstime

#TemukanTBCObatiSampaiSembuh

#TBCbisadisembuhkan

#ObatTBCgratisdanberkualitas

#TOSSTBCmulaidarisaya

Kementerian Kesehatan menetapkan template gambar profil HTBS 2019 yang akan digunakan lewat media sosial (Twitter, Facebook, Instagram dan lain-lain) dan diharapkan semua komponen masyarakat (pasien, masyarakat, petugas TBC dan lainnya) bisa menghubungkan semua aktifitas media sosialnya dalam penyebarluasan informasi mengenai Tuberkulosis dengan menggunakan twibbon dan tagar di atas. Sama seperti kampanye TB Global, Kampanye TBC Nasional juga menggunakan media facebook, twitter dan instagram.

Salah satunya dengan mengganti profil picture facebook/twitter/instagram menggunakan gambar profil dengan template HTBS 2019 yang gambarnya bisa kita kreaskian dengan foto diri melalui link http://bit.ly/TwibbonHTBS2019 .

Contoh profil dengan template HTBS

Setap memposting foto dengan template HTBS dan pesan kampanye TBC lainnya, Tag akun fanspage TB Indonesia untuk fb, mention akun @tb.indonesia untuk twitter, dan posting Instagram dengan tag akun @tbc.indonesia, sertakan hastag yang telah disediakan pilihan katanya  oleh Kemenkes. Petunjuk penggunaan media sosial dalam rangka kampanye peringatan Hari TBC Sedunia tahun 2019 juga tersedia dalam paduan lengkap hari TB Sedunia dari Kemenkes.

Media KIE TBC berupa leaflet, poster, leaflet, infografis, lembar balik, video, film pendek TBC dll, dapat di download pada link berikut: http://bit.ly/KIE_TBC.

Contoh prototype merchandise dan media kie peringatan Hari TBC sedunia tahun 2019

Panduan lengkap mengenai hari TB Sedunia dari Kemenkes bisa didownlod melalui link http://www.tbindonesia.or.id/assets/uploads/files/3cc44-final-juknis-htbs-2019.pdf dimana dalam panduan tersebut akan disediakan prototipe  berbagai media kampanye yang bisa kita pakai untuk bahan kampanye TBC. Organisasi TB dunia  dan pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI telah memberikan berbagai fasilitas yang bisa kita gunakan untuk kampanye TB oleh karena itu……

Mari kita sebagai individu, komunitas maupun instansi mulai peduli dan ambil bagian untuk mengakhiri epidemi TB Global.

By: Kristi Riyandini

Asupan Gizi dan Atlet

Asupan Gizi dan Atlet

By : Nur Handayani, SKM

Belum lama ini telah selesai digelar salah satu pesta akbar di bidang olahraga, yaitu Asian Games. Sebagai penyelenggara pesta olahraga tersebut, Indonesia dinilai sukses. Saat itu semua elemen masyarakat berlomba-lomba memberikan dukungan dan apresiasinya terhadap atlet bangsa di negeri ini. Atlet Indonesia yang semula hanya ditargetkan 30 medali emas, tidak disangka justru melebihi target. Tentunya prestasi atlet kita sangatlah membangggakan. Prestasi atlet seperti ini tidak terlepas dari banyak hal. Tidak bisa seorang atlet dalam sekejap memperoleh hasil yang maksimal. Seorang atlet tidak hanya butuh dukungan kemampuan teknik, latihan fisik, dukungan sarana dan prasarana tetapi juga dukungan asupan gizi.

              Asupan gizi bagi atlet seringkali diabaikan. Padahal penampilan prima pada atlet adalah salah satunya ditunjang oleh asupan  gizi. Selain itu, asupan gizi ini diperlukan pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan baik setelah latihan maupun setelah bertanding. Asupan gizi yang baik juga akan membantu proses perbaikan atau penggantian sel tubuh yang rusak. Pilihan makanan yang tepat akan membantu untuk mengoptimalkan energi dan membantu masa pemulihan (recovery) atlet setelah bertanding. Kebutuhan energi bagi atlet bervariasi tergantung dari durasi, jenis dan intensitas dari latihan yang dilakukan. Kebutuhan gizi yang harus terpenuhi adalah baik dari jenis makronutrien (karbohidrat,protein dan lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral).

              Ada beberapa pendapat tentang penggolongan jenis olahraga yang berhubungan dengan nutrisi/asupan gizi. Pendapat pertama ada 4 penggolongan jenis olahraga, yaitu :

  1. Jenis olahraga power, antara lain : seperti angkat besi, tolak peluru, dan tinju
  • Jenis olahraga endurance, seperti maraton, lari jarak menengah-jauh, dan  renang di atas 400 meter
  • Jenis olahraga sprint, seperti lari 100 dan 200 meter dan renang 25 meter
  • Jenis olahraga permainan, seperti sepak bola, voli, bulu tangkis, tenis meja dan tenis lapangan

Pendapat lain, ada 4 jenis juga untuk penggolongan jenis olahraga :

  1. Olahraga ringan        : Menembak Golf Bowling Panahan
  2. Olahraga sedang     : Atletik Bulutangkis Bola basket Hockey Soft ball Tenis meja, Tenis Senam Sepak bola
  3. Olahraga berat           : Renang Balap sepeda Tinju Gulat Kempo Judo
  4. Olahraga berat sekali : Balap sepeda jarak jauh ( > 130 km ) Angkat besi, Marathon Rowing.

              Apapun penggolongan jenis olahraga yang berkaitan dengan pemenuhan asupan gizi menjadi salah satu hal yang penting untuk mendukung performa atlet. Hal ini juga dibenarkan oleh Mury Kuswari, sport nutritionist sekaligus ketua umum Asosiasi Nutrsionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI), setiap atlet pun memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda tergantung jenis olahraga dan intensitas latihannya.

              Berikut zat gizi yang diperlukan atlet sebagai asupan :

  • Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber tenaga bagi atlet. Zat ini disimpan dalam bentuk glikogen didalam otot. Otot biasanya dapat menyimpan glikogen selama 60-90 menit (untuk olahraga dengan intensitas tinggi).  Karbohidrat dicerna dalam tubuh kurang lebih 1-3 jam. Atlet harus mengkonsumsi karbohidrat 60 – 70% total energi. Karbohidrat dalam makanan sebagian besar dalam bentuk karbohidrat kompleks, sedangkan karbohidrat sederhana hanya sebagian kecil saja (< 10 %). Menurut Soekarman (1987) karbohidrat di bagi menjadi 3 macam yaitu: a) Monosakarida (glukosa dan fruktosa), b) Disakarida ( sukrosa dan maltosa), c) Polysakarida (tepung dan glikogen). Semua macam karbohidrat sebelum diserap akan dijadikan glukosa. Beberapa banyak karbohidrat yang dimakan tergantung dari beratnya latihan. Apabila asupan karbohidrat kurang akan berdampak pada kelelahan otot. Dan ini akan mengganggu performa atlet. Contoh makanan tinggi karbohidrat seperti sereal , roti , pasta , nasi , buah-buahan , sayuran dan kacang-kacangan.

  • Protein

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan otot, pembentukan sel-sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon, dan sintesa jaringan-jaringan badan lainnya. Protein dicerna menjadi asam-asam amino, yang kemudian dibentuk protein tubuh di dalam otot dan jaringan lain. Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu latihan fisik intensif. Sebaiknya, kurang lebih 15% dari total kalori yang dikonsumsi berasal dari protein. Begitu pentingnya protein, atlet akan disarankan untuk mengkonsumsi makanan protein berkualitas tinggi seperti pada daging ayam, sapi, ikan, telur, produk susu, kacang juga biji-bijian.

  • Lemak

Lemak dibutuhkan sebagai sumber energy yang berjangka waktu lama, missal untuk olahraga lari marathon. Pemilihan makanan berlemak tidak boleh sembarangan. Sebelum dan selama latihan tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Hal ini dikarenakan lemaka akan lama dicerna dan memiliki waktu tinggal lama didalam perut.

  • Vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral memainkan peranan penting dalam mengatur dan membantu reaksi kimia zat gizi penghasil energi, sebagai koenzim dan ko faktor. Pada keadaan defisiensi satu atau lebih dapat mengganggu kapasitas latihan. Kebutuhan vitamin terutama vitamin yang larut air (vit. B dan C) meningkat sesuai dengan meningkatnya kebutuhan energi. Penelitian menunjukkan bahwa deplesi besi tingkat moderate dihubungkan dengan berkurangnya performance latihan. Tambahan beberapa vitamin dan mineral yang penting diperhatikan dalam kaitannya dengan olahraga seperti vitamin A, B, C, D, E dan K, mineral seperti Ca, Fe, Na, K, P, Mg, Cu, Zn, Mn, J, Cr, Se dan F.

  • Air dan serat

Air dalam tubuh merupakan komponen terbesar dimana proporsinya mencapai 60-70% berat badan orang dewasa. Selama pertandingan yang memerlukan ketahanan seperti marathon atau jalan cepat harus diperhatikan pengisian cadangan zat cair. Keadaan dehidrasi, gangguan keseimbangan air dan elektrolit serta pengaturan suhu tubuh dapat menimbulkan kelelahan dan membahayakan. Kehilangan air yang melebihi 4 – 5% dari berat badan dapat mengganggu penampilan atlet. Dehidrasi berat secara potensial dapat menyebabkan temperatur tubuh meningkat dan mengarah ke heat stroke serta dapat berakibat fatal. Karena itu para atlet khususnya yang melakukan kegiatan endurance harus menyadari pentingnya minum cairan selama latihan maupun sesudahnya, walaupun belum terasa haus. Serat makanan penting untuk memelihara fungsi normal dari saluran cerna. Serat makanan yang tinggi bisa di dapat dari sayuran, buahan, grain dan kacang-kacangan.

Asupan gizi yang dikonsumsi atlet hendaknya selalu dikonsultasikan dengan pakar gizi sehingga asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh bisa memenuhi kebutuhan sebagai atlet sesuai dengan bidang olahraga yang ditekuni. Atlet sangat dianjurkan untuk tidak memilih makanan sembarangan supaya performanya bagus. Ada beberapa makanan dan minuman yang perlu dihindari atlet dalam pemenuhan asupan gizi :

  • Alkohol

Alkohol dapat menghambat kebugaran fisik mereka dalam beberapa cara. Minuman keras juga bisa memperlambat pemulihan otot, mengganggu keterampilan motorik, dan menurunkan kekuatan serta kecepatan mereka. Alkohol juga dapat menekan sistem kekebalan tubuh.

  • Makanan tanpa mengandung protein

Atlet sangat membutuhkan protein. Menurut Jim White RD, exercise physiologist protein digunakan untuk memperbaiki dan memperkuat jaringan otot. Masih menurutnya, kandungan protein dalam tubuh harus dijaga karena bertujuan untuk menjaga kecukupan energi, keseimbangan, membantu menurunkan tingkat gula darah, dan meningkatkan rasa kenyang.

  • Produk minuman olahraga

Atlet sering menghindari produk minuman olahraga yang biasanya ada kandungan elektrolitnya, karena ternyata didalam minuman tersebut mengandung banyak gula sebanyak 34 gram. Tentu hal ini perlu dihindari karena akan menambah berat badan atlet.

  • Sup kaleng

Dalam makanan kemasan seperti sup kaleng, banyak mengandung natrium. Makanan ini perlu dihindari oleh atlet. Atlet memang membutuhkan natrium tetapi bila dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan tekanan darah tinggi.

  • Sereal

Atlet disarankan untuk tidak mengkonsumsi sereal. Pada jenis makanan ini mengandung gula yang sangat tinggi sehingga akan menambah kalori dalam tubuh.

  • Minyak kelapa

Dalam satu sendok makan minyak kelapa mengandung 120 kalori. Meski dinilai sehat, akan tetapi konsumsi minyak kelapa tetap harus dijaga. Kalau tidak, kalori akan tertimbun dalam tubuh dan meski atlet berolahraga, bukan tidak mungkin kalori akan berubah jadi lemak jahat.

  • Protein bar

Protein bar yang ada dipasaran mengandung gula yang cukup tinggi. Disarankan jika ingin makan protein bar, pilih yang jumlah kalorinya 300 sampai 400 dan jumlah protein 15 sampai 20 gram. Jumlah karbohidratnya pun harus diperhitungkan karena karbohidrat justru diperlukan tubuh untuk energi tubuh.

  • Frozen yoghurt

Jenis makanan ini rendah lemak, akan tetapi kandungan gula nya tinggi. Nah, apabila dikonsumsi bersamaan dengan karbohidrat bisa jadi gula darah kita menjadi tinggi. Karena karbohidrat dalam tubuh diubah menjadi glukosa. Bila akan mengkonsumsi yoghurt, disarankan yang plain yoghurt.

              Dari uraian di atas kita menjadi tahu ya kenapa atlet harus menjaga pilihan asupan makanan. Hal ini dikarenakan akan membantu tubuh atlet baik sebelum dan saat latihan serta saat bertanding bahkan pemulihan sehingga performa lebih bagus dan tentunya akan berdampak pada prestasi atlet tersebut. Kita pun bila bukan seorang atlet bisa belajar dari uraian di atas bahwa asupan gizi harus kita jaga supaya badan kita tetap sehat dan bugar. Banyak makanan yang kita harus jeli melihat kandungan gizinya. Biasanya kita makan apa saja tanpa memikirkan kandungan gulanya, kandungan kalorinya atau bahkan ada zat pewarna atau zat penguat rasa, mulai sekarang kita harus lebih teliti. Asupan makan yang kita makan akan berpengaruh pada kesehatan tubuh kita. Mulailah makan sesuai pedoman konsumsi sehari-hari “Isi Piringku”, dimana satu piring berisi 50% berisi sayur dan buah, 50% lagi berisi karbohidrat dan protein. Yuk mulai hidup sehat. Sehat mulai dari kita.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Listia H, Rahman. 2016. Inilah Makanan yang Dikonsumsi Atlet-atlet Sekelas Olimpiade Setiap Harinya, Indonesia Seperti Apa? www.kompasiana.com  tanggal 23 Agustus 2016
  2. Gobel, Fatmah Afrianty. Timnas Sepakbola, Gizi Atlet dan Ilmu Kesehatan. 2011. www.kompasiana.com tanggal 18 Januari 2011
  3. Wedya, Kotondio Bayumitra. 2016. Sepiring Gudeg, Tongseng, dan Nasib (Gizi) Atlet Indonesia. Ahttp://fandom.id/analisis/fisio/sepiring-gudeg-tongseng-dan-nasib-gizi-atlet-indonesia/  tanggal 6 Maret 2016
  4. Rulli Fauzi dan Firsta Nodia. 2018. Ini Nutrisi yang Harus Dicukupi Atlet Jelang Asian Games 2018. www.suara.com tanggal 11 April 2018
  5. Adhiansyah, Yova.2013.  Gizi atlet harus diperhatikan. https://sports.sindonews.com tanggal 2 April 2013
  6. 4 Bahan Makanan Padat Gizi yang Dipilih Para Atlet. www.doktersehat.com
  7. Fitriyanto & Hazliansyah. 2018. Ahli Gizi Harus Ada di Setiap Cabor. www.republika.co.id tanggal 1 Maret 2018
  8. Junaidi, Rahmad Seto. 2015. Kebutuhan Gizi Bagi Atlet. http://rahmadsetojunaidi.blogspot.com tanggal 30 September 2015
  9. Andriarto, Irfan. 2016. Nutrisi/Zat Gizi Atlet Sebelum, Selama dan Setelah Pertandingan. www.civitas.uns.ac.id tanggal 25 Januari 2016
  10. Lilik, Herawati. 2016. Nutrisi Atlet. www.fk.unair.ac.id tanggal 9 Maret 2016
  11. Kuswari, Mury. Pemenuhan Gizi yang Baik Bantu Dorong Atlet Capai Prestasi Terbaik. www.health.detik.com tanggal 29 Maret 2016
  12. Umar, Khairul. 2015. Analisis Kebutuhan Gizi Atlet. http://konspirasikeolahragaan.blogspot.com tanggal 5 Mei 2015
  13. Susandijani. 2018. Asian Games 2018 : 5 Makanan yang Harus Dihindari Para Atlet. https://gaya.tempo.co tanggal 4 April 2018
  14. ____. 2018. Baru Tahu! Ternyata 5 Makanan Sehat Ini Justru Harus Dihindari Atlet, Kenapa, Ya?       https://juara.bolasport.com tanggal 15 April 2018

By : Nur Handayani, SKM

Capaian Indikator Mutu Prioritas Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2018 RS Paru RESPIRA TW I-TW III

Capaian Indikator Mutu Prioritas Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2018 RS Paru RESPIRA TW I-TW III

 

A. Indikator Mutu Prioritas

  1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24 jam pada pasien rawat inap
  2. Waktu tunggu hasil pemeriksaan mikroskopis BTA <120 menit
  3. Keberhasilan sampling darah rutin dalam 1 kali tindakan
  4. Waktu tunggu hasil pemeriksaan foto thoraks ≤ 150 menit
  5. Tidak adanya kejadian thorakosintesis salah sisi
  6. Pemberian controller pada pasien PPOK pulang rawat inap
  7. Ketepatan pemberian obat oleh farmasi sesuai resep dokter pada pasien rawat inap
  8. Angka kesalahan golongan darah transfusi
  9. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pasien lama rawat jalan ≤ 5 menit
  10. Ketepatan waktu pengembalian berkas rawat inap

 

11.a. Angka kejadian Phlebitis pada pasien rawat inap

     b. Angka kejadian infeksi saluran kemih terkait pemasangan urine kateter pada pasien rawat inap

B. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

  1. Identifikasi pasien sebelum 4 momen dilakukan dengan benar
  2. Prosedur verifikasi yang dilakukan Dokter Penanggung Jawab Pasien ((DPJP) rawat inap tidak lebih dari 24 jam.
  3. Kepatuhan pemberian obat high alert oleh farmasi terhadap obat yang beredar di luar farmasi
  4. Kepatuhan penandaan lokasi operasi/thoracosintesis dengan tanda lokasi yang benar
  5. Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen
  6. Kejadian pasien jatuh selama dirawat di rumah sakit

C. Indikator Internasional

  1. Pemberian aspirin pada pasien acute myocardial infarction
  2. Pemberian konseling berhenti merokok pada pasien pneumonia rawat inap
  3. Kejadian pasien jatuh selama dirawat di rumah sakit 
  4. Angka decubitus   
  5. Pemberian konseling berhenti merokok pada pasien heart failure rawat inap

GRAFIK Capaian Indikator Mutu Prioritas Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien TW I-TW III Tahun 2018

           

        

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pentingnya Cegah Stunting Demi Masa Depan Anak Bangsa

Pentingnya Cegah Stunting Demi Masa Depan Anak Bangsa

Oleh : Nur Handayani, SKM

PKRS – RS Paru Respira Yogyakarta

                Belakangan ini Kementrian Kesehatan gencar berkampanye tentang stunting dengan slogannya “Cegah Stunting, Ini Penting”. Kata stunting itu sendiri bagi orang awam terkesan asing. Mungkin bagi kita pun juga demikian. Sebenarnya apa sih stunting itu? Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dimulai dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Balita pendek (stunting) dapat diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada dibawah normal. Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005, nilai Z score nya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.

 

             Terjadinya stunting seringkali tidak disadari oleh orang tua, setelah anak berusia dua tahun baru terlihat ternyata balita tersebut pendek. Stunting terjadi karena adanya masalah gizi kronis yang akibat asupan gizi yang kurang dan terjadi cukup lama. Terkadang orang tua kurang menyadari hal tersebut, mereka menganggap anak mereka sudah cukup makan tanpa memperhatikan kandungan gizi asupan yang diberikan ke anak. Diperkirakan ada 162 juta balita pendek pada tahun 2012. Jika tren berlanjut tanpa upaya penurunan, diproyeksikan akan menjadi 127 juta pada tahun 2025. Dalam skala dunia, anak stunting terbanyak di Asia (56%) dan Afrika ( 36%). Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riskesdas 2013 terdapat 37,2% anak stunting. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai angka 35,6%, maka tidak ada penurunan untuk angka stunting. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan presentase terendah untuk anak stunting, selain provinsi Kepulauan Riau (26,3%) dan DKI Jakarta (27,5%).

            Kemudian pada tahun 2015 diadakan Pemantauan Status Gizi (PSG) oleh kementrian Kesehatan dimana hasil data yang diperoleh 29% balita Indonesia termasuk kategori pendek, dimana provinsi Nusa Tenggara Timur berada pada level tertinggi untuk kasus balita pendek/stunting.

            Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya stunting pada anak. Dalam situs Adoption Nutrition penyebab stunting ada 5 yaitu :

  1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama
  2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
  3. Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
  4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stress
  5. Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak

Menurut UNICEF, penyebab terjadinya stunting ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung meliputi asupan makanan dan keadaan kesehatan. Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, pola pengasuhan anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Faktor-faktor tersebut ditentukan oleh sumber daya manusia, ekonomi dan organisasi melalui faktor pendidikan. Penyebab paling mendasar dari tumbuh kembang anak adalah masalah politik, ideologi, dan sosial ekonomi yang dilandasi oleh potensi sumber daya yang ada.

            Sedangkan menurut Tuft dalam The World Bank stunting disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor individu yang meliputi asupan makanan, berat badan lahir dan keadaan kesehatan; faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan dan pelayanan; serta faktor lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan pendidikan dan layanan kesehatan.

            Mungkin kita bertanya seberapa penting mecegah stunting, sehingga menyebabkan Kementrian Kesehatan merasa perlu berkampanye tentang pencegahan stunting. Masalah stunting dalam suatu negara ternyata kompleks. Stunting bisa menjadi gambaran indikator keberhasilan kesejahteraan, pendidikan dan pendapatan masyarakat. Dampaknya sangat luas sebut saja dampak terhadap ekonomi, kecerdasan, kualitas dan dimensi bangsa yang berefek pada masa depan anak. Menilik dari kondisinya, stunting merupakan gangguan pertumbuhan. Anak yang lebih pendek dari temn-teman seusianya, pertanda ada masalah pada pertumbuhannya. Anak stunting yang dialami anak dibawah usia dua tahun, harus segera ditangani segera dan tepat. Karena bila penanganan terlambat dan tidak tepat, stunting menjadi sulit dikembalikan ke semula atau normal.     

            Kejadian anak stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam kandungan dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi pada ibu hamil. Ibu hamil disini sebenarnya tidak terlepas dari riwayat kehidupan sebelumnya saat menjadi remaja putri. Status gizi remaja putri atau pra nikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu. Pada saat janin dalam kandungan hingga usia dua tahun, terjadi pembentukan sel otak hingga 70%. Jika anak mengalami gangguan pertumbuhan, pembentukan sel otak menjadi terganggu. Akibatnya bisa berpengaruh terhadap penurunan intelegensia (IQ). Tidak berhenti disitu, stunting juga menyebabkan tumbuh kembang anak terhambat, penurunan fungsi kognitif anak, penurunan fungsi kekebalan tubuh bahkan saat dewasa mempunyai resiko terkena penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi dan obesitas. Stunting berdampak tidak saja pada kondisi fisik yang pendek dimana secara estetika kurang menarik, tetapi juga pada kecerdasan, produktifitas dan prestasinya saat kelak dewasa. Inilah yang menjadikan dampak yang bahaya dan kompleks bagi masa depan anak bangsa.   

            Kementrian Kesehatan dalam fungsinya berupaya menekan angka stunting di Indonesia dengan upaya langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan di sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi 30%, sedangkan 70%nya merupakan kontribusi  intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial dan sebagainya. Upaya intervensi gisi spesifik untuk anak stunting difokuskan pada kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu 270 hari selama dalam kandungan/kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi yang dilahirkan. Saat inilah yang dinamakan “Periode Emas” dimana pada masa ini lah yang menentukan kualitas kehidupan anak.  

Upaya intervensi gizi baik spesifik maupun sensitif tersebut meliputi :

  1. Pada ibu hamil
  • Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil, bila ibu hamil dalam keadaan kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut
  • Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
  • Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
  1. Pada saat bayi lahir
  • Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
  • Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
  1. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
  • Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
  • Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, imunisasi dasar lengkap
  1. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
  2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.

            Melihat dampak dari stunting yang begitu kompleks mengancam masa depan anak bangsa, maka tugas untuk “Cegah Stunting” tdak saja pemerintah tetapi juga kita. Kita yang mempunyai remaja putri hendaklah lebih peduli terhadap asupan makanan sehari-hari. Kelak remaja putri kita lah yang mencetak generasi anak bangsa. Anak usia 10 tahun dimana sudah tidak mampu “dipaksa” untuk makan makanan sehat dan bergizi dan telah mengenal “uang saku” cenderung kurang bijaksana dalam memilih makanan. Perlu disini peran orang tua mengontrol asupan makanan anak. Bagi yang tengah hamil, yuk ibu pantau kesehatan ibu hamil. Ibu hamil cenderung merasa bebas makan apapun dan tanpa kontrol dengan alasan makanan adalah untuk dua orang. Padahal ibu hamil tetap harus menjaga asupan nya. Makan makanan bergizi, mengkonsumsi tablet tambah darah dan tetap berolahraga sesuai dengan kondisinya. Ibu hamil yang asupan gizinya baik diharapkan akan menghasilkan anak bangsa yang cerdas dan sehat. Pemberian ASI adalah salah satu upaya memutus rantai stunting. ASI merupakan asupan yang berisi kandungan gizi yang lengkap. Pemberian ASI adalah hak ibu dan bayi, perlu dukungan suami, keluarga, masyarakat, fasilitas kesehatan, lingkungan kerja bahkan hingga pemerintah.

            Gizi seimbang saat ini kurang pas bila berpatok pada 4 sehat 5 sempurna, karena seringkali kita salah memahami konsepnya. Pemahaman yang keliru yang menyebabkan tidak proporsionalnya asupan makanan, yaitu terlalu banyak gula dan karbohidrat, terlalu sedikit makanan berserat. Bukan itu saja, masih banyak dari kita yang mengabaikan pentingnya keseimbangan air dan olahraga. Pada sehari-hari seharusnya ada sekitar 50% piring kita berisi sayur dan buah, tapi di masyarakat itu belum menjadi kebiasaan. Ubah pola menu makan kita. Selain itu juga perlu didukung oleh sanitasi lingkungan, sanitasi air dan kebersihan. Tingkatkan pengetahuan dan wawasan keluarga tentang gizi. Percuma saja bila anak kita cuci tangan sebelum makan tetapi si ibu lupa tidak menutup makanan yang disediakan. Percuma bila dirumah dijaga kebersihannya tapi ternyata si anak membeli makanan diwarung dimana kandungan garam atau zat pewarnanya tinggi. Yuk, kita bersama-sama harus mulai sekarang peduli akan gizi tidak hanya pada keluarga kita saja, tetapi dengan sesama. Kita bersama cegah stunting demi masa depan anak bangsa “CEGAH STUNTING, INI PENTING”.

 

    

DAFTAR PUSTAKA

  1. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Situasi Balita Pendek. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
  2. Arundhana, Andi Imam. 2012. Stunting. https://catatanseorangahligizi.wordpress/com
  3. Kumala Dewi, Bestari. 2017. Mengenal “Stunting” dan Efeknya Pada Pertumbuhan Anak. https://health.kompas.com tanggal 8 Februari 2017
  4. 2015. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Stunting. https://penyebabdaristuntin.blogspot.co.id tanggal 25 September 2015
  5. 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting. https://www. Indonesian-publichealth.com tanggal 25 April 2015
  6. Mita Etika, Nimas, dkk. Mengenal Stunting, Kondisi Tubuh Anak Pendek Yang Ternyata Berbahaya. https://hellosehat.com
  7. MCA Indonesia. 2015. Kenali Stunting dan Dampaknya Terhadap anak. https://dinkes.inhukab.go.id
  8. MCA Indonesia. Stunting dan Masa Depan Indonesia. mca-indonesia.go.id
  9. Kementrian Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013. Status Gizi Anak Balita. Jakarta ; Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. depkes.go.id
  10. World Health Organization. World Health Statistics 2012. apps.who.int