Category: <span>Artikel</span>

Tetap Sehat dan Bugar di Bulan Puasa

By : Nur Handayani, S.KM

Tidak Terasa, kita sudah akan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Persiapan apa nih yang sahabat paru siapkan dalam menyambut bulan Ramadhan kali ini? Bulan Ramadhan adalah bulan dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa. Dalam berpuasa, umat muslim tidak makan dan minum dari terbit matahari hingga terbenamnya matahari. Ini yang kemudian seringkali menjadi tantangan bagi banyak orang dalam menjaga kesehatan. Terutama dengan perubahan pola makan dan minum selama periode puasa. Penting untuk tetap memperhatikan asupan nutrisi agar tubuh tetap bugar dan sehat. Berikut adalah beberapa tips dan trik yang efektif untuk tetap sehat di bulan puasa:

Peran Sahur Sangat Penting

Sahur adalah waktu penting untuk mempersiapkan tubuh menghadapi puasa seharian, sehingga usahakan selalu makan sahur. Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, serta vitamin dan mineral. Penting untuk tidak merokok dan memperbanyak makan makanan berserat seperti buah dan sayuran. Perbanyak minum air putih 8-10 gelas mulai buka puasa sampai sahur. Hindari mengkonsumsi makanan berminyak, Makanan berminyak menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah, sehingga aliran oksigen menjadi berkurang dan mengakibatkan mengantuk pada siang hari. Selain itu, makanan ini akan meningkatkan risiko kenaikan kolesterol dalam tubuh Anda. Selain itu, penumpukkan lemak bisa membuat berat badan naik saat puasa. Lebih baik pilih makanan yang direbus, dikukus, atau dipepes yang biasanya lebih rendah lemak. 

Saat Berbuka Puasa

Saat berbuka puasa hendaklah makan secukupnya. Langsung memakan banyak makanan hanya akan membuat perut sesak, makanlah secara bertahap, mulai dari air putih, dan sedikit makanan manis. Upayakan berbuka dengan yang manis alami tanpa gula, seperti kurma. Ketika makan malam, makanlah secukupnya. Jangan karena perut kosong seharian, pola makan kita  balas dendam. Makan terlalu banyak saat malam hari menyebabkan obesitas. Hindari juga minum kopi dan soda karena membuat sulit tidur & menimbun banyak lemak.

Olahraga

Walaupun puasa, sebaiknya olahraga tetap dijalankan dengan cara berolahraga ringan. Hindari olahraga yang berjenis endurance (daya tahan fisik) dan yang berkenaan dengan kecepatan, karena bisa menguras energi. Cukup lakukan aktivitas fisik yang ringan, seperti yoga, jalan kaki, maupun stretching. Lakukan olahraga secara rutin minimal 30 menit agar badan tetap bugar. Saat melakukan olahraga, jangan lupa perhatikan apakah tubuh mampu melanjutkannya atau tidak. Waktu olahraga yang disarankan adalah waktu mendekati waktu berbuka puasa.

Cukup Istirahat

Saat menjalankan puasa, pola tidur kita berubah. Bila kita tidak mensiasatinya, tentu badan menjadi gampang lelah. Jika harus bangun pagi untuk menyiapkan makan sahur, maka jangan tidur terlalu malam untuk keperluan yang tidak penting. Kurang tidur akan memengaruhi kinerja otak sehingga menghambat aktivitas Anda nantinya.

Kendalikan Stres

Stres seringkali melanda kita saat ada tekanan dalam hidup, tekanan dalam pekerjaan atau mungkin ada tekanan dalam sekolah. Selama berpuasa untuk mengurangi stress, kita bisa lebih mendekatkan diri dengan Tuhan melalui memperbanyak ibadah.

Cek Kesehatan secara berkala terutama pada penderita penyakit tertentu

Jangan lupa tetap kontrol tekanan darah dengan rutin bagi penderita hipertensi, kontrol gula darah secara teratur bagi penyandang Diabetes, dan kontrol secara rutin untuk penyakit tidak menular lainnya.

Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan dapat membantu menjaga kesehatan selama bulan puasa. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan ya.

Referensi

5 Tips Agar Tetap Bugar saat Puasa Selama di Rumah Saja. https://hellosehat.com/

Pantang Lemas, Ini 9 Tips agar Tubuh Tetap Fit Saat Berpuasa! https://hellosehat.com/

Kementrian Kesehatan. Media Sehat Puasa.  https://kesmas.kemkes.go.id/

Kementrian Kesehatan. 2018. Tips Sehat Selama Bulan Ramadhan. https://promkes.kemkes.go.id/ tgl 4 Juni 2018

Menyambut Hari Tuberkulosis Sedunia: Tantangan dan Tips Berpuasa bagi Pasien Tuberkulosis selama Bulan Ramadan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari, S.KM

Tuberkulosis berada di peringkat ke-13 sebagai penyebab kematian, sementara termasuk penyakit menular kedua terbanyak setelah COVID-19. Diperkirakan ada sekitar 10,6 juta kasus tuberkulosis (TBC) di seluruh dunia pada tahun 2021. Hari Tuberkulosis Sedunia jatuh pada tanggal 24 Maret tahun ini, yang bersamaan dengan awal bulan suci Ramadan. Bagaimana para pasien TBC menghadapi tantangan berpuasa selama bulan Ramadan?

Berpuasa adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu melakukannya, namun ada kelonggaran bagi orang sakit, termasuk penderita tuberkulosis (TBC), yang dapat menggantinya di lain hari. Keputusan untuk berpuasa kembali diserahkan kepada pasien TBC, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatannya. Jika efek samping obat membuat puasa tidak memungkinkan, pasien TBC resisten obat dapat tidak berpuasa dan membayar fidyah atau menggantinya di waktu lain. Pasien TBC dapat berpuasa dengan menjaga jadwal minum obat, bahkan dengan memindahkannya ke waktu malam atau sebelum sahur.

Bagi mereka yang dapat berpuasa, hal tersebut dapat meningkatkan imunitas terhadap TBC dengan membunuh kuman penyebabnya, Mycobacterium tuberculosis. Puasa juga menyebabkan perubahan pada pola makan dan kualitas makanan, yang merupakan stressor bagi tubuh dan merangsang respon imun. Respons tubuh selama puasa meliputi perubahan endokrin, sistem saraf, dan sistem imun, yang meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi TBC. Melalui puasa, sistem imun merespons secara optimal, menghambat infeksi TBC pada bagian tubuh yang sehat. Selain itu, puasa terbukti meningkatkan metabolisme dan pertahanan tubuh secara keseluruhan.

 

Penderita TBC yang tidak dapat berpuasa karena efek samping obat yang berat, seperti pada pasien TBC resistan obat, diperbolehkan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu. Mereka disarankan untuk membayar fidyah atau menggantinya di waktu lain. Orang dengan tuberkulosis boleh berpuasa, asalkan tetap teratur minum obat setiap hari. Jadwal minum obat yang semestinya pagi atau siang dapat dipindahkan ke malam hari.

 

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pasien TBC saat berpuasa, diantaranya :

·        Pasien harus tidur cukup minimal 7 jam per hari,

·        Lakukan olahraga rutin minimal 5 hari dalam 1 minggu (sekitar 30 menit per harinya),

·        Hindari rokok dan konsumsi alkohol. Selain alkohol diharamkan bagi umat muslim, alkohol juga dapat berinteraksi dengan obat-obat TBC.

·        Batasi pengonsumsian minuman yang mengandung soda maupun kafein, seperti kopi atau the.

·        Saat sahur, sebaiknya hindari makanan yang berminyak,

·        Perbanyak makanan berserat seperti buah dan sayur, serta minum air putih (1 gelas setelah bangun tidur dan saat sahur).

·        Kemudian saat berbuka, minum air putih (1 gelas saat: berbuka, setelah sholat maghrib, makan malam, sholat isya, sholat tarawih, dan sebelum tidur).

Namun perlu diperhatikan bahwa pengaturan minum air putih ini ditujukan bagi pasien TBC tanpa komorbid (penyakit penyerta). Jika pasien memiliki komorbid selain TBC, misalnya mengalami penyakit jantung, maka perlu ada pengaturan asupan cairan sesuai dengan petunjuk dokter. Pasien juga disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan porsi gizi seimbang, yang terdiri dari 1/3 bagian piring berisi makanan pokok, 1/3 bagian piring berisi sayuran, 1/6 bagian piring berisi buah-buahan, dan 1/6 piring berisi lauk pauk hewani dan nabati.

Kiat pengobatan pasien TB, yaitu:

·        Obat dosis tunggal: diminum secara teratur 1 jam-30 menit sebelum sahur. Obat ini dianjurkan untuk diminum sebelum sahur untuk memaksimalkan kerja obat saat perut kosong.

·        Obat dosis terbagi atau obat lepasan (terdiri dari beberapa jenis obat yang tidak bisa diminum secara bersamaan): diminum secara teratur, ada yang diminum pada saat berbuka puasa, ada yang diminum setelah makan malam, dan sisanya diminum saat setelah sahur.

Jika obat memiliki dosis 2×1,maka dapat dibagi dengan 1 (satu) dosis diminum saat sahur dan 1 (satu) dosis saat berbuka puasa. Sedangkan untuk obat dengan dosis 3×1 atau 4×1, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mempertimbangkan kemungkinan mengubah dosis menjadi 1×1 atau 2×1.

 

Sumber :

·        https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/178/puasa-bagi-penderita-penyakit-tb-paru-

·        https://www.halodoc.com/artikel/puasa-sehat-tingkatkan-imun-pengidap-tbc-begini-cara-kerjanya

·        https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/berita/seminar-awam-bicara-sehat-puasa-pada-pasien-tb-aapakah-bisa-mengganggu-pengobatan

·        Syarifah, Fitri. 2023. Yang Harus Diperhatikan Pasien Tuberkulosis Jika Ingin Puasa Ramadhan. https://www.liputan6.com/

Emang Ada TB Kelenjar ? Ada Dong

Oleh : Susilawati, SKM

TBC Kelenjar itu apa ya?

 

TBC Kelenjar adalah Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau bakteri penyebab Tuberculosis. Bakteri ini menyerang kelenjar getah bening pada tubuh manusia, ditandai dengan pembesaran atau pembengkakan pada area tertentu. Biasanya menyerang kelenjar pada bagian leher dan sekitarnya. Diantara kasus TBC Kelenjar, kasus terbanyak terjadi pada kelenjar getah bening di leher.

                Kondisi ini umumnya menular saat seseorang menghirup udara yang terkontaminasi Mycobacterium Tuberculosis atau kuman TBC. Dari paru-paru, kuman TBC dapat berpindah ke kelenjar getah bening terdekat, termasuk kelnjar getah bening di leher. TBC Kelenjar ini masih banyak ditemukan di Negara berkembang dengan angka penderita TBC yang masih tinggi.

                TBC kelenjar dapat menyerang orang dewasa, lansia, maupun ank-anak, terlebih mereka yang mengalami kelemahan sistem kekebalan tubuh. Salah satu tanda khas dari TBC Kelenjar ini, adalah munculnya benjolan pada bagian leher atau kepala. Biasanya benjolan ini akan membesar seiring berjalannya waktu dan tidak nyeri.

 

Apasih Gejala dan Tanda TBC Kelenjar Itu ?

·         Gejala Utama : Pembesaran kelenjar getah bening, tersering disekitar leher, ketiak, lipat paha dan sekitar rahang.

·         Demam

·         Batuk

·         Penurunan Berat Badan

·         Nafsu makan menurun

·         Mudah lelah

·         Keringat banyak terutama di malam hari

 

Gimana sih cara mengetahui seseorang terkena TBC Kelenjar?

                Diagnosis penyakit ini umumnya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat penyakit oleh dokter. Jika diduga menderita TBC Kelenjar, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa biopsi ( pengambilan sampel jaringan ) terhadap benjolan. Untuk membantu diagnosis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan berupa rontgen dada, CT scan pada leher, tes darah dan pemeriksaan biakan kuman TBC. Setelah hasil pemeriksaan keluar, dokter dapat merekomendasikan pengobatan kepada pasien.

 

Bagaimana sih cara mengobati TBC Kelenjar ?

                Pengobatan TBC Kelenjar sama dengan pengobatan TBC biasa. Lama pengobatan bervariasi antara 6-12 bulan tergantung kondisi pasien. Setelah beberapa minggu diberi obat, penyakit ini kebanyakan sudah tidak menular dan penderita merasakan kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik. Kendati badan sudah terasa lebih enteng, tapi setiap pasien TBC Kelenjar perlu merampungkan pengobatan sampai batas waktu yang sudah di rekomendasikan oleh dokter.

 

                Apabila pengobatan tidak tuntas, bakteri penyebab TBC bisa resisten atau kebal obat. Pasien TBC resisten obat perlu mengulangi pengobatan dari awal dengan masa pengobatan yang lebih lama dan dengan obat yang lebih keras. Tuberkulosis atau TBC Kelenjar dapat dicegah dengan menjaga sistem daya tahan tubuh tetap prima, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjalani gaya hidup sehat, serta mengonsumsi asupan bergizi cukup dan seimbang.

Kerentanan Penularan HIV-AIDS Pada Ibu Rumah Tangga

Oleh: Nur Handayani, S.KM

HIV, yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menargetkan dan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, HIV melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV, terdapat berbagai pengobatan yang dapat memperlambat perkembangan penyakit dan memungkinkan penderita untuk menjalani kehidupan yang lebih normal dan sehat. Ketika HIV berkembang menjadi tahap akhir, kondisi ini dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), di mana tubuh hampir tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi. Adapun penyebabnya HIV-AIDS adalah :

– Hubungan seksual tanpa pelindung dengan orang yang terinfeksi.

– Penggunaan bersama jarum suntik yang terkontaminasi.

– Dari ibu ke anak selama kehamilan, saat melahirkan, atau melalui ASI.

– Transfusi darah yang terkontaminasi.

                  Kasus HIV-AIDS di Indonesia pertama kali muncul sekitar tahun 1987. Dalam pperkembangannya, jumlahnya semakin naik. Berdasarkan laporan tahunan Kementrian Kesehatan kasus HIV-AIDS hingga September 2022, Orang dengan HIV (ODHIV) yang bertahan dalam ARV hanya 51%; dari yang tidak mengalami pengobatan, 54% mangkir dan 6% menghentikan ARV, sedangkan 40% mengalami kematian. Untuk tahun 2023 ini, masih menurut Kementrian Kesehatan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).

                  Tingginya kasus HIV-AIDS pada ibu rumah tangga berkaitan dengan banyak hal. Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan kerentanan ibu rumah tangga terhadap penularan HIV-AIDS, antara lain :

  • Pendidikan dan pengetahuan

Pendidikan ibu dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang HIV-AIDS. Ibu dengan pendidikan rendah cenderung kurang pengetahuan tentang HIV-AIDS. Masih pada ibu dengan pendidikan rendah, cenderung melakukan tindak pencegahan yang rendah dikarenakan kurangnya kepedulian ataupun kesadaran tentang risiko terinfeksi HIV-AIDS. Selain itu juga bisa terjadi kekeliruan pengetahuan dan pemahaman tentang HIV-AIDS.  Sedangkan ibu yang berpendidikan dapat mempengaruhi wawasan ibu tentang pendidikan seks, penyakit menular seksual, sehingga mampu melakukan pencegahan penyakit seksual.

  • Ekonomi

Pekerjaan dan pendapatan berhubungan dengan kemudahan mencari dan mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Semaikin baik pekerjaan dan pendapatan dapat mempengaruhi ibu memperoleh informasi HIV-AIDS yang benar dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Faktor ekonomi yang sulit dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan dapat memaksa ibu untuk menjadi pekerja seks. Ini yang kemudian ibu menjadi rentan dalam penularan HIV-AIDS.

  • Sikap dan perilaku

Sikap dipengaruhi salah satunya oleh pendidikan. Semakin baik pendidikan ibu, semakin positif sikap yang terbentuk. Ibu dapat berperan dalam upaya pencegahan HIV-AIDS. Disini perlu peran promosi kesehatan yang mendorong ibu mau dan mampu dalam melakukan upaya pencegahan HIV-AIDS. Sedangkan untuk perilaku, berkaitan erat dengan pendidikan dan sikap. Semakin baik pendidikan dan sikap ibu,akan memudahkan dalam upaya mencegah perilaku berisiko terhadap HIV-AIDS.

  • Sosial

Faktor sosial salah satu contohnya penggunaan kondom. Seringkali muncul pandangan buruk mengenai pemakain kondom. Individu bisa menjadi malu untuk membicarakan hal tersebut. Penggunaan kondom juga masih sering diasumsikan hanya digunakan oleh pekerja seks. Faktor sosial yang lain adalah gender. Ada anggapan bahwa pria menjadi pihak yang kuat dan wanita menjadi pihak yang tertindas dalam hubungan suami istri. Ketika istri terinfeksi HIV, pihak istri yang cenderung disalahkan. Padahal, tidak jarang penularan HIV-AIDS berasal dari suami. Pria cenderung tidak terbuka terhadap permasalahan seksual kepada istrinya, baik yang aman maupun berisiko. Dalam kehidupan rumah tangga perlu adanya keterbukaan termasuk hubungan suami istri, sehingga akan mudah untuk menghindari perilaku berisiko.

  • Usia

Usia mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek sehingga dapat dikatakan bahwa usia ibu akan mempengaruhi tingkat pemahaman dan dengan  risiko  dan  kondisi  yang  akan dialami oleh  seorang  ibu,  baik  dari  aspek fisiologis maupun dari aspek psikologis. Aspek fisiologis, seperti struktur organ atau kondisi hormonal seorang ibu. Sementara aspek psikologis, seperti pengalaman,  lingkungan,atau banyaknya informasi yang diperoleh terkait HIV/AIDS. Saat usia ibu matang ketika menikah, ibu dapat memahami risiko penularan HIV-AIDS dengan mengakses informasi HIV-AIDS yang benar.

                  Ibu yang terinfeksi HIV tidak hanya akan berdampak terhadap diri si ibu tetapi juga terhadap anak yang dilahirkan. Ibu dapat menularkannya kepada anak yang dilahirkannya. Penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45% dari seluruh penularan HIV. Dampaknya, 45% bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan lahir dengan HIV dan sepanjang hidupnya menyandang status HIV positif. Untuk itu dibutuhkan tes HIV saat ibu hamil, salah satunya untuk mendeteksi penularan HIV-AIDS, sehingga dapat diupayakan pencegahan. Tapi berdasarkan data kementrian kesehatan, hanya 55% ibu hamil yang di tes HIV karena sebagian besar tidak mendapatkan izin suami untuk di tes.

                  Pencegahan penularan HIV-AIDS perlu diupayakan untuk menekan angka HIV-AIDS di Indonesia. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV-AIDS, antara lain :

  • Perlunya ibu memberdayakan diri sehingga ibu mampu mengakses informasi HIV-AIDS yang benar sehingga dapat menghindari perilaku berisiko.
  • Perlunya memperkuat dasar agama untuk membentengi perilaku
  • Praktik Seks Aman. Selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya.
  • Hindari Berbagi Jarum dan Alat Suntik. Jangan pernah berbagi jarum atau peralatan yang digunakan untuk menyuntikkan obat dengan orang lain. Ini adalah salah satu cara umum penularan HIV.
  • Tes dan Konseling. Lakukan tes HIV secara rutin jika Anda berisiko, dan konsultasikan dengan dokter tentang cara-cara pencegahan yang efektif.
  • Edukasi dan Kesadaran. Edukasi tentang HIV dan pentingnya pencegahan harus disebarkan luas. Ini termasuk mengedukasi tentang pentingnya penggunaan kondom, risiko berbagi jarum, dan pentingnya tes dini.
  • Penggunaan PrEP. Bagi mereka yang berisiko tinggi terkena HIV, penggunaan profilaksis pra-paparan (PrEP) bisa menjadi opsi. PrEP adalah obat yang diambil sebelum paparan HIV untuk mengurangi risiko infeksi.
  • Pengobatan Ibu Hamil. Wanita hamil yang terinfeksi HIV harus menjalani pengobatan khusus untuk mengurangi risiko penularan virus ke bayi yang belum lahir.
  • Penggunaan Perlengkapan Medis yang Steril. Pastikan bahwa setiap peralatan medis yang digunakan, seperti jarum untuk tindik atau tato, adalah steril untuk menghindari risiko penularan.

         Pencegahan penularan HIV-AIDS tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab kita semua. Karena tingginya kasus HIV-AIDS akan berdampak tidak saja pada sektor kesehatan, tapi juga sektor lainnya. Pencegahan bisa dimulai dari komunitas terkecil, yaitu keluarga. Perlunya ada porsi peran ibu dan peran ayah dalam berkontribusi dalam keluarga dan perlu keterbukaan suami istri dalam segala hal termasuk hubungan suami istri. Dan penting pula keluarga mendekatkan diri dengan Tuhan untuk membentengi perilaku keluarga.

Referensi

Adjrina Dawina Putri, dkk. 2022.  Kerentanan Ibu Rumah Tangga Di Indonesiaterhadap Hiv/Aids : Literature Review. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 6, Nomor 3, Desember 2022

Kementrian Kesehatan. 2023. Kasus HIV dan Sifilis Meningkat, Penularan Didominasi Ibu Rumah Tangga. https://p2p.kemkes.go.id/ tanggal 20 Mei 2023

Kementrian Kesehatan. 2022. Ayo Cari Tahu Apa Itu HIV. https://yankes.kemkes.go.id/ tanggal 31 Juli 2022

Kementrian Kesehatan. HIV. https://ayosehat.kemkes.go.id/

Kementrian Kesehatan. AIDS. https://ayosehat.kemkes.go.id/

Dewi,D.M.S.K.,Wulandari,L.P.L.,and Wirawan,D.N. (2018). Determinan Sosial Kerentanan Perempuan Terhadap Penularan IMS dan HIV, Journal of Public Health Research and Community Health Development,2(1),pp.22–35.https://doi.org/10.20473/jphrecode.v2i1.16250

Octavianty,L.,Rahayu,A.,Rosadi,D.,and Rahman,F.(2015).Pengetahuan, Sikap Dan Pencegahan HIV/AIDS Pada Ibu Rumah Tangga‟, Jurnal Kesehatan Masyarakat,11(1),53.https://doi.org/10.15294/kemas.v11i1.3464

Mengenal Nyamuk Wolbachia: Mitra Tersembunyi dalam Pengendalian Penyakit

Oleh : Arifah Budi Nuryati, SKM

Implementasi Wolbachia pertama kali dilakukan di Yogyakarta, Indonesia, oleh World Mosquito Program (WMP). Setelah meninjau penyebaran nyamuk di Yogyakarta, Kementerian Kesehatan menyimpulkan bahwa terdapat cukup bukti untuk memperluas penerapan Wolbachia guna melindungi jutaan penduduk Indonesia dari Demam Berdarah Dengue (DBD). Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022, metode Wolbachia diimplementasikan di lima kota lainnya, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang. Metode Wolbachia, inovasi dari World Mosquito Program (WMP), telah berhasil diterapkan di 14 negara, termasuk Indonesia, sejak 2011.

Apa itu Wolbachia

Wolbachia, bakteri alami yang ditemukan pada beberapa serangga, termasuk nyamuk Aedes aegypti, dianggap aman bagi manusia dan lingkungan. Kemampuannya menghambat reproduksi virus dengue dalam tubuh nyamuk membuatnya efektif dalam mencegah penyebaran penyakit seperti dengue, zika, demam kuning, dan chikungunya.

Bagaimana Cara Kerja Wolbachia?

Wolbachia merupakan sebuah bakteri yang memiliki kemampuan untuk menonaktifkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, membuka peluang baru dalam pengendalian demam berdarah. Melalui mekanisme perkawinan silang, nyamuk jantan yang mengandung Wolbachia dapat menghentikan penularan virus dengue pada nyamuk betina, dan sebaliknya, menghasilkan telur yang membawa Wolbachia. Penyebaran bakteri ini secara positif mengurangi risiko penularan penyakit. Di Indonesia, teknologi Wolbachia diterapkan dengan metode “penggantian,” di mana nyamuk jantan dan betina yang membawa Wolbachia dilepaskan ke populasi alami. Pendekatan ini memastikan keturunan nyamuk setempat juga membawa Wolbachia, menciptakan efek perlindungan yang berlangsung secara berkelanjutan. Wolbachia tidak hanya menghentikan reproduksi virus dengue dalam tubuh nyamuk, tetapi juga memberikan perlindungan dari satu generasi nyamuk ke generasi berikutnya.

Dapatkah manusia terinfeksi serangga yang membawa wolbachia?

Wolbachia pada serangga tidak diketahui dapat menginfeksi manusia. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa sukarelawan manusia yang terpapar gigitan periodik nyamuk Aedes aegypti yang membawa Wolbachia tidak menunjukkan respons kekebalan terhadap Wolbachia. Selain itu, manusia secara rutin sudah terpapar oleh nyamuk, seperti Aedes albopictus dan Culex quinquefasciatus, yang secara alami membawa Wolbachia. Meskipun demikian, tidak ada laporan mengenai manusia yang terinfeksi oleh Wolbachia pada serangga.

Apa Dampak Positif Wolbachia?

Pada tahun 2022, uji coba teknologi Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul menunjukkan penurunan kasus demam berdarah hingga 77%, dengan pengurangan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86%. Dampak positifnya terhadap pengurangan penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap memiliki implikasi signifikan pada penghematan biaya dalam upaya pengendalian dengue di negara yang mengadopsinya.

Teknologi Wolbachia akan sangat menghemat biaya pada daerah urban dengan populasi tinggi. Jika teknologi Wolbachia diterapkan di 7 kota di Indonesia, bisa mencegah 1 juta kasus dan menyelamatkan 500 nyawa penduduk setiap tahunnya. Ini sudah menghemat 2-3 kali investasi selama 10 tahun dari biaya pengobatan dan biaya produktivitas yang hilang karena dengue.

WMP bersama mitra telah sukses mengimplementasikan teknologi Wolbachia selama 10 tahun terakhir, dengan pelepasan skala besar di Indonesia, Brazil, dan Colombia. Metode ini telah terbukti memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Wolbachia ini juga merupakan metode yang berkesinambungan, resilient, dan cost effective, sehingga metode ini bisa dipertimbangkan menjadi salah satu infrastruktur kesehatan publik di masa depan.

Sumber:

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2023. Teknologi Wolbachia dalam Pengendalian Demam Berdarah di Indonesia. https://ayosehat.kemkes.go.id/teknologi-wolbachia-dalam-pengendalian-demam-berdarah-di-indonesia#:~:text=Cara%20Kerja%20Wolbachia%20Dalam%20Melumpuhkan%20Virus%20Dengue&text=Dengan%20mekanisme%20kawin%20silang%2C%20di,positif%20dalam%20menekan%20penularan%20penyakit.

Ekapitiningrum, Kurnia. 2022. Wolbachia, Inovasi dalam Pengendalian Dengue Global. https://ugm.ac.id/id/berita/23218-wolbachia-inovasi-dalam-pengendalian-dengue-global/

Project Wolbachia Singapore dan National Environment Agency. 2016. Risk Assessment for the Use of Male Wolbachia-Carrying Aedes aegypti for Supression of the Aedes aegypti Mosquito Population. https://www.nea.gov.sg/docs/default-source/project-wolbachia/2016-08-24-risk-assessment-for-the-use-of-wolbachia-carrying-aedes-males.pdf

Sumanah, Dewi Sri. 2023. Metode Wolbachia di Bali, Upaya Perlindungan Masyarakat dari Ancaman Demam Berdarah Dengue. https://savethechildren.or.id/artikel/metode-wolbachia-di-bali-upaya-perlindungan-masyarakat-dari-ancaman-demam-berdarah-dengue

WHO. 2020. Reducted Pathogen Transmission by Microorganism. https://www.who.int/groups/vector-control-advisory-group/summary-of-new-interventions-for-vector-control/reduced-pathogen-transmission-by-a-microorganism

MPOX ( MonkeyPox atau Cacar Monyet )

Oleh : Susilawati, S.K.M

Apa itu MPOX ?

            Mpox (sebelumnya dikenal dengan monkeypox) adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia. Mpox pada hewan (monyet) ditemukan tahun 1958 di Denmark

Kasus pertama kali pada manusia ditemukan di Kongo (Democratic Republic of Congo) pada tahun 1970 dan kemudian menyebar di Afrika Tengah dan di Afrika Barat. Pada 28 November 2022. Sejak saat itu, cacar monyet (Mpox)  dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah maupun di luar Afrika terkait dengan perjalanan internasional atau hewan impor di Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris.

Bagaimana Cara Penularan MPOX

Masa inkubasi virus (waktu dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6-16 hari, atau dapat berkisar dari 5-21 hari.   

Adapun cara penularan ini antara lain:

  • Kontak langsung karena cakaran dan gigitan hewan yang terinfeksi. 
  • Memakan daging hewan liar yang sudah terinfeksi. 
  • Benda yang terkontaminasi. 
  • Virus masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka, saluran pernapasan, maupun selaput lendir dari mata, hidung, atau mulut. 
  • Metode penularan dari manusia ke manusia lainnya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi, dan kontak tidak langsung dengan bahan lesi.

Virus juga dapat menular melalui kontak seksual dengan orang yang sudah terinfeksi dan hubungan intim di tempat tidur yang terkontaminasi virus. 

 Tanda dan Gejala MPOX

Mpox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih berat dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh.

  1. Fase Prodromal  ( Gejala Awal ), diikuti dengan gejala :
  • Demam
  • Sakit kepala terkadang terasa hebat 
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan. 
  • Panas dingin
  • Kelelahan dan lemas
  • Fase Erupsi

Fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Kemudian, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok. 

Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Pengobatan MPOX

Sampai saat ini pengobatan yang spesifik untuk mpox masih terbatas pada tahap pengembangan. Pengobatan lebih bersifat simptomatis dan suportif. Orang dengan mpox harus mengikuti saran dari fasilitas layanan kesehatan. Penyakit dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya. Penting bagi siapa pun yang terinfeksi mpox untuk minum air putih secara cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur.

Orang yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang mereka anggap santai dan menyenangkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai menggunakan teknologi, berolahraga jika mereka merasa cukup sehat dan meminta dukungan kesehatan mental dari fasyankes setempat jika diperlukan.

Orang dengan mpox harus menghindari menggaruk kulit mereka dan merawat ruam mereka dengan membersihkan tangan mereka sebelum dan sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan terbuka (kecuali jika mereka mau tidak mau berada di ruangan dengan orang lain, dalam hal ini mereka harus menutupinya dengan pakaian atau perban sampai mereka dapat mengisolasi lagi). Ruam dapat dijaga kebersihannya dengan air steril atau antiseptik.

Pencegahan MPOX

Walaupun kasus mpox belum banyak terjadi di Indonesia, tetapi tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan. Apalagi cacar monyet pada anak-anak seringkali terjadi lebih parah karena terkait dengan daya tahan tubuh si Kecil yang tidak sekuat orang dewasa, status kesehatan anak, hingga tingkat keparahan komplikasi penyakit ini. 

Langkah-langkah Pencegahan :

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang ditemukan mati. 
  • Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Misalnya dari tempat tidur maupun pakaian yang digunakan penderita. 
  • Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, maupun daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
  • Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.   

Apabila Sahabat Paru mengalami gejala dan tanda-tanda seperti Mpox, terlebih setelah melakukan perjalanan di wilayah terjangkit monkeypox sebaiknya segera melakukan pemeriksaan diri ke Dokter atau pelayanan kesehatan terdekat.

Yuk Kenali Cerebral Palsy

Oleh: Nur Handayani, S.KM

Cerebral palsy (CP) adalah sekelompok kelainan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan serta postur tubuh. CP adalah kecacatan motorik yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak. Cerebral berarti berkaitan dengan otak. Palsy berarti kelemahan atau masalah dalam menggunakan otot. CP disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan otot-ototnya.

                  Gejala CP bervariasi dari orang ke orang. Seseorang dengan CP yang parah mungkin perlu menggunakan peralatan khusus untuk dapat berjalan, atau mungkin tidak dapat berjalan sama sekali dan mungkin memerlukan perawatan seumur hidup. Sebaliknya, seseorang dengan CP ringan mungkin berjalan sedikit canggung, tetapi mungkin tidak memerlukan bantuan khusus. CP tidak bertambah parah seiring berjalannya waktu, meskipun gejala yang tepat dapat berubah sepanjang hidup seseorang.

                  Semua orang dengan CP memiliki masalah dengan gerakan dan postur tubuh. Banyak juga yang memiliki kondisi terkait seperti kecacatan intelektual; kejang; masalah dengan penglihatan, pendengaran, atau bicara; perubahan pada tulang belakang (seperti skoliosis); atau masalah sendi (seperti kontraktur).

Penyebab cerebral palsy antara lain :

  • Mutasi genetik yang menjadi faktor utama perkembangan yang tidak normal.
  • Infeksi pada ibu hamil yang berpengaruh pada perkembangan janin.
  • Janin mengalami stroke yang membuat pasokan darah ke otak mengalami gangguan.
  • Infeksi pada bayi yang menyebabkan peradangan di dalam atau sekitar otak.
  • Cedera kepala pada bayi karena kecelakaan atau jatuh ketika masih di dalam kandungan.
  • Kurangnya pasokan oksigen ke otak yang berhubungan dengan persalinan

Faktor Risiko cerebral palsy :

  • Kelahiran bayi kembar dua atau lebih, terutama jika salah satu bayi selamat dan bayi yang lain meninggal saat dilahirkan
  • Berat badan bayi yang rendah saat lahir, yaitu kurang dari 2,5 kilogram
  • Kelahiran prematur, yaitu lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu
  • Kebiasaan buruk pada ibu selama masa kehamilan, seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menggunakan NAPZA
  • Ibu mengalami cedera atau infeksi selama kehamilan.
  • Herpes saat hamil yang ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan
  • Gangguan kehamilan yang membuat janin tidak mendapatkan cukup oksigen di dalam kandungan

Gejala cerebral palsy :

Gejala cerebral palsy yang berkaitan dengan pergerakan dan koordinasi adalah:

  • Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh, seperti menyeret salah satu tungkai saat merangkak, atau menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan
  • Kesulitan melakukan gerakan yang tepat, misalnya saat mengambil suatu benda
  • Gaya berjalan yang tidak normal, seperti berjinjit, menyilang seperti gunting, atau dengan tungkai terbuka lebar
  • Otot yang kaku atau malah sangat lunglai
  • Sendi kaku dan tidak terbuka sepenuhnya (kontraktur sendi)
  • Tremor pada wajah, lengan, atau anggota tubuh lainnya
  • Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol

Kemampuan berbicara dan makan

Gangguan pada otot di sekitar wajah akibat cerebral palsy dapat mengakibatkan penderitanya kesulitan dalam berbicara dan makan. Gejala yang mungkin terlihat akibat kondisi ini adalah:

  • Gangguan berbicara (disartria)
  • Kesulitan dalam menelan (disfagia)
  • Kesulitan dalam mengisap dan mengunyah
  • Terus-menerus mengeluarkan air liur

Pertumbuhan dan perkembangan

Penderita cerebral palsy umumnya mengalami gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya. Gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Terhambatnya pertumbuhan anggota tubuh sehingga ukurannya akan lebih kecil dibandingkan dengan ukuran normal
  • Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak, seperti duduk, berguling, atau merangkak
  • Gangguan belajar
  • Gangguan kecerdasan

Sistem saraf

  • Kerusakan pada otak dapat mengakibatkan gangguan pada sistem saraf, seperti:
  • Kejang (epilepsi)
  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan pendengaran
  • Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri
  • Kondisi kesehatan mental, seperti gangguan emosional dan perilaku
  • Ketidakmampuan dalam menahan buang air kecil (inkontinensia urine)

Meskipun tidak dapat dicegah, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko bayi Anda terkena CP dari penyebab tertentu. Berikut beberapa pencegahan yang bisa dilakukan:

  • Melakukan vaksinasi

Menjalani vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin, seperti infeksi toksoplasma, rubella, atau cytomegalovirus

  • Menjaga kesehatan

Menjaga kesehatan ibu hamil dapat membantu mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin, seperti diabetes mellitus atau hipertensi

  • Menjalani tes genetik

Menjalani tes genetik selama masa kehamilan dapat membantu menemukan kelainan genetik yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin.

  • Menjalani Pemeriksaan Prenatal

Menjalani pemeriksaan prenatal secara teratur dapat membantu menemukan masalah selama masa kehamilan sebelum terjadi kerusakan pada otak janin

  • Menjalani persiapan kelahiran

Menjalani persiapan kelahiran yang tepat dan terstruktur dapat membantu mencegah asfiksia dan trauma kepala selama proses kelahiran

  • Menjalani Terapi Prenatal

Menjalani terapi prenatal dapat membantu mencegah kerusakan pada otak janin yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi

Referensi

Kementrian Kesehatan RI. 2020. Peduli Kasih bagi Anak Cerebral Palsy. https://yankes.kemkes.go.id/ tanggal 8 Oktober 2020

dr. Agung Triono, SpAK. 2021. Kenali faktor Resiko Cerebral Palsy. https://sardjito.co.id/ tanggal 13 Oktober 2021

Tim Medis Siloam Hospital. 2023. Apa itu Cerebral Palsy? Ini Penyebab, Gejala, & Penanganannya. https://www.siloamhospitals.com/ tanggal 29 Maret 2023

dr. Nandra Hermanto, SpKFR. 2023. Cerebral Palsy. https://herminahospitals.com/ tanggal 29 Maret 2023

Anindyadevi Aurellia. 2023. Cerebral Palsy Adalah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya. https://www.detik.com/ tanggal 1 Januari 2023

CDC. 2022. Cerebral Palsy (CP). https://www.cdc.gov/ tanggal 2 Mei 2022 arah, Jihan (2019) Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Anak Cerebral Palsy (Cp) Derajat Sedang. Vocational (Diploma) thesis, University of Muhammadiyah Malang

JANTUNG SEHAT, HIDUP LEBIH BERSEMANGAT

Oleh : Susilawati, S.K.M

Jantung Anda adalah organ tubuh yang sangat amat vital. Artinya, ketika jantung Anda bermasalah, kelangsungan hidup Anda juga akan terancam. Itulah sebabnya Anda sangat perlu tahu cara menjaga kesehatan jantung.

Jantung menjadi pusat sistem peredaran darah. Fungsi utamanya adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang di pompa ini membawa oksigen dan nutrisi penting yang dibutukan oleh sel, organ, dan jaringan dalam tubuh agar bisa berfungsi dengan normal.

Jika jantung, otot jantung, dan pembuluh darah di sekitarnya mengalami gangguan, sirkulasi darah ke seluruh tubuh bisa terganggu. Akibatnya, sel, jaringan, dan organ mungkin tidak mendapat asupan darah yang mencukupi sehingga akan mati. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian jika tidak segera dilakukan penanganan.

Kesibukan seringkali membuat kita mengabaikan kondisi kesehatan tubuh terutama Jantung. Padahal saat kita melakukan berbagai aktifitas organ jantung bekerja sangat keras dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu gangguan pada jantung dapat berakibat fatal yang berujung pada kematian.

Banyak yang menganggap bahwa penyakit jantung hanya menyerang usia lanjut. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar karena penyakit ini ternyata juga bisa dialami rentang usia 35-64 tahun yang menjalani pola hidup tidak sehat. Gangguan jantung di usia muda bisa terjadi karena faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan kebiasaan merokok.

Jika kesehatan jantung tidak dijaga, maka berbagai penyakit serius, seperti serangan jantung dan penyumbatan aliran darah di arteri, dapat terjadi.

Agar jantung Anda tetap sehat dan dapat berfungsi dengan baik, ikuti beberapa tips menjaga kesehatannya berikut ini.

  1. Berhenti / Tidak Merokok

Merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan jantung kita. Kandungan kimia  asap rokok membuat darah lebih kental dan membentuk plak yang  mengakibatkan penyakit jantung koroner. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan risiko penyakit jantung yang dialami perokok, yaitu 2 sampai 4 kali  lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok.

Selain itu, merokok juga dapat membahayakan orang-orang di sekitar kita yang ikut menghirup asapnya secara tidak langsung. Oleh karena itu, jika ingin jantung sehat, maka berhenti merokok adalah salah satu cara terbaik.

  • Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga secara rutin

Sempatkan waktu untuk berolahraga sekitar 20–30 menit setiap hari. Hal ini karena aktif secara fisik atau rutin olahraga dapat membantu menjaga kesehatan jantung, terlebih dalam mencegah terjadinya penyakit jantung. Jika ingin olahraga yang ringan, Anda dapat mencoba berjalan kaki atau berenang.

Olahraga yang rutin akan membantu anda dalam mengendalikan berat badan yang akan berefek pada kesehatan jantung anda.

  • Menjaga Tekanan Darah

Tekanan Darah Tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Apabila hal ini terjadi pada pembuluh darah organ-organ penting, seperti jantung dan otak, maka penyakit jantung atau stroke dapat terjadi. Rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi, yang berpengaruh pada kesehatan jantung.

  • Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Masalah di jantung bisa terjadi ketika terjadi gejala penyakit gusi, mulut, dan gigi yang bertambah parah dan tidak mendapat perawatan. Ketika bertambah parah, baik itu bakteri maupun jamur bisa berpindah ke aliran darah dan meningkatkan protein C-reaktif. Protein bisa menimbulkan peradangan dan penggumpalan pada pembuluh darah sekitar jantung. Penyumbatan ini kemudian berujung pada serangan jantung atau stroke.

Rutin menggosok gigi adalah salah satu cara menjaga kesehatan mulut dan juga jantung. Membersihkan karang gigi atau scaling,  juga bisa mencegah terjadinya infeksi gigi dan gusi, sehingga kita bisa terhindar dari ancaman serangan jantung atau stroke.

  • Batasi Makanan Berlemak

 Lemak memang dibutuhkan tubuh anda, sebagai sumber energi cadangan dan membantu menyerap nutrisi pada makanan. Namun, tidak semua lemak itu baik bagi kesehatan tubuh. Ada jenis lemak dari makanan yang perlu Anda batasi asupannya, yakni lemak jenuh.

Jenis lemak ini dapat menyebabkan kadar kolesterol dalam tubuh menjadi tinggi, dan akhirnya membentuk plak pada pembuluh darah pada jantung, sehingga buruk untuk kesehatan jantung.

  • Memperbanyak makan sayur dan buah

Sayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang berguna untuk tubuh kita. Jenis makanan ini juga mengandung zat antioksidan yang dapat mencegah peradangan, kaya serat, dan rendah kalori. Kandungan nutrisi ini sangat membantu memelihara kesehatan jantung.

  • Cukup Tidur

Cara lain untuk menjaga kesehatan jantung yang perlu kita lakukan adalah dengan menjaga kualitas tidur. Jangan biasakan tidur larut malam dan bangun siang hari. Jika kita sering tidur larut malam atau kebiasaan begadang, makan jam biologis tubuh akan rusak. Kondisi ini megakibatkan naiknya tekanan darah dan peradangan, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

  • Hindari Duduk Terlalu Lama

Seharian duduk menghadap komputer tidak hanya membuat badan kita menjadi pegal, namun juga menurunkan kesehatan jantung. Hal ini dikarenakan, duduk terlalu lama dapat menyebabkan penggumpalan darah yang dapat memperburuk sirkulasi darah pada tubuh.

Jika kita ingin menghabiskan waktu dengan posisi duduk yang lama, jangan lupa melakukan gerakan peregangan.

  • Kelola Stres Dengan Baik

Stres merupakan salah satu penyebab dari penyakit jantung. Saat seseorang mengalami stres berat, tekanan darah bisa meningkat. Stress juga mempengaruhi kualitas tidur seseorang sehingga dapat memperburuk kesehatan jantung.

Ditambah lagi banyak orang yang menjadikan minuman beralkohol, merokok, dan makan berlebihan sebagai cara menghilangkan stres yang dihadapi. Padahal, tindakan tersebut justru menurunkan kesehatan jantung.

Oleh karena itu, kita perlu tahu bagaimana cara mengelola stres. Ada berbagai macam cara untuk mengelola stres, contohnya adalah berolahraga, melakukan teknik pernapasan dan meditasi, atau melakukan aktivitas yang disukai. Apabila stres tidak juga teratasi, jangan ragu untuk melakukan konsultasi ke psikolog.

REMAJA DAN MASALAH KESEHATAN

Oleh: Susilawati, SKM

Remaja dimengerti sebagai individu yang berada pada masa peralihan dari masa kanak ke masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase pematangan (pubertas), yang ditandai dengan perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa pubertas, hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan aktif diproduksi, dan menjadikan remaja memiliki kemampuan reproduksi. Perkembangan psikologis ditunjukkan dengan kemampuan berpikir secara logis dan abstrak sehingga mampu berpikir secara multi-dimensi. Emosi pada masa remaja cenderung tidak stabil, sering berubah, dan tak menentu. Remaja berupaya melepaskan ketergantungan sosial-ekonomi, menjadi relatif lebih mandiri. Masa remaja merupakan periode krisis dalam upaya mencari identitas dirinya.

Masa remaja kerap dianggap sebagai masa-masa untuk mencari jati dirinya seorang anak. Berangkat dari alasan ini, anak-anak yang memasuki usia remaja cenderung labil dan rentan stres. Banyak yang tidak menyadari jika stres yang berkelanjutan mampu mendatangkan berbagai penyakit. Orang tua seringkali kesulitan untuk mengarahkan anak untuk menerapkan pola hidup sehat. Ini karena, remaja seringkali merasa sudah mandiri dalam membuat pilihan tentang kesehatan mereka.  Namun, bukan berarti orangtua hanya tinggal diam. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengetahui jenis penyakit yang rentan menimpa remaja.

Mengapa perlu memperhatikan kesehatan remaja?

                Meskipun dianggap sebagai tahap kehidupan yang sehat, ada kematian, penyakit, dan cedera yang signifikan pada masa remaja. Banyak dari ini dapat dicegah atau diobati. Selama fase ini, remaja menetapkan pola perilaku – misalnya, terkait dengan diet, aktivitas fisik, penyalahgunaan Narkotika, dan aktivitas seksual – yang dapat melindungi kesehatan mereka dan kesehatan orang lain di sekitar mereka, atau membahayakan kesehatan mereka sekarang dan di masa depan. masa depan.

Untuk tumbuh dan berkembang secara sehat, remaja memerlukan informasi, antara lain pendidikan seksualitas komprehensif sesuai usia; kesempatan untuk mengembangkan kecakapan hidup; pelayanan kesehatan yang dapat diterima, merata, tepat dan efektif; dan lingkungan yang aman dan mendukung. Mereka juga membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi secara bermakna dalam merancang dan memberikan intervensi untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan mereka. Memperluas peluang semacam itu adalah kunci untuk menanggapi kebutuhan dan hak khusus remaja. 

Negara kita tercinta Indonesia masih dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan pada anak dan remaja. Stunting mungkin yang paling sering kita dengar. Namun masih ada beberapa masalah kesehatan yang sering dialami oleh keluarga di Indonesia.

Jenis Penyakit yang Rentan Menyerang Remaja 

1. Gangguan Kesehatan Mental

Gangguan kesehatan mental pada remaja umumnya disebabkan oleh depresi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berakibat fatal. Orang tua sebaiknya memberikan perhatian yang cukup dengan bersikap terbuka selayaknya teman. Dengan demikian, anak tidak enggan untuk bercerita soal masalah yang dihadapinya. 

Hindari mengendalikan kehidupan anak dan langsung memarahinya ketika anak melakukan kesalahan. Jika ada masalah muncul, orang tua sebaiknya membicarakannya dengan baik sembari mencari solusi yang paling tepat. 

2. Gangguan Makan

Gangguan makan sering muncul pertama kali saat remaja. Gangguan makan sering disalahpahami oleh remaja sebagai pilihan gaya hidup. Gangguan makan seperti anoreksia nervosa (pembatasan makanan secara ketat karena takut gemuk), bulimia nervosa (mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan kemudian diikuti rasa bersalah atau menyesal), dan binge eating disorder ( keinginan untuk terus makan dan tidak bisa dikendalikan) sebenarnya adalah penyakit serius dan bisa berakibat fatal yang mengubah perilaku makan, pikiran, dan emosi. 

 3. Wasting (Terlalu Kurus)

Bedanya dengan stunting, pada anak yang menderita wasting, berat badannya saja yang kurang, namun tinggi badannya normal. Sementara pada anak stunting, tinggi badan mereka akan jauh lebih pendek dari anak sebayanya, begitu juga berat badannya yang jauh lebih rendah. Wasting juga terjadi dalam waktu singkat. Contohnya, berat badan anak turun drastis karena terserang diare atau penyakit infeksi lain, atau kekurangan makan. Karena itu, jika wasting cepat diatasi, berat badan anak bisa kembali normal.

4. Obesitas (Kegemukan)

Obesitas merupakan kondisi ketika terjadi penumpukan lemak dalam tubuh akibat jumlah kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan kalori yang dibakar. Konsekuensi kesehatan dari obesitas cukup serius, yaitu diabetes tipe 2, penyakit jantung, asma, dan penyakit hati. Bukan sekedar masalah medis, kondisi ini juga bisa menyerang psikologis. Pengidapnya bisa mengalami kecemasan, depresi, gangguan kepercayaan diri, dan intimidasi. Konsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi, bergizi rendah, serta kurang aktivitas fisik adalah faktor risikonya.

5. Anemia

Anemia, yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat, merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus menghantui remaja di Indonesia, khususnya remaja putri. Angka kejadiannya pun terbilang masih cukup tinggi. Anemia, khususnya pada remaja putri, harus diwaspadai karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan ketika hamil nanti. Beberapa dampak anemia di masa kehamilan antara lain: bayi berat badan lahir rendah (BBLR), hingga kelahiran bayi prematur yang dapat meningkatkan risiko stunting. 

6. Kecanduan Rokok

Sebagian besar perokok memulainya di usia remaja. Pasalnya, masa remaja sering menjadi ajang untuk coba-coba yang pada akhirnya jadi kecanduan. Padahal, banyak sekali bahaya kesehatan yang mengintainya. Mulai dari gangguan paru-paru, kanker, penyakit jantung, asma dan lain sebagainya. 

7. Diabetes

Siapa bilang diabetes hanya menyerang orang dewasa? Nyatanya remaja juga rentan mengalaminya. Apalagi kalau gaya hidupnya suka mengonsumsi minuman manis dan makanan cepat saji. Kebiasaan gemar bermain game dibandingkan berolahraga fisik juga memicu diabetes. 

8. Infeksi Menular Seksual

Lagi-lagi karena rasa penasaran remaja yang menempatkan mereka pada risiko infeksi menular seksual. Mereka cenderung belum memahami perilaku seks yang aman dan belum paham betul soal risiko penularan penyakit seksual. Disisi lain, bicara tentang seks dengan anak masih dianggap tabu untuk sebagian orang tua. Padahal, edukasi soal hal ini tetap diperlukan agar mereka tidak terjerumus dalam perilaku seks berbahaya.  Remaja bukanlah kelompok masyarakat yang tidak menghadapi masalah kesehatan. Perilaku berisiko yang dijalani akibat tidak tepatnya keputusan yang diambil pada masa remaja yang labil menghadapkan remaja kepada masalah kesehatan. Di Indonesia, laju masalah kesehatan pada remaja sebagai akibat perilaku berisiko jauh lebih cepat daripada penanganan yang dilakukan oleh banyak pihak. Remaja dengan sifat khasnya dilibatkan secara aktif dalam tiap upaya, selain dididik sejak dini dan dibekali  dengan pendidikan ketrampilan hidup sehat hingga terampil dalam mengembangkan potensi dirinya untuk hidup secara kreatif dan produktif.