Berita

Rangkul Pasien Tuberkulosis Resisten Obat dengan Diskusi Bersama

Tuberkulosis Resistan Obat (TB-RO) merupakan penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat, dengan jumlah kasus yang semakin meningkat sehingga memerlukan upaya penanggulangan yang komprehensif dari semua pihak. Tatalaksana penanggulangan TB-RO telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2009 dan telah ditetapkan menjadi bagian dari Program Penanggulangan TB Nasional.

Tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (M.TBC). TB
dapat disembuhkan dengan pengobatan obat anti Tuberkulosis (OAT) yang tepat. Namun kuman TB dapat berkembang menjadi resistan atau kebal terhadap OAT, salah satunya dikarenakan
ketidakpatuhan pengobatan. Munculnya resistansi terhadap OAT telah menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang signifikan di sejumlah negara dan menjadi ancaman dalam
pengendalian TB.

Menderita TB-RO merupakan suatu kondisi sulit dalam melakukan kehidupan dan
diperlukan kemampuan untuk menghadapi kondisi tersebut. Jangka waktu pengobatan
yang panjang, efek samping pengobatan yang ditimbulkan, biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan, stigma, diskriminasi serta perasaan bahwa penyakitnya tidak akan sembuh
membuat banyak pasien TB RO tidak ingin melanjutkan proses penyembuhan dan lebih
memilih untuk berhenti (dropped out). Pasien TB RO rentan mengalami stress dan
menghadapi stigma sosial dan karenanya memiliki suatu kebutuhan yang mendesak untuk
dilakukan intervensi dalam aspek ini.

RS Paru Respira bersinergi dengan LSM Siklus Indonesia melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk pasien TB-RO yang masih melaksanakan pengobatan rutin. Kegiatan ini merupakan momen kebersamaan antar pasien dan membangun ikatan antar personal untuk bisa berbagi apa yang menjadi kendala dalam pengobatan mereka. Diskusi ini menjadi media untuk belajar dari kasus satu sama lain dan menemukan solusi atas permasalahannya. Sehingga kesulitan yang dihadapi selama pengobatan dapat diatasi dan tetap melanjutkan terapi sampai tuntas dan sembuh.

Kami mendukung kegiatan ini dengan menghadirkan pembicara untuk memberikan informasi mengenai kesehatan. Pada pertemuan ini diisi oleh tim ahli gizi RS Paru Respira dengan tema zat gizi makro dan mikro. Bapak Tito Arianto Nugroho, A.Md Gz menjelaskan pola makan, porsi makan dan kandungan zat gizi makro dan mikro yang baik untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit dan meningkatkan kekebalan tubuh. Diskusi juga didampingi fasilitator medis lain yang membantu memperdalam materi tersebut.

Harapannya dengan FGD rutin ini pasien TB-RO dapat lebih semangat untuk sembuh, rutin berobat dan kontrol, disiplin minum obat, tetap aktif beraktivitas dan bekerja dengan semangat dan sehat. Dengan demikian kasus putus berobat dapat berkurang dan keberhasilan terapi dapat meningkat menuju Indonesia bebas TB tahun 2030.

Sharing is caring!

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERNAPAS UNTUK MASA DEPAN, JAGA KESEHATAN PARU-PARU KITA

Oleh : Susilawati, S.K.M        Setiap hari, rata-rata orang dewasa bernapas sekitar 20.000 …

Generasi Rebahan: Ancaman Nyata Bagi Kebugaran Anak Indonesia

Oleh: Nur Handayani, S.KM Pernah mendengar istilah “Generasi Rebahan”? Istilah ini muncul seiring dengan pesatnya perkembangan …

Indeks Kepuasan Masyarakat Rumah Sakit Paru RESPIRA 2025

Terimakasih atas penilaian sahabat paru yang telah anda berikan, masukan anda sangat bermanfaat untuk kemajuan RS Paru Respira …

Gerakan Aksi Lingkungan Indonesia dalam rangka memperingati World Cleanup Day

Civitas hospitalia RS Paru Respira pada hari ini, 19 September 2025, melaksanakan Gerakan Aksi Lingkungan Indonesia dalam …

Penyusunan Dokumen Detail Engineering Design (DED) Pengembangan Rumah Sakit

Rumah Sakit Paru Respira Dinas Kesehatan DIY hari ini 18 September 2025, melaksanakan rangkaian proses penyusunan Dokumen …

Dua Andalan, Satu Misi Layanan Modern: RS Paru Respira di Seleksi Nakes Teladan DIY

Rumah Sakit Paru Respira kembali menunjukkan kiprahnya dalam dunia kesehatan dengan mengirimkan dua tenaga kesehatan andalannya …