Kanker dan Serba-Serbinya (Hari Kanker Sedunia 2022)
Oleh : Nur Handayani, S.KM
Kanker adalah penyakit yang sering menjadi momok yang menakutkan. Setiap tanggal 4 Februari 2022 diperingati sebagai hari kanker sedunia dimana pada momen ini kita diingatkan untuk meningkatkan kesadaran kita dalam upaya mencegah penyakit kanker. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Sedangkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus.
Berdasarkan grafik disamping kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker. Kanker paru-paru menyusul di urutan ketiga dengan jumlah 34.783 kasus (8,8% dari total kasus), lalu kanker hati sejumlah 21.392 kasus (5,4% dari total kasus), dan kanker nasofaring (area di sebelah atas bagian belakang tenggorokan) sejumlah 19.943 kasus (5% dari total kasus).
Tingginya kasus kanker tentu bisa menjadi kewaspadaan awal kita untuk mau meminimalisir faktor yang terkait dengan penyakit kanker tersebut. Ada beberapa hal yang kemudian terkait dengan kejadian kanker. Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), salah satu penyebab tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang terus menghasilkan bahan karsinogen, seperti rokok, daging olahan, dsb. Penyebab lain yang juga mempengaruhi seperti kebiasaan begadang, kurang olah raga, dan makan terlalu banyak.
Penyakit kanker sendiri di Indonesia adalah salah satu penyakit yang mengakibatkan jumalah kematian cukup besar. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh . Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia. Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan diobati setelah mencapai stadium lanjut. Itulah makanya penting untuk kita pemeriksaan skrining atau cek kesehatan secara berkala, agar kanker dapat terdeteksi secara dini.
Munculnya permasalahan kanker berdampak tidak saja hanya kepada pasien saja, tetapi sosial, ekonomi masyarakat dan negara. Semisal saja apabila ada ibu yang yang menderita penyakit kanker, anak-anak akan dapat kehilangan kesempatan mendapatkan Airs Susu Ibu (ASI), pengasuhan optimal untuk tumbuh kembangnya. Belum lagi bila yang menderita penyakit kanker adalah ayah pencari nafkah, tentu ini akan mengganggu stabilitas perekonomian keluarga. Permasalahan lain adalah masalah akses keperawatan. Terkait masalah akses keperawatan, Hari Kanker sedunia tahun ini tema global “Close the Care Gap” yang artinya “Tutup Kesenjangan Perawatan”. Kampanye baru Hari Kanker Sedunia untuk membangun akses perawatan kanker yang lebih adil dan merata untuk semua. Tapi pada kenyataannya, tidak bisa dipungkiri ada beberapa masyarakat yang kurang percaya dengan mutu pelayanan kanker di Indonesia, sehingga mereka memilih pengobatan di luar negeri. Ada lagi yang sebagian memilih pengobatan alternatif yang kurang dapat dipercaya efektifitasnya. Layanan medis terkait kanker di Indonesia sebenarnya sudah mengalami kemajuan, akan tetapi terkadang pada pasien muncul rasa takut untuk periksa dan menjalani pengobatan.
Permasalahan terkait perawatan kanker tidak bisa kita lihat hanya sebagian saja, tetapi harus secara keseluruhan. Disini perlunya kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait dan masyarakat itu sendiri dalam upaya penanganan dan pencegahan penyakit kanker. Bagi pemerintah tentunya dapat dilakukan dengan terus meningkatkan pelayanan medis terkait penanganan pasien maupun layanan deteksi dini. Selain itu juga perlu peningkatan pelayanan jaminan kesehatan yang adil dan merata bagi masyarakat terutama pasien kanker. Pelayanan kesehatan yang memadai serta adil dan merata akan dapat membantu pada sisi kualitas hidup pasien kanker. Hal ini serupa juga diungkap dalam penelitian Made Ririn Sri Wulandari “Hubungan Kepuasan Selama Perawatan dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Ovarium di RSUP Sanglah”, dimana hasilnya menyebutkan ada hubungan antara kepuasan selama pengobatan dengan kualitas hidup pasien kanker ovarium di Rumah Sakit Umum Sanglah.
Dalam sisi pencegahan perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan lembaga terkait misalnya saja yayasan kanker atau komunitas/kelompok pendukung sesama penderita kanker untuk pemberian edukasi terkait pencegahan dan penanganan khususnya pasien kanker. Masyarakat juga berperan penting dalam upaya mencegah penyakit kanker dengan upaya mencegah munculnya penyakit kanker dengan pola hidup sehat, dan pentingnya masyarakat khususnya keluarga pasien untuk dapat memberikan dukungan kepada pasien dalam upaya keberhasilan pengobatan. Dari dukungan sosial kepada pasien inilah dapat memberikan efek positif terhadap kualitas hidup pasien kanker. Hal ini pernah diungkapkan pada penelitian Witdiawati,dkk dengan judul “Dukungan Sosial Dalam Adaptasi Kehidupan Klien Kanker Payudara di Kabupaten Garut” dimana hasil penelitiannya menyebutkan ukungan sosial sangat bermakna dan menjadi satu kekuatan dalam adaptasi kehidupan klien kanker payudara, sehingga terbentuk mekanisme koping yang adaptif dalam menghadapi kondisi penyakitnya dan aktivitas sosial sebagai wujud adaptasinya.
Gejala kanker dapat bervariasi tergantung dari jenis kanker nya dan pada organ tubuh mana yang terkena kanker. Beberapa gejala yang sering dialami penderita kanker adalah:
- Muncul benjolan.
- Nyeri di salah satu bagian tubuh.
- Pucat, lemas, dan cepat lelah.
- Penurunan berat badan secara drastis.
- Gangguan buang air besar atau buang air
- Batuk kronis.
- Demam yang terus berulang.
- Memar dan mengalami perdarahan secara spontan.
Orang yang berisiko terkena kanker perlu menjalani skrining dan pemeriksaan rutin ke dokter. Contohnya, seorang perokok yang anggota keluarganya pernah terkena kanker, atau seseorang yang sering bergonta-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. Seseorang juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala kanker, seperti munculnya benjolan di tubuh, penurunan berat badan secara drastis, atau batuk kronis. Deteksi dini kanker dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.
Tapi bagaimanapun juga, pencegahan lebih baik daripada mengobati. Untuk pencegahan kanker kita disarankan untuk melakukan gaya hidup sehat. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pencegahan penyakit kanker, antara lain :
- CERDIK : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin Aktifitas Fisik, Diet Seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress dengan baik
- Batasi konsumsi daging dimasak sangat matang atau dibakar
- Terapkan “Isi Piringku” : Porsi Isi Piringku Kemenkes terdiri dari makanan pokok, yakni sumber karbohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring. Lalu dilengkapi dengan lauk pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring. Untuk setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3
- Jaga berat badan ideal
- HIndari perilaku berisiko, misal : Berbagi jarum dengan orang yang menggunakan obat intravena dapat menyebabkan HIV, serta hepatitis B dan hepatitis C, yang dapat meningkatkan risiko kanker hati.
- Tidak merokok
- Berjemur di bawah matahari secukupnya
- Tidak mengkonsumsi alkohol
- Memakai masker bila perlu saat harus berada atau dekat dengan asap pabrik
- Batasi penggunaan handphone yang tidak tepat
- HIndari makanan dan minuman yang mengandung zat carsinogen (pengawet)
- Hindari cara pengolahan dan penyajian makanan yang salah misalanya penggunaan minyak goreng bekas secara berulang
Begitu bahayanya penyakit kanker, untuk itu kita perlu menyadari pentingnya hidup sehat. Yuk mulai sekarang kita biasakan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit kanker.
Daftar Pustaka
Atika Dwi Damayanti, dkk. 2008. Penanganan Masalah Sosial dan Psikologis Pasien Kanker Stadium Lanjut dalam Perawatan Paliatif. Indonesian Journal of Cancer, Vol 2 No. 1 (2008)
Kementrian Kesehatan Republik Indoensia. 2013. Menkes Ungkap 4 Masalah Utama pada Penanggulangan Kanker. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id diunggah 21 februari 2013
dr. Tjin Willy. 2019. Kanker. https://www.alodokter.com diunggah 3 Juli 2019
Vania Rosa, dkk. 2019. Rumitnya Permasalahan Pengobatan Kanker di Indonesia. https://www.suara.com diunggah 15 Juli 2019
Mardana, Andi. 2022. Hari Kanker Sedunia 2022 “Tutup Kesenjangan Perawatan”. https://www.womanindonesia.co.id diunggah 26 Januari 2022
Sapto Adhi, Irawan. 2020. 12 Cara Mencegah Kanker Secara Alami. https://health.kompas.com diunggah 11 Juli 2020
Pranita, Ellyvon. 2021. Kasus Baru dan Kematian akibat Kanker di Indonesia Naik 8,8 Persen. https://www.kompas.com diunggah 3 April 2021
Pranita, Ellyvon. 2021. Situasi Kanker Paru di Indonesia Saat Ini, Prevalensi Kematian Meningkat. https://www.kompas.com diunggah 10 Desember 2021
Witdiawati, dkk. 2018. Dukungan Sosial Dalam Adaptasi Kehidupan Klien Kanker Payudara di Kabupaten Garut. Indonesia Journal of nursing Research Ngudi Waluyo Ungaran University, Vol 1, No. 1 (2108)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riskesdas 2018.
Wulandari, Made Ririn Sri. 2020. Hubungan Kepuasan Selama Perawatan dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Ovarium di RSUP Sanglah. Jurnal Keperawatan PolKesyo, Vol.9, No. 2 (2020)
Write a Comment