Berita

BERNAPAS UNTUK MASA DEPAN, JAGA KESEHATAN PARU-PARU KITA

Oleh : Susilawati, S.K.M

       Setiap hari, rata-rata orang dewasa bernapas sekitar 20.000 kali. Sebagian besar dari kita melakukannya tanpa berpikir. Namun, di balik setiap tarikan dan hembusan napas, ada organ luar biasa yang bekerja tanpa henti yaitu paru-paru.

Paru-paru berfungsi sebagai sistem penyaringan dan pertukaran gas vital bagi tubuh. Mereka mengambil oksigen dari udara yang kita hirup dan mengalirkannya ke seluruh tubuh melalui darah. Oksigen ini menjadi bahan bakar bagi setiap sel, organ, dan jaringan. Pada saat yang sama, paru-paru membuang produk limbah berupa karbon dioksida.

Mengingat perannya yang sangat krusial, menjaga kesehatan paru-paru adalah salah satu investasi terbaik untuk kualitas hidup dan umur panjang.

Kesehatan paru-paru kita terus-menerus ditantang oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu :

  • Asap Rokok : Merokok adalah penyebab utama penyakit paru-paru yang dapat dicegah, termasuk kanker paru dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Asap rokok mengandung ribuan zat kimia beracun yang merusak struktur paru-paru, melumpuhkan sistem pembersihan alaminya, dan menyebabkan peradangan kronis. Perokok pasif juga berisiko tinggi.
  • Polusi Udara (Ancaman Tak Terlihat): Partikel halus dari asap kendaraan, emisi industri, pembakaran sampah, dan debu jalanan dapat terhirup dalam-dalam ke paru-paru. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan asma, PPOK, dan bahkan kanker paru. Polusi di dalam ruangan (dari asap dapur, jamur, bahan kimia pembersih) juga sama berbahayanya.
  • Infeksi Pernapasan: Virus seperti influenza dan SARS-CoV-2, serta bakteri penyebab pneumonia dan tuberkulosis (TBC), dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan paru-paru. Infeksi yang berulang atau parah dapat meninggalkan bekas luka permanen.
  • Paparan di Tempat Kerja (Risiko Tersembunyi): Pekerja di sektor konstruksi, pertambangan, pertanian, dan manufaktur sering terpapar debu silika, asbes, asap kimia, dan zat berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan penyakit paru akibat kerja.

Waspadai beberapa gejala yang sering muncul jika terjadi sesuatu yang salah pada paru-paru anda :

  • Batuk Kronis: Batuk yang berlangsung lebih dari 8 minggu.
  • Sesak Napas: Kesulitan bernapas atau merasa tidak cukup mendapatkan udara, terutama saat beraktivitas.
  • Produksi Dahak Berlebih: Menghasilkan banyak lendir atau dahak selama lebih dari sebulan.
  • Mengi (Wheezing): Suara siulan bernada tinggi saat Anda bernapas.
  • Batuk Darah: Mengeluarkan darah atau lendir bercampur darah saat batuk.
  • Nyeri Dada Kronis: Rasa sakit atau tidak nyaman di area dada yang berlangsung lebih dari sebulan, terutama yang memburuk saat bernapas atau batuk.

Sebagian besar penyakit paru-paru dapat dicegah. Beberapa kebiasaan sehat ini dapat membantu anda  menjaga paru-paru tetap kuat.

  1. Katakan TIDAK pada Rokok: Jika Anda merokok, berhenti adalah hal terbaik yang bisa Anda lakukan. Jika tidak, jangan pernah memulainya. Hindari juga lingkungan yang penuh asap rokok.
  2. Jadikan Udara Bersih Prioritas:
    • Periksa  kualitas udara di area Anda dan kurangi aktivitas berat di luar ruangan saat polusi tinggi.
    • Gunakan masker jika kualitas udara buruk.
    • Pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik. Buka jendela secara teratur dan pertimbangkan untuk menggunakan pembersih udara (air purifier).
  3. Berolahraga Secara Teratur: Aktivitas aerobik seperti jalan cepat, berlari, berenang, atau bersepeda melatih paru-paru Anda untuk menjadi lebih efisien dalam menggunakan oksigen. Olahraga memperkuat otot-otot pernapasan Anda.
  4. Makan Makanan Bergizi: Diet kaya antioksidan (ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran berwarna cerah) dapat membantu melindungi paru-paru dari kerusakan. Minum air putih yang cukup juga penting untuk menjaga lapisan lendir di saluran napas tetap tipis.
  5. Lakukan Vaksinasi dan Jaga Kebersihan:
    • Vaksinasi flu, pneumonia, dan COVID-19 dapat mencegah infeksi parah yang merusak paru-paru.
    • Sering mencuci tangan dengan sabun adalah cara efektif untuk mencegah penyebaran kuman penyebab infeksi pernapasan.
  6. Latih Pernapasan Anda: Latihan pernapasan dalam (seperti pernapasan diafragma) dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru dan membersihkan lendir yang terperangkap.

Kesehatan paru-paru adalah fondasi dari kehidupan yang aktif dan energik. Dengan membuat pilihan gaya hidup yang cerdas dan waspada terhadap ancaman di sekitar kita, kita dapat melindungi organ vital ini sepanjang hidup.

Jangan menunggu sampai Anda merasa sesak untuk peduli. Mulailah menjaga setiap napas Anda, mulai hari ini.

Sumber :

https://www.halodoc.com/artikel/6-tips-yang-wajib-dicoba-untuk-menjaga-kesehatan-paru?srsltid=AfmBOopCRA7tppp6gnG9rA1bqCAxKkfwcqA-yKLaChNpeOISQ-k1P8Me

https://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru

Generasi Rebahan: Ancaman Nyata Bagi Kebugaran Anak Indonesia

Oleh: Nur Handayani, S.KM

Pernah mendengar istilah “Generasi Rebahan”? Istilah ini muncul seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Masa sekarang ini, semua hal berbau digital. istilah “generasi rebahan” untuk menggambarkan anak muda yang lebih senang duduk manis atau berbaring dengan gadget ketimbang bergerak aktif. Fenomena ini bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan ancaman nyata bagi kebugaran anak Indonesia. Dengan derasnya arus konten media sosial, hiburan tanpa batas, hingga layanan serba instan, tubuh anak-anak kita semakin jarang digerakkan sebagaimana mestinya.

Potret Kebugaran Anak Indonesia

Sejumlah survei menunjukkan kondisi yang cukup memprihatinkan:

  • Berdasarkan Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) 2023, dari 1.578 anak usia 10–15 tahun di 34 provinsi, kebugaran jasmani anak Indonesia masih tergolong kurang bugar.
  • Survei SKI 2023 menemukan bahwa 7–8 dari 10 peserta didik usia 13–17 tahun tidak aktif secara fisik minimal 60 menit per hari (76,2%).
  • Bahkan, 62% anak usia sekolah tidur kurang dari 8 jam per hari.

Fenomena ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar dibandingkan bergerak. Jika dibiarkan, generasi muda akan menghadapi risiko kesehatan yang serius.

Dampak Kurang Aktivitas Fisik

Kurangnya aktivitas fisik tidak hanya menurunkan kebugaran, tetapi juga membawa konsekuensi jangka panjang :

  • Kurangnya aktivitas fisik pada anak menimbulkan berbagai risiko kesehatan:
  • Obesitas

Menurut Riskesdas 2018, prevalensi obesitas pada anak usia 5–12 tahun di Indonesia mencapai 18,8% dan angka ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

  • Menurunnya Kebugaran Jasmani

Anak yang jarang bergerak mengalami penurunan kekuatan otot, fleksibilitas, dan daya tahan tubuh. Mereka juga lebih cepat lelah saat melakukan aktivitas sederhana.

  • Penyakit Tidak Menular (PTM)

Kebiasaan rebahan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi, hingga penyakit jantung di usia muda.

  • Gangguan Mental dan Sosial

WHO (2020) melaporkan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan meningkatnya risiko kecemasan, depresi, serta berkurangnya interaksi sosial pada anak dan remaja.

Rekomendasi WHO untuk Anak dan Remaja

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2020) memberikan panduan penting :

  • Anak dan remaja (5–17 tahun) melakukan aktivitas fisik intensitas sedang–berat minimal 60 menit per hari.
  • Membatasi waktu duduk berlebihan dan screen time rekreasional tidak lebih dari 2 jam per hari.

Artinya, aktivitas fisik bukan hanya kebutuhan, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak dini.

Cara Mencegah “Generasi Rebahan”

Beberapa langkah pencegahan yang dapat kita lakukan :

  • Jadwalkan Olahraga Teratur:

Luangkan waktu setiap minggu untuk aktivitas fisik seperti berjalan, bersepeda, atau berenang minimal 150 menit per minggu atau 30 menit per hari.

  • Orang tua: membatasi penggunaan gawai, membiasakan olahraga bersama, serta memberi contoh gaya hidup aktif kepada anak-anaknya
  • Tingkatkan Aktivitas Sehari-hari, misalnya
  • Gunakan tangga daripada lift.
  • Lakukan pekerjaan rumah tangga, seperti berkebun.
  • Berdiri atau berjalan-jalan sebentar saat menonton televisi atau berbicara di telepon.
  • Perhatikan Waktu Duduk yang Panjang:
  • Sisihkan waktu setiap jam untuk melakukan peregangan ringan atau berjalan-jalan sebentar untuk melancarkan peredaran darah.
  • Jika pekerjaan membutuhkan duduk lama, cari cara untuk bergerak lebih sering saat istirahat, misalnya ke toilet atau mengambil air.
  • Manfaatkan Teknologi :

Gunakan perangkat pelacak aktivitas atau aplikasi kebugaran di ponsel untuk memantau langkah Anda dan memotivasi diri untuk tetap aktif.

  • Cari Kegiatan yang Menyenangkan :

Temukan hobi yang melibatkan aktivitas fisik, seperti menari, memasak, atau bersepeda, agar aktivitas lebih menyenangkan.

“Generasi rebahan” bukan sekadar istilah populer, melainkan ancaman nyata bagi kesehatan anak Indonesia. Jika tidak segera diatasi, generasi muda akan rentan terhadap masalah kesehatan fisik dan mental yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Membiasakan gaya hidup aktif sejak dini adalah investasi besar untuk Indonesia yang lebih sehat dan produktif.

Referensi

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

World Health Organization. (2020). Guidelines on Physical Activity and Sedentary Behaviour. Geneva: WHO.

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Jakarta: Kemenkes RI.

Tremblay, M. S., et al. (2016). Sedentary Behaviour Research Network (SBRN) Terminology Consensus Project. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 13(1), 75.

Warsito, O., et al. (2021). “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran Jasmani pada Anak Sekolah Dasar di Indonesia.” Jurnal Gizi dan Kesehatan, 13(2), 45–52.

Gerakan Aksi Lingkungan Indonesia dalam rangka memperingati World Cleanup Day

Civitas hospitalia RS Paru Respira pada hari ini, 19 September 2025, melaksanakan Gerakan Aksi Lingkungan Indonesia dalam rangka memperingati World Cleanup Day. Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen rumah sakit dalam menjaga kebersihan, kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesadaran seluruh pegawai akan pentingnya menciptakan lingkungan sehat dan bebas dari sampah. Melalui aksi bersama ini, RS Paru Respira tidak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan, tetapi juga berperan aktif mendukung gerakan global peduli lingkungan demi keberlanjutan hidup dan kesehatan masyarakat.

Penyusunan Dokumen Detail Engineering Design (DED) Pengembangan Rumah Sakit

Rumah Sakit Paru Respira Dinas Kesehatan DIY hari ini 18 September 2025, melaksanakan rangkaian proses penyusunan Dokumen Detail Engineering Design (DED) pengembangan rumah sakit sebagai langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kegiatan ini melibatkan perwakilan unit layanan , manajemen rumah sakit dan konsultan  perencana untuk memastikan desain yang dihasilkan sesuai standar teknis, fungsional, dan kebutuhan layanan medis rumah sakit paru. Proses DED ini menjadi tonggak penting dalam tahapan pembangunan, sekaligus wujud komitmen RS Paru Respira untuk menghadirkan fasilitas modern dan representatif demi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Dua Andalan, Satu Misi Layanan Modern: RS Paru Respira di Seleksi Nakes Teladan DIY

Rumah Sakit Paru Respira kembali menunjukkan kiprahnya dalam dunia kesehatan dengan mengirimkan dua tenaga kesehatan andalannya pada Seleksi Tenaga Kesehatan Teladan Provinsi DIY yang digelar di Bapelkes DIY, 28 Agustus 2025. Fitri Purwaningsih, A.Md.Gizi., memperkenalkan inovasi SIFITRI (Sistem Finansial Nutrisi) yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan gizi pasien, sementara Astuti Hernaning, S.K.M., menghadirkan gagasan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk automasi analisis kepatuhan terhadap baku mutu berbasis data lapangan di rumah sakit. Partisipasi aktif Rumah SakitParu Respira ini tidak hanya menjadi bukti komitmen dalam mendorong pelayanan kesehatan yang modern dan berkualitas, tetapi juga menegaskan peran rumah sakit sebagai pionir inovasi di bidang kesehatan di DIY.

FGD Konsepsi Perancangan Detail Engineering Design (DED)

Yogyakarta – Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) Konsepsi Perancangan Detail Engineering Design (DED) pada tanggal 22–23 Agustus 2025 di Hotel Ros In Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan RS Paru Respira, perwakilan Dinas Kesehatan, tenaga medis, serta konsultan perencana. Melalui forum ini, para peserta berdiskusi mengenai arah pengembangan desain teknis rumah sakit yang selaras dengan kebutuhan pelayanan kesehatan paru yang semakin kompleks dan tantangan kesehatan masyarakat di masa mendatang.

FGD ini menjadi langkah strategis dalam memastikan rancangan DED tidak hanya memenuhi standar teknis dan regulasi, tetapi juga mampu menghadirkan fasilitas kesehatan yang ramah pasien, modern, serta berorientasi pada mutu pelayanan. Dengan adanya masukan dari berbagai pihak, RS Paru Respira berharap dapat mewujudkan perencanaan pembangunan yang komprehensif dan tepat sasaran, sehingga ke depan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Upacara Bendera RS Paru Respira 80 Tahun Indonesia Merdeka,Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju

Bulak Dagaran Bantul  (17/08/2025), Kemerdekaan adalah Hak Segala bangsa

dr. Tri Setiana  Kusumadewi Sp.Pd Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Direktur RS Paru Respira. Pada kesempatan tersebut, beliau membacakan amanat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang berisi pesan penting untuk terus menjaga semangat persatuan, mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata, serta menguatkan komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Perjalanan bangsa kita penuh dengan tantangan. Dahulu, para pendahulu berjuang dengan pengorbanan jiwa dan raga demi kemerdekaan. Kini, tantangan itu hadir dalam wajah yang berbeda—percepatan teknologi, disrupsi global, dan perubahan sosial yang begitu cepat. Namun, satu hal tetap sama: kita membutuhkan semangat kepahlawanan dan kegigihan perjuangan agar Indonesia tetap berdiri tegak dan melangkah maju.

Tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” sesungguhnya mengingatkan kita untuk kembali pada nilai-nilai Pancasila, yang menjadi jiwa bangsa. Indonesia Maju hanya akan terwujud bila setiap langkah berpijak pada Ketuhanan Yang Maha Esa—iman dan takwa yang menuntun arah pembangunan. Kemajuan itu pun harus menghargai martabat manusia, sebagaimana nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Berdaulat berarti rakyat memegang kendali, dengan kebijaksanaan sebagai pedoman. Bersatu berarti kita merajut keberagaman menjadi kekuatan besar untuk melangkah bersama. Dan Rakyat Sejahtera berarti keadilan yang nyata, kesejahteraan yang dapat dirasakan oleh setiap anak bangsa tanpa terkecuali.

Nilai-nilai Pancasila adalah kompas sekaligus obor. Ia menuntun arah, menerangi jalan, dan menguatkan langkah kita di tengah derasnya arus perubahan. Dengan berpegang pada itu semua, Indonesia akan tumbuh menjadi bangsa yang semakin bermartabat, dihormati, dan diperhitungkan di mata dunia.

Mengeti 17an di Respira

Mengeti 17an di RS Paru Respira berisikan lomba

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, RS Paru Respira turut serta memeriahkan momentum bersejarah ini dengan menggelar berbagai lomba yang penuh semangat kebersamaan.

Kemeriahan dimulai dengan lomba Ngulukke Layangan, yang menghadirkan suasana riang di bawah langit biru. Semangat persaingan sehat terpancar, seolah layang-layang yang terbang tinggi menjadi simbol cita-cita dan harapan seluruh insan Respira.

Tak kalah seru, sorak sorai terdengar saat lomba Bal Voli Gedhe berlangsung. Bola berukuran besar menghadirkan kelucuan sekaligus tantangan tersendiri, membuat suasana penuh tawa dan keceriaan.

Lomba Tarik Tambang pun menjadi ajang unjuk kekuatan dan kekompakan. Tali yang ditarik bersama-sama melambangkan eratnya persatuan dan kerja sama seluruh keluarga besar RS Paru Respira.

Keunikan juga terlihat dalam Pagelaran Busana, di mana kreativitas dan keceriaan ditampilkan dalam balutan kostum penuh warna. Momen ini menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan dapat diekspresikan dengan cara yang indah dan penuh gaya.

Suasana makin seru dengan lomba Nggendong Ember, yang menuntut ketangkasan, keseimbangan, dan tentu saja gelak tawa dari para penonton.

Tidak hanya bersenang-senang, kegiatan ini juga diwarnai dengan lomba Reresik sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan lingkungan kerja. Melalui aksi sederhana ini, seluruh peserta diajak menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan adalah bagian dari semangat perjuangan.

Sebagai penutup, seluruh peserta dan pegawai ikut bergerak bersama dalam Senam Merdeka, menyatukan langkah, irama, dan energi positif untuk kesehatan serta kebugaran.

Dengan semangat “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, peringatan 17 Agustus di RS Paru Respira bukan hanya sekadar perlombaan, melainkan juga menjadi momentum mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa nasionalisme, dan menjaga semangat kebersamaan demi Indonesia yang lebih sehat dan maju.

https://www.instagram.com/p/DNNS4oiPXKU/

Jompo Muda No More: Waspadai Penuaan Dini di Usia Produktif

Oleh : Nur Handayani

Di era modern saat ini, istilah “jompo muda” semakin populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Istilah ini menggambarkan kondisi anak muda yang sudah mengalami keluhan fisik seperti cepat lelah, pegal-pegal, nyeri sendi, susah tidur, hingga gangguan konsentrasi, padahal usia mereka masih relatif muda. Fenomena ini bukan lelucon semata, karena jika tidak ditangani, bisa menjadi pertanda awal penuaan dini yang berdampak pada kualitas hidup di masa depan.

      Penuaan dini tidak hanya terjadi pada kulit wajah, tetapi juga bisa terjadi pada organ dalam, sendi, otot, bahkan sistem metabolisme tubuh. Penyebabnya beragam, mulai dari pola hidup sedentari (minim gerak), konsumsi makanan olahan tinggi gula dan lemak, merokok, paparan polusi, hingga stres kronis dan kurang tidur. Gaya hidup yang tidak seimbang ini menyebabkan tubuh mengalami peradangan tingkat rendah yang kronis, mempercepat kerusakan sel, dan menurunkan kemampuan tubuh untuk meregenerasi diri. Kondisi semacam ini dikarenakan tidak menerapkan gaya hidup sehat.

Berikut adalah ciri-ciri tidak sehat secara fisik :

  • Mudah lelah: Tubuh terasa lemas dan kurang energi sepanjang waktu. 
  • Gangguan tidur: Sulit tidur atau justru tidur terlalu banyak. 
  • Perubahan nafsu makan: Nafsu makan berkurang atau justru meningkat secara drastis. 
  • Masalah berat badan: Berat badan naik atau turun secara tidak wajar. 
  • Sakit kepala atau pegal-pegal: Keluhan sakit kepala atau nyeri pada tubuh yang sering terjadi. 
  • Mudah terserang penyakit: Rentan terhadap berbagai macam penyakit karena daya tahan tubuh yang lemah.
  • Penyakit kronis: Memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan kanker. 

Sedangkan ciri-ciri tidak sehat secara mental:

  • Perasaan negatif: Sering merasa bersalah, bimbang, mudah tersinggung, kecewa, frustasi, menderita, tidak percaya diri, atau sedih. 
  • Gangguan kecemasan: Mudah cemas, gelisah, dan khawatir berlebihan. 
  • Depresi: Merasa sedih berkepanjangan, kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, dan sulit berkonsentrasi. 
  • Stres: Merasa tertekan, kewalahan, dan sulit mengelola emosi. 

                  Penuaan dini seringkali terjadi ketika seseorang melakukan perilaku tidak sehat, beberapa yang sering dilakukan masyarakat antara lain :

  • Kurang aktivitas fisik: Jarang atau tidak pernah berolahraga, lebih banyak duduk atau berdiam diri. 
  • Pola makan tidak sehat: Sering mengonsumsi makanan cepat saji (junk food), makanan tinggi lemak, gula, dan garam. 
  • Merokok dan minum alkohol: Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. 
  • Kurang tidur: Tidur kurang dari 7-8 jam sehari. 
  • Pola tidur tidak teratur: Sering begadang dan sulit mengatur waktu tidur. 
  • Stres yang tidak terkendali: Tidak mampu mengelola stres dengan baik, sehingga memicu masalah kesehatan mental dan fisik. 
  • Terlalu banyak menonton TV: Menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi.
  • Bermain game berlebihan: Terlalu fokus pada permainan video tanpa jeda.
  • Duduk terlalu lama: Bekerja atau beraktivitas dengan posisi duduk dalam waktu yang lama tanpa jeda untuk bergerak.
  • Menggunakan kendaraan untuk jarak dekat: Lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk jarak yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. 

Tips supaya tidak jompo di usia muda :

1. Cegah dengan Gizi Seimbang dan Hidup Aktif

Salah satu langkah awal untuk mencegah penuaan dini adalah dengan menjaga pola makan bergizi seimbang. Kurangi konsumsi makanan ultra-proses seperti minuman manis kemasan, gorengan, fast food, serta makanan instan yang tinggi sodium dan rendah nutrisi. Sebaliknya, perbanyak konsumsi sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan air putih. Antioksidan yang terkandung dalam makanan alami dapat membantu melawan radikal bebas yang mempercepat penuaan.

Tak kalah penting, aktivitas fisik secara rutin juga sangat disarankan. Menurut WHO, orang dewasa sebaiknya melakukan minimal 150 menit olahraga sedang per minggu. Jenis olahraga seperti jalan cepat, senam ringan, yoga, atau berenang dapat menjaga kekuatan otot dan tulang, serta mencegah kekakuan sendi. Selain itu, olahraga juga meningkatkan produksi hormon endorfin yang membuat suasana hati lebih baik dan energi tetap stabil sepanjang hari.

2. Istirahat Cukup dan Kelola Stres

Pentingnya tidur yang berkualitas kerap diabaikan. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol (hormon stres) dan mempercepat penuaan sel. Idealnya, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur setiap malam. Hindari kebiasaan begadang dan gunakan waktu malam untuk istirahat maksimal agar sel tubuh memiliki waktu untuk melakukan regenerasi.

Selain itu, pengelolaan stres menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mental. Meditasi, olahraga, journaling, atau sekadar berinteraksi sosial secara positif terbukti dapat mengurangi stres. Jangan ragu untuk berbicara dengan tenaga profesional seperti psikolog jika kamu merasa stres berkepanjangan.

3. Deteksi Dini dan Periksa Kesehatan Rutin

Generasi muda sering merasa sehat sehingga enggan melakukan pemeriksaan kesehatan. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan dislipidemia yang bisa muncul sejak usia 20-an. Pemeriksaan rutin seperti tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, indeks massa tubuh, serta kesehatan tulang dan sendi perlu mulai diperhatikan.

Kementerian Kesehatan RI bahkan mendorong masyarakat usia produktif untuk melakukan Skrining Kesehatan Berkala guna mengetahui faktor risiko sejak dini. Dengan penanganan tepat, risiko bisa dikendalikan dan kesehatan jangka panjang lebih terjaga.

Referensi
·  Kementerian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Gizi Seimbang.

·  Perhimpunan Dokter Spesialis Geriatri Indonesia (PERGEMI). (2020). Panduan Pencegahan Penuaan Dini.

·  Badan Litbangkes. (2019). Riskesdas: Perilaku Hidup Sehat dan Penyakit Tidak Menular.

·  World Health Organization. (2020). Physical Activity and Young Adults. ·  Harvard Medical School. (2022). The Effects of Chronic Stress on the Body.