Berita

Vape dan Bahayanya: Menelaah Dampak Kesehatan dan Lingkungan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari

Dalam beberapa tahun terakhir, vape atau rokok elektronik telah menjadi tren di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Banyak orang menganggap vape sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Namun, benarkah demikian?

Apa Itu Vape?

Vape atau dikenal juga dengan rokok elektronik, adalah perangkat yang berfungsi untuk menguapkan cairan yang biasanya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya. Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan hingga berubah menjadi uap yang kemudian dihirup oleh pengguna. Karena tidak melibatkan proses pembakaran seperti pada rokok konvensional, banyak yang beranggapan bahwa vape lebih aman.

Kandungan dalam Cairan Vape

Cairan vape atau e-liquid, biasanya terdiri dari beberapa komponen utama:

  1. Propylene Glycol (PG) : Bahan ini berfungsi sebagai pembawa rasa dan uap. Meski dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah kecil, penggunaan / konsumsi dalam jangka waktu panjang dan terus menerus dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan, diantaranya : Mengiritasi paru, mata dan gangguan saluran pernapasan seperti asma, sesak napas, obstruksi paru.
  • Vegetable Glycerin (VG) : Digunakan untuk menghasilkan uap yang lebih tebal, VG juga sering digunakan dalam makanan dan kosmetik. Namun, inhalasi VG dalam jangka panjang belum banyak diteliti.
  • Nikotin: Komponen adiktif utama dalam vape, sama seperti pada rokok konvensional. Nikotin dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan jantung dan otak, serta beberapa masalah kesehatan seperti memicu depresi, kepala pusing, tubuh gemetar, napas terengah-engah, kerusakan paru-paru permanen, kanker paru-paru, penyemitan pembuluh darah dan kematian.
  • Perasa (Flavoring): Berbagai macam perasa digunakan untuk menambah cita rasa pada vape. Beberapa zat perasa ini dapat terurai menjadi bahan kimia berbahaya saat dipanaskan. Penambahan perasa ini jika terhirup dalam jangka panjang memiliki dampak kesehetan, yaitu penyakit paru obstruktif kronis.

Bahaya Kesehatan dari Penggunaan Vape

  1. Gangguan Pernapasan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti bronkitis dan asma. Selain itu, vape juga dapat memicu kondisi yang dikenal sebagai “popcorn lung,” sebuah penyakit paru-paru serius yang disebabkan oleh inhalasi diacetyl, bahan kimia yang sering ditemukan dalam perasa vape.
  • Risiko Kardiovaskular : Meskipun vape tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, nikotin yang terkandung dalam vape tetap berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung. Nikotin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan menyempitnya pembuluh darah, yang semuanya berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
  • Kanker : Meski vape umumnya dianggap mengandung lebih sedikit karsinogen dibandingkan rokok konvensional, penelitian menunjukkan bahwa penggunaannya masih dapat meningkatkan risiko kanker. Studi menemukan bahwa beberapa cairan vape mengandung formaldehida, akrolein, dan zat karsinogen lainnya yang dapat meningkatkan risiko kanker
  • Kerusakan Jaringan Mulut : Dampak negatif vape tidak hanya terbatas pada paru-paru dan sistem kardiovaskular. Penggunaan vape juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Charde P, dkk (2024), pengguna vape memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit periodontal dan kerusakan jaringan mulut dibandingkan dengan non-pengguna . Paparan nikotin dari vape dapat mengurangi aliran darah ke gusi, yang menyebabkan kerusakan gusi dan meningkatkan risiko infeksi mulut.
  • Efek pada Sistem Kekebalan Tubuh : Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sebuah studi yang dilakukan oleh Tavarez (2020) menunjukkan bahwa uap dari cairan vape dapat menurunkan fungsi makrofag alveolar, sel yang berperan penting dalam melawan infeksi di paru-paru . Ini berarti pengguna vape mungkin lebih rentan terhadap infeksi pernapasan dan penyakit lainnya.
  • Ketergantungan : Seperti halnya rokok konvensional, vape juga dapat menyebabkan ketergantungan nikotin. Banyak pengguna yang awalnya mencoba vape sebagai cara untuk berhenti merokok, justru menjadi kecanduan dengan perangkat ini.
  • Efek pada Otak : Nikotin dalam vape juga berdampak negatif pada perkembangan otak, terutama pada remaja dan orang muda. Penggunaan nikotin pada usia muda dapat mempengaruhi perkembangan otak yang berhubungan dengan perhatian, pembelajaran, dan pengendalian impuls.

Dampak Lingkungan

Vape juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Perangkat vape yang digunakan secara luas mengandung baterai lithium-ion, yang jika tidak dibuang dengan benar, dapat mencemari lingkungan. Selain itu, limbah cairan vape, serta kemasan plastik yang digunakan untuk produk vape, berkontribusi terhadap peningkatan sampah plastik.

Kesimpulan

Meskipun vape sering kali dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, nyatanya bukti ilmiah menunjukkan bahwa vape tetap membawa risiko kesehatan bagi penggunanya. Pengguna harus menyadari potensi bahaya dari penggunaan vape, baik untuk kesehatan pribadi maupun untuk lingkungan. Mengingat risiko-risiko ini, sebaiknya masyarakat lebih bijaksana untuk beanr-benar menjauhi produk-produk yang mengandung nikotin. Baik itu rokok konvensional maupun rokok elektronik (vape).

Referensi

Ayo Sehat Kemenkes. 2022. “Mengenal Bahaya Rokok Elektrik”. https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-bahaya-rokok-elektrik-vape

Cancer Research UK. 2023. “Is Vaping Harmful”. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/causes-of-cancer/smoking-and-cancer/is-vaping-harmful

Charde P, Ali K, Hamdan N. 2024. PLOS Global Public Health : “Effects of e-cigarette smoking on periodontal health: A scoping review”. https://doi.org/10.1371/journal.pgph.0002311PLOS 5.

Rumah Sakit Universitas Indonesia. 2022. “Vape atau Rokok Elektrik Kekinian. Apakah Aman?”. https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/vape-atau-rokok-elektrik-kekinian-apakah-aman

Tavarez, Zahira, dkk. 2020. Frontiers in Physiology: ” The Interplay Between Respiratory Microbiota and Innate Immunity in Flavor E-Cigarette Vaping Induced Lung Dysfunction “. https://www.frontiersin.org/journals/microbiology/articles/10.3389/fmicb.2020.589501/full

U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2020. “Outbreak of Lung Injury Associated with the Use of E-Cigarette, or Vaping, Products.”

World Health Organization (WHO). 2024. “E-cigarettes: How risky are they?”

Sharing is caring!

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Waspada Tren Diabetes pada Anak

Oleh : Nur Handayani, S.KM Penyakit gula atau diabetes sering dikira hanya terjadi pada kalangan orang dewasa, terjadi pada …

Gangguan Tidur dan Lansia: Mengapa Tidur Menjadi Tantangan dan Cara Mengatasinya

Oleh : Arifah Budi N, S,Km Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur …

Perbekalan Farmasi Emergensi

Oleh : Adhika Twas Galih Atyanta, S.Farm

Tepangi Lan Cegah Penyakit Pertusis

Oleh : Nur Handayani, S.KM Pertusis inggih menika penyakit infeksi saluran pernafasan ingkang sanget menular ingkang …

Vape dan Bahayanya: Menelaah Dampak Kesehatan dan Lingkungan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari Dalam beberapa tahun terakhir, vape atau rokok elektronik telah menjadi tren di kalangan …