Berita

MPOX ( MonkeyPox atau Cacar Monyet )

Oleh : Susilawati, S.K.M

Apa itu MPOX ?

            Mpox (sebelumnya dikenal dengan monkeypox) adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia. Mpox pada hewan (monyet) ditemukan tahun 1958 di Denmark

Kasus pertama kali pada manusia ditemukan di Kongo (Democratic Republic of Congo) pada tahun 1970 dan kemudian menyebar di Afrika Tengah dan di Afrika Barat. Pada 28 November 2022. Sejak saat itu, cacar monyet (Mpox)  dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah maupun di luar Afrika terkait dengan perjalanan internasional atau hewan impor di Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris.

Bagaimana Cara Penularan MPOX

Masa inkubasi virus (waktu dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6-16 hari, atau dapat berkisar dari 5-21 hari.   

Adapun cara penularan ini antara lain:

  • Kontak langsung karena cakaran dan gigitan hewan yang terinfeksi. 
  • Memakan daging hewan liar yang sudah terinfeksi. 
  • Benda yang terkontaminasi. 
  • Virus masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka, saluran pernapasan, maupun selaput lendir dari mata, hidung, atau mulut. 
  • Metode penularan dari manusia ke manusia lainnya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi, dan kontak tidak langsung dengan bahan lesi.

Virus juga dapat menular melalui kontak seksual dengan orang yang sudah terinfeksi dan hubungan intim di tempat tidur yang terkontaminasi virus. 

 Tanda dan Gejala MPOX

Mpox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih berat dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh.

  1. Fase Prodromal  ( Gejala Awal ), diikuti dengan gejala :
  • Demam
  • Sakit kepala terkadang terasa hebat 
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan. 
  • Panas dingin
  • Kelelahan dan lemas
  • Fase Erupsi

Fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Kemudian, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok. 

Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Pengobatan MPOX

Sampai saat ini pengobatan yang spesifik untuk mpox masih terbatas pada tahap pengembangan. Pengobatan lebih bersifat simptomatis dan suportif. Orang dengan mpox harus mengikuti saran dari fasilitas layanan kesehatan. Penyakit dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya. Penting bagi siapa pun yang terinfeksi mpox untuk minum air putih secara cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur.

Orang yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang mereka anggap santai dan menyenangkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai menggunakan teknologi, berolahraga jika mereka merasa cukup sehat dan meminta dukungan kesehatan mental dari fasyankes setempat jika diperlukan.

Orang dengan mpox harus menghindari menggaruk kulit mereka dan merawat ruam mereka dengan membersihkan tangan mereka sebelum dan sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan terbuka (kecuali jika mereka mau tidak mau berada di ruangan dengan orang lain, dalam hal ini mereka harus menutupinya dengan pakaian atau perban sampai mereka dapat mengisolasi lagi). Ruam dapat dijaga kebersihannya dengan air steril atau antiseptik.

Pencegahan MPOX

Walaupun kasus mpox belum banyak terjadi di Indonesia, tetapi tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan. Apalagi cacar monyet pada anak-anak seringkali terjadi lebih parah karena terkait dengan daya tahan tubuh si Kecil yang tidak sekuat orang dewasa, status kesehatan anak, hingga tingkat keparahan komplikasi penyakit ini. 

Langkah-langkah Pencegahan :

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang ditemukan mati. 
  • Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Misalnya dari tempat tidur maupun pakaian yang digunakan penderita. 
  • Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, maupun daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
  • Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.   

Apabila Sahabat Paru mengalami gejala dan tanda-tanda seperti Mpox, terlebih setelah melakukan perjalanan di wilayah terjangkit monkeypox sebaiknya segera melakukan pemeriksaan diri ke Dokter atau pelayanan kesehatan terdekat.

Sharing is caring!

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Waspada Tren Diabetes pada Anak

Oleh : Nur Handayani, S.KM Penyakit gula atau diabetes sering dikira hanya terjadi pada kalangan orang dewasa, terjadi pada …

Gangguan Tidur dan Lansia: Mengapa Tidur Menjadi Tantangan dan Cara Mengatasinya

Oleh : Arifah Budi N, S,Km Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur …

Perbekalan Farmasi Emergensi

Oleh : Adhika Twas Galih Atyanta, S.Farm

Tepangi Lan Cegah Penyakit Pertusis

Oleh : Nur Handayani, S.KM Pertusis inggih menika penyakit infeksi saluran pernafasan ingkang sanget menular ingkang …

Vape dan Bahayanya: Menelaah Dampak Kesehatan dan Lingkungan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari Dalam beberapa tahun terakhir, vape atau rokok elektronik telah menjadi tren di kalangan …