Berhenti Merokok Sekarang dan Selamanya “Commit to Quit” Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021
Oleh : Nur Handayani, SKM
Hari tanpa tembakau sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei. Peringatan kali ini merupakan tahun kedua diperingati masih kondisi pandemi Covid-19. Hari tanpa tembakau sedunia diperingati dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penggunaan tembakau terutama rokok. Dalam sebatang rokok terkandung didalamnya 4000 zat kimia beracun dan 43 diantaranya mengandung zat karsinogenik. Racun utama pada rokok : tar, nikotin, dan karbon monoksida. Bisa dikatakan hampir semua bahan yang terdapat dalam rokok adalah racun yang berbahaya bagi tubuh manusia, apalagi bila banyak batang rokok yang dihisap selama bertahun-tahun.
Sudah sering digaungkan gambaran bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh seseorang. Dari efek jangka pendek seperti gigi dan jari yang menguning, bau napas dan mulut, mata merah, hingga penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronis dan kanker paru. Walaupun sering digaungkan bahaya rokok, tapi jumlah perokok tiap tahunnya di Indonesia selalu meningkat. Data Riskesdas 2018, prevalensi merokok pada remaja usia 10-19 tahun meningkat dari 7,2% di tahun 2013 menjadi 9,1% pada 2018. Merokok dari usia muda inilah yang dapat memicu menjadi perokok aktif hingga usia lanjut.
Masalah rokok masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Bayangkan saja Diperkirakan sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat rokok. Dan perlu diingat, pandemi Covid-19 belum berakhir, perokok memiliki risiko yang lebih besar terkena kasus yang parah atau bahkan meninggal akibat COVID-19. Ini yang kemudian memicu sebagian perokok untuk berhenti. Saat ini setidaknya, sekitar 60 persen perokok (sekitar 780 juta orang) telah menyatakan keinginannya untuk berhenti. Tapi sayang, hanya ada sekitar 30 persen saja yang memiliki akses alat yang membantu mereka agar penyembuhan bisa berjalan sukses. Menurut WHO jumlah perokok yang berhenti dengan kemauan sendiri atau tanpa bantuan pada tahun 2011 sekitar 70,7% dan 7% memilih melalui konseling (WHO, 2012).
Banyak tantangan yang harus dilalui perokok untuk berhasil berhenti merokok karena perokok akan merasa cemas, marah dan depresi ketika tidak merokok untuk sementara waktu (Taylor et al.,2014). Sangat sedikit perokok yang bisa berhenti merokok dalam waktu yang spontan. Hal tersebut dikarenakan pengaruh dari lingkungan teman sebaya, merasa diasingkan jika tidak merokok saat berkumpul bersama teman, munculnya perasaan ketidakmampuan untuk berhenti merokok serta adanya kemampuan daya beli terhadap rokok. Hal tersebut yang menyebabkan perokok mengklaim bahwa berhenti merokok sangat sulit dan membutuhkan usaha yang lebih keras untuk berhasil berhenti merokok(Jannone, &O‘Connell, 2007;Weinstein et al.,2004).
Menurut Heydari et al., (2014) metode berhenti merokok ada dua yaitu metode dengan bantuan obat atau terapi dan tanpa pengobatan. Metode menggunakan obat dan terapi tersebut berupa terapi pengganti nikotin (NRT) (permen karet, tablet sublingual, pelega tenggorokan, inhaler dan semprotan hidung), Champix, Zybandan obat-obatan yang diresepkan seperti Bupropion dan Varenicline. Metode lainnya adalah metode tanpa obat misalnya akupuntur, konseling perawat dan melalui telepon serta usaha sendiri. Data dari Global Adult Tobacco Survei bahwa berhenti merokok tanpa bantuan merupakan metode yang paling banyak dilakukan di Indonesia dibandingkan metode-metode lainnya (WHO, 2012).
Keinginan untuk berhenti merokok senada dengan tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun ini yaitu “Commit to Quit” atau berkomitmen untuk berhenti merokok. Momentum ini bisa dijadikan momentum dimana perokok dapat berkomitmen untuk berhenti merokok. Karena dengan berhenti merokok, manfaatnya langsung dapat dirasakan langsung. Setidaknya, setelah 20 menit ketika berhenti merokok, detak jantung secara otomatis akan menurun. Dalam 12 jam, tingkat karbon monoksida dalam darah pun turun menjadi normal. Dalam 2-12 minggu sirkulasi pasti akan ikut membaik dan fungsi paru-paru pun ikut meningkat. Kalau dalam waktu 1-9 bulan, batuk dan sesak napas dijamin akan ikut berkurang. Lalu dalam 5-15 tahun, risiko stroke seseorang pun bisa ikut berkurang menjadi bukan perokok. Kalau dalam 10 tahun, tingkat kematian akibat kanker paru-paru hanya sekitar setengah dari perokok.
Keinginan berhenti merokok bukan perkara yang mudah bagi perokok tapi bukan hal mustahil bila ada kemauan yang kuat. Kebiasaan merokok yang bertahun-tahun membuat perokok sulit melepas kebiasaan buruk tersebut. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perokok ketika memutuskan untuk berhenti merokok, antara lain : Bulatkan Tekad Berhenti Merokok, Membiasakan Berhenti Merokok, Kenali Waktu dan Situasi Kapan Sering Merokok, Mintalah Dukungan dari Keluarga dan Kerabat, Tahan Keinginan dengan Menunda, Berolahraga secara Teratur, Konsultasi dengan Dokter. Yuk, jadikan Hari Tanpa Tembakau Sedunia kali ini menjadi momentum untuk HIDUP SEHAT TANPA ROKOK.
Daftar Pustaka
Jannone, L., & O‘Connell, K. A. (2007). Coping strategies used by adolescents during smoking cessation. The Journal of School Nursing : The Official Publication of the National Association of School Nurses, 23(3), 177–184.
Kemenkes. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Taylor, G., McNeill, A., Girling, A., Farley, A., Lindson-Hawley, N., & Aveyard, P. (2014). Change in mental health after smoking cessation: systematic review and meta-analysis. BMJ (Clinical Research Ed.), 348(February), g1151.
Taylor, S. E. (2014). Health Psychology [8th Edition]. New York: McGraw-Hill.
Taylor, S. E., &Stanton, A. L. (2007). Coping Resources, Coping Processes, and Mental Health. Annual Review of Clinical Psychology, 3(1), 377–401.
Weinstein, N., Slovic, P., & Gibson, G. (2004). Accuracy and optimism in smokers‘ beliefs about quitting. Nicotine & Tobacco Research, 6(6), 375–380.
World Health Organization. (2012). Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report 2011.
Heydari, G., Masjedi, M., Ahmady, A. E., Leischow, S., Lando, H., Shadmehr, M. B., & Fadaizadeh, L. (2014). A comparative study on tobacco cessation methods: A quantitative systematic review. International Journal of Preventive Medicine, 5(6), 673–678.
Promkes, Kemkes. (2018).7 Tips Ampuh Berhenti Merokok Bagi Anda yang Perokok Berat. https://promkes.kemkes.go.id 29 Mei 2018
Desiree, Anastasia. (2021). WHO Beberkan 4 Fakta Jelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021. https://www.idntimes.com 2 Mei 2021
Reskiaddin, La Ode. (2018). MENGAPA SAYA BERHENTI MEROKOK? Kajian Kualitatif Mengenai Dukungan Sosial dan Mekanisme Coping untuk Berperilaku Sehat. Yogyakarta : Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM
Write a Comment