Kejadian
henti napas dan henti jantung dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, serta
dapat menimpa siapa saja. Bila seseorang yang mengalami henti napas dan henti
jantung tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka otak dan jantung akan
mengalami kematian dalm waktu 4-10 menit. Sehingga sangat penting kita memahami
cara melakukan Bantuan Hidup Dasar yang tepat.
Bantuan
Hidup Dasar adalah serangkaian usaha
awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang
yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac arrest).
Bantuan hidup
dasar harus bisa dilakukan oleh seluruh civitas hospitalia.
Tujuan dari melakukan Bantuan Hidup dasar adalah:
Mencegah berhentinya pernafasan
Mencegah berhentinya sirkulasi atau
Memberikan bantuan external terhadap
sirkulasi
dan ventilasi dari pasien yang
mengalami
henti jantung atau henti nafas
melalui
resusitasi jantung paru ( RJP)
Bantuan Hidup Dasar
diusahakan dilakukan secepat mungkin karena jika
terjadi keterlambatan 1 menit, kemungkinan berhasil mencegah kematian adalah 98%.
Terlambat 3 menit, kemungkinannya menurun sampai 50%. Dan jika terlambat sampai
10 menit, hanya ada 1% kemungkinan dapat menyelamatkan korban henti jantung dan
henti napas.
Selain harus cepat memulai resusitasi jantung paru (RJP), sangat
penting juga bagi kita untuk memahami cara
melakukan resusitasi jantung paru yang berkualitas.
Syarat RJP dikatakan berkualitas adalah :
Kompresi di titik tengah dada
dengan siklus 30:2 (30x kompresi, 2x napas buatan)
Kedalaman kompresi sekitar 5-6
cm
Kecepatan kompresi
100-120x/menit
Beri kesempatan dada untuk
mengembang sempurna stelah kompresi
Interupsi minimal Bebaskan
jalan napas dengan posisi head tilt, chin lift (dahi didongakkan, dagu
ditahan), atau posisi jaw thrust(menahan tulang rahang) apabila curiga ada
trauma leher.
Berikan ventilasi secara
adekuat.
Jika alat defibrillator sudah
datang, segera lakukan cek irama dan kejut jantung jika memungkinkan.
RSP Respira secara rutin melaksanakan pelatihan BHD untuk seluruh
karyawan dan pekerja di lingkungan rumah sakit. Dengan tujuan agar seluruh
jajaran karyawan dan pekerja mampu melakukan pertolongan segera apabila
menemukan kejadian henti jantung dan atau henti napas di lingkungan rumah sakit
maupun di luar rumah sakit.
Oleh sebab itu peserta tidak hanya terbatas pada petugas medis, akan
tetapi melibatkan seluruh karyawan baik medis dan non medis, serta pekerja di
lingkungan rumah sakit (juru parkir, satpam, petugas kebersihan, bagian
laundry, bagian dapur) Pada acara ini
seluruh peserta diajarkan cara melakukan resusitasi jantung paru yang
berkualitas.
Langkah-langkah
RJP
D Danger yaitu pastikan
keamanan penolong, pasien, lingkungan
Penilaian keluarga sehat yang menjadi program Kementrian kesehatan terdiri dari 12 indikator. Salah satu indicator tersebut adalah bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI). Pada setiap tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia. Pada tahun 2019 ini Mengambil tema Pekan ASI Sedunia adalah “Empower Parents Enable Breastfeed”, sedangkan Kementrian Kesehatan Mengambil tema “Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui” dengan slogan “Ayo Dukung Ibu Sukses Menyusui”. Tujuan dari tema ini adalah demi menciptakan kesadaran bahwa menyusui bukan hanya tugas ibu, melainkan tugas kedua orangtua. Artinya, ayah juga wajib terlibat dalam membantu kenyamanan anak dan ibu menyusui. Selain itu, kampanye ini juga menekankan pentingnya kebijakan ramah keluarga agar memungkinkan pemberian ASI, serta membantu orangtua dalam mengasuh dan menjalin ikatan dengan anak-anak sejak awal kehidupan.
Momentum Pekan Asi Sedunia
merupakan salah satu upaya WHO dan UNICEF untuk mendukung ibu menyusui seluruh
dunia. WHO mengkampanyekan bahwa ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi hingga
berusia enam bulan. Sehingga WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif di
enam bulan pertama kehidupan bayi dan dilanjutkan hingga berusia dua tahun atau
lebih dengan dilengkapi makanan pendamping ASI (MPASI).
ASI merupakan susu terbaik untuk bayi
karena memiliki kandungan gizi lengkap; seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, serta vitamin. Berikut komposisi dari ASI:
ASI
mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI
tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai
suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan
susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan
terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula
Kolostrum
Kolostrum
merupakan ASI yang keluar pertama kali pada 1-5 hari pasca melahirkan.
Kolostrum yang berwarna kekuningan ini mengandung immunoglobulin A yang tinggi.
Bayi yang baru lahir perlu mengeluarkan mekonium, yaitu tinja yang terakumulasi
sebelum lahir untuk mengurangi risiko penyakit kuning. Kolostrum membantu
proses ini dengan berperan sebagai cairan pencahar alami. Meski hanya beberapa
tetes, kandungan ASI pertama yang sering disebut sebagai imunisasi pertama bayi
ini juga memiliki kadar gula dan kadar lemak lebih rendah daripada ASI yang
muncul kemudian.
Karbohidrat
Laktosa
adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi
untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding
laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula.
Protein
Kandungan
protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat
dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan
Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih
mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung
protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi
Lemak
Kadar
lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar
lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat
selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan
dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang
berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu
ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap
perkembangan jaringan saraf dan retina mata
Karnitin
Kartinin
yang terkandung dalam ASI memiliki peran membantu proses pembentukan energi.
Hal ini diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh
Vitamin
dan Mineral
ASI
juga kaya akan vitamin dan mineral. Vitamin E berfungsi untuk ketahanan sel
darah merah. Vitamin A untuk kekebalan tubuh dan pertumbuhan si kecil. Terdapat
pula vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, C, dan asam folat yang
berfungsi untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh. Untuk kandungan
mineralnya, antara lain kalsium yang berfungsi untuk perkembangan tulang dan
otot, serta mengandung zinc untuk membantu metabolisme
Melihat kandungan ASI di atas,
tentunya bisa diketahui bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik. Ada periode yang
dinamakan 1000 hari pertama kehidupan, yaitu 270 hari selama dalam kandungan
dan 730 hari pertama setelah bayi yang dilahirkan. Pada masa tersebut,
merupakan periode emas yaitu masa dimana menentukan kualitas kehidupan. Karena
pada saat itulah, terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dibanding
usia lain. Nah, saat itulah anak mempunyai hak untuk mendapatkan ASI. Di
Indonesia proporsi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 berada pada angka 34,5% dan pada tahun 2018 telah
mengalami peningkatan menjadi 58,2%. Sedangkan Proporsi ASI eksklusif masih
menurut Riskesdas 2018 berada pada angka 37,3%.
Kalau menilai proporsi ASI
eksklusif ternyata angka tersebut masih sangat kurang. Masih banyak orangtua di
Indonesia yang menyepelekan hal menyusui padahal hal ini dapat memberi banyak
manfaat untuk bayi bahkan membawa manfaat bagi ibu. Menurut Dirjen Kesehatan
Masyarakat Kemenkes RI, hal menyusui ini perlu diperbaiki karena menyangkut
masalah masa depan negara. Anak yang lahir di Indonesia nantinya akan menjadi
sumber daya manusia dan jika mereka tidak sehat, akan menjadi masalah bagi
negara. Bahkan Presiden Jokowi juga menyatakan keprihatinannya karena masih
ditemukan kasus stunting di Indonesia yang salah satunya karena kurangnya pemberian
asi pada bayi. Menurut presiden, Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan
menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak
usia sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia unggul
ke depan.
Menyusui bukanlah hal yang mudah,
butuh dedikasi, usaha dan waktu. Selain itu juga butuh dukungan dari banyak
hal. Dukungan dari ayah sebagai suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat
serta lingkungan mempunyai andil dalam keberhasilan ibu untuk menyusui. Itulah
kemudian Kementrian Kesehatan menaruh isu penting pada Pekan ASI Sedunia tahun
2019 ini, yaitu Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui. Kenapa ayah dikaitkan peran dalam keberhasilan
menyusui? Pada saat menyusui untuk pertama kalinya, tidak semua bayi langsung
pandai menyusu. Belum lagi bila ternyata saat harus menyusui, tetapi ASI nya
belum keluar. Ini kemudian bisa menyebabkan ibu stress menghadapi situasi yang ada.
Awal menyusui umumnya ibu lebih emosional. Bila ibu stress, justru akan
memperburuk jumlah ASI yang dihasilkan. Dikutip dari Dirjen Kesehatan
Masyarakat Kemenkes RI, Satu dari lima ibu memutuskan untuk berhenti menyusui
karena kurangnya dukungan. Oleh karena itulah dalam proses menyusui, ibu perlu
dukungan dari ayah dan keluarga.
Dikutip dari facebook AyahASI, ada
beberapa tips “jadi ayah baru” untuk membantu ibu menyusui, antara lain :
Ikut mengasuh bayi
Membantu mengurus pekerjaan rumah tangga, misalnya
bikin kopi sendiri, mencuci piring sendiri.
Saling bercerita, misal berkomunikasi antara ayah dan
ibu tentang pengasuhan bayi
Bagi tugas jaga malam, misalnya bergantian waktu
berjaga malam saat pengasuhan bayi antara ayah dan ibu, ayah bisa menyiapkan
asi perahan untuk diberikan ke bayi saat si ibu kelelahan
Minta bantuan, misal ayah bisa meminta bantuan
konselor ASI saat ibu ada kesulitan dalam hal menyusui.
Sedangkan
menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jateng, ada beberapa pihak yang dapat
memberikan dukungan kepada ibu menyusui. Beberapa pihak tersebut, antara lain :
Tenaga kesehatan :
Memberikan
informasi tentang keuntungan menyusui saat pemeriksaan kehamilan
Membantu kontak kulit/IMD ibu dan bayi segera setelah
bayi lahir
Membantu untuk mengenal tanda lapar bayi
Mengenalkan berbagai posisi menyusui
Mengecek pelekatan menyusui
Dukung ibu untuk melanjutkan
menyusui
Membantu mengatasi masalah menyusui
Yakinkan bahwa ASI yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi
selama 6 bulan pertama
Tidak mempromosikan produk-produk pelanggar kode WHO
yang dapat menghambat proses menyusui.
Fasilitas kesehatan :
Membuat kebijakan adanya kontak kulit segera/IMD dan
rawat gabung segera setelah bayi lahir
Melatih tenaga kesehatan untuk menjadi konselor menyusui
Tidak bekerjasama dan mempromosikan produk pelanggar
kode WHO yang dapat menghambat menyusui
Memastikan kebijakan berjalan dengan baik
Bekerja sama dengan komunitas pendukung menyusui untuk
membantu ibu menyusui setelah pulang dari faskes dan meningkatkan dukungan
pelayanan faskes.
Ayah :
Memastikan istri cukup istirahat
Membantu menyendawakan bayi setelah menyusu,
menggendong bayi, membantu memandikan dan mengganti popok bayi
Menemani bermain anak-anak yang lebih besar
Belanja dan memasak
Membelikan masakan kesukaan ibu
Menjadi tempat curhat istri
Banyak hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Tapi bila
mengingat banyaknya manfaat dari ASI, tentulah itu menjadi hal penting sebagai investasi
untuk generasi penerus kita. Berikut beberapa manfaat ASI :
ASI
dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu.
ASI
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
ASI
membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan ibu mereka.
ASI
membuat anak lebih cerdas
ASI
mengurangi risiko obesitas
ASI
menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik
Nutrisi
dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna dan lebih baik daripada
nutrisi dalam susu formula.
ASI
membantu ibu menurunkan berat badan.
ASI
mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker payudara dan indung telur.
ASI
membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga karena gratis.
Begitu
besar manfaat ASI, bahkan bisa mencegah stunting. Dengan menyusui merupakan
investasi besar untuk masa depan anak. Manfaat ASI jangka panjang adalah
menunjang kesehatan mental anak. Salah satu penelitian tahun 2010, anak-anak
yang disusui akan terhindar dari autisme, menarik diri dari pergaulan, gangguan
cara berpikir, kenakalan remaja dan sikap agresif. Selain itu, bayi akan jarang
sakit, memiliki SQ,EQ dan IQ lebih tinggi. Oleh karena itu, jika menginginkan
generasi yang hebat, salah satu nya adalah dengan menyusui dan tentunya
diimbangi dengan pola asuh yang tepat. Yuk dukung ibu sukses menyusui!!
DAFTAR
PUSTAKA
Sekarsari,
Bebby. 2016. 4 Tantangan Ibu Menyusui. www.1health.id tanggal 14 Oktober 2016
_____.2016.
5 Tantangan Ibu Menyusui. www.littlebaby.co.id tanggal 3 Februari 2016
Kementrian
Kesehatan RI. 2016. Berikan ASI Eksklusif Agar Anak Sehat dan Cerdas. www.depkes.go.id tanggal 5 Agustus 2016
Kementrian
Kesehatan RI. 2018. Pengetahuan dan Tekad Kuat Ibu Berdampak Pada Keberhasilan
Menyusui. www.depkes.go.id
tanggal 21 Agustus 2018
Kementrian
Kesehatan RI. 2016. Beri ASI Sampai 2 Tahun Untuk Wujudkan Keluarga Sehat. www.depkes.go.id tanggal 10 Agustus 2016
Kementrian
Kesehatan RI. 2018. Rahasia Anak Berkembang Optimal dan Tidak Mudah Sakit :
beri ASI Eksklusif dan Pola Asuh yang Tepat. www.depkes.go.id tanggal 20 Agustus 2018
Dewi,
Marsia. 2016. Hari-hari Awal Menyusui. https://aimi-asi.org tanggal 6 Oktober 2016
Fitria, Linda. 2018. Pekan ASI Sedunia 2018,
Mengulik Segudang Manfaat ASI Bagi Ibu dan Anak. www.grid.id tanggal 2 Agustus 2018
Iswandiari,
Yuliati. 6 Hal yang Wajib Anda Ketahui di Minggu Pertama Menyusui. www.hellosehat.com
Rezkisari, Indira. 2015. Tantangan Ibu
Menyusui. www.republika.co.id tanggal 12 Februari 2015
Andriani, Dewi. 2018. Kualitas ASI
Maksimal Jika Ibu Rileks dan Tidak Stress Saat Menyusui. https://m.bisnis.com tanggal 1 Agustus 2018
Kementrian Kesehatan RI. 2017.
Menyusui Dapat Menurunkan Angka Kematian Bayi. www.depkes.go.id tanggal 9 Agustus 2017
Tips
Jadi Ayah Baru dari facebook AyahAsi
Dukungan
Untuk Ibu Menyusui dari facebook AIMI Jateng
Kementrian Kesehatan
RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.
Anda masih ingat dengan nama-nama besar seperti voltaire, Sir Walter scott, Edgar Allan Poe, Frederic Chopin, Leanec, atau Anton Chekov? Dan Tahukah anda bahwa mereka tercatat meninggal karena terinfeksi penyakit tuberkulosis?
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Pada awal abad ke-19, penyakit ini menyerang benua eropa dan amerika dengan angka kematian ( mortalitas ) yang cukup tinggi yaitu 400 orang dari 100.000 penduduk. Sekarang, WHO tahun 2013 melaporkan bahwa tahun 2012 ada sekitar 8,6 juta orang mengidap TB, sekitar 75% berada di Afrika. Data juga mencatat 75% penderita TB adalah mereka yang berusia produktif secara ekonomi ( usia 15 -50 tahun ).
TB paru berkaitan dengan kasus kurang gizi. Seseorang
dengan berat badan kurang dari 35kg beresiko 4 kali lebih besar tertular TB.
Indek Massa Tubuh ( IMT ) kurang dari 18,5kg/m² memang cenderung mudah sakit. Dan
sebaliknya, TB dapat menyebabkan seseorang menderita kurang gizi. Ada
penelitian di India yang menunjukkan bahwa penderita TB 7 kali beresiko
mempunyai IMT kurang dari 18,5 kg/m². Bahkan penderita TB dengan IMT kurang
dari 17 kg/m² sering terkait dengan mortalitas. Jadi, gizi buruk dapat
meningkatkan insiden dan mortalitas TB dan sebaliknya TB dapat memperburuk
status gizi seseorang.
Pada
saat seseorang terdiagnosa TB, dalam tubuhnya mengalami perubahan metabolisme
untuk mengaktifasi sistem imun sebagai
respon terhadap infeksi kuman. Perombakan-perombakan sel ( katabolisme ) juga
meningkat. Adanya batuk kronis dalam waktu lama, bahkan bisa sampai batuk
darah, demam, sesak nafas, depresi dan
kelelahan. Diperparah juga dengan produksi dahak yang mengganggu jalan nafas
dan penurunan berat badan. Namun, nafsu makan justri turun bahkan hilang akibat
menurunnya konsentrasi leptin dalam darah.
Perubahan
metabolik yang juga terjadi adalah anabolic
block. Anabolik blok adalah kondisi dimana asam amino tidak dapat dibangun
menjadi susunan protein yang lebih komplek. Seperti yang kita tahu, protein
mempunyai fungsi yang sangat penting. Seperlima dari tubuh kita adalah protein.
Protein sangat berperan dalam kerja hormon, enzim, matrik sel dan sebagainya. Keberadaan
protein yang tidak bisa digantikan oleh zat gizi yang lain adalah fungsinya
sebagai pembangun dan pengatur sel-sel dan jaringan tubuh.
Jika tubuh tidak mampu memenuhi kebutuhan energi dari
asupan makanan maka ia akan mengambil dari cadangan yang berupa lemak. Dan jika simpanan
lemak tidak cukup maka kekurangan energi akan dipenuhi dari perombakan protein
yang berada dalam jaringan sel dan otot tubuh, termasuk otot pada jantung dan
saluran nafas. Jadi penderita TB cenderung berbadan kurus sebagai dampak dari
hiperkatabolisme dan peningkatan
metabolisme tubuh lainnya. Anoreksia atau kehilangan nafsu makan bukan
semata-mata sebagai faktor psikologis, tetapi perubahan kondisi fisik akan mempengaruhi
kemampuan makan penderita TB.
Kombinasi antara
pengobatan TB dan terapi nutrisi sangat diperlukan. Obat TB dikenal dengan OAT
atau Obat Anti Tuberkulosis, sementara terapi nutrisi ditetapkan dengan
mempertimbangkan kemampuan makan dan derajat
gizi buruk penderitanya. Insiden TB akan menurun dengan meningkatnya IMT.
Pemberian makan yang
berlebihan ( Overfeeding ) pada
penderita kurang gizi justru dapat memperburuk hipermetabolisme, meningkatkan
stres oksidatif dan meningkatkan komplikasi dan kematian. Ketika pasien mulai
makan, pola metabolisme berubah lagi dari lemak ke karbohidrat. Produksi
insulin meningkat, dan perubahan fisiologi lainnya yang bisa mengakibatkan
morbiditas dan mortalitas meningkat. Gangguan cairan, defisiensi vitamin,
aritmia jantung, gagal nafas dan jantung
kongestif sering dilaporkan selama proses refeeding ini.
Terapi gizi yang tepat dapat
memperbaiki respon imun dan mengembalikan fungsi organ-organ vital. Berat badan
akan berangsur-angsur normal seiring menghilangnya peradangan akibat infeksi
pada fase penyembuhan.
Terapi gizi juga
disesuaikan dengan keluhan penderita, apakah ada mual, anoreksia, sedang
menderita penyakit lain yang mengharuskannya menjalani diet atau terapi lain
seperti hipertensi, terapi insulin, kemoterapi dan sebagainya. Berapa banyak
makanan yang sanggup dihabiskan dalam paling tidak 5 hari terakhir. Apakah ada
pengurangan berat badan tanpa sebab yang disengaja dalam 3-5 bulan terakhir.
Berapa IMTnya. Penderita TB dengan IMT kurang dari 14 kg/m² beresiko sangat
tinggi untuk mengalami refeeding syndrom.
Secara umum kebutuhan
kalori untuk penderita TB sekitar 35-40 kkal/BBI/hari. Dengan komposisi
karbohidrat 45-65%, lemak 25-35% dan Protein 15-30%. Mikronutrien yang harus
diperhatikan adalah Retinol, Vitamin C, vitamin E, zat besi, zink, selenium dan
antioksidan. Kebutuhan cairan sekitar 25-35 ml/kg/hari.
Cara pemberian makannya
juga perlu disesuaikan. Dimulai dari makanan bertekstur encer kemudian
pelan-pelan konsentrasi ditingkatkan seiring hilangnya anoreksia dan
meningkatnya kemampuan makan.
Penderita TB dengan nafsu
makan yang baik dan tingkat asupan sekitar 75-100% dari kebutuhan perhari dapat
makan seperti biasa atau boleh jika menginginkan makanan lunak.
Apabila asupan baru
sekitar 50-75% sebaiknya diberi formula enteral tambahan seperti susu dalam
dietnya, untuk menambah asupan kalori tetapi tidak menyebabkan kelelahan makan.
Pilih makanan yang padat gizi seperti arem-arem, bubur kacang ijo, jus buah dan
sebagainya. Makanlah dalam porsi kecil tetapi sering. Tidak perlu terlalu
memaksa harus makan padat dalam jumlah besar, paling tidak terpenuhi 50%
kebutuhan perhari terpenuhi kemudian berangsur-angsur ditingkatkan sekitar
200-300 kkal setiap 3-4 hari sampai tercapai target yang ditetapkan.
Apabila penderita hanya
mampu makan kurang dari 50% kebutuhannya dalam waktu lebih dari 10 hari,
sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk memperbaiki asupannya. Tim terapi gizi
akan memberi penanganan yang tepat, apakan melalui terapi nasogastrik ( NGT )
atau nutrisi parenteral.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati”
DAFTAR
PUSTAKA
KEPMENKES
RI NOMOR HK.01.07/MENKES/393/2019
TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA
MALNUTRISI
PADA DEWASA, 2019
SHEBA
DENISICA NASUTION, MALNUTRISI DAN ANEMIA PADA PENDERITA TUBERKULOSIS, 2015
Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu/ kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehiduan dnegan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.( PMK no 65 tahun 2015). Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan secara sah legal dapat memberikan layanan tindakan fisioterapi ( promotif, preventif, kuratif dan rehailitatif) sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pasien
Fisioterapi pada paru atau biasa disebut dengan fisioterapi dada merupakan salah satu penanganan fisioterapi yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan saluran pernapasan. Fisioterapi pada paru tidak hanya diberikan dalam rangka membersihkan saluran pernapasan karena adanya dahak/ mukus, namun juga bagaimana mengembalikan fungsi paru agar dapat bekerja secara optimal dalam memenuhi kebutuhan tubuh, orang yang mengalami sakit paru merasakan mudah lelah dan mudah ngos-ngosan/ menggeh – menggeh, dengan mendapatkan tindakan dari seorang fisioterapis maka fungsi dari paru dapat dijaga dan dimaksimalkan.
Dalam
memberikan layanan fisioterapis akan selalu melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu guna menentukan tujuan dari terapi yang akan dilakukan dan menentukan
metode/modalitas/ peralatan yang digunakan. Pada kondisi penyakit paru
problematik/ pemasalahan yang sering dihadapi oleh fisioterapi diantaranya adalah pasien kesulitan saat
mengeluarkan dahak, dada terasa penuh, nafas menjadi tidak teratur ( perubahan
pola napas), rasa kaku dan tegang pada otot didada, dan juga pasien merasa
mudah lelah dan sesak saat beraktivitas.
Berikut beberapa latihan/tindakan yang digunakan dalam rangka mengatasi permasalahan yang sering dihadapi pasien paru. Pada kesempatan ini kami uraikan mengenai tehnik terapi untuk mengeluarkan dahak.
Postural
drainage
Postural drainage
merupakan salah satu tehnik
yang digunakan untuk mengalirkan sputum/ dahak yang berada di dalam paru agar
mengalir ke saluran pernapasan yang besar sehingga lebih mudah untuk
dikeluarkan. Tindakan ini dilakukan selama minimal 20 menit untuk satu bagian
lobus paru dan dilakukan pemeriksaan suara paru terlebih dahulu untuk
menentukan posisi yang tepat. Dilakukan sehari sebanyak 2 kali pada pagi dan
sore hari.
Tapotemen/perkusi
Teknik ini berupa tepukan
yang ritmis dan terah ke bagian paru, tujuannya adalah untuk menggetarkan paru
sehingga bila ada dahak yang lengket pada dinding saluran napas dapat terlepas
dan mengalir kesaluran napas yang lebih besar. Tapotemen biasanya dilakukan
bersamaan degan pemberian postural drainage. Tidak semua kondisi paru boleh
diberikan tapotemen / perkusi ada hal hal perlu diperhatikan dalam pemberian
tindakan ini diantaranya adanya suara mengi/ wheezing karena dapat menyebabkan keluhan
sesak semakin bertambah jika tidak dilakukan secara tepat, batuk darah karena
dapat menambah perdarahan. Ritme yang teratur dan frekuensi yang tepat menjadi hal yang harus dilakukan
tidak sekedar kerasnya tepukan yang diberikan ke dada baik dari depan maupun
dari belakang. Bila melakukan perkusi sebaiknya jumlah tepukan mencapai 25 kali
dalam 10 detik agar hasil lebih maksimal, selama 3-5 menit untuk tiap bagian dari paru paru.
Vibrasi
Vibrasi dengan
menggetarkan sangkar dada, diberikan setelah pemberian postural drainage dan
aplikasi tapotemen, vibrasi digunakan untuk meningkatkan dan mempercepat aliran
sekret di dalam paru. Vibrasi dilakukan pada saat pasien ekspirasi, dimana
sebelumnya pasien diminta tarik napas dalam kemudian saat ekspirasi diberikan
vibrasi sampai akhir ekspirasi. Dengan frekuensi 4-5 kali getaran.
Latihan
Batuk efektif
Latihan batuk efektif digunakan untuk mengeluarkan
dahak yang sudah terkumpul ke saluran pernapasan yang besar, setelah dilakukan
prosedur postural drainase, tapotemen dan vibrasi. Batuk efektif adalah tehnik
batuk yang diharapkan dapat mengeluarkan dahak, tidak seperti batuk pada
umumnya batuk efektif terbukti lebih bisa dan banyak mengeluarkan dahak.
Bagaimanakah cara melakukanannya, pertama ambil posisi duduk tegak atau
berdiri, kemudian tarik napas dalam sebanyak 3 kali kemudian bernapas dengan
pernapasan biasanya kemudian tarik napas dan batukkan sebanyak 2 kali secara
berturut turut tanpa ada jeda (dalam satu kali tarik napas kemudian dibatukkan
sebanyak 2 kali berturut turut tanpa jeda) . Batuk dilakukan 2 kali berturut
turut bertujuan untuk melepaskan perlengketan sputum/dahak pada saluran
pernapasan dan batuk yang kedua ntuk mengeluarkan mukus dari paru paru. Saat keluar dahak jangan lupa tutuplah mulut
dengan sapu tangan / tisu kemudian buang ke tempat sampah dan cuci tangan untuk
meminimalkan penularan.
Beberapa teknik tersebut diatas bisa dilakukan
secara teratur selama produksi mukus/ dahak masih banyak, namun menjadi kurang
efektif jika yang terjadi batuk kering.
Selamat
mencoba dan melakukan teknik tersebut.
Untuk lebih jelasnya bisa menghubungi Unit Fisioterapi
di RSP Respira.
Masih
ada permasalahan lain yang akan kita bahas namun akan kami lanjutkan pada
eposide selanjutnya diantaranya mengenai bagaimana melalukan latihan pernapasan
yang benar dan latihan untuk mengembalikan kemampuan paru yang mengalami
penurunan akibat sait paru paru.
Daftar
Pustaka
Barbara
A. Webber, Jenifer A, Pryor,Physiotherapy technique, Physiotherapy for
respiratory and cardiac problem, secong edition, churchill livingstone,
singapore 1998.
Badget,
D.;Casselbeny, C.: Chest Physiotheraphy in A Practical guide to Pediatric
Intensive Care 2nd Edition 1984.
Slamet
sumarno, Teknik fasilitasi dan strategi kontrol respirasi, Temu ilmiah
fisioterapi XIX, Yogyakarta 2004
Worjodiarjo,
M.: peran fisioterapi dalam penanganan penyakit obstruksi pada anak. Dalam
kumpulan naskah Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi
Segenap Manajemen dan Karyawan Karyawati RS Paru Respira mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1440H,MOHON MAAF LAHIR BATIN
Selamat datang di website kami dengan konsep minimalis namun interaktif.Semoga website RS Paru Respira Yogyakarta dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pelayanan & memberikan informasi secara cepat dan akurat pada masyarakat.