Berita

Ayo Dukung Ibu Sukses Menyusui

By : Nur Handayani, SKM

Penilaian keluarga sehat yang menjadi program Kementrian kesehatan terdiri dari 12 indikator. Salah satu indicator tersebut adalah bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI). Pada setiap tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia. Pada tahun 2019 ini Mengambil tema Pekan ASI Sedunia adalah “Empower Parents Enable Breastfeed”, sedangkan Kementrian Kesehatan Mengambil tema “Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui” dengan slogan “Ayo Dukung Ibu Sukses Menyusui”. Tujuan dari tema ini adalah demi menciptakan kesadaran bahwa menyusui bukan hanya tugas ibu, melainkan tugas kedua orangtua. Artinya, ayah juga wajib terlibat dalam membantu kenyamanan anak dan ibu menyusui. Selain itu, kampanye ini juga menekankan pentingnya kebijakan ramah keluarga agar memungkinkan pemberian ASI, serta membantu orangtua dalam mengasuh dan menjalin ikatan dengan anak-anak sejak awal kehidupan.

              Momentum Pekan Asi Sedunia merupakan salah satu upaya WHO dan UNICEF untuk mendukung ibu menyusui seluruh dunia. WHO mengkampanyekan bahwa ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi hingga berusia enam bulan. Sehingga WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif di enam bulan pertama kehidupan bayi dan dilanjutkan hingga berusia dua tahun atau lebih dengan dilengkapi makanan pendamping ASI (MPASI).

            ASI merupakan susu terbaik untuk bayi karena memiliki kandungan gizi lengkap; seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, serta vitamin. Berikut komposisi dari ASI:

  • ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula
  • Kolostrum

Kolostrum merupakan ASI yang keluar pertama kali pada 1-5 hari pasca melahirkan. Kolostrum yang berwarna kekuningan ini mengandung immunoglobulin A yang tinggi. Bayi yang baru lahir perlu mengeluarkan mekonium, yaitu tinja yang terakumulasi sebelum lahir untuk mengurangi risiko penyakit kuning. Kolostrum membantu proses ini dengan berperan sebagai cairan pencahar alami. Meski hanya beberapa tetes, kandungan ASI pertama yang sering disebut sebagai imunisasi pertama bayi ini juga memiliki kadar gula dan kadar lemak lebih rendah daripada ASI yang muncul kemudian.

  • Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula.

  • Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi

  • Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata

  • Karnitin

Kartinin yang terkandung dalam ASI memiliki peran membantu proses pembentukan energi. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh

  • Vitamin dan Mineral

ASI juga kaya akan vitamin dan mineral. Vitamin E berfungsi untuk ketahanan sel darah merah. Vitamin A untuk kekebalan tubuh dan pertumbuhan si kecil. Terdapat pula vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, C, dan asam folat yang berfungsi untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh. Untuk kandungan mineralnya, antara lain kalsium yang berfungsi untuk perkembangan tulang dan otot, serta mengandung zinc untuk membantu metabolisme

              Melihat kandungan ASI di atas, tentunya bisa diketahui bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik. Ada periode yang dinamakan 1000 hari pertama kehidupan, yaitu 270 hari selama dalam kandungan dan 730 hari pertama setelah bayi yang dilahirkan. Pada masa tersebut, merupakan periode emas yaitu masa dimana menentukan kualitas kehidupan. Karena pada saat itulah, terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dibanding usia lain. Nah, saat itulah anak mempunyai hak untuk mendapatkan ASI. Di Indonesia proporsi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 berada pada angka 34,5% dan pada tahun 2018 telah mengalami peningkatan menjadi 58,2%. Sedangkan Proporsi ASI eksklusif masih menurut Riskesdas 2018 berada pada angka 37,3%.

              Kalau menilai proporsi ASI eksklusif ternyata angka tersebut masih sangat kurang. Masih banyak orangtua di Indonesia yang menyepelekan hal menyusui padahal hal ini dapat memberi banyak manfaat untuk bayi bahkan membawa manfaat bagi ibu. Menurut Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, hal menyusui ini perlu diperbaiki karena menyangkut masalah masa depan negara. Anak yang lahir di Indonesia nantinya akan menjadi sumber daya manusia dan jika mereka tidak sehat, akan menjadi masalah bagi negara. Bahkan Presiden Jokowi juga menyatakan keprihatinannya karena masih ditemukan kasus stunting di Indonesia yang salah satunya karena kurangnya pemberian asi pada bayi. Menurut presiden, Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia unggul ke depan.  

              Menyusui bukanlah hal yang mudah, butuh dedikasi, usaha dan waktu. Selain itu juga butuh dukungan dari banyak hal. Dukungan dari ayah sebagai suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan mempunyai andil dalam keberhasilan ibu untuk menyusui. Itulah kemudian Kementrian Kesehatan menaruh isu penting pada Pekan ASI Sedunia tahun 2019 ini, yaitu Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui.  Kenapa ayah dikaitkan peran dalam keberhasilan menyusui? Pada saat menyusui untuk pertama kalinya, tidak semua bayi langsung pandai menyusu. Belum lagi bila ternyata saat harus menyusui, tetapi ASI nya belum keluar. Ini kemudian bisa menyebabkan ibu stress menghadapi situasi yang ada. Awal menyusui umumnya ibu lebih emosional. Bila ibu stress, justru akan memperburuk jumlah ASI yang dihasilkan. Dikutip dari Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Satu dari lima ibu memutuskan untuk berhenti menyusui karena kurangnya dukungan. Oleh karena itulah dalam proses menyusui, ibu perlu dukungan dari ayah dan keluarga.              

              Dikutip dari facebook AyahASI, ada beberapa tips “jadi ayah baru” untuk membantu ibu menyusui, antara lain :

  • Ikut mengasuh bayi
  • Membantu mengurus pekerjaan rumah tangga, misalnya bikin kopi sendiri, mencuci piring sendiri.
  • Saling bercerita, misal berkomunikasi antara ayah dan ibu tentang pengasuhan bayi
  • Bagi tugas jaga malam, misalnya bergantian waktu berjaga malam saat pengasuhan bayi antara ayah dan ibu, ayah bisa menyiapkan asi perahan untuk diberikan ke bayi saat si ibu kelelahan
  • Minta bantuan, misal ayah bisa meminta bantuan konselor ASI saat ibu ada kesulitan dalam hal menyusui.

Sedangkan menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jateng, ada beberapa pihak yang dapat memberikan dukungan kepada ibu menyusui. Beberapa pihak tersebut, antara lain :

  1. Tenaga kesehatan :
  • Memberikan informasi tentang keuntungan menyusui saat pemeriksaan kehamilan
  • Membantu kontak kulit/IMD ibu dan bayi segera setelah bayi lahir
  • Membantu untuk mengenal tanda lapar bayi
  • Mengenalkan berbagai posisi menyusui
  • Mengecek pelekatan menyusui
  • Dukung ibu untuk melanjutkan menyusui
  • Membantu mengatasi masalah menyusui
  • Yakinkan bahwa ASI yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi selama 6 bulan pertama
  • Tidak mempromosikan produk-produk pelanggar kode WHO yang dapat menghambat proses menyusui.
  • Fasilitas kesehatan :
  • Membuat kebijakan adanya kontak kulit segera/IMD dan rawat gabung segera setelah bayi lahir
  • Melatih tenaga kesehatan untuk menjadi konselor menyusui
  • Tidak bekerjasama dan mempromosikan produk pelanggar kode WHO yang dapat menghambat menyusui
  • Memastikan kebijakan berjalan dengan baik
  • Bekerja sama dengan komunitas pendukung menyusui untuk membantu ibu menyusui setelah pulang dari faskes dan meningkatkan dukungan pelayanan faskes.
  • Ayah :
  • Memastikan istri cukup istirahat
  • Membantu menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi, membantu memandikan dan mengganti popok bayi
  • Menemani bermain anak-anak yang lebih besar
  • Belanja dan memasak
  • Membelikan masakan kesukaan ibu
  • Menjadi tempat curhat istri

Banyak hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Tapi bila mengingat banyaknya manfaat dari ASI, tentulah itu menjadi hal penting sebagai investasi untuk generasi penerus kita. Berikut beberapa manfaat ASI :

  • ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu.
  • ASI meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
  • ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan ibu mereka.
  • ASI membuat anak lebih cerdas
  • ASI mengurangi risiko obesitas
  • ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik
  • Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna dan lebih baik daripada nutrisi dalam susu formula.
  • ASI membantu ibu menurunkan berat badan.
  • ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker payudara dan indung telur.
  • ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga karena gratis.

Begitu besar manfaat ASI, bahkan bisa mencegah stunting. Dengan menyusui merupakan investasi besar untuk masa depan anak. Manfaat ASI jangka panjang adalah menunjang kesehatan mental anak. Salah satu penelitian tahun 2010, anak-anak yang disusui akan terhindar dari autisme, menarik diri dari pergaulan, gangguan cara berpikir, kenakalan remaja dan sikap agresif. Selain itu, bayi akan jarang sakit, memiliki SQ,EQ dan IQ lebih tinggi. Oleh karena itu, jika menginginkan generasi yang hebat, salah satu nya adalah dengan menyusui dan tentunya diimbangi dengan pola asuh yang tepat. Yuk dukung ibu sukses menyusui!!

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sekarsari, Bebby. 2016. 4 Tantangan Ibu Menyusui. www.1health.id tanggal 14 Oktober 2016
  2. _____.2016. 5 Tantangan Ibu Menyusui. www.littlebaby.co.id tanggal 3 Februari 2016
  3. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Berikan ASI Eksklusif Agar Anak Sehat dan Cerdas. www.depkes.go.id tanggal 5 Agustus 2016
  4. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pengetahuan dan Tekad Kuat Ibu Berdampak Pada Keberhasilan Menyusui. www.depkes.go.id tanggal 21 Agustus 2018
  5. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Beri ASI Sampai 2 Tahun Untuk Wujudkan Keluarga Sehat. www.depkes.go.id tanggal 10 Agustus 2016
  6. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Rahasia Anak Berkembang Optimal dan Tidak Mudah Sakit : beri ASI Eksklusif dan Pola Asuh yang Tepat. www.depkes.go.id tanggal 20 Agustus 2018
  7. Dewi, Marsia. 2016. Hari-hari Awal Menyusui. https://aimi-asi.org tanggal 6 Oktober 2016
  8.  Fitria, Linda. 2018. Pekan ASI Sedunia 2018, Mengulik Segudang Manfaat ASI Bagi Ibu dan Anak. www.grid.id tanggal 2 Agustus 2018
  9. Iswandiari, Yuliati. 6 Hal yang Wajib Anda Ketahui di Minggu Pertama Menyusui. www.hellosehat.com
  10. Rezkisari, Indira. 2015. Tantangan Ibu Menyusui. www.republika.co.id tanggal 12 Februari 2015
  11. Andriani, Dewi. 2018. Kualitas ASI Maksimal Jika Ibu Rileks dan Tidak Stress Saat Menyusui. https://m.bisnis.com tanggal 1 Agustus 2018
  12. Kementrian Kesehatan RI. 2017. Menyusui Dapat Menurunkan Angka Kematian Bayi. www.depkes.go.id tanggal 9 Agustus 2017
  13. Tips Jadi Ayah Baru dari facebook AyahAsi
  14. Dukungan Untuk Ibu Menyusui dari facebook AIMI Jateng

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.

Sharing is caring!

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tetap Sehat dan Bugar di Bulan Puasa

By : Nur Handayani, S.KM Tidak Terasa, kita sudah akan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Persiapan apa nih yang sahabat …

Menyambut Hari Tuberkulosis Sedunia: Tantangan dan Tips Berpuasa bagi Pasien Tuberkulosis selama Bulan Ramadan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari, S.KM Tuberkulosis berada di peringkat ke-13 sebagai penyebab kematian, sementara termasuk …

Emang Ada TB Kelenjar ? Ada Dong

Oleh : Susilawati, SKM TBC Kelenjar itu apa ya?   TBC Kelenjar adalah Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium …

Kerentanan Penularan HIV-AIDS Pada Ibu Rumah Tangga

Oleh: Nur Handayani, S.KM HIV, yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menargetkan …

PIAGAM PENGHARGAAN

PIAGAM PENGHARGAAN PANRB SEBAGAI UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK KATEGORI “PELAYANAN PRIMA 2023”

Mengenal Nyamuk Wolbachia: Mitra Tersembunyi dalam Pengendalian Penyakit

Oleh : Arifah Budi Nuryati, SKM Implementasi Wolbachia pertama kali dilakukan di Yogyakarta, Indonesia, oleh World Mosquito …