Berita

Ibu Menyusui dan Bekerja

By : Nur Handayani, SKM

Menyusui langsung adalah dambaan seorang ibu untuk anaknya. Karena saat itulah terjadi kedekatan erat (bonding) antara ibu dan anaknya. Prinsip ASI adalah keluar berdasarkan permintaan (demand) dan persediaan (supplai). Semakin sering menyusui dan memerah semakin banyak produksi ASI ibu. Pada ibu yang keseharian, menyusui langsung dapat dilakukan. Tapi Bagaimana pada ibu bekerja?

            Awalnya ibu bekerja dapat menyusui secara langsung saat masih cuti melahirkan. Nah setelah masuk kerja kegiatan menyusui langsung tidak dapat dilakukan. Akan tetapi ibu bekerja tetap menyusui dengan cara yang berbeda saat bekerja. Untuk tetap dapat memberikan ASI, ibu harus memerah ASI. Memerah ASI dapat menggunakan tangan langsung dengan teknik pijatan. Tapi Sekarang sudah dipermudah dengan bantuan alat pompa ASI. Alat pompa ASI sendiri ada yang manual dan elektrik sehingga memudahkan ibu yang bekerja.

            Proses menyusui bukanlah perkara yang mudah. Butuh dedikasi, usaha dan waktu. Baik ibu yang sehari-hari dirumah maupun ibu yang bekerja masing-masing butuh perjuangan untuk memberikan ASI untuk anak bayinya. Makanya ibu menyusui sering disebut “pejuang ASI”. Pada ibu bekerja tidak leluasa menyusui langsung seperti pada ibu yang kesehariannya dirumah. Ibu bekerja dapat menyusui dengan memberikan asi perah. Ibu bekerja harus meluangkan waktu di sela-sela jam kerja untuk memompa ASI. Hasilnya berupa ASI perah dapat dikemas dan disimpan sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi.

            Ada beberapa tantangan dalam pemberian ASI pada ibu bekerja. Antara lain : harus menyisihkan waktu di sela-sela jam kerja untuk memompa ASI, apakah ada dukungan dari lingkungan dan tempat kerja apakah ada ruangan khusus untuk memompa ASI, apakah ada waktu untuk memompa ASI, apakah ada tempat penyimpanan ASI yang sudah dipompa, apakah rekan kerja bisa memahami dan memberikan toleransi terhadap ibu yang menyusui yang harus meluangkan waktunya disela-sela bekerja untuk memompa ASI, apakah ada privasi untuk melakukan tersebut.

            Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif telah memberi aturan bahwa kantor pemerintah dan swasta harus mendukung program ASI eksklusif dan memberikan fasilitas ruang laktasi sehingga ibu menyusui bisa memerah ASI. Jadi sekarang ibu bekerja dipermudah untuk dapat memerah ASI. Nah, ada baiknya seorang calon ibu mulai belajar tentang menyusui dan manajemen penyimpanan ASI hingga pemberian ASI. Sehingga untuk ibu yang keseharian di rumah maupun bekerja, akan lebih baik persiapannya saat waktu menyusui tiba.

            Setelah melahirkan, ibu bisa rutin memerah ASI dan menyimpannya di kulkas, sehingga ibu tetap bisa memberikan ASI Eksklusif dengan cara memberikan bayi ASI Perah (ASIP). Begitu mulai bekerja, ibu juga dianjurkan untuk terus rutin memerah di tempat kerja. Memerah ASI juga bermanfaat bagi ibu yang tidak bekerja di luar rumah. Memiliki ASIP akan membantu, misalnya saat ibu mendadak harus bepergian, atau sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Dengan rutin memerah ASI, ibu juga membantu payudara untuk menghasilkan lebih banyak ASI. Semakin sering ASI dikeluarkan dari payudara ibu, maka payudara akan semakin gencar memproduksi ASI. Jadi, kunci utama untuk bisa menghasilkan ASI yang cukup adalah dengan sering mengeluarkan ASI baik dengan menyusui bayi secara langsung atau dengan memerah ASI.

            Ibu bekerja dapat membuat jadwal rutin memerah ASI. Rutinitas memerah saat sudah bekerja inilah yang sebetulnya berperan besar dalam menjaga stok ASIP ibu. Kalau memerah nya sudah rutin dengan jadwal dan interval rutin, maka hasil perahan akan menjadi stabil dan cukup untuk bayi. Kalau hasil perahan stabil, tidak perlu terjadi kejar tayang, dan ASIP selalu dalam sirkulasi yang ideal, baik yang ada di freezer maupun di kulkas. Jangan lupa jaga mood ibu saat memerah karena memerah bisa menjadi hal yang sangat membosankan.

            Untuk penyimpanan ASI, ibu bisa menggunakan botol kaca maupun kantong plastik yang memang khusus diperuntukkan untuk menyimpan ASI. Baik botol kaca maupun kantong ASI mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing. Akan tetapi botol kaca yang paling direkomendasikan. Botol kaca sifatnya tahan lama sehingga ibu dapat menggunakannya berulang dan jangka panjang. Mengisi botol dengan ASIP sebaiknya tidak lebih dari ¾ botol untuk menghindari tutup botol terbuka atau botol pecah saat ASIP membeku. Jika tidak mendapatkan botol kaca, ASIP dapat disimpan dalam plastik khusus ASIP maupun botol plastik BPA free dengan tutup rapat (bukan dot terbuka). Pada protocol 8 dari Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) lama (sebelum direvisi akhir 2017) ada saran bahwa penggunaan plastik penyimpanan ASI disarankan untuk periode penyimpanan maksimum 3×24 jam atau 3 hari dan disarankan untuk tidak dibekukan karena penyimpanan dengan plastic atau bahan yang todak solid cenderung membuat nutrisi yang menempel atau tertinggal pada permukaan palstik. Protokol 8 dari Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) 2017  tidak menuliskan secara spesifik periode keamanan ASIP dalam plastik. Namun, ada beberapa bagian dalam protocol yang menjelaskan bahwa kandungan ASIP dinilai aman jika disimpan kurang lebih 3 bulan. Studi membuktikan bahwa kadar lemak, protein dan kalori ASIP mulai menurun pada ASIP yang disimpan 90 hari atau lebih diabanding ASIP yang segar. Keasaman  ASIP juga sudah berubah setelah disimpan selama 3 bulan, yang berpotensi mengubah bau dan rasa ASIP. Kadar vitamin E biasanya cukup stabil dalam ASIP beku, namun vitamin C yang merupakan elemen antibodi biasanya berkurang setelah 1-1,5 bulan penyimpanan.

ASIP dapat digabungkanbila ASIP yang ada pada dua botol berbeda adalah hasil perahan dalam jarak maksimal 24 jam atau satu hari yang sama. Selain itu, kedua botol ASIP tersebut harus sudah memiliki suhu yang sama. Jika ibu sudah menyimpan satu botol ASIP yang diperah pada pagi hari di kulkas, maka pada sesi memerah berikutnya sebaiknya perah ASI pada botol terpisah, untuk disimpan juga di dalam kulkas. Beberapa jam kemudian, ASIP pada botol pertama dapat digabungkan dengan botol kedua, yaitu  setelah keduanya memiliki suhu yang sama.

ASIP yang paling ideal adalah yang paling baru diperah atau segar, karena kandungannya paling mendekati kebutuhan bayi dan kualitasnya lebih baik dibandingkan yang sudah disimpan lebih lama. Namun, jika ibu memiliki cukup banyak stok ASIP, metode LIFO (Last In First Out) dapat digabungkan dengan metode FIFO (First In First Out). Pemberian label tanggal dan jam pada botol ASIP penting dilakukan untuk memudahkan saat memberikan ASIP untuk bayi.

Pemberian ASIP kepada bayidilakukan setelahASIP yang ada di dalam kulkas dikeluarkan lalu direndam dengan air hangat. Jika ASIP berada di freezer, maka sebaiknya ASIP diturunkan ke kulkas bawah pada satu malam sebelumnya, sehingga dapat mencair secara perlahan dan keesokan harinya pengasuh dapat merendam botol ASIP di air hangat saat akan memberikan ASIP untuk bayi. Hindari memanaskan ASIP di atas kompor atau dengan microwave karena akan merusak kandungannya dan terlalu panas untuk bayi.

Media pemberian ASIP yang ideal adalah cangkir. Gunakan cangkir yang kecil untuk bayi yang masih kecil, dan dapat menggunakan cangkir yang lebih besar seiring dengan bertambahnya umur bayi. Selain itu sendok atau pipet juga dapat digunakan (umumnya untuk bayi baru lahir). Penggunaan botol dot tidak dianjurkan karena sangat berpotensi membuat bayi mengalami bingung puting. Penggunaan dot juga meningkatkan resiko bayi terkena diare karena lebih sulit untuk dicuci dan disterilkan. Resiko lain penggunaan dot antara lain mengganggu kesehatan gigi dan mulut, resiko radang telinga serta menghambat perkembangan wicara.

Ibu yang bekerja disarankan untuk mengajarkan memberikan ASIP kepada orang yang akan mengasuh bayi selama ibu tidak bersama bayi. Waktu yang tepat adalah saat bayi sedang tenang, tidak mengantuk dan tidak dalam kondisi terlalu haus, sehingga bayi tidak rewel dan menangis. Posisi bayi agak ditegakkan atau setengah duduk dan ditopang dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memegang cangkir. Cangkir ditempelkan ke bibir bawah mulut bayi, sehingga bayi akan belajar menjilat dan meminum ASIP-nya dengan perlahan-lahan. Hindari menuangkan ASIP ke mulut bayi agar bayi tidak tersedak. Mulailah latihan sejak jauh hari, sehingga pengasuh dan bayi mendapat lebih banyak kesempatan untuk menemukan kondisi yang nyaman dalam memberikan ASIP dan meminum ASIP.

Berikut tips Ibu bekerja untuk tetap menyusui

  • Pahami hak Anda sebagai ibu bekerja

Secara hukum, Anda memiliki hak untuk menyusui (jika Anda membawa bayi Anda ke kantor) dan/atau memompa di tempat kerja.

  • Pilih metode yang ternyaman dan tercepat untuk memerah

Sekitar dua minggu sebelum ibu berencana untuk kembali bekerja, pelajari metode yang paling sesuai dengan ibu. Apakah akan memerah dengan tangan, atau memerah dengan alat pompa manual atau memerah dengan alat pompa elektrik. Untuk alat pompa elektrik pun pilih yang nyaman buat ibu.

  • Buat Jadwal Memompa ASI/menyusui
  • Simpan di freezer

Sebelum berangkat kerja, pompa dan simpan persediaan kecil ASI di freezer. ASI yang telah dibekukan kehilangan beberapa enzim pelindung dan antibodi yang hadir dalam susu segar. Namun, ASI yang didinginkan masih memiliki lebih banyak antibodi dan gizi lebih tepat untuk bayi daripada susu formula, sehingga aman dan boleh-boleh saja untuk memberikan si kecil stok susu simpanan, khususnya jika Anda tidak mampu memompa banyak dalam beberapa hari. Pastikan untuk melabel botol susu dengan nama Anda serta tanggal dan jam berapa Anda memompa susu.

  • Kenakan pakaian yang mudah untuk dibuka
  • Untuk memudahkan memompa, kenakan bra menyusui. Bra jenis ini memungkinkan Anda untuk memompa “lepas tangan” — tanpa harus memegangi botol — sehingga Anda masih mampu mengerjakan hal lainnya di saat bersamaan.
  • Siapkan di malam sebelumnya

Persiapkan dan kemas semua perlengkapan memompa ASI yang Anda butuhkan di malam sebelumnya: alat pompa bersih, kotak pendingin untuk menyimpan stok ASI perah, sikat untuk mencuci botol dan pompa, botol susu bersih, bra menyusui cadangan, tisu basah dan kering, dan suplemen menyusui (opsional). Anda juga ingin membawa pompa tangan manual untuk cadangan.

  • Jangan lupa juga untuk menyiapkan tas bayi terpisah untuk perlengkapan bayi Anda jika Anda membawanya ke kantor, ke tempat penitipan anak, atau untuk bawaan pengasuhnya. Siap sedia stok ASI perah di kulkas untuk makan bayi di rumah sementara Anda bekerja di kantor.

            Penjelasan di atas cukuplah untuk pengetahuan ibu menyusui ya. Jadi tidak ada alasan lagi bagi ibu bekerja untuk tetap menyusui. Semangat “Pejuang ASI”.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sekarsari, Bebby. 2016. 4 Tantangan Ibu Menyusui. www.1health.id tanggal 14 Oktober 2016
  2. _____.2016. 5 Tantangan Ibu Menyusui. www.littlebaby.co.id tanggal 3 Februari 2016
  3. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Berikan ASI Eksklusif Agar Anak Sehat dan Cerdas. www.depkes.go.id tanggal 5 Agustus 2016
  4. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pengetahuan dan Tekad Kuat Ibu Berdampak Pada Keberhasilan Menyusui. www.depkes.go.id tanggal 21 Agustus 2018
  5. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Beri ASI Sampai 2 Tahun Untuk Wujudkan Keluarga Sehat. www.depkes.go.id tanggal 10 Agustus 2016
  6. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Rahasia Anak Berkembang Optimal dan Tidak Mudah Sakit : beri ASI Eksklusif dan Pola Asuh yang Tepat. www.depkes.go.id tanggal 20 Agustus 2018
  7. Dewi, Marsia. 2016. Hari-hari Awal Menyusui. https://aimi-asi.org tanggal 6 Oktober 2016
  8. Prawindarti, Lianita. 2017. Manajemen ASI Perahan. https://aimi-asi.org tanggal 3 Januari 2017
  9. Iswandiari, Yuliati. 6 Hal yang Wajib Anda Ketahui di Minggu Pertama Menyusui. www.hellosehat.com
  10. Rezkisari, Indira. 2015. Tantangan Ibu Menyusui. www.republika.co.id tanggal 12 Februari 2015
  11. Andriani, Dewi. 2018. Kualitas ASI Maksimal Jika Ibu Rileks dan Tidak Stress Saat Menyusui. https://m.bisnis.com tanggal 1 Agustus 2018
  12. Kementrian Kesehatan RI. 2017. Menyusui Dapat Menurunkan Angka Kematian Bayi. www.depkes.go.id tanggal 9 Agustus 2017

Sharing is caring!

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tetap Sehat dan Bugar di Bulan Puasa

By : Nur Handayani, S.KM Tidak Terasa, kita sudah akan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Persiapan apa nih yang sahabat …

Menyambut Hari Tuberkulosis Sedunia: Tantangan dan Tips Berpuasa bagi Pasien Tuberkulosis selama Bulan Ramadan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari, S.KM Tuberkulosis berada di peringkat ke-13 sebagai penyebab kematian, sementara termasuk …

Emang Ada TB Kelenjar ? Ada Dong

Oleh : Susilawati, SKM TBC Kelenjar itu apa ya?   TBC Kelenjar adalah Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium …

Kerentanan Penularan HIV-AIDS Pada Ibu Rumah Tangga

Oleh: Nur Handayani, S.KM HIV, yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menargetkan …

PIAGAM PENGHARGAAN

PIAGAM PENGHARGAAN PANRB SEBAGAI UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK KATEGORI “PELAYANAN PRIMA 2023”

Mengenal Nyamuk Wolbachia: Mitra Tersembunyi dalam Pengendalian Penyakit

Oleh : Arifah Budi Nuryati, SKM Implementasi Wolbachia pertama kali dilakukan di Yogyakarta, Indonesia, oleh World Mosquito …