Berita

Mengidap TBC, Bukanlah Akhir dari Segalanya

Oleh : Arifah Budi Nuryani., S.K.M

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ lain dalam tubuh seperti ginjal, tulang, dan otak. Penyakit ini dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, sehingga dapat menular kepada orang lain.

Meskipun TBC merupakan salah satu penyakit menular yang paling umum dan mematikan di dunia, namun bukan berarti terdiagnosis TBC adalah akhir dari segalanya.  TBC dapat menyebabkan kematian, namun penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan yang tepat. Faktanya, pengobatan TBC sangat efektif dan sebagian besar pasien TBC dapat diobati dengan sukses dan sembuh sepenuhnya  dan hidup sehat seperti biasanya setelah proses pengobatan yang tepat.

Pertama-tama, penting untuk diketahui bahwa Pengobatan TBC biasanya melibatkan kombinasi obat-obatan antibiotik yang harus diminum secara tepat dan teratur. Pengobatan TBC biasanya melibatkan konsumsi antibiotik selama minimal 6 bulan. Pada awalnya, pasien mungkin perlu minum beberapa jenis antibiotik sekaligus, tetapi setelah beberapa minggu atau bulan, dokter dapat mengurangi jumlah antibiotik yang diberikan. Setelah 6 bulan pengobatan, pasien biasanya diperiksa kembali untuk memastikan bahwa bakteri TBC telah hilang dari tubuh.

Ketika TBC didiagnosis dan diobati tepat waktu, tingkat kesembuhan yang tinggi. Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan TBC membutuhkan kedisiplinan dan kesabaran. Pasien harus mematuhi jadwal pengobatan dan minum obat secara teratur, bahkan jika mereka merasa lebih baik setelah beberapa minggu. Pengobatan yang tepat dan selesai sangat penting untuk menghindari resistensi antibiotik dan memastikan kesembuhan yang optimal.

Pada kenyataannya, penyembuhan TBC memang tidak selalu mudah dan dapat memakan waktu. Selama masa pengobatan, seseorang mungkin mengalami efek samping dari obat-obatan seperti mual, muntah, dan sakit kepala. Tetapi, ini bukan berarti pengobatan TBC tidak berhasil.

Beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk melalui masa pengobatan TBC. Bantuan psikologis, dukungan keluarga, dan perhatian medis sangat penting selama masa pengobatan. Dokter atau tenaga medis yang terlibat dalam perawatan pasien TBC juga memastikan bahwa pasien memahami betul mengenai kondisinya dan menjelaskan tentang tindakan pencegahan agar tidak menulari orang lain.

Sayangnya, terkadang pengobatan TBC dapat menjadi lebih sulit karena bakteri TBC yang resisten terhadap antibiotik standar. Ini disebut TBC resisten obat atau TB-RO. Pengobatan TB-RO membutuhkan waktu lebih lama dan memerlukan penggunaan antibiotik yang lebih kuat. Namun, meskipun pengobatan TB-RO memerlukan usaha yang lebih besar, tingkat kesembuhan tetap cukup tinggi jika pasien mematuhi pengobatan yang diresepkan oleh dokter.

Selain pengobatan, pencegahan TBC juga sangat penting. Orang yang terinfeksi TBC dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dengan menghindari kontak dekat dengan orang lain, menutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan.

Ketika seseorang didiagnosis dengan TBC, sangat penting untuk tidak menyerah dan terus berjuang melawan penyakit ini. Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan dari dokter dan keluarga, kesembuhan dari TBC sangat mungkin terjadi.

Dalam kesimpulannya, TBC bukan akhir dari segalanya. Pengobatan yang tepat dan selesai, pencegahan, serta dukungan yang memadai dari tenaga kesehatan dan keluarga dapat membantu seseorang sembuh sepenuhnya dari penyakit ini dan hidup seperti biasanya.  Namun sekali lagi, sangat penting untuk memulai pengobatan TBC secepat mungkin dan mematuhi jadwal pengobatan secara teratur untuk memastikan kesembuhan yang sukses. Oleh karena itu, jika seseorang didiagnosis dengan TBC, jangan menyerah dan teruslah berjuang untuk kesembuhan.

Sharing is caring!

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tetap Sehat dan Bugar di Bulan Puasa

By : Nur Handayani, S.KM Tidak Terasa, kita sudah akan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Persiapan apa nih yang sahabat …

Menyambut Hari Tuberkulosis Sedunia: Tantangan dan Tips Berpuasa bagi Pasien Tuberkulosis selama Bulan Ramadan

Oleh : Shukhalita Swasti Astasari, S.KM Tuberkulosis berada di peringkat ke-13 sebagai penyebab kematian, sementara termasuk …

Emang Ada TB Kelenjar ? Ada Dong

Oleh : Susilawati, SKM TBC Kelenjar itu apa ya?   TBC Kelenjar adalah Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium …

Kerentanan Penularan HIV-AIDS Pada Ibu Rumah Tangga

Oleh: Nur Handayani, S.KM HIV, yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menargetkan …

PIAGAM PENGHARGAAN

PIAGAM PENGHARGAAN PANRB SEBAGAI UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK KATEGORI “PELAYANAN PRIMA 2023”

Mengenal Nyamuk Wolbachia: Mitra Tersembunyi dalam Pengendalian Penyakit

Oleh : Arifah Budi Nuryati, SKM Implementasi Wolbachia pertama kali dilakukan di Yogyakarta, Indonesia, oleh World Mosquito …